𓆩 ² 𓆪
Mataku tak dapat berpaling..
aku..
Hari berlalu begitu cepat, rasanya seperti setiap hari itu sama saja.
Senin ke minggu itu lama
Giliran udah hari minggu baru aja kedip kedip mata eh udah senin
Untung sedang jamkos, jam terakhir lagi
"AYO KITA MAIN TRUTH OR DARE!"
"Ga dulu, kamu kadang ngasih truth atau dare nya aneh-aneh njir"
"[Name], bahasamu"
"Hehe"
Dengan begitu satu kelaspun main, mulai dari Monoma yang kena dare dari Kendo ga boleh ganggu kelas 1-A selama seminggu
Tetsu yang ga Terima truth dari Awase
Dan macam-macam...
Sengaja tidak ditampilkan dikarenakan penuh dengan kekerasan dan sebagainya
"Oke, Kaibara-san! Truth or dare?"
"Truth"
"Kapan confess dengan [Name]?"
"Ada yang lain ga sih selain itu.."
"Lah? Kaibara suka dengan [Name]?"
Pertanyaan yang dilontarkan oleh Komori membuat sekelas kini tau siapa yang disukai bang kai ini...
"SERIUS NIH SUKA SAMA [NAME]?!"
"BENER INI YANG DICERITAKAN MINA?!"
"AYO CEPAT CONFESS NANTI KEBURU [NAME]NYA DI COLONG ANAK SEBELAH"
"Siapa yang suka siapa yang ribut.."
BRAKK
Sekelas heboh akan berita yang satu ini, sampai pintu kelas tiba-tiba terbuka karena seseorang
Siapa lagi kalo bukan [Name]
Dengan terburu-buru mengambil tasnya dan segera keluar lagi dari kelas
"[Name]! Mau kemana?"
"Sorry, ada yang harus diurus sekarang. Pulang duluan. SANS KENDO AKU UDAH IZIN SAMA SENSEI"
Teriakan terakhir adalah hal yang terdengar darinya
Semuanya heran. Apa yang terjadi, apa yang harus diurus
"[Name] kayaknya ada yang harus diurus dengan keluarganya"
"Tau darimana kamu?"
"Dia pernah cerita, tentang apalah gitu pokoknya masalah privasi dah!"
"Kok Hiryu bisa tau sih masalah [Name], perasaan ga dekat dekat mereka"
-----🔮-----
"Kakak.."
"Oh.. Hey.."
Perlahan mendekat ke arah ranjang yang ditempati oleh sang kakak
"Kakak kenapa bisa gini?"
"Ya.. Hahaha, maklum nasib jadi hero kan gitu"
"Seharusnya lebih hati-hati.."
"Ya..siapa sangka bukan? Lagi enaknya dapet jatah libur eh malah kena masalah"
Hening diantara keduanya, tak ada yang ingin memulai kembali pembicaraan. Hanya angin yang lewat
"Gimana menurut kamu?"
"Hm?"
"Tentang dimana dirimu sekarang.."
"Ah.."
Bagi [Name], topik tersebut adalah topik yang sangat ingin dihindari. Topik itu rasanya... Karena...
"Belum mau lanjut tentang hal itu? Aku tau kamu itu banyak mau cerita cuman bingung aja kan mau dimana ceritainnya. Mungkin kamu masih ga terima kalo kamu ambil posisi dia sedangkan dia ada di tempat awal dan sudah diambil kembali.."
Bukannya tidak mau cerita, tapi setiap kali [Name] mau cerita itu selalu berpikir dulu 'emangnya yang lain percaya? Bagaimana jika akhirnya sama saja seperti sebelumnya?'
Hidup itu penuh keraguan, jadi ayo buang ragu itu walau terus kembali
"Baiklah mari ganti topik. Hari-hari mu saja. Bagaimana kelasmu baru ini?"
"Kelas hari ini? Cukup menyenangkan dari biasanya! Apalagi jamkos pas jam terakhir, sampai aku ditelpon.."
"Oke! Lupakan yang itu bagaimana dengan dirimu yang tinggal di asrama?"
