8. The Family - Antara Ada Dan Tiada
Uhmm.. Hai, selamat malam... Emm... Aku tidak tahu bagaimana cuaca di tempatmu, tapi di sini cuacanya gelap. Dan selalu gelap setiap harinya.
Bagaimana kabarmu? Ah, sudah pasti kau akan menjawab 'baik', meski harimu sedang kacau sekalipun. 'Baik' itu kata umum yang sering diucapkan orang. Harimu tidak baik? Oh, mungkin lain kali kita bisa bertemu muka dengan muka untuk mendengar kisah harimu. Akan kupastikan nantinya kau akan merasa lebih baik, aku janji.
Kemudian... Sebelum memulai kisah ini, aku ingin memastikan sesuatu terlebih dahulu, jika kau tidak keberatan...
Apa kau suka membaca cerita? Seberapa besar rasa sukamu akan kumpulan kata tersebut?
Genre apa yang sering kau baca? Fantasy? Humor? Romance?Adventure? Atau Horror dan berkesan Creepy?
Jika Creepy bukan favoritmu, kusarankan untuk berhenti membaca. Jika iya, silahkan lanjutkan.
Aku tidak akan bertanggung jawab jika sesuatu terjadi saat kau sedang membaca cerita ini.
Ah, aku hanya mencoba menakutimu kok, tapi sepertinya tidak berhasil. Jadi... Kau siap? Maka duduklah dengan santai. Baca perlahan dan bayangkan dengan imajinasimu seraya menelusuri kisah yang kutulis ini.
-------------------------------------
Pada setiap malam saat bulan purnama tergantung di langit tanpa segumpal awan yang menemani, akan ada suatu mansion di tengah hutan di wilayah terpencil negara Eropa yang muncul.
Kunang-kunang merah terbang berjajar menerangi jalan setapak menuju mansion tersebut. Jalanan berliku dalam balutan pohon-pohon tua gersang serta alunan musik suram dari para hewan yang mengintip dari setiap penjuru.
Kau akan berjalan, berjalan, dan berjalan. Kau melihat lurus ke depan hanya untuk menemukan kegelapan dan warna darah yang menyambut. Rasanya jarak tersebut masih jauh namun kau tidak merasa lelah.
Sampai di titik dimana kau merasa akan terus melangkah dalam lingkaran hitam tanpa akhir dan mungkin tidak bisa berbalik, kau akan menemukannya. Mansion itu.
Kau mendekati bangunan reot tak terawat itu, melewati halaman dengan mawar hitam yang mekar dengan anggun, menapaki tangga yang berdecit, lalu berdiri di hadapan sepasang pintu kayu besar kusam dan penuh goresan.
Kau menarik gagangnya juga mencoba mendorong dengan sekuat tenaga, namun untuk ukuran kayu lapuk, pintu tersebut tetap bergeming.
"Siapa itu?" Tanya sebuah suara serak dengan intonasi mengusir setelah kau memutuskan untuk mengetuk. Lalu kau memberitahukan namamu padanya.
"Apa maumu?"
Sesaat kau terdiam bingung. Lalu entah bagaimana, sebuah kalimat meluncur dari mulutmu.
"Siapa yang tinggal di sini?"
"Tidak ada."
"Ke mana mereka?"
Suara lawan bicaramu hilang. Kau menanti beberapa saat sampai akhirnya pintu tersebut bergerak sedikit, membiarkan segaris celah terlihat.
Kau menariknya hingga terbuka lebar, menyajikan sebuah lorong menuju dunia hitam lagi. Dibantu cahaya bulan, terlihat sebuah senter di atas meja sisi kirimu. Kau mengambil dan menyalakan pijar kuning itu kemudian melangkah masuk.
Kau melihat ruang demi ruang tanpa palang pembatas bernama pintu yang menjadi habitat debu. Anehnya, kau masih bisa menebak jenis ruangan itu meski jutaan debu menyembunyikannya. Ruang keluarga, dapur, kamar mandi, ruang kamar, ruang tamu, dan lainnya.
Mendadak senter dalam genggamanmu redup, menelan dalam kekosongan abadi. Kau menoleh ke belakang, menatap pintu depan yang masih terbuka. Kau mencoba menyalakan sentermu lagi. Hanya untuk menyorot sebuah wajah yang muncul tepat di depan matamu.
