41. Perfect Life

Bungo Stray Dogs (文豪ストレイドッグス, Bungō Sutorei Doggusu; lit. Literary Stray Dogs) is a manga written by Kafka Asagiri and illustrated by Sango Harukawa.

Genre : Tentukan Sendiri

Rate : T
.
.
.

"Yang terjadi pada istri anda tidak cukup parah tuan, kemungkinan ia hanya terkena hilang ingatan jangka pendek atau mungkin Delirium mengingat kejadiannya yang mendadak, menurut informasi dari anda ia tetap melakukan kebiasaannya seperti biasa, ia masih mengingat tempat-tempat di apartemen kalian seperti dimana kamar mandi, jalan menuju apartemen dan kamar tidur dan masih mengingat jati dirinya , yang istri anda lupakan adalah beberapa memori tidak semuanya jadi kurasa penangan terbaik adalah bersikap biasa saja seperti sebagaimana keseharian kalian berlangsung"

"Dengar? Nyonya Dazai baik-baik saja, baik ayo pergi, tak ada yang perlu di khawatirkan"

"Aku belum mengganti marga ku Osamu-kun" sikut ku tak kuasa menahan malu, bahkan dokter salah paham dan mengira kami ini suami istri.

"Kau harus terbiasa dengan panggilan itu kelak, jadi mulai sekarang tak ada salahnya berlatih bukan?" Osamu kun hanya mencari alasan, kurasa aku tau mengapa.

------------****---------------

"Ayolah Osamu kun kau tak perlu semarah itu bukan? Kita tak bisa melakukan apapun tentang itu" aku mencoba menasehatinya sembari kami berjalan menuju ruangan selanjutnya.

Namun nihil, Osamu kun tetap memasang wajah tak suka.

Sebenarnya beberapa saat yang lalu Osamu kun memaksa ingin mengecek kandunganku, sudah kubilang beberapa minggu lagi kita bisa kembali, bahkan jika beruntung bisa melihat bentuk janinnya.

Namun batu tetaplah batu, ia mengabaikan ku. Lalu setelah tau bahwa hanya tersisa satu dokter kandungan saja dan ia adalah seorang pria sekarang Osamu kun menjadi tak terkendali. Ia mulai menatap tak suka siapapun yang berlalu-lalang di sekitar sini.

"Apa boleh buat, Osamu kun harus tetap diluar sementara aku mengecek kandungannya, mengerti!?" putusku tegas, Osamu kun itu tak bisa di prediksi.

Bisa jadi ia membuat keributan di dalam.

"Diam disini atau..." aku menyobek secarik kertas noteku, meremasnya hingga tak berbentuk,membuangnya ke lantai lalu menginjaknya sampai gepeng, barulah aku meninggalkannya mematung di sana.

"Permisi... " ujarku tak melupakan cara bertatakrama.

"Ah... Silahkan masuk, wah! Wanita cantik! " baik, sepertinya beberapa orang terlihat menjengkelkan seperti Dazai, lupakan ini pasti hanya pemikiran wanita hamil.

"Salam kenal Sensei, mohon bantuannya " balasku membalas salam absurdnya.

"Umu... Umu, wanita cantik yang sopan, kau bisa langsung berbaring disana!" perintahnya.

"Sudah berapa bulan? " tanya dokter muda itu, harus diakui ia tampan.

Surai silver nya mengingatkan ku pada Atshushi, irisnya semerah darah namun sama sekali tak membuatku takut mengingat sikapnya yang baik.

"3 bulan" jawabku singkat,

"Lalu dimana ayah anak ini?, apa ia tak datang bersama mu?"

"Tidak ia ada di-"

"Ah... sayang sekali nona, sepertinya kau telah menjalani hidup berat dengan seorang bajingan! " nyata nya semena-mena, aku bahkan belum menuntaskan ucapan ku.

"Ia memiliki wanita sebaik dirimu, yang bahkan mau meminjamkan rahim nya untuk menanggung perbuatannya sendiri, bahkan untuk menemani mu kemari saja tak bisa pria seperti apa dirinya" ucapnya lagi, Osamu kun ku tidak seperti itu.

"Anu! Kurasa sensei harus mendengar apa yang kukatakan terlebih dahulu sebelum menyebut calon suamiku seorang bajingan!" aku menegasinya.

