40. Bahagia yang sempat tertunda.
Dazai Osamu x Reader
Bungo Stray Dogs (文豪ストレイドッグス, Bungō Sutorei Doggusu; lit. Literary Stray Dogs) is a manga written by Kafka Asagiri and illustrated by Sango Harukawa.
Genre : Tentukan Sendiri
Rate : T
"kau tau, maafkan aku yang telah beriskap dingin padamu selama ini" aku mengangkat kepala ku, hanya untuk melihat dazai langsung.
Aku tau ia seorang pembohong profesional, bahkan matanya takkan menunjukkan kebohongan miliknya, namun bagaimana pun caranya aku pasti bisa menemukan nya, celah dimana aku bisa menemukan kebohongan akan ucapan Osamu kun.
"kau, apa yang kau katakan Osamu kun? Maaf untuk apa?" tanyaku, astaga dimana tempat nya, dimana celah kebohongan Osamu kun ? Aku tak melihatnya sama sekali.
"yah... aku ingin minta maaf atas perbuatan ku slama ini, kau tau semenjak Odasaku pertama kali mengejak mu ke bar itu, aku sendiri yakin ada yang menarik dari dirimu, kau special namun apa yang bisa ku lakukan (Name)?" aku masih diam mencerna setiap kata Osamu kun, apa yang sebenarnya ingin Osamu kun katakan?.
"aku yang waktu itu berlumuran noda, aku yang waktu itu sama sekali tak pantas untuk bersanding dengan mu, biarpun mengingat umur kita tak terpaut jauh tetap saja, kuputuskan kita tak bisa bersama. Aku memutuskan segalanya semana-mena (Name), kuputuskan bahwa kau dan aku takkan menjalin hubungan lebih dari sekedar teman, aku yang terus menghindari takdir ku."
"aku tak mengerti sama sekali apa yang kau bicarakan Osamu kun"
"setelah kau memutuskan pergi ke Eropa untuk meneruskan pendidikan mu, aku semakin yakin bahwa kau akan bersinar terang dan aku semakin tenggelam dalam kegelapan port mafia, ku pikir dengan perginya dirimu aku bisa hidup tenang tanpa harus berusaha menghindar darimu, namun kau selalu mencoba mengejar ku, meskipun sudah ku katakan dengan jelas bahwa hubungan kita takkan bisa lebih jauh dari ini" Osamu kun melepas genggamannya tak pernah ku lihat raut wajahnya menjadi selembut ini.
"Kau menyelamatkan Odasaku (Name), kau menyelamatkan ku dari lubang gelap tak berdasar itu, kebaikan yang kau tawarkan padaku slama ini aku selalu menolaknya, aku tak mau mengakuinya bahwa kebaikan yang kau tawarkan itu telah menyelamatkan ku dan setelah aku menghilang dari dunia gelap itu kupikir kita bisa hidup bersama namun yang kulakukan slama ini justru lebih menyakiti mu, aku mendorong mu, menjauh dari diriku sampai akhirnya ku temukan bahwa aku semakin membebani mu dengan meninggalkan benih di dalam rahim mu, maafkan aku tapi kumohon, aku ingin melihat nya, aku ingin melihat kalian berdua, kau dan anakku bahagia, jadi tolong jangan gugurkan kandungan itu."
Sunyi memang selalu menjadi satu-satunya opsi di dalam percakapan kami, biasanya sunyi akan mendominasi setelah kami kehabisan topik untuk dibicarakan. Namun sunyi kali ini adalah sunyi yang paling kubenci dibanding ribuan sunyi dan canggung yang aku dan Osamu kun lewati bersama, sunyi ini meruntuhkan pertahanan ku.
"Kenapa? Kenapa kau menangis (Name)? Apa permintaan ku terlalu berlebihan padamu?, maafkan aku sungguh-"
"Diamlah idiot! Aku ini sedang menangis, kau ini amatiran? Tak pernah memiliki kekasih? Jika seorang wanita menangis kau hanya perlu diam dan memeluknya, begitu saja sudah cukup. Habis aku menangis juga salah mu, kau mengatakan semua itu tanpa memberi ku kesempatan untuk menjawab hiks..." berkali-kali aku menyeka air mata yang tak kunjung berhenti ini, sampai sakit mata ku di buatnya.
