[ Three ]

▼△▼△▼△▼

"And I'll love girl I'll love you endlessly"

△▼△▼△

Masih dengan suasana pesta yang ramai, [Name] berusaha mencari tempat sepi dari pesta tersebut di kala Feitan sedang sibuk bermain billiard dengan teman-temannya.

Sampailah [Name] di sebuah taman sepi di belakang mansion dimana pesta glamor itu di adakan, [Name] duduk di salah satu bangku kosong dan melepaskan high heelsnya.

"Astaga, aku sungguh tidak tahan dengan pesta penuh dengan rokok dan alkohol itu"Gerutu [Name] meluruskan kakinya yang pegal karna berjam-jam memakai  high heels.

Sudah terhitung sejak kapan mereka berpacaran dan hubungan mereka masih sama seperti sebelumnya, masih dengan [Name] yang cuek dan Feitan yang terobsesi dengannya.

Hubungannya memang toxic, tapi entah kenapa hubungannya masih bertahan sampai sekarang.

Bahkan baik Feitan maupun dirinya sama sekali tidak ada niatan untuk menyudahinya.

Walau kadang sikap Feitan benar-benar merepotkan, [Name] juga tidak bisa bohong jika terkadang dia menyukai cara pemuda itu menyukainya.

"Ternyata kau sekarang kekasih Feitan?"

[Name] berjengit, bulu kuduknya mendadak meremang mengingat jelas suara siapa itu.

"H-Hisoka?"

Pria yang dipanggil Hisoka itu tersenyum menyeringai melihat [Name] yang ketakutan hingga mundur beberapa langkah.

"Tak kusangka kau berani berpacaran dengan pemuda seperti Feitan"

[Name] benci Hisoka, pria sadis yang tak punya belas kasihan dan meninggalkan trauma terdalam padanya.

Hisoka pria yang pernah membuatnya trauma dengan banyak laki-laki sebelum akhirnya Feitan yang mematahkan traumanya.

Hisoka adalah sahabat [Name] di masa lalu yang pernah menaruh rasa pada [Name], sayangnya gadis itu tak pernah menganggap Hisoka lebih dari teman bahkan saat Hisoka menyatakan perasaannya [Name] malah menolaknya secara terang-terangan.

Hisoka yang merasa terhina dengan penolakan [Name], malam itu dia mengajak paksa [Name] untuk bermain hingga nyaris fajar menyingsing.

Paginya tanpa rasa bersalah Hisoka mengantar [Name] pulang ke apartemennya tanpa mengucapkan sepatah kata pun apalagi minta maaf.

[Name] kira dia tidak akan bertemu dengan Hisoka lagi setelah beberapa tahun semenjak kejadian kelam itu, tapi malam ini rasa takut yang sudah berusaha [Name] kubur kuat-kuat mendadak mencuat begitu saja bersamaan dengan memori kelam yang mengalir deras di kepalanya.

"A-Apa maumu?"

Hisoka mengendikkan bahunya.

"Coba tebak~?"

"P-PERGI!"Teriak [Name] dengan tangan gemetar menodongkan pistolnya ke arah Hisoka, Hisoka tertawa terbahak-bahak melihat [Name] yang ketakutan setengah mati hingga menjatuhkan pistol yang di genggamnya sebelum sempat menarik pelatuknya.

Dor

"[NAME]!"

Hisoka sedikit oleng karna menerima tembakan tepat di kakinya yang ternyata merupakan timah tanah yang berasal dari Feitan.

Feitan berlari panik memegang kedua pundak [Name], untuk pertama kalinya Feitan melihat [Name] setakut ini hingga memeluk Feitan erat dan menangis sesenggukan bahkan [Name] mencengkram kuat punggung Feitan.

"B-Bunuh.. kumohon bunuh dia Fei"

Feitan membulatkan matanya, mendadak amarahnya terbakar karna mendengar perintah [Name] yang sudah memberinya petunjuk jelas jika Hisoka sudah melakukan hal yang mengerikan pada gadis kesayangannya.

Sebenci-bencinya [Name] pada seseorang dia tak pernah sekalipun memerintahkan Feitan untuk membunuhnya, tapi kali ini [Name] dengan jelas memerintahkannya untuk membunuh Hisoka.

Feitan memberi isyarat pada anak buahnya untuk segera membawa [Name] kembali ke mobil tapi [Name] masih memeluk erat Feitan tak mau melepaskan pelukannya dan tubuhnya masih bergetar hebat.

Feitan menangkupkan kedua tangannya pada pipi [Name], tatapannya mendadak lembut lalu mencium kening [Name].

"Aku menyelesaikannya dalam 5 menit lalu kita akan pulang"

[Name] mengangguk lemah sebelum akhirnya mengikuti langkah body guardnya menuju mobil, Feitan beralih menatap Hisoka tajam.

"Malam ini adalah terakhir kalinya kau tertawa berdebah!"

"Hee, benarkah? Kau yakin~?".

✨🖤✨

"Mama! Papa baru saja mengajariku memakai pistol!"Oceh seorang gadis manis ke arah wanita cantik bersurai (h/c) itu, wanita itu menghela nafas lalu tersenyum mengelus surai gadis itu.

"Fei, dia masih kecil"

Feitan terkekeh lalu duduk di samping istrinya.

"Lily adalah anakku, hal seperti ini akan segera menjadi makanan sehari-harinya [Name]"

[Name] mendengus.

"Mama tidak suka?" Tanya Lily polos, [Name] tersenyum menggeleng mencium kening Lily.

"Pistol itu berbahaya sayang, belum waktunya kamu memakainya"

"Tapi Papa bilang aku harus belajar pistol agar tidak ada cowok hidung belang yang menggangguku"

[Name] menatap Feitan lalu tertawa kecil, Feitan hanya tersenyum.

"Aku juga akan melindungi Mama dari orang jahat seperti yang selalu papa lakukan~!"

Feitan portor, semua orang mengenalnya sebagai eksekutif mafia yang mengerikan tapi hanya [Name] yang tahu jika dia adalah pria paling baik yang pernah [Name] miliki di hidupnya dan selalu menghujaninya dengan kebahagiaan melalui caranya sendiri.

ೋ❀❀ೋ═══ • The End • ═══ೋ❀❀ೋ

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top