Chapter 14 Desa Yang Telah Mati
"Maaf"
Dazai Osamu x Reader
Bungo Stray Dogs (文豪ストレイドッグス, Bungō Sutorei Doggusu; lit. Literary Stray Dogs) is a manga written by Kafka Asagiri and illustrated by Sango Harukawa.
Genre : Tentukan Sendiri
Rate : T
Sampai saat kalian berkemas dan berkumpul di agensi pun, kau masih tetap diam.
"Kunikida san, Kunikida san" Panggil Atshushi berbisik-bisik,
"Ha?, ada apa bocah" Jawab Kunikida sekenanya, memasukkan barang-barang bawaan para staff yang akan di bawa nantinya.
"ada apa dengan (Name) san?" Tanya nya masih berbisik, sebisa mungkin agar tak kau dengar,
"Uh ...., mmm begini bocah" Kunikida menggaruk surainya kebingungan.
Sementara Atshushi menatap Kunikida penuh harap, Kunikida menyerah ia tak bisa menurunkan Image nya di mata juniornya,
"Aku sungguh tak mengerti Kouzou, wanita memang sulit di mengerti",
"Souka..., bagaimana kalau bertanya langsung pada (Name) san" tanya Atshushi semangat.
"Lupakan saja Kozou, yang ada kau hanya akan dimakan nya" Ucap Kunikida menaikkan kacamatanya, membayang kan dirimu yang berubah menjadi Monster bermulut tajam,
"Souka" Atshushi mengangguk pasrah, ia memang tak terlalu peka namun rasanya jahat jika mengabaikan mu begitu saja.
Kau membawa barang mu sendiri ke bagasi, menolak setiap bantuan yang di tawarkan semua orang padamu dengan senyuman singkat yang tak satupun dari mereka bisa menolaknya,
“Baiklah siapa yang meneyetir?” tanya Naomi, saudara nya masih dalam tahap pembelajaran, Rampo tentu saja tak bisa diandalkan untuk hal semacam ini, Kenji mungkin tidak, Kunikida sudah menawarkan diri membawa mobil satunya, meminta tolong Ketua mereka rasanya aneh.
“Dazai san, bagaimana jika....”
“Aku menawarkan diriku, Naomi chan” nyata mu, memotong Naomi,
“Eh..., tapi kan (Name) perjalan kita cukup jauh”,
“Aku sedang dalam kondisi sempurna, dan tak juga mengkonsumsi obat-obatan, lagipula ini liburan yang di tujukan untuk kalian bukan?, biar aku yang menyetir” Tawar mu halus, langsung saja diangguki oleh Naomi.
“Ja...., mohon bantuannya (Name)” Ucap Kunikida masih takut-takut tiba-tiba saja mulut tajam mu itu kembali,
"Serahkan kepadaku Kunikida san....”.
.
.
Baru saja kalian memasuki wilayah perkitaan Yokohama, jalanan macet telah menjadi sarapan memuakkan bagi mu. Polusi dimana-mana, pagi yang harus nya indah dengan sinar matahari yang menyegarkan menjadi pagi panas yang berisik dan disertai umpatan-umpaatan gerombolan manusia yang juga bernasib sama terjebak macet bersama rombongan kalian.
Manik (E/C) mu menatap, rombongan mahasiswa membawa spanduk serta memakai jubah hitam, yang berteriak tentang semacam revolusi atau apalah namun bisa kau dengar nama “Deuz” di tengah-tengah teriakan mereka.
“Ketua, mereka sedang apa?” tanya mu menatap gerombolan pelajar itu,
“Demo” Sahut Rampo di tengah-tengah kunyahannya, menatap bosan kerumunan manusia itu,
“Demo apa?, kesetaraan sosial?, hak-hak mahasiswa atau perubahan sistem?” tanya mu mencoba memikirkan segala kemungkinan yang ada.
“kabar Deuz, tersebar luas dan sangat cepat, Demo disana-sini, satu organisasi mempengaruhi organisasi lainnya lalu mengadu domba dengan pemikiran yang berbeda tentang Deuz, satu kubu menuntut pemerintah untuk menangkap Deuz kubu lain percaya akan kekuatan dewa mereka akan merubah Kota serta dunia ini seperti yang mereka impikan” Jelas Fukuzawa panjang lebar.
“Apa yang mereka harapkan dari Deuz? Yang tak lebih dari seorang pembunuh atau mungkin saja hanyalah orang iseng yang mencabuli wanita semata-mata demi memuaskan nafsunya ?” Tanya mu masih menatap mereka,
“Entahlah..., beberapa bilang Deuz itu seorang pahlawan, ia menyelamatkan yang tertindas”,
“Di dunia ini, mana ada orang seperti itu, semua sama saja hitam dan putih, bahkan jika dewa sekalipun turun tangan akan dunia ini, ia tak bisa berbuat apa-apa” Cicit mu melajukan mobil.
.
.
Kau merenggangkan badan lelah, menyetir selama 3 jam ditambah 2 jam kemacetan lalu lintas bukan main lelah nya, sampai kaget kau dibuatnya ketika tau kondisi Kunikida masih saja segar bugar,
“Otsukare sama..., (Name) san” Atshushi menyodorkan minuman ber Ion padamu, mengucapkan terimakasih atas kerja keras mu.
