Chapter 2 Rival
"Kenapa kau masih hidup?" ......
Dazai Osamu x Reader
Bungo Stray Dogs (文豪ストレイドッグス, Bungō Sutorei Doggusu; lit. Literary Stray Dogs) is a manga written by Kafka Asagiri and illustrated by Sango Harukawa.
Genre : Tentukan Sendiri
Rate : T
Pyarrrr .....
Seolah-olah bisa ku lihat sebuah panah imajiner menusuk hati ku dan memecahkannya,
Aku berbalik menatapnya, masih dengan senyuman manis sekali, sampai semua staff menjauh dariku..
Ku tarik kedua sisi pipi Dazai lebar-lebar, mengabaikan rasa sakit yang akan ia rasakan,
"Kau berunnntunggg sekali aku mencintaimu" Tukas ku gemas, seolah-olah ingin mencongkel kedua bola mata dark Hazel nya, sayang aku terlalu suka dengan kedua matanya apalagi ketika kedua bola mata itu menatap ku lekat.
"Dan aku beruntung memimiliki mu" Balasnya kembali ke tempat duduknya menyantap makan siang yang terlalu cepat 2 jam dari jadwal umum itu,
Kecewa?, Tentu saja aku kecewa tak pernah sekali pun Dazai mengatakan bahwa ia juga sama-sama memiliki perasaan kuat seperti ku.
"(Name) chan, manisan mu masih jadi yang terbaik seperti biasanya" Puji Ranpo san yang entah sudah sejak kapan berada di sisi kotak manisan ku,
"Eh..., Ranpo san bukannya kau harus meminta izin pada Dazai san atau (Name) san sebelum memakannya" Tukas Atshushi memandang sungkan padauk,
"Ah ... Benar, Atshushi kun tidak tau yah semua camilan ini sengaja (Name) chan bawa untuk kita semua, kau selalu datang setelah (Name) chan pulang mengantarkan ini" Jawab Ranpo dengan mulut nya terpenuhi Manisan kacang merah.
"Kozou, bukan kah kau juga sering memakannya bersama Kyouka" Dukung Kunikida membantu Atshushi mengingat,
"Ehhhhhhh... Jangan-jangan, manisan enak itu- " Atshushi memandang ku dengan pandangan yang errr... Entah lah, horror/ kagum mungkin,
"Terimakasih untuk manisannya selama ini (Name) sama" Atshushi kun memundukkan badannya 90° padaku, apa-apaan itu "(Name) sama katanya?" Kikik ku geli.
"Ieee... Ieee, bukan masalah besar aku juga berterimakasih padamu yang telah sudi dan sangat bersabar menjadi Rekan Osamu kun" Ucapku menghapus sudut mataku yang telah berair,
Mendengar nama nya terpanggil Dazai menatap ku dan Atshushi, aku menghampirinya membuatnya semakin kebingungan dengan apa yang akan ku lakukan.
"Lihat, apa yang bisa kau lakukan tanpa ku?" Desis ku menyeka saus teriyaki di sudut bibirnya dan menjilat melaui ujung ibu jari ku,
"tak ada" Jawabnya enteng dengan kekehan kecil, melanjutkan makan siangnya,
"Ah...aku harus lekas pergi kuliah, karna ulahnya aku harus melewati materi penting tadi pagi" Ujarku sinis menatapnya dari sudut mataku.
"Ah... Hati-hati (Name) san" Jawab Atshushi melambai diikuti dengan Staff Agensi lainnya,
Saat aku hampir meraih knop pintu, ternyata seseorang telah meraihnya terlebih dulu dan berpapasan dengan ku,
"Dazai senpai, aku membawakan Yakisoba Pan kau bilang-" Suara familiar seorang wanita yang baru-baru ini ku kenal menyapa indra pendengaran ku, sedikit ku edarkan perhatian ku padanya setelannya sama dengan sekertaris Ketua Fukuzawa, Haruno san.
"Sekertaris baru kah?" Gumam ku,
"Ehhhh.... Kenapa kau sudah makan?" Memangnya kenapa kalau kekasih ku sudah makan?, Gerutu dalam hati melihat tingkahnya yang sudah kentara sekali ia menyukai Dazai,
"Ah itu... (Name) san memberikannya pada Dazai san" Jelas Atshushi padanya, kulihat kedua alisnya bertautan bingung dengan siapa sebenarnya diriku ini.
"Siapa itu (Name)?" Tanya nya dengan nada tak suka,
"Dia, kekasih Dazai san" Tunjuk Atshushi padaku yang masih berdiri diambang pintu,tak kusangka titel ku sebagai Kekasih sah Dazai kun telah di ketahui oleh rekan-rekan nya dan hal sepele itu telah membuatku merona hebat.
Wanita itu mngarahkan pandangannya padaku, Tatapannya sinis,ku berikan senyuman terbaikku padanya memangnya aku bisa apa kalau pertemuan pertama kami akan berkesan buruk.
