Kebersamaan FAMN
Budayakan VOTE sebelum membaca yuk 😂😂😂
Btw, bisikin typo ya. Gia mah suka salah-salah ... 😂
oOo
Faris-Adam-Mahesa-Novan.
Sedikit bercerita, mereka berempat sudah bersahabat cukup lama sehingga sudah hapal sifat dan karakter masing-masing. Meski memiliki karakter yang berbeda, mereka tetap bisa saling melengkapi satu sama lain. Faris, Adam, Mahesa dan Novan, mereka menamai diri mereka dengan sebutan FAMN! Untung saja Faris bukan berawalan huruf D, andai saja namanya Daris. Pasti nama mereka kalau digabung akan menjadi .... (?)
FAMN! Ya, mereka adalah FAMN.
Pertama adalah Faris Kautsar. Lelaki berdarah sunda ini sering dipanggil 'Paris' oleh keluarganya. Itu sebabnya Adam senang meledek typo pada nama Faris. Faris lahir di tahun yang sama dengan ketiga sahabatnya yakni 1988. Di antara anggota FAMN, Faris itu paling muda yaitu lahir bulan Desember. Selain itu, Faris juga paling tinggi, tingginya 184 centimeter. Salah satu hal yang menjadi ciri khasnya adalah ia memiliki kumis tipis dan matanya yang belo. Tatapannya sanggup menghipnotis lawan bicaranya, terutama wanita. Satu lagi, meski Faris bukan penyanyi namun ia memiliki suara yang bagus.
Kedua, Adam Rich. Ia adalah pewaris tunggal The Rich Company, hobi main basket juga mengaku sudah kaya dan kece dari lahir. Ia pernah mengikuti audisi boyband namun gagal di babak final. Di antara mereka berempat, Adam Rich yang paling ‘banyak cincong’ namun kehadirannya mampu mewarnai persahabatan FAMN. Lahir tanggal 29 Februari yang membuat ia bertemu tanggal lahirnya hanya di tahun kabisat. Tingkat kepercayaan dirinya sangat akut sehingga cenderung membanggakan diri sendiri dan menganggap remeh lawan bicaranya. Saat ini ia berstatus jomblo karena begitu mencintai kebebasan sehingga ia kencan dengan wanita yang berbeda setiap harinya —yang Adam sebut sebagai selir. Untuk masalah ketampanan jangan ditanya, seperti ketiga sahabatnya yang lain, Adam Rich memiliki fisik yang tampan, ia juga merasa pantas mendapat julukan badboy and playboy high class.
Ketiga, Mahesa Ramaditya Hasan. Terlahir dari keluarga pembisnis tidak menjadikan Mahesa ikut berbisnis juga. Ia memilih bekerja dan mengejar kariernya dari pada meneruskan bisnis Bahan Kue milik kedua orang tuanya yang sudah banyak membuka cabang dan tersebar di seluruh Indonesia. Saat ini ia menjabat sebagai manager di tempatnya bekerja. Seperti ketiga kawannya yang lain, Mahesa memiliki berat dan tinggi badan yang ideal. Wajahnya yang tampan, kulitnya putih, hidung mancung serta memiliki rahang yang tegas. Senyuman Mahesa juga mampu membuat wanita terpesona minimal pada lima detik pertama. Ciri khas lain dari Mahesa adalah gayanya yang cool, pakaiannya rapi, ia senang memakai kemeja yang tangannya digelung. Satu lagi, Mahesa itu goodboy yang pelukable dan menenangkan —tidak tahu kalau menurut Nengsih.
Keempat, Novan Wijaya. Lelaki yang juga tampan. Ya, mereka berempat memang tampan. Tingginya sama dengan Mahesa, Novan itu kulitnya paling gelap dari ketiga sahabatnya yang lain namun tetap tampan dan terlihat manis. Sebentar lagi ia akan menikah dengan Mia Mallen. Jadi tidak perlu banyak menyebut ciri-cirinya karena bahaya kalau ada yang jatuh cinta.
Saat ini, Novan tengah tertawa karena kekonyolan Adam yang mengatakan kalau nama Faris itu salah ketik, harusnya Paris.
"Berisik lo! Sirik aja sama gue mentang-mentang gue yang paling ganteng," ucap Faris. "Lagian pada rumpi aja, kayak ibu-ibu aja. Gue curiga, jangan-jangan sebelum gue dateng kalian pada ngomongin gue ya?" lanjut Faris. Ia sudah datang sejak lima belas menit yang lalu, harus mendengar Adam yang terus membully-nya.
