Part One

Di sebuah lorong yang gelap, tampak seorang anak laki-laki yang sedang berjalan dengan perlahan. Dia memperhatikan keadaan di sekitarnya. Sepi, sunyi, dan gelap. Suasana mencekam terasa dengan begitu jelas. Hanya ada sinar bulan yang menemani perjalanannya.

Tak lama kemudian, terdengar suara lolongan anjing dari kejauhan. Setelah itu, terdengar suara langkah kaki seseorang yang mendekat ke arahnya dan terdengar sangat jelas. Perlahan, suara itu semakin mendekat. Anak laki-laki itu, berjalan lebih cepat. Namun, langkah kaki itu juga terdengar lebih cepat.

Semakin cepat anak laki-laki itu melangkah, semakin cepat juga langkah kaki itu mengikutinya. Anak laki-laki itu pun berlari, walaupun dia tahu kalau orang itu juga akan berlari. Sampai akhirnya, dia berhenti di depan sebuah rumah tua. Langkah kaki itu tetap mengikutinya. Anak laki-laki itu berlari masuk ke dalam rumah tersebut.

Begitu dia masuk ke rumah itu, suara langkah kaki yang mengikutinya langsung menghilang. Suasana mencekam kembali terasa olehnya. Dia memperhatikan keadaan rumah tersebut. Gelap, sunyi, dan menyeramkan. Sesekali terdengar suara lolongan anjing dan burung hantu yang membuat suasana tambah menyeramkan. Tak lama kemudian, pintu di belakangnya tertutup secara tiba-tiba.

Angin bertiup kencang melalui jendela yang terbuka lebar, hujan turun dengan sangat deras, petir juga bergemuruh dengan keras. Keadaan rumah yang tanpa penerangan, ditambah kilat yang menyambar, membuat suasana menjadi lebih mencekam. Anak laki-laki itu kembali memperhatikan keadaan rumah tersebut, dan menemukan sebuah tangga yang mengarah ke lantai atas.

Dari lantai atas, terdengar suara seseorang yang memainkan piano dengan lembut. Anak laki-laki tersebut menjadi penasaran dan menaiki tangga tersebut. Begitu sampai, dia disambut oleh suara piano yang mengalun merdu.

Dia melihat sebuah pintu ruangan yang terbuka sedikit, sehingga membuat cahaya di dalam ruangan itu memancar keluar. Dia mengintip ke dalam melalui celah pintu itu, dan melihat seorang gadis yang sedang menekan tuts piano dengan lembut.

Dia mencoba menyapa gadis itu, tapi gadis itu tidak mendengarnya dan terus memainkan pianonya. Gadis itu tampak sedang berkonsentrasi dengan permainan pianonya. Tiba-tiba, lampu diruangan tersebut mati, tapi suara piano tersebut masih terdengar sangat jelas.

Anak lelaki tersebut mencari tombol untuk menyalakan lampu ruangan itu, sedangkan gadis itu sepertinya masih memainkan pianonya. Begitu dia menyalakan lampu ruangan itu, gadis itu tidak ada lagi ditempatnya, tapi piano itu masih mengeluarkan suara. Kemudian, terciumlah bau bunga lavender dari arah belakang badannya.

Anak lelaki itu berbalik dan menemukan gadis itu berdiri didepannya dengan wajah tertunduk. Anak lelaki itu mencoba bicara dengannya, tapi gadis itu tidak memberi respon. Tiba-tiba piano tersebut berhenti mengeluarkan suara. Keadaan menjadi sangat sunyi dan mencekam.

Gadis itu mengatakan sesuatu, tapi tidak terdengar jelas oleh anak lelaki tersebut. Anak lelaki itu meminta gadis itu untuk mengulangi perkataannya. Gadis itu mengangkat kepalanya dan menunjukkan senyuman layaknya seseorang yang haus darah. Pisau tiba-tiba muncul ditangan gadis itu.

Anak lelaki itu melangkah mundur karena ketakutan, tapi gadis itu malah berjalan mendekatinya dengan perlahan.

"Mati...."

Anak lelaki yang mendengar kata tersebut bertambah ketakutan. Dia segera berlari melewati gadis itu dengan cepat. Dia berlari menuruni tangga menuju pintu rumah tersebut dan mencoba membuka pintu itu. Tapi sekeras apapun dia mencoba, pintu itu tetap tidak bisa terbuka.

Langkah kaki gadis tersebut terdengar menggema diseluruh rumah, walaupun gadis itu berjalan dengan sangat pelan. Anak lelaki itu terus berusaha membuka pintu rumah tersebut, tapi gagal. Aroma lavender yang semakin kuat menambah ketakutannya. Tak lama kemudian, suasana menjadi sangat tenang. Tak ada suara langkah kaki yang terdengar, tak ada suara piano yang dimainkan.

Bulu kuduk anak lelaki tersebut berdiri, perasaan takut sudah menyelimuti dirinya. Cuaca diluar rumah tersebut juga masih sangat buruk. Kilatan petir masih terlihat menyambar. Suara guntur juga masih terdengar dengan sangat jelas. Lalu, terdengar suara cekikikan kecil dari belakang anak lelaki tersebut. Anak lelaki itu menoleh ke belakang dengan perlahan dan......






























































"Baaaa!!!!!"

