love

Entah sejak kapan, keduanya jadi semakin dekat.

Bercakap-cakap di telepon tiap malam. Pipi merona meski hanya mendengar suara masing-masing. Tawa malu-malu menemani jam-jam yang tak lagi membosankan.

Akaashi tidak pernah tahu kalau menyukai seorang gadis bisa membuatnya begitu semangat bekerja.

"Pagi, Akaashi-kun!"

Akaashi mengintip dari balik cincin permata yang dipegangnya. Mengangguk jaim padahal hati sudah menjerit. Gadis yang disukanya menjadi pengunjung pertama di tokonya pagi itu. Meski tidak membeli apa-apa.

Dasar kasmaran.

Akaashi menyimpan cincinnya dan menghampiri gadisnya. Menggenggam sebelah tangan dengan ragu, namun mantap kemudian.

[ name ] tertawa. Sejak kapan Akaashi Keiji berubah menjadi seperti ini?

Sejak ia mencintai [ name ], tentunya.

Keduanya duduk berseberangan di sebuah kafe bernuansa kayu. Membuat suasana di antara mereka semakin hangat meski cuaca dingin menerpa di luar sana.

Akaashi semenjak tadi terus memerhatikan [ name ]. Tiap pergerakannya, bahkan. Saat [ name ] merogoh uang receh di tasnya, menumpahkan teh, menghitung pengeluaran bulanan menggunakan jari, sampai terbatuk karena botol lada yang dituangkan ke piring spagetinya.

Semua yang dilihat Akaashi sangatlah menarik. Sudut bibirnya terangkat tanpa disadari. Dagu tertopang sebelah tangan.

"[ name ],"

Gadis itu menengok wajah pemuda berbulu mata cantik tersebut. Pipinya menggembung karena sedang asyik mengunyah.

Akaashi terkekeh. Diambilnya saputangan dan diarahkannya pada sudut bibir [ name ] yang ternodai saus tomat.

"Seandainya kau tidak membeli kalung obsidian di toko ku, kita tak akan saling mengenal."

Alis [ name ] tertekuk lucu.

"Kok begitu?"

Akaashi meletakkan saputangannya ke tempat semula dan mencondongkan tubuhnya. Irisnya menatap dalam sepasang obsidian yang dicintainya.

"Karena jika tidak, aku tidak akan menyadari betapa indah dirimu, [ name ]."

Wajah [ name ] sontak memanas. Wajah Akaashi tinggal berjarak beberapa senti darinya.

"Kau adalah obsidianku."

Banyak hal di dunia ini yang dapat membuatmu jatuh cinta. Seribu satu cara Tuhan pakai untuk menyatukan umatnya menjadi sepasang kekasih hingga maut memisahkan.

Salah satunya, sebuah batu permata bernama obsidian.

Permata berwarna hitam kelam, memberi kesan misterius dan elegan. Siapa sangka Akaashi dapat jatuh hati karena melihatnya pada manik gadis tersebut?

Ingatlah, cinta selalu datang tak terduga. Kau tidak bisa menunggu dan memohon untuk jatuh cinta.

Siapa tahu, setelah ini kau bisa jatuh cinta pada seseorang hanya karena sesuatu yang sederhana?

—※—

end.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top