Oh, my SISTER: tuyul part 2



Jakarta, 2015.



Hari yang sangat melelahkan bagi rudi, dia harus mengerjakan seluruh tugas osis di sekolahnya bahkan dia baru pulang ke rumah tepat jam 7 malam.
Untung saja ayah dan ibunya sedang liburan merayakan ulang tahun pernikahan mereka jadi dia tidak akan kena marah.

Dengan tubuh yang lemas dan lesu Rudi menaiki tangga menuju kamarnya. Tepat saat Rudi ingin membuka pintu kamar dia teringat sesuatu, Rudi tersenyum dan berbalik menuju kamar Runy.

Saat pulang tadi dia mampir sebentar ke toko untuk membeli buku Diary dia ingat Runi sangat senang menulis sehingga dia pikir Runi akan senang ketika dia memberikannya Buku Diary.

Walau terkadang Rudi kasar dan terlihat tidak peduli dengan saudara kembarnya itu tapi jauh di lubuk hatinya dia sangat menyayangi Runi. Hanya saja Rudi sangat tidak menyukai perilaku-perilaku Runi yang aneh.

Rudi mengetuk pintu kamar Runi, tapi tidak ada jawaban dari Runi.

"Runi? Dek?" Sesekali Rudi memanggil-manggil Runi suaranya terdengar sangat jelas.

"Runi, Kakak masuk ya." Dengan rasa khawatir Rudi membuka pintu kamar Runi sekalian memastikan dia sudah tidur atau tidak ada di kamar.

Tapi, saat Rudi masuk dia tidak mendapati Runi di kamarnya, Ke mana dia pergi .
Rudi melangkah mendekati meja belajar Runi dan meletakan buku Diary yang dia beli tadi. Buku berwarna merah jambu itu terlihat bagus dan cocok untuk Runi.

"Hmm, mungkin dia sedang pergi ke warung," gumang rudi ketika melihat tas Runi yang tergantung di dinding, itu tandanya dia sudah pulang dari sekolah.
Dia menuliskan memo kecil di atas buku Diary itu berharap ketika Runi pulang dia akan tahu jika itu darinya.

To My sister.

sebuah kalimat tertulis indah di secarik kerta di atas buku Diary itu. Rudi menatap Foto Runi yang terpampang di atas meja belajarnya, Runi terlihat cantik dan Manis ketika tersenyum dia adalah adik Rudi tapi mengapa Rudi merasa sangat jauh dengannya.
Jauh..., sampai Rudi merasa dia tidak bisa menggapai Runi.

"Pranggg!" Sebuah suara yg mengejutkan Rudi, suara itu berasal dari gudang yg letaknya tak jauh dari kamar Runi.
Rudi segera keluar dari kamar Runi dan pergi menuju gudang.

"Kau sedang apa?"

"....."

"Apa yang kau lakukan adik kecil?"

"....."

Langkah kaki Rudi tiba2 saja berhenti mendengar suara dari balik pintu gudang. Suara Runi, mengapa dia ada di gudang dan, dia sedang berbicara dengan siapa. Rudi mendekati pintu gudang itu dan mendengarkan Runi sekali lagi.

"Kau ingin mencuri? Kenapa?"

"....."

"Jangan! Turunkan benda tajam itu, itu bisa melukaiku"

"..."

Rudi terperanjat ketika Runi mengatakan itu dia langsung membuka pintu dengan keras sampai terdengar pintu terbanting.

"Kakak?"

Mata Rudi membulat sempurna ketika melihat adiknya menggenggam pisau di tangannya.

"Apa yang kau lakukan di sini Runi"

"Singkirkan benda itu!" segera mendekati Runi dan merebut pisau yang ada di tangan Runi lalu membuangnya.

"A-aku se-"

"Sudahlah, sekarang pergi ke kamarmu dan jangan pergi ke mana-mana!"

Runi hanya mengangguk dan melangkah pergi meninggalkan gudang. Rudi lalu mengunci gudang itu dan menyimpan kuncinya berharap Runi tidak akan memasuki gudang itu lagi. Dia kemudian memasuki kamarnya dan berbaring di ranjangnya sambil mengetik pesan untuk mamanya di ponselnya.

Ma, kapan mama dan papa pulang ?

Terkirim.

"Prakkkk!!" Suara itu terdengar lagi di dalam gudang suara itu kembali mengejutkan Rudi segaralah Rudi keluar dari kamar dan menuju gudang. Dia sangat terkejut ketika melihat pintu gudang yang ia kunci kini terbuka.

"Runi!, bukankah sudah ku bilang jangan keluar dari kamar!"

"Kakak?" Rudi menoleh ke belakang dan terperanjat ketika melihat Runi keluar dari kamarnya.

"Itu adik kecil" lengan Runi terangkat dan menunjuk ke gudang.

Tiba-tiba pintu gudang terbuka perlahan dan...,

"
"
"

BERSUBANG......

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top