Chapter 7 Cahaya ku Beserta Serpihan Masa Lalu

"Ku harap selamanya seperti ini juga tak apa, toh aku juga mencoba tuk bahagia" Gumam mu membiarkan angin menerpa surai (H/L) mu.

Dazai Osamu x Reader

Bungo Stray Dogs (文豪ストレイドッグス, Bungō Sutorei Doggusu; lit. Literary Stray Dogs) is a manga written by Kafka Asagiri and illustrated by Sango Harukawa.

Genre : Tentukan Sendiri

Rate : T

"(Name) chan apa yang kau lakukan disini ?" Tanya Dazai untuk yang kesekian kalinya mengagetkan mu, ia berdiri disamping mu ikut mengikuti arah kemana kau memandang,

"Bukan kah ini kota yang indah (Name) chan ?" Tanya nya tau kau memandang indahnya Yokohama dini hari, lampu-lampu kelap-kelip masih menghiasi kota pelabuhan itu, tak lupa dengan lautnya yang memantulkan sinar rembulan di permukaan air laut, bulan biru di atas kalian berdua menambah kesan romantis bagi sepasang kekasih...

Sayang tak semua itu benar...

"Aku mencintai, kota ini (Name) chan " Dazai memulai pembicaraaan kau mengangguk walaupun tak sepenuhnya setuju dengan pendapat Dazai dengan kota ini,

"Kau benar ini kota yang indah, hanya saja sayang " Alis Dazai bertautan, menunggu penjelasan mu,

"Di dalam kota ini bersemayam sebuah kegelapan" lanjutmu masih memandang lurus ke depan, nada mu sendu memandang sebuah gang yang cukup jauh dari pengelihatan Dazai, seorang gadis sedang terpojok oleh beberapa berandalan.

Hanya kau yang bisa melihatnya, karna pengelihatan mu lebih baik dari sipapun di dunia ini bisa kau jamin itu.

"akan selalu ada satu, atau dua kegelapan di dunia ini (Name) chan, bahkan disini pun ada sebuah kegelapan" Seringai Dazai menatap mu, kau membalas tatapannya lalu menggeleng lemah mengerti bahwa kegelapan yang ia maksud adalah dirinya sang mantan eksekutif Port Mafia seorang yang tak segan membunuh demi menuntaskan misi nya, bahkan setelah Dazai masuk Agensi pun kau tau terkadang ia frustasi tak dapat menghilangkan bau anyir dari kedua tangannya.

"Bagiku kau cahaya" Jawab mu menatap tepat di kedua manik Dark Hazel nya, kau tak berbohong, Dazai adalah satu-satu nya cahaya mu di dunia gelap ini, ia secercah cahaya yang redup dan bahkan kau seringkali ketakutan jika ia menjadi cahaya orang lain maka tak akan ada lagi yang tersisa untuk dirimu nantinya.

lalu untuk kesekian kalinya ...

Kau akan kembali bersama kegelapan.

Lama terpaku oleh Mata (E/C) mu Dazai tersenyum,

"Kalau begitu syukurlah" Balas Dazai mengalihkan pandangannya, kembali memandang pemandangan kota.

Suasana Hening tercipta antara kalian berdua,

Hening bukan berarti kecanggungan, bagimu hening adalah waktu dimana kalian menghabiskan waktu bersama tanpa mengatakan apapun karna berada di sisi Dazai saja sudah cukup bagimu, entah bagaimana dengan Dazai sendiri.

"(Name) chan, ingat pertama kali kita bertemu? " Tanya Dazai memecah keheningan,

"Ah .... Aku ingat, kau sangat Konyol saat itu" Jawab mu datar.

"Dan kau sangat dingin , aku sampai membeku dan tak dapat bunuh diri dengan nyaman saat itu" Omel Dazai dengan wajah konyolnya, Otomatis membuat mu spontan menoleh padanya sebal tak bisakah ia membiarkan waktu berlalu dengan tenang sebentar saja.

"Ah ... Aku ingat, Eksekutif Port Mafia idiot yang menggantung dirinya di bar dan mensabotase bar dengan tumpukan bom agar pengunjung tak berdatangan, harusnya aku bersikap lebih manis waktu itu agar kau jadi mati" Dengus mu.

"Hahaha...., ternyata kau masih ingat detailnya (Name) chan saat itu aku adalah manusia paling terkejut dari siapapun, pasalnya Odasaku membawa mu lhooo tak pernah ia membawa wanita saat pekerjaan nya berlangsung" Tawa Dazai mengingat kembali masa lalu.

Yah kau ingat dengan jelas, bagaimana satu persatu cahaya mu redup dan akhir nya menghilang...

Kau ingat bagaimana setiap detail dimana alasan mu untuk hidup telah tiada...

Flashback

Seorang gadis kecil menahan nafasnya, air matanya tak mau berhenti mengalir.

Kegelapan seolah-olah merenggut nafasnya, namun bukan itu yang ia khawatirkan,

Ia mengkhawatirkan ayah, ibu serta kakaknya, mereka berjanji padanya.