"Memang benar sebelumnya sangat sulit beradaptasi dengan Osamu kun, hidup dengannya serasa berada di ambang. Senang sekaligus sedih kurasakan bersamaan namun itu dulu, mengetahui Osamu kun tak pernah mengabaikan ku membuatku sangat lega"

"Suami ku itu bukan bajingan!" tegas ku membuatnya terkejut.

Bersamaan dengan itu Osamu kun datang dari balik pintu, kedua tangannya mengepal dan tatapannya mengerikan seolah mengatakan

"dimana aku harus memukulmu brengsek"

"O-osamu kun !" percuma ia tak menggubris panggilan ku, aku tidak mau terjadi kekacauan di rumah sakit ini.

"Osamu kun, bayi nya sehat!" sial! Aku ini bicara apa sih! Kenapa tiba-tiba membicarakan bayi seperti ini, padahal aku sudah membuat perjanjian untuk tidak sering-sering membicarakan perihal kandunganku atau bayi atau apapun yang berhubungan dengan itu, itu membuatku malu setengah mati.

"Ah... benarkah? Lalu apa bisa aku dengar tendangannya nanti dirumah?" tanyanya, Osamu kun jadi lebih bodoh dari biasanya.

"Jangan berekspetasi terlalu tinggi kumohon, kau menunjukkan kebodohan mu dan itu membuatku malu Osamu kun, tidak ada bayi yang bisa menendengan di kandungan yang masih berusia 3 bulan" jawab ku meruntuhkan harapan besarnya, sampai bisa kulihat Osamu kun ingin menangis.

"Sensei, suami ku bukan bajingan ia hanya..."

"Idiot" ujar kami bersamaan.

-------------------****---------------------

Di perjalanan pulang Osamu kun sampai repot-repot mau menggandeng ku, khawatir terpeleset atau semacam nya, ini yang pertama kalinya ia memperhatikan hal-hal kecil seperti ini.

"kau tidak perlu sampai memperhatikan hal-hal kecil Osamu kun" saran ku, meski ku tau Osamu kun yang ini lebih baik dari Osamu kun yang dulu ku kenal, pasti ia juga kerepotan harus memperhatikan hal-hal yang biasanya ia abaikan seperti ini hanya karna aku sedang mengandung.

"Usia kandungan 3 bulan itu bukan apa-apa loh, masih belum saatnya calon ayah merasa khawatir, ketika kandungan telah menginjak usia tujuh bulan barulah kau harus bekerja keras"

"Bekerja keras seperti apa? Aku mengerti! Ketika kau mengandung aku akan mengurus semuanya dari mencuci, membersihkan rumah, memberi makan kucing mu dan memandikannya ah... Tapi sepertinya sampai kau bisa kembali normal kurasa kita akan terus membeli makanan diluar apa itu tak apa?, kau tau, kau sering sekali marah karna makanan dari luar itu tidak tentu kandungan gizinya tapi apa boleh buat" inikah Osamu kun yang terbuka? Kepribadian nya begitu cerah sampai membuatku mengabaikan kenyataan bahwa ia pernah menjadi bagian dari Port Mafia.

"Bukan seperti itu... " rengek ku.

"Lalu? "

Aku bersiap menjelaskan rintangan seperti apa yang harus Osamu kun hadapi esok ketika kandunganku telah menginjak bulan-bulan terakhir, sebelum...

"Halo? Kunikida yah"

"Maaf, maaf, lupakan itu dan dengar ini Kunikida kun, (Name) mengandung"

"Bukan seperti itu, itu anakku! Jahat sekali! Aku tak mungkin melakukan hal semacam itu, dan lagi kami akan menikah minggu depan"

"aku sedang menceritakan kebahagiaan ku dan kau membawa misi dan menyeret ku ke kantor? Kunikida kun pasti bukan manusia" rengek Dazai.

"Baik! Baik, baiklah... " Osamu kun memutuskan sambungan telepon nya,
"Kau harus kembali yah? Apa boleh buat kota ini membutuhkan seseorang untuk melindungi nya, pergilah" sudah cukup semua hadiah ini, sudah cukup kebahagiaan yang kudapat hari ini, Osamu kun juga harus segera kembali dan melakukan pekerjaannya.

"Tidak!"

"Ha? "

"Aku tidak mau"

"Ayolah jangan egois Osamu kun, jika Kunikida san menelfon pasti ada sesuatu yang benar-benar penting bukan? Kau harus pergi!" Desakku.

