Chapter 6

Judul: OCTOPUS'S PROBLEM

Fandom: Twisted Wonderland

Pairing : Azul x Prefek (Straight)

Rating : M for safety (T+ actually)

Summary :

Ada kasus keracunan makanan di Monstro Lounge dan Prefek diminta menyelidikinya. Tapi yang menunggunya di sana rupanya ...?!

WARNING: Sensual Scene (don't read if you aren't comfortable with mature read), Fem Prefect, OOC.

.

Disclaimer: Twisted Wonderland belong to Disney. Art and Storyline belong to Yana Toboso

.

Chapter 6 (Last)

.

Yuu membalas tatapan cemas dari dua orang manusia dan seekor kucing yang duduk di meja breakfast bar di hadapannya, dengan tatapan bingung.

"Ada apa?" tanyanya sopan, tidak tahan melihat teman-temannya seperti menahan diri dari bicara.

"Ah, tidak, hanya saja...." Ace menggaruk-garuk kepalanya.

Deuce menyentuh dagunya. "Kenyataan di balik kasusnya agak ... tidak terduga."

"Aku juga tidak menduganya." Yuu menyetujui. "Siapa yang sangka mereka bisa bertindak sejauh itu sampai meracuni diri sendiri dan memfitnah Mostro Lounge untuk menghindari tenggat kontrak?"

"Mereka saja yang terlalu bodoh." Ace menggerutu. "Kalau aku jadi mereka, aku akan cari cara yang tidak merugikan diriku sendiri."

"Hei, tahu dirilah sedikit." Grimm menegur Ace. "Terakhir kali kau terjebak di tempat ini, kau sama tidak bisa kaburnya denganku."

"I-itu, kan, karena waktu itu darurat!" Ace membela diri dengan gelagapan. "Itu tidak akan terulang lagi, lihat saja!"

"Tapi jujur saja ... sebagai anak kelas satu, aku tidak menyadari kejadian ini jika kau tidak menghampiri kami waktu itu." Deuce mengakui.

"Ah, benar juga." Ace manggut-manggut menimpali. "Ryouchou juga entah kenapa tidak menyebarkan masalah ini. Tapi jika dilihat dari insiden anemone waktu itu, aku bisa memaklumi keputusan Ryouchou untuk menjaga privasi ini."

"Roseheart-senpai ... memang ketua asrama teladan." Deuce berujar kagum. "Aku ingin mengikuti jejaknya dan menjadi murid teladan di tahun kedua."

"Tapi ini belum cukup!" Grimm protes. "Kalau mereka mencelakai diri sendiri, kenapa mereka hampir membuat kita babak belur di Savanaclaw? Aku tidak terima! Kita harus hajar anak-anak itu juga!"

"Oi, Grimm!" Ace menegus. "Jangan membuat keributan lagi! Aku tidak mau harus kena marah Octavinelle karena ulahmu!"

Sementara Ace sibuk melerai Grimm dari membuat kekacauan di breakfast bar, Yuu hanya bisa tersenyum maklum melihat interaksi keduanya. Setidaknya tidak ada yang terluka. Semuanya berakhir bahagia. Kasus selesai, tidak ada lagi fitnah yang menghantui Mostro Lounge. Imej yang sempat rusak, kini pulih kembali karena bantuan Cater dan anak-anak lain yang tidak punya dendam pada Mostro. Ruggie tidak kehilangan pekerjaan dan anak-anak Octavinelle bisa menjalankan bisnis seperti biasa.

"Anu ... Prefek...." Deuce tiba-tiba menegur. "Kau tidak apa-apa?"

Pertanyaan itu membuat pertengkaran antara Ace dan Grimm berhenti sejenak. Yuu jadi salah tingkah sendiri.

"Eh? Memangnya kenapa?" Yuu menyahut balik dengan bingung.

"A-ah, tidak, kau bilang ... sedikit darahmu diambil oleh Azul untuk ramuan entah apa itu, kan?" Deuce bertanya ragu-ragu.

"Oh, itu." Yu menyahut dengan enteng. "Hanya setetes, kok. Dan Azul memintanya karena aku tidak punya sihir. Rupanya ramuan itu baru bekerja jika ada esensi orang yang tidak punya sihir tercampur ke dalamnya."

"Ramuan non sihir untuk menetralkan racun akibat sihir." Ace berpikir sejenak. "Yah, aku memang pernah mendengar rumor soal itu, tapi katanya ramuan semacam itu sulit dan riskan untuk dibuat. Terlalu berisiko bagi yang meminumnya."

