Oh My SISTER : tuyul part 6
Jakarta 2015.
"Pagi Ma, pagi Pa" Rudi turun dari tangga dan menyapa kedua orang tuanya yang tengah menyantap sarapan pagi mereka.
Mereka berdua tersenyum ke arah, anak laki-laki satu-satunya itu.
Rudi memang tidak pernah bagun siang. Rudi termasuk anak yang rajin dan penurut sehingga membuat kedua orang tua Rudi semakin bangga.
Setelah kematian Runi anak perempuan mereka kini hanya Rudi yang mereka miliki. Tinggal di rumah yang megah dan memiliki segala kemewaan yang menyimpan sejuta duka setelah kematian anak perempuan mereka. Membuat Orang tua Rudi sering pergi keluar negri ya, mereka juga memiliki Rumah di sana.
Bisnis ayahnya Rudi juga berkembang pesat di sana sehingga mereka lebih memilih tinggal di sana.
"Oh iya sayang Mama sama Papa mau ke malaysia lagi. Kamu ngga apa-apa kan Mama sama Papa tinggal lagi"
Rudi meletakan sendok makanya di atas piring sembari tersenyum kepada Mamanya.
"Gak apa-apalah Ma, Rudi kan sudah besar lagian Rudi juga nanti bakal pergi sama Tomy lagi"
"Mama ini, Rudi sudah dewasa Ma bukan anak kecil yang dulu, kalo kita tinggal pasti mewek" Ayah Rudi mengambil secangkir susu hangat dan meminumnya.
"Yasudah, Mama mau beres-beres dulu kamu habiskan sarapanmu,"
Keluarga Arlangga adalah keluarga pengusaha kaya raya bahkan setelah kematian anak perempuan mereka kekayaan mereka bahkan bertambah pesat. Kekayaan yang tidak akan habis tuju turunan itu di dapatkan dari perusahaan dan bisnis milik keluarga Arlangga. Namun, tidak ada yang tahu di balik bisnis dan perusahaan mereka itu tersimpan rahasia yang bahkan tidak seorangpun yang tahu.
Setelah menghabiskan makanannya Rudi kembali melangkah menuju kamaranya. Langkahnya terhenti sejenak saat melihat kamar Runi terbuka dilihat ibunya yang tengan duduk di ranjang kamar Runi dia menangis memeluk foto Runi.
"Maafkan Mama Nak," air mata Rianti ibu Rudi tak terbendung lagi ketika dia mengingat anak perempuanya itu.
"Ma, Mama kenapa?" Rudi mendekati ibunya yang masih larut dalam kesedihan yang mendalam.
"Ma, sebenarnya apa yang terjadi pada Runi, Rudi tahu Mama menyembunyikam sesuatu," ibu Rudi tercengang mendengarkan perkataan Rudi. Dari mana Rudi tahu jika dia menyembunyikan sesuatu.
Rianti ibu Rudi mentapa sendu anakanya dia tidak tahu bagaimana caranya menjelaskan apa sebenarnya yang terjadi pada saudara perempuanya.
"Ma, Rudi mohon Mama ceritakan. Bagaimanapun Rudi harus tahu, Ku mohon Ma,"
Rianti menangis histeris di pelukan Rudi. Dia menceritakan semuanya, semua yang terjadi pada mereka .
Saat itu hujan lebat menguyur sebuah gubuk kecil kilat di ikuti suara menggelegar. Rianti dan Randi ayah dan ibu Rudi tengah duduk menghadap seorang dukun berjenggot panjang dia memakai baju serba hitam di hadapnya tungku kecil yang mengeluarkan asap. Bau kemenyan yang mnyengat sengaja di bakar tungku itu di kelilingi kembang tuju rupa. Dukun itu terlihat sedang membacakan mantra dan kemudian membuka matanya.
"Dia meminta anak yang ada pada istrimu. Sebagai gantinya dia akan memberika Tuyul untukmu."
Raut wajah Randi dan Rianti berubah mereka saling beradu pandangan. Rianti mengcengram perutnya seakan dia tidak ingin memberika apa yang Dukun itu bilang.
"Sudah banyak penderitaan yang kita jalani. Aku tidak ingin kehilangan anakku," tangan Randi menyentuh tangan dingin Rianti.
"Kalian akan memiliki dua anak kembar, lagi pula dia akan mengambil anakmu ketika dia berumur 18 tahun.
Kau harus ingat Randi ketika harga dirimu diijak-injak karena kau miskin, Ayahmu mati karena dituduh mencuri dan ibumu mati karena serangan jantung. Sekarang kau terlilit hutang jika kau tidak membayarnya kau akan di penjara istrimu akan dijual oleh juragan iblis itu. Apa kau tega melihat tangan-tangan kotor mereka menjamah tubuh istrimu yang sedang mengandung,"
Mata Randi membelalak dia terlihat berfikir keras. Tangan yang awalnya mengengam lembut istrinya kini semakin erat gengamanya.
"Aku tidak ingin semua itu terjadi, tapi aku juga tidak ingin kehilangan anakku. Apa tidak bisa aku saja yang jadi pengantinya?"
"Tidak bisa, dia menginginkan anakmu anak laki-lakimu,"
"Baiklah, apa yang harus aku lakukan sekarang"
"Pergilah ke alas gobang desa karangjati kau akan bertemu dengan Tuyul yang akan menjadi jodohmu"
Tangisan Rianti pecah ketika Suaminya menyetujui persyaratan dukun itu untuk menjadikan anak laki-lakinya menjadi tumbal. Dia sudah melakukan segalanya untuk mengahalangi suaminya itu. Keadaan yang menjadi sulit dan mencekik mereka secara perlahan membuat suaminya menutup mata hatinya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top