Ch. 38. Dunia dimana aku tak harus berkorban.

"Exxcalibur ..."

Dazai Osamu x Reader

Bungo Stray Dogs (文豪ストレイドッグス, Bungō Sutorei Doggusu; lit. Literary Stray Dogs) is a manga written by Kafka Asagiri and illustrated by Sango Harukawa.

Genre : Tentukan Sendiri

Rate : T

“ Tak kusangka kau benar-benar kembali ke masa lalu untuk mengambil pedang legendaris Excalibur , bukan hanya itu kau benar-benar kembali ke masa yang sangat jauh dari masa mu sendiri, aku semakin menginginkan mu menjadi mempelaiku (Name)” Ren mencoba meraih mu.

Sayang cahaya yang bersinar di sekitar pedang itu menghalaunya, dan melindungi mu layaknya sebuah perisai kokoh.

“Pinjam kan aku kekuatanmu” Ujarmu pelan, seolah berbisik pada pedang itu.

Tak sembarang orang bisa mencabutnya, yang kau tau Raja Arthurlah yang berhasil mencabut pedang itu, legenda menyebutnya Raja berhati nurani bersih tak bernoda.

Sementara dirimu bukanlah manusia seperti itu, kau tak memiliki semua persyaratan untuk mencabut pedang suci itu. Jiwa mu setara dengan Iblis bahkan kau yakin hatimu penuh dengan keegoisan, egois akan hak kepemilikan Dazai cukup membuktikan bahwa hati mu tak sesuci itu.

Namun yang bisa dilakukan manusia adalah berusaha, mereka mencoba tanpa ada kepastian, selanjutnya yang manusia lakukan adalah berharap dan untuk kali ini saja kau ingin menjadi manusia, kau ingin berharap pada pedang itu untuk meminjamkan kekuatannya padamu.

Excalibur bergeser dari batu yang ia singgahi, membuat genggaman mu sedikit bergetar terkejut, tentu saja bahkan dirimu sendiri tak habis berfikir mengapa? Apa ini karna harapan yang kau semogakan atau hatimu memang telah memenuhi persyaratan untuk mencabutnya.

Kau tak mengerti ...

Namun kemungkinan kedua itu takkan berlaku padamu.

“Yosano-sensei Apa itu?” tanya Kyouka.

“Kau pernah dengar nama Excalibur Kyouka-chan? Pedang yang tertancap kuat di batu itu?” Kyouka mengangguk kecil

“Pedang suci itu, dikatakan senjata yang paling kuat di masa lalu, raja Arthur menunjukkan kepantasannya menjadi pemimpin Inggris dengan mencabutnya"

"Tentu saja tak sembarang orang bisa mencabutnya bahkan untuk kesatria terkuat raja sendiri, beberapa orang bilang setelah kematian sang raja pedang itu di buang ke sungai hingga takkan ada yang bisa menyalahgunakan nya lagi"

"Rumor lainnya pedang itu masih tertancap di batu menunggu sang raja kembali jika suatu saat Inggris memerlukannya” Yosano masih memandang takjub batu dimana pedang itu singgah, dirinya merasa bangga bisa menjadi saksi akan masa lalu.

“Maafkan aku Ren .... ” kau tau akan menyesali ini.

“Excalibur ....” Teriakmu membangunkan pedang suci itu dari tidur panjangnya.

Sinar terang menghujam tubuh monster Rei, mengikis kulit sekuat baja nya, perlahan namun pasti hingga ia tak sempat menyembuhkan dirinya sendiri.

Kau mendengarnya, jeritan Ren di dalam monster itu membuat mu bergetar, kini dirimu merasa menjadi orang jahatnya.

Ren, pria itu adalah teman terbaikmu, kau yang tak dapat menyelamatkannya dulu, kini adalah dosa terbesar yang tak dapat kau bayar, kau akan memikul dosa itu selamanya.

“(Name)...” Panggilnya untuk terakhir kali sebelum monster itu benar-benar hilang tak berbekas.

Kau mencoba untuk mengabaikannya, namun suara Rei menggema berulang-ulang di kepala mu, kau pembunuh, kini kau benar-benar menjadi seorang pembunuh.

Yang Dazai katakan padamu mungkin benar, sekali menjadi pembunuh sebutan itu akan melekat padamu slamanya.

“Mereka semua menghilang” Ujar Atshushi menatap para Undead yang di ciptakan Ren satu-persatu dari mereka mulai menghilang layaknya abu tertiup angin.