Pada akhirnya aku keluar juga dari ruangan itu.
.
.
Lama menunggu, di depan pintu ku lihat akhirnya seseorang yang ku tunggu-tunggu datang juga,
"Kau?...., menunggu siapa? Dazai senpai sedang tak bertugas hari ini" Bagus, ia bahkan mengerti detail jadwal Dazai kun detai sekali, bahkan aku yang telah mengenalnya selama 5 Tahun pun tak tau.
"Ah..., Aku menunggu mu" Jawab ku lembut disertai senyuman terbaik ku, dahinya mengkerut kebingungan,
"Ah... Maaf membuat mu bingung aku ingin berbicara tentang Dazai kun" Raut wajahnya menunjukkan wajah tak suka, Oh ayolah aku bahkan belum berbicara sedikit tentang kekasih ku itu.
"Jika kau menyuruh ku untuk menyerah pada Dazai senpai, aku menolaknya" Sungguh gadis jaman sekarang sangat mengerikan melihat kegigihan mereka mengejar cinta pria yang bahkan telah memiliki kekasih,
"Ah... , tidak juga aku ingin menawarkan nya untuk mu kurasa aku mulai lelah dengan sikapnya yang menjengkel kan itu belum lagi aku harus mencegahnya melakukan bunuh diri setiap saat jadi-",
"Benarkah?, Baiklah kapan pun kau mau" Matanya berbinar, aku bahkan belum menyelesaikan kalimat ku.
"siang ini jam 2 Di cafe dekat pelabuhan, itu tempat dengan pemandangan lautan Yokohama yang tenang bagaimana?" Tawarku, keantusisannya berkurang bisa ku tebak mungkin karna waktunya terlalu dekat dengan janjiannya bersamaaa Dazai,
Jangan kira ku tak tau, Aku sempat menguping ia membicarakan masalah pergi ke Festifal Musim Panas dan Dazai mengkonfirmasi ia bisa ikut.
"Ah... Baiklah" ia menyetejui permintaan ku lalu aku pergi melenggang meninggalkannya.
(Name) PoV End
Kunikida melihat mu dari gedung kantornya di lantai 4, kau berlari kecil menyebrang jalan raya depan gedung kantornya,
Matanya sendu, tatapan mengasihani mu,
"Dazai apa kau baik-baik saja dengan (Name)?" tanya Kunikida, hubungan kalian berdua memanglah bukan urusannya, namun semenjak Dazai menjadi bagian dari Agensi ini kau yang selalu ada di dekatnya pun juga entah sadar atau tidak mensuport agensi walaupun kau bukanlah Staff tetap.
Hal itu menimbulkan perasaan ikatan serta kepedulian antara para Staff dengan dirimu, Kunikida merasa tidak enak dengan mu karna ia yang telah lama menjadi rekan Dazai mengerti betul Dazai selalu bermain-main,
meskipun prediksinya tak pernah salah......
Ia tak pernah tertarik dengan sesuatu yang serius bahkan jika itu menyangkut nyawanya ketika menghadapi Port Mafia ataupun Guild, Kunikida pernah mendengar Dazai ogah berurusan dengan Q anak berkemmampuan yang dikurung oleh Port Mafia karna Q adalah makhlukh merepotkan,
Jadi rasanya tidak mungkin jika Dazai mau tenggelam oleh suatu hubungan yang membutuhkan sebuah keseriusan di dalamnya.
"Apa kau mencintainya?" tanya Kunikida yang kebetulan berada di sebelah Dazai,
"Aku menyayangi nya" Jawab Dazai masih setia berkutik dengan buku panduan bunuh dirinya, Kunikida mendengus lelah sudah ia duga berapa kali pun ia bertanya pertanyaan yang sama jawaban Dazai pun selalu sama.
Sementara itu di suatu tempat...
"Tolong, Kumohon jangan bunuh aku...., kumohon jangan sakiti aku akan ku lakukan apapun asal jangan bunuh aku" Terdengar Isakan di tempat remang itu, Bau anyir mendominasi tempat itu,
"Sudah saat nya kau di gantikan" Menghiraukan jeritan wanita yang tangan dan kakinya terikat kuat itu, seseorang dari kegelapan tertawa.
Pisau sayat nya telah menyentuh pipi mulus korbannya yang telah menangis sejadi-jadinya,
Wanita malang yang tak mengerti apa kesalahannya, dan tiba-tiba saja 2 Hari yang lalu ia bangun di tempat gelap nan lembab ini mulutnya yang bebas bersuara menjerit meminta tolong.
Mengundang seseorang masuk dan menyalakan lampu minyak, Ia senang bukan main melihat seseorang menemukannya,
Namun sayang perasaan itu tak bertahan lama ketika wanita itu tau yang di temuinya bukan lah seorang malaikat melainkan Iblis......
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top