CH. 37. Sword of Hope
JLEBBB....
“(Nameeeee)!!” kau mengumpulkan kesadaran mu yang sempat dibawa pergi oleh rasa sakit, ketika seseorang memanggil nama mu, suaranya begitu familir di telinga mu, suara yang sama dengan suara yang mengganggu tidur mu tiap pagi.
“Dazai..” ketika kesadaran telah terkumpul barulah kau sadar dan mengecek keadaan Dazai.
Sulit menoleh kebelakang dengan tusukan yang masih menancap di perut mu ini, bahkan hanya untuk melihat pria terkasih mu itu baik-baik saja sulit, nyeri menjalar ke tempat dimana otak menerima respon berupa rasa sakit dan kemudian menyalurkannya ke seluruh tubuh.
“apa kau baik-baik saja ?, Osamu kun?” tanya mu tanpa menatapnya,
“kau kenapa!, sudah kubilang aku membuang mu bukan!” nadanya datar, ia masih tak peduli,
Dazai masih saja tak peduli, kau mungkin berhalusinasi ketika mendengar Dazai emanggil nama mu, hal seperti itu tak mungkin terjadi kan.
“maaf....” kau tak dapat menyanggahnya,
Memang benar Dazai telah membuang mu, respon untuk melindunginya itu, suatu hari kau akan membiasakan dirimu untuk menghilangkan kebiasaan yang bersangkut paut dengan Dazai, walau kau tak begitu yakin bisakah kau melakukan itu.
“(Name) san” bocah harimaua itu memaku disana, matanya tak dapat menyembunyikan ketakutan dalam dirinya, Atshushi menatap mu hampir menangis, sulur sekeras tombak itu menembus liver mu, namun kau tak kunjung pergi. Masih menahan sakit disana.
“t tu tunggu sebentar, a aku akan menolong mu,” Atshushi gelagapan, pertolongan macam apa yang harus ia berikan padamu, ia sendiri tak tau, mampukah kuku-kuku harimau nya memotong sulur sekeras tombak itu ia tak yakin.
“Arghhh....” kau mengeluh kesakitan, ini bukan hanya perasaan mu namun benar nyatanya sulur itu membesar, menekan daging mu hingga membuat lukanya seolah semakin lebar,
“Tidak, Atshuhi kun, tidak!, berhenti disana” sakit seolah berkumpul di atas perut mu, bisa bahaya jika makhlukh ini benar-benar merobek perutmu.
“(Name) san, (Name) san” Kyouka merengek, Yosano mengunci pergerakannya agar tak melakukan hal yang tiba-tiba dan membahayakan dirinya sendiri,
“tetap disini Kyouka chan” balas Yosano, sebisa mungkin mengabaikan fakta bahwa saat ini gadis di dekapannya tengah menangis deras mengkhawatirkan mu.
“tapi Yosano sensei, (Name) san-”
“aku baik-baik saja sungguh, Kyouka chan tetap diam disana, kumohon keselamatan kalian adalah prioritas ku” balas mu, berharap tangisnya segera reda,
“(Name)....” suara Ren di dalam monster itu memanggil nama mu, kau memandangnya tak suka, ia bukan manusia lagi, Ren bahkan tak pantas di beri pengampunan.
“aku tau apa yang ada di pikiran mu, ketakutan mu, semuanya yang ada dirimu itu aku tau”
“Siapa nama mu!”
“tidak, tidak..., jangan harap aku kan mengatakan nama makhlukh ini lalu kau bisa kembali memotongnya, coba saja (Name) sayang ku, kau bahkan kini tak bisa memotong benang milik ku bukan?”
“kau.....”
“tidak sayang!, diam disana!” ujarnya, kembali sulur nya terasa semakin membesar.
“akan kubuat kau menderita dengan menolak lamaranku, dengan menunjukkan padamu ketakutan terbesar mu pda pria”
“tidak!, jangan!”