Sepasang mata murni berwarna merah. Seekor anjing. Setidaknya itu wujud kepala yang kau tatap. Dengan bentuk mulut besar bertaring tanpa bulu yang menutupi dan sepasang telinga yang sangat kurus. Dia tidak berkedip, dadanya tidak bergerak naik turun, kau mengira itu hanya patung, tapi tatapannya membuktikan dia hidup.
Dia melihat tepat ke matamu dan kau harus balas menatapnya. Iris matanya akan menyuguhkan semua kengerian yang ada di dunia termasuk ketakutan terdalammu, teriakkan tersiksa memekakan telinga, dan tawa melengking yang memenuhi pikiran.
Jangan takut. Jangan sekalipun menoleh ke arah lain atau kau akan melewatkan saat-saat dia membuka mulutnya untuk melahapmu. Secuil keinginan untuk lari sudah menjadi tiket kematianmu karena ketika itu terjadi, pintu depan akan tertutup dan sumber cahayamu lenyap. Tidak ada yang tahu kejadian setelahnya.
Jika kau bisa bertahan melihatnya, dia akan mundur lalu memintamu mengikutinya. Sambil mengekor, kau memperhatikan tubuhnya yang tadi tidak sempat kau teliti. Tubuh seperti manusia yang bungkuk ditambah kuku hitam panjang di setiap jari, tinggi 7 kaki, kulit yang hanya membukus tulang dan seuntai ekor melambai di belakangnya.
Kau dibimbing menuju aula besar kemudian diminta duduk menghadapnya dibatasi oleh sebuah meja dengan 13 lilin yang tiba-tiba menyala. Kau dilarang untuk bergerak mengganggu dan mengeluarkan suara sekecil apapun.
Diam menghiasi aula sampai makhluk itu memecah keheningan.
"Ada sebuah keluarga bangsawan yang tinggal di mansion ini pada masa kejayaannya dulu. Namanya keluarga Sorrow. Sepasang suami istri yang dikaruniai 7 anak."
"Duke Pride Sorrow, seorang Ayah sekaligus kepala keluarga yang dapat diandalkan. Pria gagah, berwibawa, dan berwawasan luas. Lelaki sempurna bagi semua kaum hawa, namun pastinya manusia memiliki kekurangan begitu juga dia."
"Harga diri menjadi hal yang dipuja oleh Mr. Pride sebagai manusia yang dapat dinyatakan hampir mendekati sempurna. Dia sangat suka berburu dan bangga akan kemampuannya. Dia sering berburu bersama teman-teman bangsawannya. Jika temannya berburu lebih baik darinya, dia akan menembak temannya tepat di kepala saat musim perburuan selanjutnya."
Si pembicara meniup satu lilin.
"Mrs. Klutz, wanita cantik yang ceria dan ramah. Gerakkannya anggun juga menenangkan, tapi ada saat dimana dia tidak bisa menjaga perilaku indahnya."
"Sebagai seorang ibu rumah tangga, Mrs. Klutz adalah orang yang sangat ceroboh. Dia pernah meletakkan piring kotor dalam oven dan ayam kalkun ke dishwaser. Memasukkan tepung ke ember berisi baju yang akan dicuci lalu membubuhkan detergen untuk adonan kue. Hampir membunuh anggota keluarga puluhan kali."
Meniup lilin yang lain.
"Envy Sorrow, anak lelaki tertua yang mewarisi ketampanan ayahnya. Dia selalu iri pada teman-temanya dalam segala hal. Pergaulan, olahraga, kepintaran, kekayaan, dan sebagainya. Dia selalu menunjukkan bentuk irinya dengan menyindir mereka."
"Sejujurnya teman-teman Envy tidak pernah suka, namun karena Envy berasal dari keluarga terpandang, mereka mencoba bertahan. Envy tidak pernah tahu kesalahan yang dia perbuat, dia merasa itu benar dan juga membuatnya terlihat keren."
"Tapi mungkin dia akan berubah pikiran, saat mereka semua pergi bermain bungee jumping dan dia mencoba pamer melompat dengan posisi menghadap mereka, matanya membulat melihat temannya yang berdiri paling belakang memegang pisau, bersiap memotong tali yang mengikat kaki Envy."
Meniup lilin selanjutnya.
"Fear Sorrow, anak lelaki kedua, juga kembaran Envy. Dia memiliki wajah seperti ibunya. Sangat penakut akan segala hal, oleh karena itu dia tidak diijinkan sekolah. Sedikit ketakutan membuatnya jatuh sakit seketika."
Lilin keempat.