“(Name) ... (Name)” Kyouka berlari entah dari mana, memeluk mu hingga kau kehilangan keseimbangan dan terjatuh.

“Kau berhasil ... kau menyelamatkan dunia, kau menyelamatkan Yokohama, kau menyelamatkan kami (Name)” Gadis kecil itu tak berhenti memelukmu sambil sesenggukan menangis, kau membalas pelukannya.

Hanya gadis ini, hanya Kyouka yang menyambut kemenangan mu dengan suka cita, kau bisa merasakan perasaan campur aduk milik gadis kecil itu. Ia senang kau membawa kemenangan tanpa pengorbanan yang serius, sementara beberapa menit yang lalu dirinya seolah-olah tak bisa berhenti memikirkan kondisimu yang bisa di bilang berada di ujung tanduk.
“(Name), semua ini sudah berakhir kan?” Tanya nya, bisa ku lihat genangan air mata telah menumpuk di pelupuk matanya.

“Yah ... sudah berakhir”

“Kalau begitu kembalilah! Kembali ke Agensi, (Name) kan sudah jadi bagian dari kami” Putusnya semena-mena.

Tentu saja kau tak bisa melakukan itu, bahkan setelah menyelamatkan Yokohama kenyataan bahwa hukum telah menjadikan mu tersangka utama dan satu-satunya pembunuhan berantai takkan berubah, kau akan kembali duduk di kursi listrik dan mendapat hukuman mati, namun kali ini mungkin kau bisa pergi tanpa penyesalan.

“Maaf Kyouka-chan, aku tak bisa kembali” Balas mu pelan, mencoba memberinya pengertian bahwa sistem tak bisa menuruti keegoisannya.

“Ayo kembali (Name), oh ... ya benar, dengan kemampuan mu itu kau pasti sangat di butuhkan di Agensi, aku akan membantu bicara pada ketua dia pasti akan menerima mu, ketua pasti akan menyelamatkan mu seperti ia menyelamatkan ku, ketua pasti akan-”

“Kyouka...” Sanggah mu,

“aku tak bisa kembali, (Name) yang kalian kenal itu tidak pernah ada, yang ada hanya aku Kyouka-chan, hanya (Name) yang ternoda ... (Name) seorang pendosa.” Balas mu.

“Tidak mau! (Name) aku tidak mau...” Ia masih memaksa mu.

Kau menggeleng lemah lalu berjalan pada Rampo, hanya dua orang yang bisa berfikir logis di saat seperti ini, satunya pria itu.

Pria yang akan namanya akan selalu singgah di hatimu, dan satunya lagi ...

“Rampo-san ...” Kau menyerahkan kedua tangan mu pada pria cebol dengan IQ diatas rata-rata itu.

“Selamat ... kau menangkap pelaku kejahatannya, Rampo-san benar-benar detektif terhebat yang pernah ku kenal” Puji mu,

“...”

“Kenapa diam? Kau pasti membawanya kan?” Tanya mu, ia masih tetap tak bergeming,

“Borgol ... ”

“Aku melupakannya” Balas Rampo cepat,

“Aku melihatnya di balik mantel mu” Tawa mu, siapa yang menyangka akan jadi begini.

Rampo-san adalah harapan mu satu-satunya, kau menaruh harapan pada detektif itu untuk mengadili mu tanpa pandang bulu. Tak peduli siapapun dirimu, entah itu politikus yang berkuasa, seorang teman masa kecil, rekan kerja, sukarelawan yang selalu membuatkannya manisan, seorang kekasih ataupun pembela kebenaran.

“Kumohon Rampo-san” Paksa mu.

“Aku tak bisa memborgol mu dengan adanya pedang besar di tangan mu itu kau tau ...” Pemegang gelar detektif terhebat itu, ia merajuk imut meskipun sempat kau lihat kedua matanya berair.

“Kuharap aku tak meninggalkan luka pada kalian semua” Balasmu sebelum melepas Excalibur hingga pedang suci itu menancap kuat di tanah.

Cklekkk ...

“Apa yang-"

Awalnya seolah begitu sunyi, semua orang tak bernafas dan barulah kau tau mereka semua terjebak dalam waktu, kau bersumpah tidak mengaktifkan Norn, jangankan mengaktifkan kemampuan penguras energi semacam penghenti waktu milik Norn, untuk berdiri saja kau lakukan dengan susah payah.