"Wargh!!"

BoBoiBoy menoleh ke arah Ochobot yang terjatuh dari atas kursi karena mendengar cerita seram dari Gopal.

"Aduh, sakit sekali." ucapnya sambil mengusap pantatnya yang kesakitan. BoBoiBoy berjalan menghampirinya dan membantu Ochobot untuk berdiri. "Kau ini, Ochobot. Makanya, lain kali berhati-hati." ucap BoBoiBoy sambil menasehati Ochobot "Baiklah, baiklah." ucapnya sambil mengerutu. "Hah, Gopal, cepat lanjutkan ceritanya." ujar Ochobot. "Baiklah" ucap Gopal.

"Gadis itu muncul di belakang anak lelaki tersebut dan masih memegang pisau di tangannya. Anak lelaki itu mundur beberapa langkah ke belakang, namun terhenti oleh pintu dibelakangnya. Gadis itu mengangkat wajahnya dan menatap anak lelaki itu dengan tatapan menakutkan. Gadis itu melangkah dengan perlahan menuju arah anak lelaki itu." ucap Gopal.

Ochobot nampak makin tertarik dengan cerita hantu yang Gopal ceritakan itu. "Pisau yang dipegang gadis tersebut diarahkan ke arah anak lelaki itu. Dan, gadis itu langsung menusukkan pisau itu menuju jantung anak lelaki tersebut. Anak lelaki itu mati seketika dan gadis itu, tersenyum menatap anak lelaki itu. Lalu, gadis itu langsung menghilang tanpa meninggalkan jejak apapun. Tamat." kata Gopal.

"Lah? Gitu doang? Gak seru amat"ujar Ochobot. "Ya memang kayak gitu ceritanya, Ocho. Mau gimana lagi?" ucap Gopal sambil menghabiskan Ice Coco Spesialnya. "Ya harusnya anak lelaki itu juga jadi hantu dan ikut menghantui tempat itu bersama hantu gadis itu." ujar Ochobot.  "Hmm, bisa saja sih. Sebab, yang kudengar dari ayahku, ada bunyi seperti anak-anak yg sedang bermain di halaman rumah itu, tapi tidak terlihat satupun sosok anak kecil di sana. Jadi, ayahku pikir kalau anak lelaki itu menjadi hantu dan berteman dengan gadis hantu itu. Ya, itu sih kata ayahku."

Ochobot berpikir sesaat. Lalu kemudian dia memikirkan hal aneh yg biasanya tidak akan terpikirkan, bahkan oleh Gopal. "Bagaimana kalau kita melakukan ritual?" "hah, ritual apa? Ritual pemanggilan hujan waktu malam minggu? Emang kita jomblo apa?" (A: nah, sadar juga loe, Gopal. Gopal: kejam banget loe, thor) Ochobot menepuk dahinya. "Tentu saja ritual pemanggilan hantu, Gopal. Kita panggil hantu cewek itu dan kita lihat, apa dia menyeramkan seperti yang dikatakan orang-orang".

" Jangan aneh-aneh! Terakhir kalian lakukan ritual itu di sekolah, kalian kena demam tinggi selama tiga hari". Timpal BoBoiBoy. "Ah, Kak BoBoiBoy, ayolah. Kita lakukan bersama. Kakak jadi bisa melindungi kami dari hantu cewek itu. Boleh ya, kak? Boleh ya?" ujar Ochobot sambil memelas pada BoBoiBoy.

BoBoiBoy berpikir sesaat dan melihat kembali ke adiknya itu yang masih memasang Puppy eyes. "Ergh..... Hah, baiklah. Aku temani, tapi udah itu langsung pulang. Jangan kemana-mana lagi, oke?" Ochobot dengan mata berbinar-binar menganggukkan tangannya. "Siap Kapten!". Dan itulah awal dari perjalanan mereka......

To be continue......

Hallo Minna!!!!! Maaf sudah membuat kalian menunggu lama! Jujur, Author tidak bermaksud seperti itu. Wattpad Author agak bermasalah. Ceritanya tidak bisa dibuka. Jadi, Author minta maaf pada kalian semua.

Selain itu, Cerita Author yang " My Sweet Brother" akan lambat update(udah dari lama sih-,-#plak:v) karena Author kehabisan ide dan perlu pasokan ide baru yang segar. Jadi, jika Para Readers punya saran atau kritik, katakan saja. Author terima semuanya kok^-^

Btw, Author mau buka QnA untuk ditanyakan pada Author maupun yang lainnya. Akan Author jawab semampuku. (Hali: Bilang aja karena QnA yang pertama gak berjalan bagus jadi pengen adain QnA ulang. Au:Tau aja lu, Hali :v)

Jadi, berikan pertanyaan kalian di kolom komentar. Oke, sampai jumpa di Chapter berikutnya(kalau masih ada kesempatan dan kalau paket Author udah ke isi lagi :v)

Dah Minna!!!!

AUTHOR SESE ROGER AND OUT

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top