"Kenapa baru sekarang? Kenapa baru sekarang kau mengatakan nya? bagaimana jika aku tak sedang mengandung anak mu hah!?. Apa dengan begitu kau akan mengatakan semua itu di depan pemakaman ku saat aku mati nanti!? Aku menunggu terlalu lama sampai pernah terbesit perasaan lelah, sampai terpikir aku hanya ingin menyerah padamu, mendengar mu mengatakan semua itu padaku seolah mendapat serangan mendadak lalu bagaimana mungkin aku tidak menangis sementara penantian panjang ku telah terbayar?" aku meremas kemeja nya, tolong jangan lihat aku Osamu kun, aku benar-benar malu bersikap seperti ini di depannya.
Osamu kun memelukku, seperti permintaan ku, yang sebenarnya aku sendiri kurang yakin apa benar jika seorang gadis menangis yang ia inginkan hanya berada di sisi orang yang ia cintai sambil memeluknya atau tidak, itu hanya keinginan ku saja. Aku hanya ingin meredam air mata ku di pelukan Osamu kun.
"Terimakasih mau menunggu ku, dan aku akan berjanji akan membalas penantian panjang mu itu, aku akan membalasnya dengan kebahagiaan tanpa ada kepura-puraan lagi, menikahlah dengan ku (Name)!" aku mengangguk pasti, rasanya lelah sekali, mengetahui penantian melelahkan ini telah berakhir membuat ku ingin beristirahat sebentar dan menyerahkan sisanya pada Osamu kun.
"Jadi kapan kita akan pulang ke kampung halaman mu? Ayah dan Ibumu mungkin akan senang mendengarnya, tapi kau tau (Name)? Karna tak ada lagi rahasia diantara kita kurasa aku bisa mengatakan yang sebenarnya padamu bahwa aku tak begitu menyukai kakak laki-laki mu, ia memandang ku seperti penjahat padahal aku ini hanya mantan loh... mantan penjahat. Jahat sekali Onii chan mu itu menganggapku penjahat" aku tertawa geli mendengar nya, yang dikatakan Osamu kun tak sepenuhnya benar, Onii chan itu type kakak yang sedikit overprotective menurutku. jadi wajar saja jika Onii chan sedikit memberi penolakan pada Osamu kun, bukan berarti ia membenci nya kok.
"Mungkin minggu ini kita bisa datang dan mengunjungi makam mereka" balasku menanggapi nya.
"Apa!? (Name) apa yang kau katakan? Sejak kapan keluarga mu tiada?" tanya Osamu kun shock, kenapa jadi aneh begini? Apa Osamu kun lupa bahwa seluruh keluarga ku telah meninggal dunia di insiden ke-
Loh? Kenapa?
Aku tak bisa mengingat nya, keluarga ku meninggal karna apa? Kecelakaan? Kecelakaan macam apa?. Kenapa tiba-tiba aku jadi linglung seperti ini.
"(Name), bibi dan paman masih baik-baik saja, semalam setelah pertengkaran kita, aku meminta bantuan mereka untuk membujuk mu"
"Tidak mungkin Osamu kun, habis ayah, ibu bahkan adikku semuanya telah meninggal, apa kau melupakannya? Aku pernah mengatakannya padamu bahwa mereka meninggalkan ku semenjak usiaku hampir 15 tahun, itu memang sudah lama sekali namun aku masih ingat betul bahwa mereka telah tiada" balasku ngotot.
Aku panik, masih berusaha keras mengingat apa yang membuat keluarga ku binasa. Namun tak kunjung dapatkan ingatan itu.
"Kau tenanglah, duduk di sana dan aku akan menelfon mereka" aku mengangguk setuju, tak lama kemudian Osamu kun membawa segelas air putih sambil berbincang-bincang dengan seseorang di ponsel nya.