"Disaster Sorrow, anak ketiga dan anak perempuan pertama. Semua orang memanggilnya Disa, tapi tidak ada yang mau mendekatinya."
"Alasannya, karena Kesialan. Setiap kau menatapnya, mendengar suaranya, atau indramu menangkap segala hal yang bersumber darinya, kau akan sial. Semakin senang dirinya, semakin sial orang yang terperangkap dalam jebakannya."
Lima lilin telah redup.
"Revenge Sorrow, gadis selanjutnya. Dia lebih suka dipanggil Reve. Dia menganggap dirinya yang paling normal dalam keluarga. Menjalani hidup biasa yang tenang, baik di rumah ataupun sekolah."
"Namun dia tidak suka ketidakadilan. Siapapun yang berbuat jahat kepadanya akan dibalas setidaknya dua kali dan jauh lebih sadis, bahkan hingga dia puas."
Hembusan untuk lilin keenam.
"Lonely Sorrow, perempuan manis yang terlihat cantik meski saat dia diam. Nely selalu merasa sendirian, walapun dalam ruangan seriuh pesta tahun baru."
"Dia jarang tersenyum, karena tidak ada hal yang cukup untuk membuatnya senang. Jika seseorang berani mengusik kesendiriannya, orang itu tidak akan sanggup melihat hari esok."
"Ada saat di mana dia tersenyum serta mengakui kehadiran seseorang. Ketika itu terjadi, dia akan menyekap sumber kesenangannya dalam kamar dan mengikatnya di depan tempat tidur agar bisa selalu diperhatikan."
Kembali sebuah lilin melepas cahayanya.
"Honest Sorrow, anak laki-laki yang baik dan patuh dengan orang tuanya. Dia disenangi banyak orang oleh karena keramahannya. Kejujuran selalu diharapkan dari dirinya, dan dia memang suka bicara jujur. Saking jujurnya hingga orang yang mendengar memilih untuk bunuh diri."
Lilin kedelapan.
"Joy Sorrow, anak laki-laki terakhir. Joy suka segala hal. Meski dirinya masih kecil, dia sudah sering bermain di luar rumah, berkeliling mencari hewan liar untuk menemaninya membuang waktu. Dia selalu merasa senang, dan dia lebih senang lagi saat menonton hewan liar tersebut terjun bebas ke dalam jurang di samping rumah karena dia lempar."
Lilin selanjutnya redup.
"Gluttony, anjing peliharaan kesayangan keluarga Sorrow. Tak ada yang mengerti kenapa Tony selalu merasa lapar walau sudah diberi makan 9 kali sehari. Karena sikkapnya yang baik, dia diijinkan berkeliling tanpa dirantai."
"Tony punya keistimewaan ajaib, yakni dia dapat berbicara. Dia memanfaatkan kelebihan tersebut dengan pergi ke kota, menarik para anak kecil yang kagum oleh kemampuannya, lalu menarik dan melahap mereka dalam hutan."
Menyadari sesuatu, kau mendongak ke makhluk seperti anjing itu, yang sedang melirikmu lapar sambil menjilat mulut dengan liur menetes. Kini kau tahu siapa makhluk di depanmu. Entah bagiamana, kau hanya tahu.
Sepuluh lilin telah mati, meninggalkan sumbu yang menghitam dan asap melayang di udara.
"Ini terjadi pada suatu siang saat Nyonya Klutz bangun terlambat. Yang lain sudah menunggunya di meja makan dengan tidak sabar. Mengingat acara arisan yang diadakan siang hari itu, Mrs. Klutz mencoba melakukan berbagai hal sekaligus."
"Dia menyalakan semua kompor dan oven sambil berdandan, anggota keluarga yang lain hanya mengamatinya. Tak ada yang menyangka kelanjutannya akan seperti itu."
"Saat menyisir rambut, dia menyikut botol minyak hingga membanjiri kompor. Seketika api besar meledak dan melahap tubuhnya. Mrs. Klutz berteriak kesakitan, berlari dan meronta."
"Fear menganga dan meninggal dalam ketakutannya saat itu juga. Joy yang belum pernah melihat api sebesar itu berteriak girang sambil melompat di atas meja, kakinya tersandungtablecloth yang melapisi meja lalu terjatuh dengan kepala membentur kursi. Nyawanya melayang seketika."
"Tuan Pride mencoba menolong istrinya, namun karena sakit yang tak tertahankan, Nyonya Klutz mendorong Tuan Pride ke kompor yang terbakar liar. Mr. Pride berusaha menjauh, namun dirinya tersangkut kuat. Dia meninggal secara perlahan."