Yuu mengenang sejenak. Sorot matanya menerawang kejadian beberapa hari lalu. Ketika segalanya telah damai. Kembali tenang. Azul tidak tampak ragu. Tidak tampak menyesal. Dan tidak tampak takut.

Sang ketua asrama Octavinelle telah tahu risikonya dan siap menanggungnya. Selalu.

"Ya ... tapi aku rasa itu tidak akan menghentikan orang seperti Azul-Senpai." Senyum tipis mengembang di wajah Yuu. "Kalian tahu betapa keras kepalanya dia."

"Dan kau baik-baik saja bekerja untuk orang seperti itu?" Ace kembali bertanya.

"Sejauh ini aku baik-baik saja," jawab Yuu tenang, sembari bersandar di meja bartender, kemudian ia sadar tatapan bingung kedua temannya yang lain. "Kalian mencemaskanku?"

"Yah, tidak juga, sih." Ace menjawab dengan santai sembari menyeruput minumannya. "Kau ada di NRC, tidak mungkin ada yang berani macam-macam tanpa memicu masalah dengan pihak sekolah!"

"Y-ya ... aku juga ke sini hanya karena ada promosi kartu point dari Mostro Lounge." Deuce menambahkan dengan canggung.

Melihat dua orang itu, Grimm hanya bisa berkacak pinggang. "Kalian ini benar-benar tidak jujur." Kucing itu lantas melirik Yuu. "Oi, hari ini sebaiknya hari terakhir kau ada di sini! Kalau kau berani mangkir dari tugasmu satu hari lagi, aku akan seret kau pulang!"

Yuu tersenyum maklum. "Ya, aku akan pulang malam ini."

"Oi ... Prefek." Deuce mencondongkan badan, membuat Yuu ikut mencondongkan badan juga. "Mereka tidak melakukan sesuatu yang aneh-aneh kepadamu, kan?"

Yuu berusaha menahan diri agar wajahnya tidak memerah di saat yang salah. "Aneh-aneh seperti ... apa ya?"

Saat itu, Yuu berani bersumpah kakinya kembali kebas. Padahal sebelumnya, kedua kakinya sudah kembali membaik dan bisa berjalan normal lagi. Setelah seharian tidak bisa berjalan dengan normal, ia baru satu hari bisa menikmati berjalan dengan bebas lagi, dan ia tidak mau merusaknya dengan pertanyaan penasaran dari kedua temannya.

Tapi tidak bisa disangkal, mendengarkan percakapan ini sedikit banyak membuat punggungnya nyeri karena terlalu mencondongkan badan.

Azul bisa memanfaatkan keadaan dan celah dalam perjanjian, Yuu membuat catatan di kepalanya untuk tidak membiarkan ada celah lagi di perjanjian yang ia buat dengan siapa pun.

"Kau tahulah." Deuce kembali duduk tegak, lalu menunjuk kepalanya sendiri. "Tapi di kepalamu tidak ada anemone."

"Tentu saja." Ace yang ternyata menguping, menghela napas kasar. "Kau lupa, ya? Dia kan bertukar tempat dengan Ruggie-Senpai selama tiga hari."

"Ah, benar juga." Deuce benar-benar melupakan fakta itu, entah ia memang tidak tahu atau tidak diberi tahu oleh Ace sebelum ini. "Maaf, aku lupa. Tapi syukurlah, kau kelihatannya tidak begitu lelah di sini."

"Yah, tidak terla...." Yuu buru-buru menutup mulutnya ketika bayangan gelap yang tinggi menjulang di belakang Ace dan Deuce.

"Kani-chan, Saba-chan!" Floyd memegang masing-masing sebelah pundak Ace dan Deuce. Leech itu mencondongkan badan hingga kepalanya ada tepat di tengah-tengah Deuce dan Ace. "Kalian tampak asik sekali. Apa yang kalian bicarakan? Aku juga mau ikutan."

Deuce dan Ace yang bingung antara mau terkejut atau bergidik lebih dulu hanya bisa memekik, tapi genggaman tangan Floyd mencegah mereka dari melarikan diri. Sementara Grimm sudah melompat dan tidak tahu lagi sudah ke mana di tengah keramaian Mostro Lounge.

"Atau kalian hanya mencari celah agar Koebi-chan bisa bermalas-malasan dan dihukum? Kalian berdua teman yang jahat, ya, rupanya."

"L-Leech-senpai!" Deuce memekik. "K-kami tidak bermaksud begitu!"

"Benar, Floyd-Senpai." Ace menimpali. "Kami hanya ingin mengobrol sejenak."

"E~h? Kalau begitu kalian tidak akan keberatan kalau posisi Koebi-chan aku gantikan sebentar, ya?" Wajah dua pemuda itu langsung pucat pasi. "Habisnya, Koebi-chan harus mengambil beberapa barang dari gudang sebelum persediaan di Lounge habis."