“Kau sebaiknya jangan bergerak dari sana gadis ku ... ”

“Tidak mungkin! Suara itu ... ”

Pandangan mu berkeliling mencari seseorang, tidak mungkin,  kenapa bisa ia masih hidup! Excalibur, pedang suci itu harusnya telah menghancurkan satu-satunya wujudnya yang tersisa.

Terlebih...

Tidak mungkin ada yang bisa bergerak di dalam Norn, Norn itu kemampuan mutlak, tidak! Norn sendiri telah melampaui kata 'Kemampuan'. Norn itu keajaiban dari dewa, bahkan kemampuan penetral Dazai takkan bisa membatalkan Norn.

“Aku telah memperingatkan mu sayang! Atau kau benar-benar ingin melihat pria yang kau cintai ini kehilangan kepalanya?” Kau mengurungkan niat mu untuk bergerak mencari sosok itu, toh kau sudah menemukannya dan ini bukan kabar baik untuk mu.

“Menyingkir darinya ... ” Ujar mu geram bersiap mencabut Excalibur kembali dari tempat nya tertancap saat ini.

“Tidak! Sebaiknya jangan lakukan itu, setelah pria ini kehilangan kepalanya bahkan jika itu kau ataupun Norn, takkan ada yang bisa
menghidupkannya kembali bukan? Apa aku salah (Name)?” Tanyanya mengancam mu.

Sayang yang di katakannya bukanlah sebuah bualan atau imajinasi nya belaka. Beberapa kasus kerusakan parah pada manusia seperti kehilangan kepala mereka, hancurnya jantung mereka dapat membunuh manusia dalam sekejap, dan jika itu telah terjadi takkan ada satupun yang bisa menyelamatkannya bahkan Norn dewi yang bertugas akan waktu sekalipun.

“Kau ini benar-benar! Memangnya harus berapa kali aku membunuh mu hah?” Tanya mu pasrah, melepas begitu saja genggaman mu pada pedang suci itu.

“Izin kan aku menjadi tuan dari kedua mata mu (Name)” Ujarnya langsung ke inti, seluruh tubuhnya hangus namun seolah ia mendapat keajaiban, masih dapat bergerak di kondisi nya yang mengenas kan itu.

“Heeeeee ... Kenapa buru-buru sekali, kenapa? Apa karna ajal mu telah di depan mata, apa aku benar Ren?” Yah pria berupa mengenaskan hingga wujudnya tak kau kenali itu Ren, ia masih hidup meskipun sepertinya tak lama lagi.

“Kenapa diam? Apa dugaan ku benar? Lantas aku hanya perlu menunggu mu menemui ajal mu Ren, mungkin aku sedikit terkejut mengetahui mu bisa bergerak di didalam kemampuan Norn. Tapi yah ... itu tetap sia-sia mengingat kau akan segera mati” Kini pertarungan kalian ini seolah menjadi ajang pertarungan saling mengancam.

Dugaan mu benar, Ren tak punya banyak waktu untuk menunggu mu, hanya tinggal beberapa menit. Ren sendiri yakin waktunya hanya tinggal beberapa menit.

“Kau sebaiknya tidak coba-coba dengan ku (Name)” Serpihan kaca itu sedikit menusuk leher Dazai.

Cukup tajam untuk mengoyak perban miliknya sementara Ren masih berusaha menusukkannya lebih dalam, kau berkeringat dingin, satu yang kau ketahui dalam pertarungan mengintimidasi lawan semacam mengancam seperti ini, kau tak boleh menunjukkan rasa takut.

Namun mau bagaimana pun nyatanya Dazai adalah ketakutan terbesar mu, kau takut kehilangan dirinya.

“Jangan remehkan serpihan kaca (Name), sebagai calon dokter kau pasti tau apa yang terjadi jika serpihan ini menembus lehernya, mengoyak kerongkongan dan tenggorokannya bukan? Hingga akhirnya memenggal kepala pria ini, pria yang sangat kau cintai ini”

“Jangan lakukan itu Ren! Berhenti! Kumohon akan ku berikan apapun yang kau mau” Baiklah, kau menyerah.

“Sudah ku bilang, jadikan aku  tuan dari kedua mata mu (Name)” Ujarnya tak berhenti memperdalam tusukan itu secara perlahan.

“Lalu apa? Kau akan membunuh Osamu-kun?” Teriak mu tak terima dengan negosiasi kalian, kau tak memiliki kuntungan sama sekali dalam negosiasi ini.

“Aku takkan membunuhnya!”

“KAU BOHONG!” Teriak mu.