Portal kembali terbuka, sedikit darah mu yang telah di dapatkan Ren cukup untuk menyuplai kembali kekuatannya dan membuka portal, pasukan Ren kembali mendominasi gedung.
“mereka ini Undead” ujar Ren, port mafia dan agensi kini disibukkan oleh orang-orang ini,
“kalian tau mayat hidup?, seperti itulah mereka, ditusuk dimana pun takkan mati, bahkan di penggal pun bagian tubuh mereka dapat di gunakan secara maksimal, keuntungan yang besar bukan ?, tidak maksudku bahkan tak memiliki celah sama sekali, pasukan yang tanpa cacat seperti ini dapat di produksi sebanyak apapun yang ku mau hanya saja mendapatkan mereka cukup sulit, beruntung hal itu tak berlaku padaku”
“Hen he hentikan arghhhh...”
"kau benar-benar harus berhenti sayang" ujar Ren, maksud hati ingin membelai mu bahkam dengan tubuh besarnya yang tak layak dan sulur sulur nya yang mengerikan.
Namun kau menepisnya dengan tangan-tangan mu yang bahkan hampir kehilangan tenaga, berkat pendarahan hebat di atas perutmu.
"aku tak mengerti apa yang kau katakan! " pangkas mu,
"Tidak!, akan kubuat kau mengerti bahwa kau bukan orang yang harus selalu berkorban" ujar Ren mantap.
Ah.... Andai yang tengah memperjuangkan mu seperti ini adalah Dazai, bahkan jika harus melawan dunia pun kau tak keberatan.
"Undead...., mereka ini kuambil langsung dari alam sana, kebanyakan mungkin jiwa-jiwa dari Neraka jiwa-jiwa yang selama hidupnya tersesat di jalan yang salah. agak sulit membuat kesepakatan dengan Lucifer, namun kini itu bukan masalah" Ren sedikit terkikik geli.
"Kau Monster! " teriak Kyouka masih berada dalam cengkraman Yosano.
"kau benar gadis kecil, aku Monster, namun bukan aku sendirian bukan Monster yang hina?, kau pembunuh 36 nyawa tak berdosa. Pria brengsek itu membunuh ratusan orang. Kita semua ini monster, adapun monster yang baik hati..., tunggu dulu!!. Rasanya lucu menyebut seorang monster baik hati, baik kita ganti menjadi Malaikat baik hati adalah pengantin ku seorang. (Name) " Ren sempat berhenti menatap wajah marah mu yang masih terlihat sangat cantik dengan noda darah di setiap tubuhmu, akan kah dirimu marah dengan Ren menyebutmu pengantinnya?.
"semua Undead ini, aku mengambil jiwa mereka, tentu saja untuk menghindari hal yang tak diinginkan kubuat mereka berpikir mereka tak pernah mati. mengembalikan nya dalam wujud manusia normal dan memanipulasi orang-orang di dekat mereka dengan menganggap mereka hidup. Satu tahun yang lalu ku tugas kan mereka mencari pengantin ku, namun kalian tau cukup merepotkan mengurus mereka yang notabene adalah mantan manusia yang juga memiliki keinginan kuat"
"CUKUP DENGAN OCEHAN TAK BERGUNA MU ITU! " teriak Chuuya mengaktifkan kan kemampuannya.
"Kau benar-benar harus belajar mendengarkan anjing liar! " Ren menghantam Chuuya hingga membentur dinding dan menusuknya.
"Cumin! "
"anjing liar kau diam disana sampai aku selesai" ujar Ren, bisa ia rasakan kemarahan mu dari setiap sel darahmu yang ia serap melalui sulurnya.