"Eits, masalah pergantengan gue lah yang paling ganteng. Gue kaya dan kece dari lahir! Bahkan sebelum gue dibikin, gue udah direncanain orang tua gue buat dilahirkan menjadi laki-laki idaman se-antero jagat Indonesia raya merdeka merdeka tanahku negeriku yang tercinta ini," jawab Adam.
Mahesa yang baru selesai menelepon 'Nengsih' kembali bergabung. Tadi, ia memisahkan diri ke balkon rumah Novan agar percakapannya tidak terdengar oleh ketiga sahabatnya.
"Oke oke, kaya gara-gara warisan sama kaya karena merintis dari nol itu beda," timpal Mahesa sambil kembali mengambil posisi duduk bersama ketiga sahabatnya. Ya, dalam meja berbentuk bulat itu terdapat empat kursi. Kini, mereka sudah duduk ditempatnya masing-masing.
"Yah, mana bisa ngelawan takdir? Kalo takdirnya gue emang pewaris tunggal The Rich Company gimana? Gue mah takdirnya sebagai laki-laki beruntung, nggak harus capek tapi udah kaya." sanggah Adam.
"Bodo amat, Dam!" Novan ikut bicara, namun setelah itu tatapannya beralih pada Mahesa. "Lo abis teleponan sama nyokap ya, Mahes? Nyokap lo nanya lo udah pipis belum 'kan?"
Mahesa hanya merespon candaan Novan dengan senyuman.
"Hei Paris! Eh sori, maksudnya Faris. Lo nggak tau ya kalo Mahesa lagi deket sama cewek, namanya Nengsih."
"Ya nggak deket juga kali, cuma kenalan," sanggah Mahesa. Kenyataannya hubungan Mahesa dengan 'Nengsih' tidak bisa dikatakan dekat terlebih gadis itu lumayan galak. "Tapi masih mending gue kan kenalan sama satu cewek nah lo Dam, jalan sama banyak cewek."
"Gue kencan sama satu cewek kok. Bisa-bisa pada jambak-jambakan kalo gue kencan sama banyak cewek. Tentunya gue kencannya satu-satu dong, pagi Laila, siang Annisa, sore Putri, malamnya Dinda. Nah besoknya beda lagi, gitu aja terus sampe si bisu ngomong sama si tuli kalau si lumpuh bisa lari. Tapi kayaknya besok gue jalan sama Listya deh."
"Kok gue baru denger nama Listya? Baru lagi, Dam?" tanya Faris, lelaki itu memang tidak sempat mendengar cerita tentang Listya sebelumnya karena Adam bercerita saat Faris belum datang.
"Jadi, si Novan ini ngasih foto kita bertiga sama calon istrinya, si Mia Mallen itu. Kebetulan Mia punya sahabat namanya Listya yang udah jomblo dari lahir. Tapi menurut gue dia nggak jelek-jelek banget kok. Masuk lah kriteria buat jadi selir gue."
"Van, kok gue dibawa-bawa. Gue kan nggak jomblo!" protes Faris pada Novan.
"Ya formalitas aja. Lagian Listya jadi ketemuannya sama Adam kan bukan sama lo atau Mahesa," jawab Novan. "Dan lo, Dam! Besok mau kencan sama Listya lagi? Gue harap lo jangan sakitin Listya, ya. Dia sahabat baik Mia."
"Tenang.. Adam Rich mana pernah nyakitin cewek? Gue sih bikin cewek bahagia terus. Hebatnya lagi, bukan cuma satu-dua cewek yang gue bahagiain. Tapi ratusan, Bro. Ratusan!! Itu prestasi yang membanggakan." ucap Adam dengan nada angkuhnya.
"Ya udah, nggak usah dibahas. Kita kan kumpul buat main. Mending sekarang dimulai aja." Mahesa kembali buka suara. Kalau terus meladeni ucapan selangitnya Adam, bisa-bisa permainan dimulai besok pagi.
"AHA!!! Ini dia kartunya!" Adam Rich mengeluarkan setumpuk kartu kuartet.
"Ya ampun, sejak kapan kita main gituan. Nggak lucu banget nanti 'Binantang Melahirkan' terus gue tebak kambing, lumba-lumba, sapi. Itu mainan anak SD Adam Rich!" protes Faris.
