Fanfiction Ruin (Belphegor x Reader)
Info: nama (name) di ubah menjadi Mc.
Copyright: Otome Obey Me
NTT Soulmare Corp.
"Netra untukmu"
****
Setelah perang besar di antara ketiga dunia dua tahun lalu, dunia menjadi tidak seimbang. Salah satunya, di dunia manusia. Musim dingin kali ini benar-benar buruk.
Aku menghela nafas mengingat kejadian itu dan mengalihkan pandangan pada gadis di depanku saat ini.
"Berat... " keluh ku memakai baju berlapis-lapis yang saat ini menutupi sebagian tubuhku.
Gadis itu hanya terkekeh mendengarnya.
"Tahan sebentar Belphie. Memangnya kau mau mati kedinginan saat kita keluar nanti? "
Tangannya mengambil sebuah syal dan mengalungkannya di leherku.
Aku merunduk sedikit untuk menyamakan tinggi ku dengannya.
"Nah, sudah selesai!"
Aku hanya tersenyum memperhatikan simpul yang diikatkannya padaku.
Tidak terlalu rapi. Tapi...
"Ya,kau melakukannya dengan baik. "
Aku membetulkan sedikit simpulnya dan melonggarkan syal itu agar tidak terlalu mencekik leher.
"Benarkah?! Terima kasih Belphie! "
Dia tersenyum lagi. Tapi, kenapa aku benci saat dia tersenyum seperti itu?
"Ayo, nanti dokter akan memarahiku lagi kalau kita telat! " serunya di depan pintu.
Aku mengangguk dan menghampiri gadis itu. Tentu, aku juga menggandeng tangannya.
Itu adalah hal teraman saat ini.
Kami berdua keluar dari rumah minimalis itu dan berjalan menyusuri jalan setapak menuju rumah sakit.
...!!
Salju turun.
Kepingan putihnya menyentuh hidungku. Aku menghentikan langkah dan menatap langit yang saat itu menggelap.
"Ada apa Belphie?"
Suaranya menginterupsi. Tersadar bahwa dia bersamaku saat ini.
Aku menggeleng pelan dan mengajaknya untuk berjalan lagi.
"Tidak ada. " ujar ku.
Jalanan saat ini sangat sepi, seolah dunia hanya milik kami berdua. Lama kami berjalan dalam diam, menikmati udara sejuk yang kian hari kian menusuk.
"Salju... "
Aku mendengar dia bergumam.
"Apa? "
"Apa salju turun? "
"Ya. Barusan. "
Dia terdiam. Tapi, aku melihat dari balik wajah itu. Dia tersenyum simpul.
Sudah ku duga, aku membencinya.
"Tapi, salju kali ini benar-benar buruk. Mereka kelabu, tidak seindah hari itu. "
Ku melirik sedikit, dia hanya mengangguk kecil.
"Un. "
Tanpa sadar aku berdecak.
"Tenanglah, kau lebih indah dari salju-salju itu. "
Terkekeh? Itulah yang kudengar darinya. Dia bergetar kecil di lenganku. Menahan agar tawa itu tidak pecah.
"Kau terdengar seperti Asmo. "
"Setidaknya, aku tidak playboy seperti dia. "
"Pfftt- aku tidak bisa menyangkal hal itu. "
Kami tertawa bersama, mengenang masa lalu tidak buruk juga. Mengingat kebodohan Mammon, Levi dengan segala delusi nya tentang 2D.
Lucifer yang lelah dengan kelakuan kami, Satan, Asmo dan juga Beel...
Mengingat itu aku jadi rindu dengan mereka.
"Belphie, aku masuk dulu ya. "
Dia pamit untuk memasuki ruangan putih itu. Sementara aku menunggu di luar.
Sepi.
"Meskipun keluhan si bodoh itu sangat berisik. Tapi, aku akui... aku rindu dengan ocehan itu. " gumam ku.
Hari-hari saat kami masih di Devildom dulu sangat menyenangkan. Yeah, meskipun tidak berjalan dengan baik.
Berkatnya, ikatan ku dengan Lucifer bisa pulih. Tapi tentu saja, aku masih menyisakan sedikit rasa kesal ku itu.
"Ah... Makin hari aku terlihat semakin menyedihkan. "
Emosi yang berkecamuk itu terkalahkan oleh rasa kantuk yang tiba-tiba saja menyerang.
Aku menutup mataku sejenak. Mengembalikan mood dengan memejamkan mata benar-benar berguna untukku.