"Bicaralah, kurasa kau merindukan mereka setelah sekian lama tak kembali, mungkin itu sebabnya kau mengigau mereka telah tiada, sementara kau berbicara aku akan menemani mu disini" Osamu kun memberikan ponselnya, setelah itu mengecup keningku sebelum akhir nya duduk di sampingku, memegang erat tanganku.
"H ha halo" ucapku canggung.
"Nak?" refleks aku menyingkirkan ponsel genggam itu dari telinga ku, tangis tertahan keluar begitu saja hingga sempat membuat Osamu kun terlonjak kaget.
Aku mengenalnya dengan baik, 9 bulan mendengar suaranya bak malaikat di baling dinding kandungannya menjadi hobi ku, sedikit membuatnya kesal dengan menendang-nendang kecil perutnya membuatku ingin tertawa geli. Itu Ibuku... wanita yang paling kurindukan.
"I ibu-" suara ku menjadi serak.
"kau baik-baik saja nak?, apa kalian bertengkar lagi?,dengarkan Ibu nak-"
"Tidak dengarkan Ayah sayang! Ayah takkan memaafkan pria itu jika membuatmu menangis lagi, semalam aku telah memperingatkannya, sekarang kemasi barangmu dan pulang lah biarkan Ayah yang jadi satu-satunya pria di hidupmu selamanya " suara berat Ayah ku mendominasi suara ponsel, semakin membuatku merengek.
"Tou san kemarikan ponselnya, (Name)? Kau masih disana? Apa Dazai bersama mu? Berikan ponsel nya kepada Dazai aku ingin bicara dengannya"
"Oniii channn... " suara ku semakin berat.
"Keita juga, Keita juga mau bicara dengan Nee chan" kini giliran adik ku yang paling kecil merengek, meminta telfon nya hanya untuk mendengar suaraku.
Mereka semua ada disana...
Mereka semua masih hidup.
Aku menatap Osamu kun haru, ia hanya diam dan memelukku, sialan!, ia masih ingat apa yang kuucapkan ketika wanita menangis.
"Tidak! Osamu kun pria yang baik Onii chan, dia mungkin sedikit idiot tapi itu semua tak mengubah kenyataan bahwa ia telah menyelamatkan ku" kakak ku terdiam di seberang telepon.
"Yang terpenting, aku merindukan mu Onii Chan, aku merindukan Ayah, Ibu dan Keita chan aku sangat merindukan kalian, berfikir bahwa aku takkan bertemu kalian lagi aku tak bisa hidup.
"Sayang? Kau bermimpi buruk? Atau kau merasa demam? Ibu akan segera kesana kau tunggu sebentar yah" wanita ini memang Ibuku, dari dulu memang selalu begini. Ia bahkan takkan membiarkan demam mengambil alih diriku bahkan hanya untuk sebentar saja.
ah... itu benar-benar Ibu, "aku baik-baik saja Mama, mungkin benar semua yang ku pikirkan itu hanya mimpi"
"Mimpi macam apa yang kau lihat (Name) chan? " tanya Ayahku.
"Aku melihat kalian terkapar tak berdaya di kobaran api, kalian semua tiada sementara aku masih tetap hidup untuk menanggung rasa bersalah karna menjadi satu-satunya yang selamat, aku tidak mau kehilangan kalian. Aku tak mau itu, bahkan jika harus aku ingin pergi dengan kalian, aku mencintai kalian, aku mencintai kalian semua"
"Hihihi... " ku dengar tawa Ibuku, usianya boleh menua namun semangatnya tak pernah ikut menua seperti umurnya.
"Kenapa Ibu menertawakan ku?"
"Kau tau, Ibu seperti kembali ke masa lalu. Mengingat (Name) kecil ku yang tiap malam menyusup ke kamar Ibu hanya karna ketakutan akan monster yang bersembunyi di balik kegelapan, atau merengek di malam hari karna mimpi buruk dimalam hari, sudah lama Ibu tak mendengar nya darimu. Kau tumbuh besar begitu cepat sayang..."
