Oh My sister tuyul part 8
Seorang pria melangkah menuju ke sebuah rumah. Kedua tangannya di kaitkan ke belakang seakan tengah mengendong sesuatu yang tak tampak wujudnya.
Namun berbeda dengan Mala, gadis itu seakan menatap lekat pria itu. Dia seakan melihat sesuatu yang bahkan orang tak dapat melihatnya. Sosok anak kecil dengan wujud yang sangat mengerikan tengah digendong seorang pria mengelilingi kompleks rumahnya.
Mala tahu, pria itu adalah tetangganya sendiri. Tetangga yang selalu membuatnya ketakutan setiap malam. Semenjak tetangga barunya pindah Mala hampir tidak bisa tidur setiap malam. Dia selalu mendengar hal-hal aneh dari rumah tetangganya itu.
"Non? Sudah malam, sebaiknya non Mala masuk ke rumah." Mala mengganggu kepada Bibi asisten rumah tangganya. Mala adalah gadis yang baru saja menyelesaikan kuliahnya beberapa bulan yang lalu. Dia kini tengah mencari pekerjaan yang cocok dengannya.
"Aku ingin bicara denganmu." Sosok pemuda tiba-tiba saja muncul dari balik dinding rumahnya.
"Ke-ken? Ap-apa yang kau lakukan di sini?" tanyanya gugup.
"Sudah lama tak bertemu, Adik? Apa kau tidak merindukan Masmu ini?"
Mala menarik tangan Ken ke halaman belakang rumahnya. Takut jika ayah dan ibunya melihat Kakak kandungnya menemuinya.
"Mas, ngapain datang tiba-tiba ke jakarta?" tanyanya. Tangannya menggenggam erat tangan Ken.
"Apa Masmu ini ngga boleh nemuin adiknya sendiri?"
"Buka seperti itu, bagaimana kalau mama sama papa tahu mas ada di sini?"
"Mala! Sayang!" Suara panggilan Ibu Mala membuatnya panik setengah mati. Segera dia menyuruh Ken untuk bersembunyi di belakang halaman rumahnya dulu.
"Iya Ma, sebentar." teriak Mala. "Mas jangan ke mana-mana tunggu Mala di sini dulu." Mala melangkah meninggalkan Ken di halaman belakang rumah.
Angin bertiup pelan, sesuatu membuat Ken menoleh ke sebuah rumah tak jauh dari halaman milik Mala. Dia menatap sebuah rumah, dan merasakan hal aneh ada di dalam rumah itu. Seorang wanita tengah berdiri sembari menyusui seorang anak kecil. Tapi itu bukanlah anak kecil, melainkan sesosok mahluk yang sangat dia kenal.
"Memet," gumangnya.
Ken segera melangkah, ingin mendekati rumah itu namun, sebuah tangan ramping menghentikan langkahnya.
"Mas mau ke mana?"
"Mas cu-"
"Cuma apa? Sudah berkali-kali Mala bilang tak usah berhubungan dengan mahluk-mahluk seperti itu."
Ken menghela napas pelan, dia sangat tahu adiknya ini sangat membenci jika dia berhubungan dengan mahluk gaib. Tapi, dia tidak bisa mengingkari hal ini jika dia sudah diberi amanah untuk menjaga mahluk itu. Semenjak Mala diadopsi dan dibawa ke Jakarta saat dia kecil membuat Ken harus hidup sendiri dengan Embahnya di desa. Semua itu karena dia di tunjuk sebagai penganti Embahnya itu.
Mala dan Ken sama-sama memiliki kelebihan. Namun, prinsip mereka sangat bertolak belakang.
"Mas sebenarnya ada perlu apa mau sampai datang ke Jakarta?"
Mata Ken masih menatap ke arah rumah itu, dan bahkan dia mengabaikan pertanyaan Mala.
"Mas!"
"Mahluk itu berbahaya Mala, dia berbeda dari tuyul lainya. Ternyata dia ada di sini, pantas saja Mas tidak menemuinya di mana-mana"
Mala memutar bola matanya ke atas merasa jengah dengan tingkah Kakak laki-lakinya ini.
"Persetan dengan mahluk itu, Mala tidak mau berhubungan dengan mahluk-mahluk mengerikan seperti itu."
Mala mengajak Ken untuk masuk setelah dia melihat mobil ibu dan ayahnya telah berjalan meninggalkan rumah. Ibunya dan ayahnya akan pergi ke luar kota malam ini, jadi dia dapat membawa ken masuk ke dalam rumah.
Di dalam rumah, Mala membawakan berbagai makanan dan minuman yang ada di dalam kulkas.
"Sebenarnya mas ada perlu apa mau nemuin mala?"
"Sebenarnya Mas mau minta tolong sama Mala. Salah satu teman Mas tengah tertimpa kesulitan dan yang bisa membantunya hannyalah Mala." Sembari duduk menyilang kaki dan tangannya. Wajah tampan dan rupawan itu tampak begitu manis dengan blangkon Jawa di kepalanya.
"Bantuan? Tentang Tuyul lagi?"
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top