Bab I - Chapter 10

BAB I : TODAY TODAY
Ch 10 - Part of Me is Repeatedly Given
.
.

Canggung.

Keempat remaja yang terdiri dari dua laki-laki dan dua perempuan itu saling menatap dengan awkward tatkala Yoshida mengabaikan perkataan Yoru dan lebih memilih memesan makanan untuknya dan untuk Denji.

Kesal. Yoru sangat tidak suka Yoshida mengabaikannya untuk kesekian kali. Namun, sebelum kepribadian jahat Asa Mitaka itu mengeluarkan protes, dia ditahan oleh Yuko.

Katanya, "Yoshida sudah izin buat nggak ikut kursus hari ini. Terus katanya, kebetulan saja lagi pengen lihat-lihat ikan." Yuko beralasan, dia turut berbohong seolah dapat mengerti pola pikir Yoshida. Yuko lalu mengedipkan matanya, sedang sang lelaki mengangguk setuju.

"Lihat-lihat ikan?" Denji menaikkan sebelah alis matanya. Sepertinya dia mulai paham dengan situasinya sekarang. "Hiro, jangan bilang kamu menguntit aku?"

Boom! Firasat Denji tepat sasaran. Tetapi sang empunya panggilan nama Hirofumi itu tidak kehilangan ekspresi tenangnya. Dia tertawa kecil. Lalu kembali menampilkan senyumannya kepada Denji.

"Hanya kebetulan," jawabnya, "Aku juga mau melihat-lihat aquarium ini. Tidak boleh?"

"Hu-uh." Denji berdehem. Tidak tahu harus menjawab laki-laki bersurai hitam itu dengan kalimat apa.

Raut wajah bingung Denji lalu berubah ketika dia melihat pelayan datang bersama dengan makanan. Sekarang menu yang ada di atas meja bertambah dengan adanya sushi dan takoyaki.

Denji terlihat tidak sabaran. Dia tampak semangat. Barangkali karena jarang-jarang dia bisa makan di restoran yang lumayan. Yoshida sih tersenyum-tersenyum saja. Dia akan ikut senang kalau lelaki manis ini senang.

Sementara Yoru menatap Denji dan Yoshida dengan geram. Yang seharusnya jadi fokus Yoshida itu dirinya. Cewek paling cantik dan kuat yang tahan banting tidak seperti Asa (menurutnya).

Yoru yakin dia bisa berdiri di samping Yoshida suatu saat nanti. Biar dia yang jaga Asa saat Yoru atau Yuko sedang tidak sedia.

Namun, ketika sudah tidak ada lagi perempuan yang berani beri atensi kepada seorang Hirofumi Yoshida, variabel lain yakni Denji malah mengacaukan kesempatan Yoru. Contohnya seperti sekarang ini. Menyebalkan.

"Yoruuu~ Kok kamu cemberut gitu? Ayo sini mam aku suapin. Aaa...." Tepung tempura nori itu mengenai bagian bawah bibir Yoru. Seketika Yoru menatap tajam kepada sang perempuan yang berani-beraninya menyuapi.

Dia menyambut nori goreng tepung itu dengan mulutnya sampai memakan jari-jemari Yuko. Wajahnya terlihat ganas dan Yuko agak tersentak sewaktu ujung jarinya tergigit.

Yoshida melirik ke arah mereka sekilas lalu kembali melihat Denji yang bersiap untuk memakan sushi. Sebelum Denji sempat mengambil sumpit di piringnya, alat makan itu tiba-tiba saja diambil oleh Yoshida.

Yoshida tersenyum jahil, katanya, "Kalau kamu mau makan sushi ini, izinkan aku menyuapimu sekali."

Akan tetapi, Denji tidak menggubris gombalan Yoshida. Dia melihat lelaki itu dengan tampang seolah mengatakan 'kau orang aneh' kemudian memakan sushi dengan tangan kosong.

Yep, double date aneh ini tidak berjalan dengan lancar.

***

"Yuko, temani aku bayar di kasir," pinta Yoshida. Ia mengeluarkan dompetnya yang terlihat tebal. Orang yang dipinta pun mengangguk. Lagipula dia juga bertanggung jawab karena sudah menerima uang dari Yoshida.