"Nely berjalan pergi namun ketika itu, ibunya berlari melewati dan mendorongnya menabrak Reve. Reve tidak menduga dan terjatuh dengan pisau menancap mata kirinya. Reve yang marah, menarik keluar pisau beserta mata kirinya dengan paksa, lalu membutakan kedua mata adiknya."
"Lonely merasa bersalah telah menabrak Reve, tapi dia berpikir rasa sakit yang diterimanya tidak sebanding, dan Lonely tidak pernah menyukai rasa sakit. Jadi Nely mengambil garpu yang ada didekatnya, dan mereka saling membunuh. Reve meninggal dengan garpu menancap leher melewati mulut dan Nely membisu dengan jantungnya yang terkoyak."
"Envy tidak tahu apa yang harus dia perbuat, jadi dia hanya diam. Honest berdiri di sebelah kakaknya dan, seperti biasa, berkata jujur. Honest mengatakan seharusnya Envy juga mati seperti yang lain, mengingat tindakannya tidak layak mengijinkan dia hidup. Envy sudah sepantasnya mati dari dulu, tutur si adik terkecil."
"Envy geram dan melempar adiknya menghantam dinding lalu mencekiknya hingga mati, rintihan Nyonya Klutz masih memenuhi ruangan. Envy kemudian berjalan ke arahwastafel, menyalakan keran untuk mencuci tangan."
"Mrs. Klutz mendengar suara air dan bergegas menghampiri Envy. Pandangan Nyonya Klutz telah lenyap sehingga dia tidak sadar kalau dia menimpa dan menekan kepala anaknya ke dalam genangan air wastafel yang lubangnya tertutup."
"Nyonya Klutz kelelahan dan sudah terlalu sakit untuk memadamkan api yang menyelimutinya. Dia meninggal dengan menindih anak yang ditenggelamkannya..."
Sunyi melayang lagi diudara, mengakhiri akhir tragis tersebut.
"Sampai di sini. Sekarang pergi atau jadi santapanku."
Saat kau mendengar perintahnya, kau harus segera lari keluar, jangan membatu dan memberinya waktu. Jika lilin ke 11 telah tidur dan kau masih belum berlari, percayalah kau sudah mati.
Dengan perlahan dia akan meniup habis lilin yang ada sebelum mengejarmu. Jangan pikir itu mudah atau kau tidak akan hidup lebih lama.
Kau terus pergi tanpa menoleh. Melewati pintu depan, halaman mawar hitam, jalan setapak yang diterangi sinar darah, keluar dari hutan,, dan jangan kembali lagi. Karena dia mengingatmu.
Dan jika dia melihatmu lagi, kau akan berpindah ke dalam pencernaannya.
-------------------------------------
Demikian kisah dari keluarga Sorrow. Tidak menyeramkan? Tentu saja. Aku hanya mengenalkan keluarga malang ini kepadamu.
Ah, kau penasaran mengenai Disa? Kenapa dia tidak ada di sana?
Karena dia sedang pergi dengan sekolahnya untuk tamasya. Disa sangat senang sehingga malam sebelumnya dia memasak untuk bekalnya besok. Agar tidak menganggu, dia mematikan alarm yang biasa digunakan untuk membangunkan ibunya.
Disa tidak mahir memasak, tapi karena senang, dia berusaha memasak dan mengotori seluruh dapur. Sebelum matahari muncul, Disa sudah membersihkan dapur dan bersiap ke sekolah.
Well, kau adalah orang yang terpilih untuk membaca rahasia ini. Jangan beritahu siapapun atau jiwa malang Fear akan menghantuimu.
Kau mungkin menganggap mereka tidak pernah ada, namun saat kau membaca cerita ini, keluarga Sorrow sedang memasuki hatimu. Mereka bersarang di sana, menunggu untuk hidup kembali dengan mengumpulkan hati setiap orang.
Mereka tidak terlihat, namun bukan berarti tidak ada. Meski kau yakin mereka memang ada, kau tidak bisa memberi bukti fisik akan kehadiran mereka. Ada? Atau tiada? Biar kau sendiri yang memutuskan.
Jika kau ingin tahu keadaan Disa sekarang dan di mana dia, tenang saja. Dia tumbuh dengan baik menjadi wanita menawan dan yang telah menuliskan kisah ini untuk kau baca. So, enjoy your nightmare... :)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top