“Aku tak bisa mempercayai mu yang bahkan berbohong pada ku, menipuku dengan kabar kematian kalian, kau pembohong Ren!”  Masih merasa sangat kecewa akan kebohongan Ren.

“Baik, aku berbohong aku akan membunuh seluruh manusia usai mendapat replika dunia yang di sembunyikan di dalam kedua mata mu itu, aku akan membuat mereka hidup abadi di dalam mimpi sementara tubuh asli mereka membusuk bersama dunia ini, hanya kau dan aku yang tersisa"

"Kau dan aku akan menjadi satu-satunya yang asli, sementara mereka semua hidup di dalam mimpi”

“Itu tidak benar! Yang kau lakukan itu salah Ren, tidak ada yang ingin hidup dengan berpura-pura seperi itu, tidak ada yang ingin hidup sebagai boneka mu Ren!” Sanggah mu berusaha menyadarkannya.

“Kau yang harus membuka mata (Name), dunia yang ku inginkan adalah dunia tanpa kecacatan, tanpa ada ketakutan akan kematian, tanpa penyakit tanpa penolakan, setiap individu akan mendapat keinginan mereka, itu memang seperti mimpi namun tak semuanya benar"

"Bahkan jika tubuh mereka membusuk disini roh mereka akan tetap ada di dunia itu. Dunia yang setiap orang impikan (Name), kau tak bisa bahagia dengan menerima ku sebagai pendamping mu? Baiklah..."

"Akan ku ciptakan cerita sendiri untuk dirimu, dimana kau dan pria ini bahagia, kau menginginkannya bukan? Aku akan membuatkan mu 10 yang seperti dirinya dan aku akan membuat dirimu lagi untukku seorang, aku akan berbagi dengan pria ini"

"Lihat (Name)? Tidak akan ada peperangan seperti yang kita lakukan saat ini, tidak akan ada lagi pengorbanan seperti yang selalu kau lakukan untuk pria ini”

“Dunia dimana tidak ada pengorbanan ...” Ujar mu mulai kehilangan pegangan mu sendiri.

“Kau benar, dunia tanpa rasa sakit dan penolakan (Name), biarkan aku jadi tuan mu dan akan kutunjukkan dunia itu (Name)” Hasutnya.

“Dunia dimana aku bisa memiliki Osamu-kun ...”

“Kau benar kemarilah ... dunia dimana ia takkan menolak mu ataupun menyakiti mu lagi, kau bisa memilikinya (Name) ...” Kau berjalan menuju dirinya.

“Dunia dimana aku tak harus menangis lagi ...” Air mata kini telah mengucur deras, benarkah yang dikatakan Ren? Kau bisa memiliki Dazai tanpa rasa sakit, kau bisa mencintai nya tanpa penolakan dan kau bisa bersamanya tanpa ada pengorbanan lagi?.

Kau bisa bahagia ...

“Aku ...”

“(Name) ...”

“berikan aku dunia seperti itu Ren!”

Fyuh ... 
/Glinding-glinding ...

Gondok parah sama Summer Event 😂

Reader-san, liat ada yang beda sama Chapter kali ini ga?.

Coba tebak apa hayooo ...

Teetttttttt ...

Salah ...
/dibacok.

Chapter kali ini penuh dengan cinta ...
/engga deng 😂.

Aku ucapin juga banyak,  banyak makasih sama
CeceBellic, yang udah bantu aku benerin ini itu 😂, tapi hasilnya juga keliatan masih tipis banget di ff Yukitan 😂.

Yep...,  aku dikit dikit perhatiin tanda baca deeel el yang bikin ff nya telat update :v,  (selain ngejar summer event juga sih :v) 

Buat chapter sebelum-sebelumnya Yukitan minta maaf sebanyak-banyaknya yah ...

Setelah Obsession selesai kalo ada waktu /dih padahal nganggur mulu dirumah :v/. Yukitan benerin.

Oh iya satu lagi ...
Buat kalian semua,  yang masih ada disisi Obsession. Sampe saat ini makasih banyak :").

Udah itu aja,  kalo diungkapin sama kata nanti bisa nyampe 4k kata :v.

Yukitan sayang kalian semua.

Btw ...
Yukitan ada tebak-tebakan.
Siapa sih dedeq emesh dibawa ini hayooo...  >~< .

Tunggu jawabannya di chapter chapter berikutnya yahh ^~^

Ehe ...
Yukitan done event lagiiii ...
Cihuy.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top