"Tolong biarkan aku bersama mu untuk hari ini saja (Name)" Osamu kun merapatkan diri padaku, kembali bergelayut manja demi mendapatkan izin dariku.

"Tidak boleh!" tegas ku.

"Jika Kunikida-kun menelfon mu aku yakin bahwa itu adalah keadaan yang sangat genting, ia membutuhkan mu" aku mengalah, mendengar Osamu-kun ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan ku. membuatku sangat bahagia.

Kebahagiaan yang takkan sepadan meski di tukar dengan apapun, tetap saja Dazai seoang staff Agensi Bersenjata, mungkin sebelumnya ia telah berikrar akan mengorbankan miliknya untuk menyelamatkan seseorang atau semacamnya dan aku akan terus menjadi (Name) yang ia kenal. (Name) yang mengerti keadaannya.

"Sudah ku duga aku takkan pernah menang berdebat dengan mu." Ia mengecup kening ku, lalu mencegat taksi sebelum melambai pergi padaku.

"Sial, aku bahkan belum membalas kecupannya," ujarku mengusap kening ku tersipu malu.

-----------***------------

Aku berjalan pulang, kali ini mengambil rute yang lebih jauh dari biasanya. Entah mengapa aku ingin berada lebih lama di luar, bahkan hanya sekedar untuk mencium aroma laut atau sejuknya pagi ini bercampur aroma daun kering yang berguguran.

Saat ini dunia terlihat berbeda, entah sejak kapan dunia mulai terlihat indah dimataku. Sebelum hari ini datang hanya Osamu kun seorang yang terlihat sempurna dan aku yakin takkan ada yang bisa menandingi keindahannya. Namun kurasa aku menyimpulkannya berdasarkan rasa obsesi ku saja pada Osamu kun, dari awal dunia itu memang indah.

Menjadi pemilik sah dari Osamu kun kini membuka nalar ku.

Aku berhenti di sebuah minimarket melihat penawaran menarik mereka minggu ini, mengingat setiap minggunya mereka memberi penawaran menarik sesuai request yang di berikan para pembeli di kotak saran.

"Set kare." Penawaran itu membuat ku tertarik, aku ingin makan kare hari ini.

Ngomong-ngomong tentang kare, ada banyak kare yang unik didunia ini khususnya di asia, sebanyak yang kutahu kare jepang lebih mudah di buat mengingat bahan yang digunakan mudah di temukan dimanapun. Belum lagi bumbunya bisa di beli di minimarket manapun.

"Aku ingin makan kare pedas" gumamku, bimbang menatap kedua bumbu kare ditangan ku.

Satunya memiliki cita rasa yang manis kaya akan rasa, dan satunya lagi tak memiliki deskripsi apapun selain rasa pedas dalam kemasannya.

"Bukankah wanita hamil harus menjaga makanan nya? Osamu kun bisa marah." Ini membuatku semakin bimbang, jika di pikir-pikir lagi aku ini kurang tau tentang wanita hamil, bagaimana mereka mengkonsumsi makanan yang jenisnya dibatasi namun harus tetap memenuhi gizi, bagaimana mereka tetap bugar dan hal-hal kecil lainnya. Jadi kuputuskan mencari beberapa informasi di internet.

BRUKK.....

"Jangan berdiri disana sialan!" maki seseorang sarkas.

Hampir saja aku kehilangan keseimbangan ku dan jatuh menyamping jika bukan...

"Kau baik-baik saja?" tanya pria baik yang sempat menolongku.

"Aku baik-baik saja, lagi pula di dunia yang damai seperti ini mengapa masih ada orang-orang itu." Ah... apa yang ku katakan? Aku tak mengerti sama sekali apa yang baru saja ku katakan.

"Ngomong-ngomong terimakasih pa-" suaraku berhenti, lidah ku kelu untuk meneruskan kata itu.

"(Name)...? "

Slamat Tahun Baru Islam 1440 H Minna ^~^ .

Enakk? 
Enak?

Enak dongg yang libur (๑-﹏-๑)

Ummm...  Ngomong apalagi yah.

Udah ah itu aja, Yukitan ngantuk baru ngelarin jam 3 subuh :").

Oyasuminasai~

Semoga mimpiin Dazai <3

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top