Mereka berdua pergi beranjak dari meja, meninggalkan Yoru dan Denji seorang. Yoru memicingkan matanya ke arah Denji, sedangkan Denji memandangnya dengan malas.

"Kau itu sudah kencan sama Yuko kok masih cari-cari perhatian sama Hirofumi?" tanya Denji. Agaknya sedikit penasaran juga.

"Aku nggak kencan sama Yuko!" bantah Yoru. Tetapi kontradiksi dengan ekspresi mukanya, muncul semburat merah halus di pipi.

Denji pun terkekeh. Dia akhirnya tersenyum jahil. "Aku punya teman sepertimu. Katanya tidak suka tapi akhirnya mau juga."

"Nggak mungkin," Yoru lagi-lagi membantah, "Perempuan mana bisa sama perempuan."

"Ah, masa?" Denji semakin memprovokasi untuk mendapatkan reaksi dari Yoru.

Yoru terlihat marah. Perempuan dengan mata spiral itu kemudian bangkit berdiri. "Ah, bacot! Aku mau pulang duluan saja!" tukasnya. Dia lalu mengambil tas tentengnya dan beranjak pergi dari situ.

"Eh, Yoru, tungg-"

Terlambat, perempuan berambut hitam panjang itu sudah hilang, keluar dari pintu depan restoran. Denji tidak bisa berkata apa-apa. Apa segitunya perempuan itu benci dengan dia? Aneh banget.

"H-halo?"

Tidak lama setelah perginya Yoru, seorang perempuan yang identik masuk ke dalam restoran. Denji kemudian mengalihkan pandangannya kepada sang gadis yang mendekatinya dengan sedikit ragu. Maniknya membulat.

Aku baru sadar kalau Asa dan kembarannya memakai baju yang sama.

"Denji...." Perempuan yang diketahui identitasnya sebagai Asa itu terlihat canggung.

"Umm, anu, maaf aku ke kamar kecilnya lama sampai kalian sudah selesai makan begini," katanya. Berbohong.

Asa kemudian melirik ke arah Yoshida dan Yuko yang tengah membayar di kasir. Seolah enggan melihat Denji. Agaknya karena ia malu mengingat interaksi Yoru dengannya sebelumnya.

"Asa... soal kencan kita, maaf udah ninggalin." Denji membuka suara walau Asa masih enggan melihatnya. Lelaki itu melanjutkan, "Kau tahu? Kalau bukan karena Hirofumi atau Yuko, kita mungkin tidak akan janjian untuk bertemu lagi di sini. Kita harus berterima kasih dengan mereka."

"Iya, ya." Asa tersenyum kecil. Yuko memang selalu suportif padanya dan tanpa disangka, Yoshida juga turut serta dalam kelancaran kencan ini.

Ditinggal pergi oleh Denji di tengah-tengah penjelasannya mengenai biota laut memang menyebalkan. Dan Yoru yang mengambil alih tubuh Asa untuk menguras uang yang didapat Yuko juga meresahkan. Akan tetapi....

***

Hari ini ternyata tidak begitu buruk.

Denji dan aku berbaikan.

Yoshida tetap tenang seperti biasanya. Meski begitu aku senang karena dia tidak pernah sekalipun mengungkit hal-hal yang memalukan.

Aku juga makan enak, meski pemandangan Yoru yang memakan hewan mati itu menjijikan buatku. Tempura nori restoran ini sangat enak.

Ya, hari ini bukan hari terbaik, namun setidaknya aku bisa merasa senang.

Kemudian... Yuko... ciuman pertamaku adalah dengan Yuko.

***

"Oke, semua sudah dibayar." Yuko berkata dengan wajah berseri. Dia dan Yoshida lalu kembali ke meja mereka untuk menemui Denji dan Asa.

"Oh-" Yuko memerhatikan penampilan perempuan di samping Denji. Dia tersenyum lebar. "Asa, sudah balik?"

Lantas yang dipanggil Asa itu sedikit menundukkan wajah. Menyembunyikan muka yang memerah. Dia mengangguk pelan.