"akan ku lanjutkan!, sampai ku selesai diharap tak ada lagi anjing liar seperti dirinya. Beberapa undead melawan perintah dan kembali ke kehidupan normal nya, kembali menjadi mereka yang dulu dengan sejuta keinginan serta impian mereka. Menjadi kaya, terkenal, memiliki orang terkasih semuanya. Dan itu sangat merepotkan ketika ku tau keberadaan mereka sangat berbahaya bagi yang hidup. Mereka membawa yang hidup untuk pergi ke dunia mereka lewat kematian. Orang orang yang konyol"
"Jangan sebut mereka konyol!" sangah mu keras, kemarahan menguap menjadi energi baru mu, pengganti darah yang terus keluar dari tubuhmu.
"jiwa-jiwa yang kau ambil itu, mereka memiliki orang terkasih" bela mu tak terima.
"lihat!, lihat lah...., kau (Name), kau yang paling indah dari jutaan manusia tak berharga ini. Sosok yang kuat, sosok yang kucintai, sosok yang rela berkorban dan memanggul tittle Deuz sang pembunuh berdarah dingin demi melindungi mereka yang tak bersalah. Kau pahlawan sejati" Ren memuja mu, seolah tak ada yang lain yang lebih indah dari dirimu.
Kini Dazai menaruh perhatian padamu, seolah penasaran dengan apa yang kau lindungi dan segera ingin mendapat jawaban atas itu.
"(Name), dia memang pembunuh dari kasus Deuz, namun fakta yang tak kalian ketahui adalah setiap korban adalah seorang Undead.. " Ren tertawa keras, dunia ini, kumpulan manusia yang mengaku berada di pihak kebenaran ini bahkan menutup mata akan kebenaran yang sesungguhnya.
Ren harap manusia seperti itu akan segera hancur ketika mengetahui fakta ini. Ren harap mereka berhenti memihak dan putus asa. Toh yang dilakukan mereka tak membuahkan hasil.
"kau pasti sangat paham dengan apa yang ku katakan Rampo, detektif yang mengaku dirinya terhebat...., yang kau lakukan slama ini tak lain adalah membantu ku menyingkirkan sang pengadil Deuz. Kau mengincarnya tanpa tau bahwa dia lah yang benar" keringat dingin bercucuran deras di dahi Rampo, apanya yang detektif hebat jika bahkan ia tak tau kebenarannya.
Ren seolah menghancurkan pegangan teguh yang dimiliki masing masing dari Agensi, dan kau tak bisa menerima hal itu begitu saja. Selain Dazai baru-baru ini kau menyayangi Agensi ini, setiap orang didalamnya mempunyai keinginan kuat dimana mereka ingin memanfatkan kemampuan mereka untuk berada di pihak yang benar.
“Ren hen-”
“aku menginginkan penjelasan” sanggah Dazai maju kebarisan depan, kau benar-benar lelah dengan semua ini, kondisi mu tak memungkinka menyelamatkan pria maniak bunuh diri itu jika tiba-tiba Ren menyerang dengan tiba-tiba.
Entahlah tapi kau tak yakin dengan itu, toh semua kau lakukan untuk Dazai, bisa jadi kau menggunakan semua yang kau miliki tanpa memikirkan resiko nya jika itu untuk Dazai.
“sekarang kau tertarik, cih anjing pencuri yang buta seperti mu tak berhak mendapat penjelasan apapaun” Ren bersikukuh untuk diam,
“kau menginginkan (Name) sebagai imbalan dari sebuah penjelasan, baik akan kuberikan dia untuk mu” kini Ren tertarik, memang meskipun Dazai melepasmu bukan berarti nantinya mendapatkan mu, namun entah mengapa ia merasa ringan.