“Arigatou, Atshushi-kun” kau menerima botol itu, dan meneguknya secara bringas tak dapat di pungkiri kau kehausan,
“Lalu sekarang ini kita ada dimana ?” Tanya Yosano, sepanjang mata menatap memang hamparan laut, namun ini bukan pantai melainkan pelabuhan.
“Ke pantai nya besok!!” Ucap Fukuzawa enteng,
“Lho...?”
"Kenapa ke pantai nya besok, Ketua?" tanya mu mewakili semua bibir yang memendam pertanyaan mereka,
“Semalam seorang teman jauh menghubungi ku meminta sedikit bantuan untuk mengecek desa nya yang akhir-akhir ini ada yang aneh, ia berjanji akan memanjangkan renggang waktu tiket yang sudah klita pesan” Jelas Fukuzawa mengedarkan pandangan, mencari seseorang yang harus nya memandu mereka.
“Agensi Detektif Bersenjata dari Yokohama?” sapa salah seorang wanita yang memakai pakaian radisional jepang, suara nya kecil sekali hampir tak terdengar di kalahkan oleh ombak laut,
“Yah ...., kami datang atas permintaan Ichiro Sakuya yang tak lain adalah salah satu warga desa ini sebagai tamunya” balas Fukuzawa,
“kami telah mendengarnya dari Sakuya san, mari” antar nya berjalan ke anak tangga panjang yang menuju perbukitan desa nya berada.
“Pasti tinggal di perkotaan sangat sulit” wanita itu membuka percakapan memecah keheningan diantara kalian semua, walaupun pada suaranya tak ada warna kehidupan,
“kira-kira seperti itu lah” balas Kunikida sopan,
“bukan kah Agensi ini juga ikut di tugas kan untuk ikut turun tangan dalam kasus pembunuhan berantai yang di lakukan Deuz, apa sebab kedatangan anda sekalian dalam rangka mencari petunjuk disini?”tanya nya tak suka,
“Ah .... awalnya kami hanya berniat untuk mengmbil cuti satu atau dua hari, dan Ichiro merekomendasikan desanya yang tenang jauh dari suara kota” timpal Fukuzawa,
“Beginilah desa kami, terasingkan dari peradaban akan tetapi yang kalian ucapkan itu benar desa ini tempat yang indah, kuharap kedatangan kalian menjadi pertanda baik untuk desa ini” akhirnya.
Semakin tinggi menaiki tangga yang menuju ke bukit, semakin banyak hiasan berjejeran, layak nya lampion dan spanduk disana sini beberapa pemuda membawa peralatan untuk menghias juga sempat menyapa gerombolan kami, dan wanita itu membalas sapaan mereka balik,
“Ano..., apa nanti malam akan ada Festival musim panas atau semacam nya?” tanya mu antusias ia menatap mu sebentar lalu fokus ke jalan dimana ia menapak lagi,
“Kami menyebutnya upacara suci”
“Upacara suci?” tanya mu lagi,
“setahun sekali desa ini mengadakan sebuah penghormatan akan dewa yang telah berbaik hati telah melindungi desa ini bertahun-tahun lamanya bahkan tanpa ada bantuan yang cukup dari kota pusat, beberapa desa tetangga juga akan ikut meramaikannya tapi pada dasarnya Upacara ini tak ada bedanya dengan apa yang kau barusan sebut itu, Festival Musim Panas ” jelasnya kau mengangguk mengerti.
“Kami beruntung bisa ikut serta dalam upacara suci ini” senyummu ramah menghargai kebiasaan yang berlaku di desa ini.
Kalian sampai di gerbang besar yang telah di hias sebagaimana Festival pada umumnya berlangsung,seseorang menunggu kalian di atas sana pria tua yang terlihat berwibawa sekaligus ramah dalam waktu bersamaan.
“selamat datang di desa kecil kami, semoga kalian menikmati semua yang ada disini ” sambutnya dengan kata penyambutan yang menurutmu terdengar aneh, ada yang aneh dengan desa ini.
.
.
"Paradise........." Teriak Naomi, menghamburkan diri ke ranjang, melepas penat berlama-lama duduk di mobil dan mendengar umpatan-umpatan saat macet.
Begitu pula dengan mu, segera saja kau benamkan wajah mu ke seprei putih itu, tak bisa kau gambarkan betapa lelahnya hari ini.
Ditambah semalam kau bertengkar dengan Dazai, lalu pria tak tau diri itu baru saja ia menggoda pemandu wanita yang di utus tetua desa ini untuk kalian di depan mata kepala mu sendiri.
"Aku ?, cemburu?" Kau memegang kedua pipi mu pelan,
"Hahahahaha ....., tentu saja.." Kau tertawa terkikik,
.
.
.
.
.
"Iya lah" Lalu memasang wajah datar yang menyeramkan.
Tbc
H-5 lagi Cuyyyyy....
Dan aku belum nyelesaiin pr ku, 😂😂😂, sementara masuk sekolah udah di depan mata 😭
Keknya Gravitasi di kasur ku, lebih gede dari pada tempat manapun deh...
Apa perlu ku laporin NASA aja yah, biar di cek kenapa kok berat banget mau gerak dari kasur 😂😂.
Oke Sekian 5 Detik bersama Yukitan....
Jangan lupa Vote dan Komennya yah ^~^
Arigatou.....
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top