"Kami juga menyayangi mu, semenjak kau datang ke kehidupan Nii, kau seolah membawa kedamaian pada ku dan tentu saja pada Tou san, biarkan itu jadi mimpi (Name) chan. Hal seperti itu takkan terjadi, Onii chan akan melindungi mu bahkan dari penjahat yang aku yakin tengah berada disamping mu itu" ah... suasana seperti ini, berapa lama aku tak merasakannya? 4 tahun? Atau mungkin 5 tahun? Atau dalam kurun waktu yang sangat lama hingga aku benar-benar merindukan mereka.
"Baiklah, kita sudahi acara temu kangen ini dengar yah Onii chan, Ibu dan Ayah, kini (Name) bukan satu-satunya anak kalian" Osamu kun tiba-tiba saja merebut ponsel nya kembali, padahal aku masih merindukan mereka.
"Apa yang kau katakan brengsek? Aku bukan kakak mu!" jawab Onii chan sarkas, sayang Onii chan harus belajar hidup bersama Osamu kun hingga akhirnya nanti ia mengerti bahwa jika Osamu kun takkan mundur begitu saja.
"You san, paman (Last Name) izinkan aku meminang adikmu dan putri kalian"
"Tidak!" kudengar mereka menjawab bersamaan.
"tunggu dulu kalian berdua! Ini bukan keputusan kalian berdua jadi Anata dan You kun diam!" hebat! Ibu selalu bisa menjadi penengah yang hebat.
"Tapi sayang... biarkan aku jadi satu-satunya pria di hidup putri ku" Kali ini kudengar rengekan Ayah.
"Tou san! aku ini juga pria di hidupnya"
"Anak baru gede diam saja!" bentak Ayah pada Onii chan, dan jadilah adu mulut antara mereka sementara Ibuku mengambil alih telfon.
"Moshi-moshi? Dazai san? semua itu terserah pada putri kami, jika ia memang menginginkan mu untuk menjadi pendamping hidupnya maka kami takkan melarang kalian, justru aku senang mendengarnya, suatu hari seperti yang dikatakan (Name) mungkin aku akan meninggalkannya sendirian dan itu suatu hal yang mutlak. Mengingat kau akan meminangnya membuatku sedikit tenang, meskipun aku dan suamiku tak lagi disisinya kelak ia masih memiliki Dazai san di sisinya"
"apa yang bibi katakan? Kita semua akan selalu bersama tentu saja aku dan (Name) takkan membiarkan kalian pergi tanpa melihat cucu kalian, anak-anakku menikah nanti. Ah... Ngomong-ngomong (Name) sudah punya satu di perutnya" seperti biasanya Osamu kun tak bisa menyimpan rahasia, harapan ku ingin menyimpan kabar kehamilan ku sampai nanti kami menikah tapi setelah Osamu kun membocorkannya rasanya tak mungkin.
"BAJINGAN! DATANG KEMARI DAN AKAN KUCINCANG KAU! " suara Onii chan menggeram dari balik telfon, aku sampai merinding di buatnya.
"Tidak mau! Onii chan kau harus datang ke pernikahan kami oke" Osamu kun mengakhiri panggilan sebelum Onii chan semakin menghujatnya dengan kata-kata yang tak pantas di ucapkan.
"(Name) kau baik-baik saja? " tanya Osamu kun.
"Osamu kun" aku memeluknya ketakutan.
"aku tak yakin apa yang ku lihat itu mimpi, semuanya terlihat begitu nyata, aku melihat Ayah, Ibu dan Onii chan meninggal di kobaran itu, lalu Papa Odasaku datang menyelamatkan ku dan akhirnya aku bertemu dengan mu, aku juga melihat port mafia mengincarku hingga aku melarikan diri ke Eropa sampai ku dengar kabar kematian Papa Odasaku semuanya begitu nyata bagiku Osamu kun"
"apa yang kau katakan?, Port Mafia tak pernah mengincarmu dan Odasaku masih hidup kok"
"Tidak! Tidak mungkin habis nya aku menghadiri pemakamannya Osamu kun, Papa Odasaku sudah-"
"Hentikan (Name)! " bentak Osamu kun membuatku bungkam,
"Maaf, aku tak bermaksud membentakmu tapi kau tau Odasaku itu sahabatku dan putrinya adalah calon istri ku, mendengar kematiannya darimu begitu menyakitkan" ia membelai surai ku, aku mengangguk paham.