“apa-apaan, aku bahkan bukan milikmu lagi” cicitmu, menahan perih,
“Setahun yang lalu ku dapati kabar bahwa beberapa Undead yang merepotkan mendadak hilang, beberapa bulan kemudian kudapati surat kabar tentang pembunuhan berantai yang dilakukan seseorang yang pastinya ia adalah pengantin ku, pasal nya setiap korban dari pembunuhan berantai, mereka semua adalah Undead yang telah kuutus. Siapa yang bisa membedakan manusia asli dengan undead?. Jawabannya tak ada..., toh bahkan aku hanya menghafal setiap wajah dan nama mereka. Namun (Name) si pemilik mata itu dia bisa, membedakan adalah hal kecil bagi dia dan matanya"
“dari mana kau tau soal mataku?” tanya mu,
Dulu saat berada di penelitian mengerikan itu, kau dibutakan, kedua bola matamu diambil secara paksa, beberapa bulan setelah berhasil Dazai selamatkan dari penelitian terkutuk itu dan mengalami kebutaan.
Seseorang yang tak kau ketahui mendonorkan matanya padamu, yang kau ketahui umurnya tak lagi panjang untuk menjaga kedua mata berharga itu. Kau menerimanya dengan senang hati tanpa memikirkan resiko yang akan kau terima, sampai kau tau mata yang kau terima bukan mata orang normal.
“dokument dokument tua di Eropa, aku sempat bekerja di bidang itu sembari terus mencari mu di Eropa (Name), berharap kita bisa hidup bersama sampai kutemukan bahwa mata yang kau miliki itu didalamnya, di dalam mata misterius milik mu itu siapa sangka adalah replika dunia. Semua yang kau lihat bisa menjadi kenyataan (Name), dengan sedikit ilusi dan izin mu untuk memasuki pintu menuju mata mu itu kau dan aku. Kita bisa menciptakan dunia dimana orang-orang akan hidup bahagia” hasut Ren padamu, namun benar adanya,
“aku takkan pernah mengijinkan mu memakai mata ini tidak akan pernah Ren, dunia ilusi yang seperti itu aku tak membutuhkannya, aku tak butuh sebuah mimpi indah yang tak pernah jadi nyata Ren !” teriakmu mlawan,
“kau akan memohon padaku ketika kau melihat busuknya dunia ini sayang” Ren mengacuhkan mu, ia kembali menaruh perhatian pada Dazai, pria ini tetap kukuh tak tumbang karna pengaruh yang Ren berikan.
Semetara kemampuan membaca pikirannya tak berfungsi mencari kelemahan Dazai.
“(Name) pelakunya, tangan-tangannya telah ternoda darah, ku harap kau masih mengingat wanita yang bernama Tekeguchi Hiiro, karyawan baru Agensi akhir-akhir ini, dia salah satu undead kebanggan ku, kemampuannya unik seperti bocah harimau putih itu. (Name) yang membunuhnya, tapi sebelum itu (Name) menyiksanya, hingga Takeguchi san merasa tak lagi ingin hidup” jelas Ren, Dazai menatap mu sarkas seolah kau benar-benar rusak.
“jangan menatapnya seolah dia yang paling bersalah kau manusia hina!, yang dilakukan (Name) termasuk tepat, pengantinku tak salah dalam mengambil tindakan, yang ia lakukan semata-mata untuk melindungimu, penting untuk membuat Undead merasa tersiksa hingga ia tak mau kembali lagi, terutama Undead berkemampuan unik. (Name) mengerti bahwa ada orang yang mendalangi permaianan ini dan itu adalah aku, yang ia lakukan adalah membuat jiwa-jiwa itu jera dan tak mau kembali sebagai manusia lagi. Dan cara satu-satunya mengatasi undead yang keras kepala adalah kekerasan. (Name) ku adalah gadis terbaik”
“aku tak ingin menerima itu, kedua tangan ini cukup melindungi ku dari setiap ancaman, bertahun-tahun telah kupastikan bahwa aku hanya akan mati dengan bunuh diri bukan karna orang lain” sarkas Dazai percaya diri,
“kau harusnya bersyukur, KENAPA... KENAPA HARUS DIRIMU, KENAPA (NAME) HARUS JATUH CINTA PADA PRIA YANG BAHKAN TAK MENGANGGAPNYA ADA, MENGAPA HARUS (NAME) YANG MENJADI PIHAK YANG SELALU BERKORBAN, KENAPA ITU KAU, KENAPA IA HARUS MENYELAMATKAN MU KENAPA!,KENAPA (NAME) HARUS BERADA DI TENGAH-TENGAH MANUSIA SEPERTI KALIAN, MANUSIA DUNGU YANG BAHKAN TAK MENGERTI DENGAN PASTI JALAN KALIAN. PIHAK BENAR MANA YANG KALIAN PIHAK, SIAPA YANG KALIAN SELAMATKAN, IDIOLOGI DAN CITA-CITA KALIAN ADALAH OMONG KOSONG, MIMPI SEPERTI ITU TAKKAN PERNAH TERWUJUD!” kemarahan Ren menuntunnya menghantam Dazai tepat disamping Chuuya yang tengah merenggang nyawa.
