Chapter 20 Waktu dan Dirinya

Eh?

Bungo Stray Dogs (文豪ストレイドッグス, Bungō Sutorei Doggusu; lit. Literary Stray Dogs) is a manga written by Kafka Asagiri and illustrated by Sango Harukawa.

Genre : Tentukan Sendiri

Rate : T
.
.
.

Dazai menatap mu lekat, sorot matanya sedih dan kecewa, kebingungan kau di buatnya mengapa pandangan seperti itu di berikan kepadamu.

"Deuz" sahutnya berharap kau mengerti,
"Deuz ?, kalian telah menemukan Deuz?" pandangan Dazai berubah, ia tertawa mengejek hampir saja menangis,
"berhentilah berpura-pura (Name), Deuz itu dirimu, benar bukan?".

"Osamu kun apa maksud mu" tatap mu intens padanya, kau tau ada yang salah dengan otaknya namun menuduh mu adalah pembunuh berantai Deuz itu benar-benar keterlaluan,
"Cukup (Name)!, apa kau penderita bipolar disorder?, apa kau berfantasy bahwa kau tak bersalah melainkan sisi lain dirimulah yang bersalah?, aku kecewa padamu (Name)"
"tunggu dulu!, biarkan aku menyela! bagaimana kau bis menuduh bahwa aku Deuz?" kau berusaha meraih lengannya, namun Dazai menepis mu tatapannya membenci mu setengah mati.

"jelaskan alasan kenapa aku menjadi tersangka" titah mu mencoba tenang,
"Takeguchi Hiiro san, ia di temukan meninggal dengan tragis, kami hampir tak bisa mengidentifikasi nya tanpa mengotopsi nya, kau mengoyak dagingnya dan memotong kedua lengannya karna Hiiro bukanlah sekertaris magang nonkemampuan melainkan ia masih belum bisa mengendalikan kemampuannya" ,
"tunggu!, bagaimana jika orang lain yang melakukannya bukan aku" .

"luka di lengan mu itu bukan luka gores biasa, kau pasti di cakar oleh Hiiro bukan?, kemampuannya menjadi hewan buas sama seperti Atshushi, ingat malam dimana aku memperbanmu?, malam itu aku juga mengambil sempel darah beserta daging mu, meskipun samar bisa dipastikan bahwa darah mu tercampur darah Hiiro san, kau adalah mahasiswi kedokteran, kau lebih mengerti ini dari pada aku bukan?, lalu bagaimana cara mu menjelaskan bagaimana manusia memiliki 2 golongan darah sekaligus?" jelas Dazai membungkam mu, kau menangis tapi masih serasa terapung karna tak mengakui apapun.

"kurasa aku tak memiliki pilihan lain selain ini (Name)" Dazai mengarahkan pisau cukup besar ke lehernya, membuatmu terkejut bukan main,
dimana semua kekuatan itu?, kekuatan dimana kau selalu bisa menghentikan aksi bunuh diri Dazai, kaki mu terasa kehilangan kekuatan untuk tetap menopang mu.

"Selamat tinggal (Name)" kau melihat tetesan darah dari lehernya,
"berhenti kumohon berhenti!, berhenti!, jangan lakukan ini" kedua tangan mu menahan pisau itu dengan memegang mata pisaunya menodai kedua tangan mu dengan cairan merah pekat.

"kumohon..., jangan lakukan itu" suara mu payau, tersenggal-senggal oleh air mata yang tak kunjung berhenti mengalir,
"apa jawaban mu (Name)?" tanya nya sekali lagi, kau mencengkram mata pisau itu, perih di telapak tangan mu tak ada apa-apa nya dengan perih di dada mu.

Ini tidak adil,
tidak seharusnya Dazai menggunakan hidupnya untuk mendapat pengakuan mu, itu sama dengan ia mempermainkan perasaan mu padanya,
"kau benar, aku Deuz" nyata mu.

Dazai melepas pisaunya dan tersenyum puas, senyum yang terlalu menyakitkan untuk kau lihat,
lalu rombongan staff keluar menyaksikan kalian beserta pengakuan mu,
Kyouka menangis tak percaya, begitupula dengan Atshushi, Rampo dengan wajah "hmm..sudah kuduga" nya, Kenji dan yang lainnya masih dengan wajah terkejut.