"Begini saja, aku akan bertanya padamu beberapa hal" aku kembali mengangguk setuju.
"Menurut cerita mu kau bertemu Odasaku di korbanan api itu, ia menyelamatkan mu benar? "
"Benar"
"Baik, karna menurut cerita mu keluarga mu meninggal di kebakaran itu, itu tidak benar, baru saja aku menunjukkannya bahwa mereka masih hidup, jadi kita anggap Odasaku tak pernah bertemu di kebakaran yang kau bicarakan itu, lalu dimana kalian bertemu apa kau mengingatnya? " tanya Osamu kun,
Eh?, aku tak mengingat tempat lain selain kebakaran di kampung halaman ku sebagai pertemuan dengan Odasaku kun.
"Tidak" aku menggeleng lemah.
"lalu apa kau ingat dimana kita bertemu?"
"Tidak" lagi-lagi aku tak mengingatnya.
"Satu cerita mu yang cocok adalah kau pergi ke Eropa, apa kau ingat mengapa kau pergi kesana? "
"Aku melarikan diri dari Port Mafia" balasku, Osamu kun menggeleng kecewa.
"Semuanya salah, kau pergi ke Eropa karna meneruskan pendidikan disana atas rekomendasi Odasaku"
"benarkah? Rasanya bukan seperti itu"
"Benar, lalu apa kau mengingat kenapa kini kau berada di Jepang?"
"aaku kembali untuk bertarung-"
Lagi, aku tak bisa mengingat dengan jelas lagi...
"Tidak!, tidak ada pertarungan! Kau kembali karna memutuskan untuk tinggal bersama ku, apa kau tak bisa mengingat nya sama sekali? (Name)?"
"Maafkan aku, apa aku mengecewakan mu? " aku menunduk, benar juga, hanya aku yang memanggilnya idiot sementara mantan status Eksekutif termuda port mafia harusnya telah cukup membuktikan seberapa cerdas Osamu kun, dan aku? Disandingkan dengan pria ini? Serasa mengejarnya 100 tahun pun takkan cukup untuk sejajar dengannya.
"Tidak juga, mulai saat ini aku ingin melihat (Name) yang rapuh, yang harus kulindungi, aku ini calon suami mu, dan slama ini kau sudah banyak berkorban untukku kini biarkan aku yang mengemban tugas itu" ia menggendong ku.
"O- osamu kun, kemana kita akan pergi?" tanya ku.
"Kita akan pergi ke dokter, mungkin dokter mengetahui sesuatu tentang ingatan mu sekalian memeriksa jagoan kecil ku, aku ingin melihat wajahnya " tawar Osamu kun semakin membuat ku bersemu merah.
"Aku bisa jalan sendiri! dan lagi usia kandungannya masih berjalan 3 bulan tidak mungkin kan melihat wajahnya" elakku meronta di dalam dekapannya.
"Kalau begitu kita temui para normal, atau kau bisa menunjukkan perut mu pada pengguna kemampuan yang bisa melihat wajah anakku, apapun ayo kita coba!"
"Akuu tidakk mauuuuu!" jerit ku yang nyatanya terabaikan.
Heiii... Heiii
Minnaaa...
Lama yah? Gomen T^T, stok chapternya udah habis dan Yukitan masih otw buat lagi wkwkwk...
Satu lagi yang bikin uodate nya lama
Taraaaaa.....
Event Prisma Code udah keluar di NA azekuueeee dan sekarang baru kelar sih. 😂😂😂
Kabar baiknya lagi Yukitan nambah servant ke Chaldea ^~^ .
Magical Girl Ilya Channnnn....
Di roll terakhir akhirnya nongol, mayan dia Caster type Buster buat modal solo geotia besok :").
DAN SATU LAGI!! BUNGOU STRAY DOGS DEAD APPLE UDAH BISA DI DUNLUD GANNN!!! AWWW DAZAI <3.
Yukitan menyediakan Link ^_~.
Ja~ sampe ketemu di chapter selanjutnya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top