"Rasanya seperti mimpi... Bahkan hampir mirip dengan apa yang kubuat"
Jarang ada waktu untuk saling bertemu jika hampir segala hal memisahkan. Kita akan terus menemukan hal baru sampai mimpi kita terwujud
"Jadi? Apa kau ada suka dengan seseorang?"
Dengan keyakinan yang mantap, Kakak [Name] ini ngomong hal ini.
"Ya enggak lah!"
"Oh? Dari responmu itu terlihat... Kurang meyakinkan"
"Maaf ya! Tapi aku ma-masih mau fokus buat lebih kuat biar kita bisa jadi duo yang keren!"
"Maaf? Yakin mau jadi duo denganku? Ga dengan orang yang kamu suka?"
"HEH! SIALAN!"
"BAHASAMU SETAN!"
"GA DENGAN RIN GA DENGAN KAKAK KENA TEGUR MULU!"
dengan pipi yang memerah dikarenakan hal yang dibahas, keduanya saling adu bacot sampai dokternya negur
"Heh, mending adiknya pulang sana sudah malam"
Tanpa sadar, senja pun akan segara pergi. Hanya gema suara bincang antara dua individu diruang putih ini
"Sana pulang"
"Kok ngusir"
"Daripada diusir kenyataan"
"Ajng"
Dengan berat hati [Name] angkat kaki dari kamar tempat kakaknya dirawat
Padahal masih pengen ngadem
"Kalau ada butuh apa-apa bilang sama aku ya"
"Ogey Raiden. Dua hari lagi sembuh kok"
"Meskipun bisa mempercepat penyembuhan, bukan berarti itu tidak butuh istirahat Suisei. Aku pulang dulu"
Pintu itu tertutup rapat, suara langkah kaki perlahan menghilang dari pendengar, ruangan itu kembali sunyi.
"Kau itu adalah harapan, gadis penuh imajinasi. Meski kadang ngeselin ama kadang jadi orang utan"
----⚡ ----
"[Name]! Kok lama? Sampai malam nih"
"Ngegosip dulu"
"Kebiasaan, sana mandi"
"Muager"
"Heh"
Dan terjadilah sedikit adu mulut antara [Name] dengan Rin
Sementara di sisi lain, ada sepasang mata yang mengawasi
"Sen, kamu kenapa lihatin mereka sebegitunya? Cemburu?"
"Tidak. Buat apa cemburu"
"Masa? Auramu serem soalnya"
"Iya, kayak masa depan kamu"
"Sialan"
"Heh Tsu jangan ketularan [Name]"
Awase melihat ke arah mana sang temannya tatap. Ah, dia mengerti.
Sen sempat curhat sama Awase, katanya cuman dia yang 'lumayan' waras
Menurut pandangan Awase,
[Name] itu layaknya seorang pengembara. Siapa yang tidak kenal keluarga dengan marga [Surname]?
Keluarga dengan quirk yang berbeda-beda setiap generasi juga dengan penerus dengan banyak bakat
Anak pindahan dari Negeri Zamrud Khatulistiwa
Layaknya seorang artis, kepopuleran [Name] saja hampir mencapai puncak di sekolah dan menggeser Yaoyorozu Momo, orang yang sempat ia sukai. Baik dalam akademik maupun non-akademik
Hampir dimata semua orang dia terlihat sempurna, tapi tidak ada yang sempurna
[Name] sendiri pernah bilang kepada dirinya sesuatu
"Kalian tidak perlu menganggap kalau diriku itu sempurna, memangnya ada yang sempurna di dunia yang fana ini?"
Kadang kata-kata [Name] itu banyak makna, walaupun berbelit dan kadang orangnya agak miring
"Jikalau kau memang suka, tidak ada salah untuk mengungkapkanya"
"Entahlah.."
Sebenarnya Kaibara Sen sendiri bingung dengan perasaannya, maklum dia adalah remaja yang mulai dimabukkan asmara
Juga training dan nilai ulangan
"Ha? Apa Iyah?"
"IYA [NAME]!"
Pengen buat book genshin–
Atau di tiktok sih, hehe
—M.n
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top