"(Name) san"
kau mencengkram rok mu dengan tangan brrlumuran darah, masih menunduk dengan air mata yang terus mengalir,
Kunikida memborgolmu tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

"kenapa kau lakukan ini semua?" Tanya Dazai mengintrogasi mu langsung di tempat, dan kau masih diam,

Plakkk....

"Dazai!" teriak Kunikida terkejut
tamparan pertama kau dapat dari seseorang yang sangat kau cintai terasa begitu menyakitkan, tak hanya perih di sudut bibir melainkan menjalar hingga ke ulu hati.

Sudut bibimu berdarah namun kau masih bungkam seribu bahasa,
"maafkan aku" ucapmu payau, seolah tak ada jiwa dari seluruh perkataan mu,
"Dazai, sebaiknya kita serahkan dia pada yang berwenang" saran Ketua Fukuzawa.

Dazai menatap mu seolah tak rela jika bukan ia sendiri yang bertanya padamu,
sebenarnya kecurigaan ini dimulai dari Rampo yang selalu menemukan keganjalan dari dirimu,
tentu saja ide Rampo untuk membuktikan bahwa kau nyata atau tidak awalnya di tolak keras oleh ¾ staff agensi, namun Dazai menerimanya.

entah bagaimana menjelaskan perasaannya saat itu, hanya saja yang Dazai ingat saat itu adalah marah, sangat marah pada Rampo yang beraninya mencurigai mu, sebab itu ia spontan menerima ide Rampo untuk menyelidiki (Name), segera membuktikan bahwa kau tak bersalah.

Namun kenyataan pahit hrus Dazai telan bulat-bulat, ia lah yang salah, ia melibatkan perasaan nya dalam pekerjaannya hingga dalam kasus ini ia sedikit memihak (Name) dari hati paling dalamnya dan Rampo benar, Deuz itu (Name),

"(Name), kurasa terlampau terlambat aku mengatakan ini padamu, namun kuharap jika saja waktu bisa di putar, akan ku perbaiki semuanya, kita tak perlu bertemu hingga tak satupun dari kita merasakan rasa sakit seperti ini, mengetahui kebenaran bahwa kau adalah Deuz sangat menusuk hati" jujur Dazai, membuat mu semakin sakit.

Keinginan Dazai bertolak belakang dengan mu, ia ingin kau dan dirinya tak usah bertemu hingga takdir takkan membawa kalian berdua sejauh ini, namun kau ingin bahagia bersama nya,

Kau bahkan rela mengarungi panjangnya waktu, demi mencapai hubungan kalian yang telah sampai disini,
namun doa Dazai sungguh sangat menyiksamu, ia tak ingin bersama mu dan itu jawaban dari pertanyaan yang dari dulu terombang-ambing tanpa jawaban.

"jangan...., hiks ... kumohon jangan katakan itu, apapun asalkan jangan yang satu itu" tenggorokan mu tercekat, serasa perih untuk diajak kerja sama, serasa tak memiliki apapun untuk kau jelaskan, kau kalah...

"cukup (Name), kita takkan membahas ini sampai kau duduk di kursi eksekusi, lagipula boneka ini tak pantas berada pada pelukan seorang pembunuh hina seperti mu" hinanya padamu mengambil kembali ShiroNeko.

kau membeku, kalah telak saat ini, kejam nya Dazai padamu keterlaluan sekali, setelah semua yang kau lakukan padanya,
Pada akhirnya kau satu-satunya orang yang di salahkan di insiden ini.

Kunikida membawa mu bersama pihak kepolisian, matamu berkaca-kaca menatap sosok Dazai yang membuang tatapan padamu, tak tergores sedikitpun raut khawatir di wajahnya,

"Osamu kun" cicitmu memanggil namanya.

Fiuhhhhh.....

Akhirnya, bisa update juga setelah Yukitan mengarungi lamanya waktu sekolah 😭😭😭

Baru juga masuk sekolah udah kangen liburan lagi

Wkwkwkw......

4 Bulan lagi lulus mangat....

Sekian 5 detik bersama yukitan,

Mataa nee~ ^~^

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top