“monster sialan ini, ia membunuh mu sebelum aku,jika nanti aku mati, akan kukutuk dia” balas Chuuya pasrah,
“Osamu..., tidak, Osamu kun, bangun..., Ren!. Ren hentikan, Ren...”kau menarik sulur Ren yang masih tertancap di tubuhmu, membanting Monster itu agar menjauhkan dirinya dengan Dazai, sulur itu melepasmu dan kau masih berdiri terengah-engah meskipun telah kehilangan banyak darah.
“N no rn..” rapalmu, penyembuhan terjadi dalam sekejap, luka nya sama sekali tak membekas.
Menuju ke Chuuya kau juga menggunakan Norn untuk menyembuhkannya,
“terimakasiih telah bertahan sampai saat ini Cumin” pujimu, beberapa orang akan berharap segera pergi ketika rasa sakit yang amat menyerang tubuh mereka, tapi tidak dengan Chuuya, bahkan dengan kepastian bahwa tak lama lagi ia akan mati dengan luka separah itu, Chuuya tetap bertahan untuk hidup setidaknya untuk melihat kalian mengalahkan Monster itu dan wajah sedih Dazai.
“Norn, kembalikan milikkku, kembalikan waktuku, Norn kembalikan miliknya, waktunya apa yang menjadi haknya” rapal musukses membuat Chuuya mampu berdiri kembali, barulah kau beralih ke Kunikida yang kehilangan lengannya.
“Kunikida san...” sapa mu sempat tersenyum padanya, Kunikida mengalihkan pandangannya, seolah malu dengan dirinya sendiri.
“Kunikida san..., kau harus terus melakukan yang slama ini kau lakukan, yang kau lakukan slama ini telah benar, mungkin kau berfikir yang slama ini kalian, Agensi lakukan adalah kesalahan namun kau sudah benar.
"Aku mengenal seorang gadis kecil yang slama ini berada di rumah sakit tempat ku menjalani magangku, ia bercerita tentang mu, tentang bagaimana kau menyelamatkan kakaknya yang terlanjur terjun pada dunia gelap dan tak pernah dapat keluar jika masih ingin hidup"
"Adiknya membutuhkannya..., dan hanya ia yang gadis itu miliki, kau menyelamatkannya Kunikida kun, kau menyelamatkan harapannya, maka dari itu yang kau lakukan adalah benar” usai mu meninggalkan Kunikida setelah memeberikan buku Idealisme nya.
Kunikida membeku,
“bagaimana bisa kau megkalim bahwa yang kulakukan ini sudah benar!” tanya nya masih ragu, kau berhenti di barisan paling depan menatap tanah,
“dewa tak pernah salah...” mucnul sebuah batu besar dengan pedang bersinar terang tertancap kuat di batu itu, kau mencabutnya dengan mudah, membuat sinarnya membanjiri gelapnya malam.
“Arthur...” cicit Yosano kagum, seolah melihat bayangan seorang raja inggris yang berpengaruh kuat dalam sejarah Britania, sang pencabut pedang harapan manusia...
“Excalibur... “
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top