Berjanji akan menyusulnya dan bersembunyi bersamanya di dalam lemari ini, namun nyata nya sampai saat ini tak ada yang menyusulnya,

Suara-suara riuh di lantai bawah membuatnya memohon pada Tuhan untuk menulikan pendengarannya, tak ingin lagi mendengar satu jeritan pun dari suara kakak dan Ibunya.

"Gadis manis dimana kau? Kemarilah nak" tak lama setelah suara jeritan-jeritan itu berakhir sebuah suara memanggilnya,

Namun Gadis itu bersih keras tak akan keluar dari lemari kecil ini kecuali ketika salah satu dari keluarganya menjemputnya.

Berbeda dengan pria di luar lemari itu, dia bukan salah satu keluarganya dan takkan pernah jadi salah satu dari keluarganya,

"Ketemu kau" Pada Akhirnya Gadis itu di temukan, gadis itu menjerit tertahan dan mencoba melawan tangan pria yang mencoba mengeluarkannya dari lemari.

Sampai...

"Heii..."

Brukkk....

Badan besar pria itu tersungkur dengan luka lebam dan darah di keningnya,

"Kau baik-baik saja nak?" Sapa sebuah suara.

Gadis itu mendongak, cahaya meresak masuk ke matanya, membuat tangisannya tak sederas sebelumnya, orang yang ada di depannya adalah seorang pria dengan maniknya coklat hangat, wajahnya dewasa dan suara nya berwibawa.

"Kau bisa berdiri?" tanya nya lagi, sayang Gadis itu terlalu takut untuk membuka suaranya,

"Kemarilah.., kau aman sekarang" ulur tangan pria itu, dengan takut-takut gadis itu menerima uluran tangannya.

"Siapa nama mu nak ?" Tanya Odasaku sambil membantunya keluar dari lemari,

"(Name), nama ku (Full Name)" Jawabnya menenggelamkan diri di tengkuk Odasaku.

.

.

.

"Odasaku, dari mana saja kau? Apa kau berhasil meringkus pelakunya?" Tanya Ango yang baru saja tiba untuk mencari sisa Informasi yang tersisa, pasalnya yang tersisa dari bangunan ini hanyalah debu serta reruntuhan tak berarti, semuanya telah tiada hangus terbakar habis.

"Maaf, aku hanya menemukan beberapa korban yang tak sengaja terlibat" Odasaku sedikit bergeser menampakkan seorang gadis dengan tinggi kira-kira 145 cm mengenakan mantel coklat milik Odasaku, Ango menghela nafas lagi.

"Odasaku, Port Mafia bukanlah sebuah panti asuhan kau tak bisa sembarangan menyelamatkan sesorang anak, kecuali jika-" Saran Ango menggantung ia rasa Odasaku tau kelanjutan dari kalimatnya,

Sekali kau melibatkan diri dengan Port Mafia selamanya kau harus mengabdi begitu pun juga dengan gadis itu jika ia terlibat dengan port mafia.

Dan dibalas oleh gelengan pelan Odasaku,

"Aku takkan melibatkannya dengan Port Mafia".

"Lalu?" Ango menyibukkan diri dengan kertas-kertas di tangannya, bertanya tanpa menghiraukan Odasaku yang seperti nya juga tengah berkutat dengan gadis gemetaran di belangkang nya.

"Aku sendiri yang akan menaunginya" Jawab nya menggandeng tangan gadis itu, meskipun apa yang ia lakukan tak terlalu berefek pada psikologis yang memang masih tergunjang milik anak itu,

Ango hampir saja menjatuhkan susunan kertas berisi informasi penting itu mendengar pernyataan Odasaku.

"Tolong berfikirlah secara Logis Odasaku" Ango kembali tenang tak ingin kehilangan jati dirinya di depan anak buahnya yang juga sedang menyelidiki informasi di tempat yang sama,

"Keputusan ku sudah bulat Ango, aku bisa menitipkannya pada seseorang selama aku bekerja tapi kurasa itu tak mungkin, melihat ia masih ketakutan" Tatap Odasaku pada gadis yang tengah mencengkram ujung kemejanya erat.

"Kurasa ada sesuatu yang salah dengan otak mu Odasaku kun" Pasrah Ango sesekali mengintip keadaan Gadis di belakang Odasaku, Ternyata ia tak berbohong gadis itu gemetaran hebat,

"Kurasa kau benar, ia tak bisa tinggal dengan sembarangan orang mengingat rumahnya yang telah luluh lantak oleh api dan seluruh keluarganya yang telah di bunuh" Ceplos Ango kembali menatap abu hitam yang ia pijak.

"Oii... Ango!" Sentak Odasaku spontan menatap gadis di belakangnya yang telah limbung, kedua kakinya tak kuat menapak tanah, pandangannya mengabur lalu pada akhirnya kegelapan mengambil alih kesadarannya.

Sadar akan apa yang ia katakan Ango ikut panik, bahkan bulir-bulir keringat dinginnya mengucur deras, tak seharusnya ia mengatakan itu semua pada gadis berusia 14 tahun,

"Aku akan membawanya pulang, katakan pada Dazai aku tak bisa datang malam ini" Lari Odasaku meninggalkan Ango yang masih merutuki kebodohannya.

"Bertahanlah nak!..." Gumam Odasaku, menatapmu di gendongannya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top