"Lagian ada-ada aja, sejak kapan poker diganti kuartet!" timpal Mahesa. "Lo kalo kencan sama selir mainan kuartet, Dam?"
"Warning, gue itu cowok kece dan kaya dari lahir jadi nggak boleh di bully. Lagian gue ini ngadain inovasi yakali kalian bosen mainan poker. Sekali-kali main monopoli, kuartet, gambar-gambaran atau tajos."
"Ya udah jangan dengerin Adam. Mending mulai aja deh. Mana kartunya, Van?" tanya Faris pada Novan.
"Ya udah, gue nggak maksa!" jawab Adam sambil mengumpulkan kembali kuartet dan tajos lalu memasukkannya ke dalam plastik bergambar upin-ipin. Ia memang sengaja membawanya.
"Nih," jawab Novan sambil mengeluarkan kartu masih dalam wadahnya. "Mahesa yang kocok deh."
"Nah iya, Mahesa kan jomblo akut. Udah pandai dalam hal kocok mengocok," ucap Adam.
"Eh apa ini? Kok ambigu ya? Tapi emang bener ya lo sering gitu?" Faris bertanya pada Mahesa.
"Lo juga jomblo kali, Dam! Lo juga pandai," protes Mahesa.
"Widih, jadi beneran Mahes suka gitu-gitu?" seru Novan.
"Gue pulang aja nih!" Mahesa mendorong kursinya ke belakang, bersiap untuk berdiri.
"Mahesa sih, di bully dikit aja bilang pulang. Ngambekan lo kayak anak perawan," kata Adam Rich.
"Emang anak perawan ngambekan, ya?" Faris mulai bingung.
"Udah-udah-udah, perasaan kalian jadi banyak bacot ya. Mulai ayo mulai, nanti keburu malem," ucap Novan. Bahkan hari sudah malam.
Akhirnya, mereka pun mulai bermain kartu seperti biasa.
"Kayaknya kita makin kece dan famous deh kalo mendirikan band, Faris vokalisnya kan suaranya bagus tuh.. Ini rencana gue yang nggak pernah di acc sama kalian. Jahat pake D, alias jahad!" Adam kembali membuka pembicaraan di antara keseriusan memainkan kartunya.
"Nggak-nggak-nggak!" jawab Novan.
"Yah, gue kan udah punya nama buat band kita. Namanya Bananabelle," ucap Adam dengan bangga.
"Apaan itu? Kalopun iya jadi bikin band, kenapa nggak FAMN aja," kata Faris.
"Gue juga nggak pernah setuju sama segala rencana Adam. Dia itu rencanaya aneh-aneh banget. Pernah sekali dia ngajak gue pura-pura ngamen di depan rumah cewek incerannya. Ya gue nggak mau lah!" timpal Mahesa.
"Itu cuma rencana, Mahes. Buktinya Silvia udah jadi salah satu selir gue sekarang!" kekeh Adam.
"Lagian ya, kita kan cowok, wajar dong namanya Banana? Pada punya banana kan kalian? Jadi Ba-na-na-belle cocok menurut gue. Masa cerry? Apalagi strauberrybelle. Kan nggak lucu?"
Mereka kemudian terkekeh bersama. Adam Rich memang konyol sekonyol-konyolnya.
"Udah, biarlah Adam Rich berekspresi! Mau terongbelle juga bodo amat," ucap Faris yang disambut gelak tawa sahabat-sahabatnya.
oOo
Bersambung...
Segitu aja ya perkenalan tentang empat cowok di atas. Kalo nanya visualnya siapa? Atau cast nya siapa? Gia juga bingung sih hehe. Yang pasti kalopun pake cast, ini kan setting nya di Indonesia, orang-orangnya asli Indonesia. Jadi nggak mungkin pake cast bule.. Jomplang nantinya. Jadi mending simpan di imajinasi kalian. Iya nggak?
Atau... Ada saran?
Ohya, Gia mau kasih tau barangkali ada yang bingung dan belum tau kartu kuartet. Nih Gia kasih tau ya..
Kalau kartu tajos, nih. Biasanya kalo beli lotre anak-anak terus nggak menang, hadiahnya ini wkwk
Btw, ada yang suka mainan benda-benda di atas?
Kalo poker mah no-pict ya. Gia yakin sebagian besar udah tau dan sering main (entah langsung, di laptop, atau di hape). Iyakan? Haha
Follow ig : aggiacossito
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top