Bagian 4

Maaf banget baru bisa update sekarang. Setelah ini, aku usahain untuk update teratur. Untuk cerita Play with me, aku update besok ya;;)

Selamat membaca^^

•••••

Setelah makan siang selesai, Cleo mengajak Chris untuk bermain bersamanya. Dan Chris dengan senang hati menuruti keinginan putrinya itu. Sementara itu, Chloe lebih memilih untuk merapikan meja makan dan membersihkan peralatan yang mereka gunakan saat makan tadi.

"Sudah ku bilang berapa kali kalau kau tidak perlu mencucinya. Nanti sore akan ada seseorang yang datang dan membereskan apartemenku," ucap Chris yang baru saja memasuki dapur dan menemukan Chloe yang sedang sibuk dengan piring-piring kotornya.

Chloe memberikan senyumnya kepada Chris. Senyum yang sama sekali tidak terlihat seperti sebuah senyuman karena wanita itu tampak terpaksa saat melakukannya. "Tidak apa-apa. Aku tidak suka melihat dapur yang kotor dan berantakan."

Chris tampak mengembuskan napas panjang. Ia lalu menyandarkan tubuhnya pada dinding yang bersebelahan dengan bak pencuci piring lantas menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Dan posisi berdirinya saat ini membuat pandangannya terarah lurus ke arah Chloe.

"Di mana Cleo? Kenapa kau meninggalkannya sendirian?" tanya Chloe setelah hening selama beberapa menit.

Chris tersenyum tipis. Ia tahu jika Chloe mulai risih dengan kehadirannya dan pandangan matanya yang tak lepas dari wanita itu. Dan ia juga tahu kalau pertanyaan yang terlontar dari mulut Chloe barusan bermaksud untuk mengusirnya.

"Tadi Mark datang untuk menemuiku. Otomatis dia bertemu dengan Cleo. Dan kau tahu sendiri, putri kita itu sangat menyukai Mark dan langsung menahannya untuk bermain bersamanya," Chris terkekeh pelan di akhir kalimatnya.

Chloe hanya diam saja. Tak menanggapi penjelasan Chris sama sekali. Ia kenal Mark, supir pribadi Chris sekaligus orang yang paling Chris percaya. Pria yang begitu kaku, tetapi murah senyum. Dan ia tak masalah jika Cleo bersama pria seperti Mark.

Namun, sedetik setelah pikirannya mengenai Mark hilang, Chloe langsung teringat dengan kata yang terselip dalam penjelasan Chris barusan. Putri kita. Dan Chloe benar-benar tak suka dengan sebutan itu karena menurutnya, Cleo hanyalah putrinya.

Chloe menghentikan kegiatannya sejenak seraya mematikan keran air. Ia lalu menatap Chris dengan tatapan yang terlihat begitu tajam dan menusuk. Chris bahkan sampai menaikkan sebelah alisnya saat melihat tatapan Chloe yang seperti itu.

"Apa yang kau katakan tadi?" tanya Chloe dengan tajam.

Chris semakin bingung dengan pertanyaan Chloe. "Apa?"

"Jangan pernah menyebut Cleo dengan sebutan putri kita lagi. Dia hanya putriku," ucap Chloe dengan penuh penekanan. Menegaskan kepada Chris bahwa perkataannya barusan tidak untuk dibantah.

Chris memejamkan matanya sejenak. Ia menghela napas panjang seiring dengan matanya yang kembali terbuka. Sungguh, ia benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikiran Chloe. "Kau mempermasalahkan hal itu? Yang benar saja."

Chloe mendengus sinis seraya melepas sarung tangan yang ia gunakan saat mencuci piring. Ia lalu menyilangkan kedua tangannya di depan dada seolah-olah sedang menantang Chris. "Sekali lagi ku tegaskan kepadamu kalau Cleo hanyalah putriku. Kau hanya orang asing yang tiba-tiba datang ke dalam hidupanya dan menjadi seorang Ayah untuknya."

Chris sudah membuka mulutnya untuk menanggapi apa yang baru saja dikatakan Chloe. Namun, sedetik kemudian ia kembali menutup mulutnya karena ia tak menemukan kalimat yang pas untuk menanggapinya. Alhasil, ia hanya mengulas senyum getir di bibirnya. Senyum yang mewakili rasa sakit hatinya terhadap perkataan Chloe barusan.

Sungguh, perkataan Chloe benar-benar menyakiti hatinya. Selama kurang lebih empat bulan ia masuk ke dalam kehidupan Chloe, wanita itu hanya menganggapnya sebagai orang asing. Namun, ia tak menyalahkan Chloe yang dengan kejamnya mengatakan hal tersebut. Ia memang pantas mendapatkannya. Ia memang pantas menerima segala kebencian Chloe. Pria pengecut sepertinya memang pantas diperlakukan seperti itu.

Chris kembali mengulas senyum di bibirnya. Senyum yang sama dengan senyum yang sebelumnya. Dan Chloe yang melihat itu merasa muak. Wanita itu benar-benar muak dengan sikap Chris yang selalu bersikap baik layaknya malaikat. Padahal, Chloe tahu benar kalau pria itu tak lebih baik dari iblis sekalipun.