"Eh?" Yuu berdiri tegak. "Boleh aku minta daftarnya, Senpai?"

"Minta pada Jade." Floyd menjawab dengan malas. "Dia selalu memegangnya."

"Baik." Dua teman Yuu dalam diam meminta tolong padanya, tapi sambil tersneyum penuh penyesalan, Yuu memohon ijin untuk pergi. Biar bagaimanapun, ia tidak mau kena hukuman. Yang kena akibatnya nanti adalah Ruggie dan ia sudah berjanji tidak akan membuat Ruggie kesulitan. "Maaf, aku permisi dulu, ya."

.

Yuu mengamati daftar di tangannya dan rak yang ada di atas kepalanya. Jaraknya terlalu jauh untuk dijangkau dengan tangan. Ia berusaha meraih toples tempat teh itu berasal, tapi tidak sampai, sekalipun ia sudah berjingjit.

Yuu mencari-cari sekeliling, berharap ada tangga kecil atau yang semacamnya, tapi tidak jua ketemu. Di sekelilingnya, anak-anak Octavinelle yang lain sibuk dengan tugas mereka masing-masing. Bahkan did alam gudang, kesibukan Octavinelle tidak berkurang.

Berkali-kali ia mencoba dan selalu saja ia diabaikan. Ia menegur dan memanggil, tapi suarnaya tertelan oleh percakapan dan perintah-perintah khas di dalam gudang. Sepertinya penghitungan stok berjalan intensif setelah beberapa hari Mostro Lounge ditutup.

"Tidak ada pilihan lain." Ia mendebas. "Harus dengan tangan sendiri."

Yuu berjingjit sekali lagi ketika ia mengabaikan sekeliling dan jadi tidak menyadari suara yang datang menghampirinya. Pun dengan seorang pemuda yang datang dengan sebuah tongkat jalan.

"Jade!" Azul memanggil, tampak tidak mengindahkan Yuu di jalannya.

"Ya? Ada apa, Azul?"

Dengan santai, bahkan tanpa menoleh, Azul meraih toples yang sedang berusaha diambil oleh Yuu. "Kau sudah menghitung catatan bahan segar?" Ia menyerahkan toples itu kepada Yuu. "Ada berapa banyak barang segar yang busuk?"

Azul berlalu begitu saja. Tanpa sapaan. Tanpa percakapan berarti.

Yuu melongo di tempat. Mematung. Mengerjap bingung sambil memegang toples teh dalam dekapannya. Toples yang tadi tidak sanggup ia raih. Kemudian, belum sempat ia tersadar dari momen tablo itu, sebuah sentuhan seringan kepakan sayap burung mendarat di pipinya.

Sekilas dan cepat. Hampir terasa seperti ilusi, tapi itu nyata. Kehangatannya nyata.

Yuu menoleh, menyaksikan lambaian mantel Azul yang berjalan menjauh. Ia menyentuh pipi sendiri, merasakan kehangatan yang masih tersisa di sana. Sebuah senyum terulas di bibirnya.

"Koebi-chan! Mana pesananku tadi?" Suara Floyd terdengar dari dapur.

Yuu berjalan menghampiri suara itu, dengan semangat yang baru dan keceriaan yang terisi penuh setelah kasus yang melelahkan.

Satu lagi masalah berlalu di Night Raven College. Satu lagi hari baru yang datang dan berjalan normal. Dan Yuu mensyukuri setiap momen yang dilaluinya di sini, dengan orang-orang yang berharga baginya dan pemuda yang sudah menjadi bagian dari napasnya.

.

We're waiting for you. Let's go to The Wonderland.

.

A/N:

Akhirnya tamat! Yeay! Fic yang tidak seberapa panjang ini akhirnya tamat juga! Dan saya puas sama hasilnya! HAHAHAHA

Kalian ada ide yang mau saya bikin? Eh, tunggu, ding, masih ada 1 fanfic lagi buat fandom twisted. Hahahaha! Kalian nantikan saja, oke?

Dengan pairing berbeda, brotherhood, karakter OC yang berbeda, dan tentunya, sedikit sistem sihir yang saya utak-atik, mumpung Disney gak pernah detail soal sihir dan membiarkan penggemarnya berasumsi. HAHAHAHA

Sekali lagi, tinggalkan favorites dan review kalian jika kalian baca ini di ffn.

Tinggalkan vote dank omen jika kalian baca ini di wattpad.

Secuil jejak kalian sangat berkesan bagi author satu ini.

Akhir kata, sampai bertemu di kisah lainnya!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top