"Iya," jawab Asa dengan singkat yang kemudian tangannya langsung digandeng oleh Yuko. Membuatnya agak salah tingkah.

"Mau pulang sekarang?" Perempuan dengan rambut pendek itu bertanya sambil mendekatkan muka. Asa sontak memalingkan wajahnya yang semakin semerah tomat.

"B-boleh," Asa menjawab. Sambil tengannya membalas gandengan tangan Yuko. Dia tersenyum kikuk. Jantungnya berdebar begitu kuat sampai ingin meledak saja rasanya.

Untuk sesaat dia memerhatikan penampilan Yuko. Apa ada perempuan yang bisa secantik dan sekeren ini? Baik dan sesemangat ini? Demikian Asa menyimpan pertanyaan-pertanyaan retoris itu salam lubuk hatinya.

"Kalian sudah mau pulang?" Pertanyaan dari Yoshida sontak membuyarkan lamunan Asa.

Demikian, Asa memberanikan dirinya untuk melihat mata gelap milik sang lawan bicara. Yang dulu bahkan tidak berani dia tatap kalau dia sedang tidak menjadi Yoru.

"Kami mau pulang duluan, Yosh. Terima kasih sudah mau repot-repot perkara kencanku sama temanmu," jawabnya yang membuat mata Yoshida melebar sedikit. Ini kali pertama seorang Asa Mitaka memanggil dia dengan nama di hadapannya langsung.

Dia sudah mau lebih terbuka, ya, baguslah.

"Iya. Kalian berdua hati-hati di jalan," balas Yoshida sambil tersenyum simpul.

Denji pun demikian. Dia bangkit dari kursinya kemudian saling memberi fist bump dengan Yuko.

"Kapan-kapan ayo nongkrong kayak gini lagi," usul Denji yang dibalas dengan anggukan dari ketiga remaja lainnya.

"Terus, Asa... kalau misalnya kamu mau kencan lagi. Aku selalu siap dengan kesempatan kedua." Denji melanjutkan, sambil tangannya membuat peace sign dan dia tersenyum kalem.

Asa mengiyakan, mukanya memerah lagi.

Misi kencan di aquarium ini berakhir gagal namun sangat sukses.

.
.
TBC

-BAB 1 : TAMAT-

===📱===

(bonus)

Om Kishibe :
"Yoshi...."

Yoshida :
"P, kenapa?"

Om Kishibe :
"Ini kamu ngapain sampai ngabisin setengah juta?"

Yoshida :
"Traktir doi."

Om Kishibe :
"Masalahnya kamu pakai kartu kredit tambahan dari saya???"

Yoshida :
"😁😁😁"

Om Kishibe :
"Dasar ponakan tidak jelas."

Om Kishibe :
"Hari ini kamu nggak latihan Judo juga?"

Yoshida :
"Hah, tahu dari mana?"

Om Kishibe :
"Menurutmu?"

Yoshida :
"Jangan percaya aduan Bu Quanxi, om. Beliau bohong. Aku datang latihan kok sama Bang Seigi."

Om Kishibe :
"aKu dAtAnG LaTihAn koK. Apanya yang datang, kamu aja sibuk tRaKtiR dOi. Makin ke sini makin banyak bolos aja kamu."

Yoshida :
"Capek. Mau healing sama dia saja."

Om Kishibe :
"Dasar anak muda zaman sekarang."

Yoshida :
"Ngaca."

Om Kishibe :
"...."

Om Kishibe :
"Ngomong-ngomong, sejak kapan kamu punya pacar? Bukannya dari dulu tidak pernah punya, ya?"

Yoshida :
"Masih calon."

Om Kishibe :
"🤦🏻‍♂️🤦🏻‍♂️🤦🏻‍♂️ Ya ampun."

Yoshida :
"Ngaca (2)."

Yoshida :
"Mending daripada om bujang lapuk."

Yoshida :
"Sepuluh tahun mengejar yang tidak mungkin, wkwkwk."

Yoshida :
"Terus sekarang kepala udah lebih dari empat tapi masih gagal move on."

Yoshida :
"...."

Yoshida :
"Yah, benaran diblok."

===📱===

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top