"Maaf. Aku tidak akan mengatakannya lagi," ucap Chris yang lebih memilih untuk mengalah agar Chloe tak semakin membencinya.

Tetapi Chris salah. Dengan sikapnya yang seperti itu malah membuat Chloe semakin membencinya. Dan kini, Chloe sudah mengepalkan kedua tangannya di sisi tubuhnya ketika ia melihat Chris yang kembali tersenyum ke arahnya sebelum berbalik dan pergi meninggalkannya.

"Kenapa kau bersikap seolah-olah kau lah yang tersakiti di sini!" teriak Chloe dengan amarah yang sudah sampai ke ubun-ubunnya.

Chris yang mendengar teriakan Chloe langsung menghentikan langkahnya dan berbalik untuk menatap wanita yang dicintainya itu. Ia terpaku sejenak ketika melihat wajah Chloe yang sudah merah padam dengan dada yang bergerak naik turun akibat luapan amarahnya barusan.

"Apa maksudmu, Chloe?" tanya Chris yang lagi-lagi tidak mengerti dengan maksud Chloe.

Chloe maju beberapa langkah untuk memutus jarak antara dirinya dengan Chris. Ia lalu mendongak dan menatap pria itu dengan begitu tajam. Ia lalu meletakkan jari telunjuknya di dada Chris lantas menekannya dengan penuh amarah. "Seharusnya kau tidak kembali. Kau benar-benar bajingan sialan," desisnya penuh kemarahan.

Chris memejamkan matanya sejenak. Sungguh, hatinya benar-benar sakit sekali melihat Chloe yang seperti itu. Ia lalu mengambil tangan Chloe yang dipakai wanita itu untuk menunjuknya yang langsung membuat Chloe memberontak.

"Lepaskan aku, bajingan!"

Chris tidak mengindahkan keinginan Chloe. Ia lalu membawa tangan wanita itu ke dadanya. Menempelkannya di sana. "Di sini, sakit sekali, Chloe," ucapnya parau. "Apa yang harus aku lakukan agar kau kembali menjadi Chloe ku yang seperti dulu?" tanyanya yang terdengar putus asa.

Chloe berusaha keras untuk menahan hatinya yang merasa kasihan dengan Chris. Demi Tuhan, ia tidak ingin melibatkan hatinya di saat seperti ini. Ia hanya akan memakai logikanya yang dengan keras menolak semua perlakuan Chris terhadapnya.

"Pergi dari hidupku," Chloe berucap sengit.

Chris membeku di tempat. Kalimat yang baru saja keluar dari bibir Chloe adalah kalimat yang sangat tidak ingin didengarnya. Ia lalu melepas tangan Chloe dari genggamannya. Dan hal itu langsung membuat Chloe segera beranjak pergi darinya.

Namun, baru selangkah Chloe berjalan, Chris mencekal lengannya dan menarik wanita itu agar kembali berhadapan dengannya. Chloe sudah ingin memaki Chris, tetapi sialnya pria itu sudah lebih dulu membungkam mulutnya dengan ciumannya.

Chloe memberontak. Tangannya memukul-mukul dada Chris. Namun, pria itu langsung menahannya dan memegang kedua tangan Chloe dengan kuat. Pria itu terus mencium bibir Chloe dengan rakus. Menjelajahi isi mulutnya dengan ganas. Memainkan lidahnya dengan penuh hasrat.

Chris benar-benar kehilangan kendali dirinya yang membuatnya enggan untuk menyudahi ciuman sepihaknya. Ketika sesuatu yang basah jatuh mengenai wajahnya, barulah ia sadar bahwa ia telah melakukan tindakan yang begitu bodoh. Sejurus kemudian, ia langsung menyudahi ciumannya dan melepaskan tangan Chloe dengan cepat.

Chris benar-benar ingin mengubur dirinya saat ini juga. Melihat Chloe yang menangis karenanya membuatnya benar-benar terlihat seperti seorang bajingan.

Chloe menyeka air matanya dengan kasar. Ia lalu menatap Chris dengan tajam. Sedetik kemudian, ia melayangkan tamparan keras di pipi kiri Chris. "Sialan kau! Aku bukan pelacurmu lagi!" ia berteriak dengan keras. Meluapkan segala amarahnya.

Chris tak bisa berkata apa-apa lagi. Ia bahkan tak merasakan sakit pada bagian wajahnya yang terkena tamparan Chloe. Ia hanya diam seperti patung. Kini, rasa bersalahnya terhadap Chloe semakin bertambah. Dan itu membuatnya sadar kalau jalan untuk mendapatkan Chloe akan semakin panjang.

Chloe mengelap bibirnya dengan kasar. Berusaha menghapus jejak Chris yang mengotori bibirnya. Setelah itu, ia kembali menatap Chris dengan nyalang. "Antar Cleo ke apartemenku setelah dia selesai bermain," ucapnya kemudian. Ia lalu berderap meninggalkan  Chris dengan amarah dan rasa benci yang terkumpul menjadi satu di dalam hatinya.

•••••

2 Agustus, 2016

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top