"Belphie, aku lapar."
'Makan lah Beel.'
"Hei, mau sampai kapan kau tertidur di tempat ini?!"
'Kau berisik sekali Mammon! Jangan ganggu aku! '
"Belphie lihat!! Ruri-chan, ah dia sangat menawan!!! "
'Ya ya ya, bisa kita langsung main game saja?'
"Yo belphie, bagaimana dengan klub anti-Lucifer kita? Apa kau punya rencana untuk membuatnya dalam masalah lagi? "
'Ah, hal itu sudah ku persiapkan Satan.'
"Kerja Bagus, Belphegor. Sangat bagus sampai-sampai aku harus membereskannya lagi. "
'Kau kakak yang baik Lucifer, dengan senang hati aku akan melakukannya lagi. '
"Yahoo Belphie~~~ mau menemani ku ke salon tidak? "
'Tidak Asmo, tidak sekarang.'
"Belphie-"
.
.
.
"!"
Aku terbangun.
"Apa tidurmu nyenyak?"
Suara itu menginterupsi. Aku menoleh dan melihat dia duduk di dekatku.
"Mc....sejak kapan kau keluar dari sana? "
Dia hanya tertawa mendengar perkataan ku. A-bagian mana yang lucu dari itu? Aku tidak mengerti.
"Tenanglah Belphie. Aku baru saja keluar dan saat aku memanggilmu, kau malah mendengkur keras disini. "
Aku terdiam di sana. Mencerna apa yang di katakan nya barusan.
Aku mengacak-acak rambutku.
Ah....Apa yang ku pikirkan? Hal itu tidak bisa kembali bukan? Aku berharap terlalu jauh.
"Belphie? "
MC berdiri dan menatapku dengan raut wajah khawatir.
"Tak apa, aku masih setengah tidur tadi-"
Tangannya terulur. Dia tidak membalas kata-kataku dan malah merapihkan rambutku yang berantakan akibat ulahku sendiri.
"Sudah rapi. Ayo pulang Belphie"
Aku...
Aku tidak bisa melakukan apapun untukmu.
"Mc... "
"Hm? "
Aku menautkan jariku dengannya,
"Kau tidak perlu memaksakan diri untuk tetap terlihat baik-baik saja di depanku. " bisik ku padanya.
Dia hanya tersenyum menanggapi, lalu menyeret ku keluar dari tempat itu.
"Ano ne... Belphie, aku tau kau melakukan ini karena kau sudah berjanji pada mereka bukan?"
Dia mengungkitnya lagi.
"Ya, meskipun aku menjanjikan hal itu. Aku tidak keberatan. Sudah aku bilang, kau bukan beban untukku. "
Jam menunjukkan pukul lima sore,dan kala itu angin berhembus menerbangkan syal yang di pakaikan nya untukku.
Deru nafas kami sama-sama tidak stabil. Tapi, kalau tidak sekarang. Aku tidak akan punya kesempatan lain untuk mengatakannya.
Aku menggenggam tangannya erat, melihat maniknya yang kini tidak seindah dulu.
"Mc, dengarkan aku... Meskipun mata itu sudah tidak bisa kembali. Setidaknya, biarkan aku yang menjadi Netra untukmu. "
Tubuhnya bergetar setelah aku mengucapkan itu. Pelupuk matanya basah,
"Mudah sekali kau mengucapkannya, lalu bagaimana kalau nanti kakiku juga terenggut? Wajah? Tangan? Aku hanya merepotkan mu. "
Kenapa kau menahannya?
Aku merengkuh tubuhnya dan membenamkan nya di dalam pelukan ku.
"Mau kau tidak bisa melihat, berjalan, atau kehilangan segalanya. Biar aku yang menjadi penggantinya MC, kau tidak perlu menyembunyikannya. Jika memang itu sulit, kau bisa mengandalkan ku. "
"Aku... Aku tidak akan pergi dari sisimu, aku janji. " Bisik ku terakhir kali.
Salju dan langit kelabu itu menjadi saksi bahwa gadis ini menumpahkan segala keluh kesah yang dia tahan selama ini.
Bersama ku.
Aku tidak akan meninggalkanmu [Name].
- End -
Bagaimana dengan Belphegor x reader nya??
Gomen ne, meski banyak kekurangan di dalamnya. Ruin berterima kasih buat para pembaca yang mau membaca ini dan memberikan review-nya.
Ruin ucapkan terima kasih^_^
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top