01. Pulang bareng

│  happy reading │

.

.

.

Bel sekolah berbunyi nyaring mengakhiri pelajaran sejarah di kelas, pemuda bersurai black wavy itu mendongak menatap sekumpulan manusia yang berstatus teman sekelasnya mulai meninggalkan kelas. Merasa tak ada lagi orang pemuda itu membereskan barang miliknya, tangannya mengeluarkan jimat miliknya dan menyemprotkan cairan itu ke tangannya.

"Sakusa!" Sakusa itu menoleh menatap sepupunya yang berada di depan pintu sembari mengulas senyum.

"Kenapa kau ada disini Komori? Biasanya kau sudah ada di gym" 

Komori mengerutkan keningnya, "Bukankah latihan dibatalkan? Jangan jangan kau lupa"

Sakusa ikut mengerutkan keningnya berusaha mengingat ingat pengumuman yang captainnya sampaikan via email, kemudian sekelebat ingatan membuat Sakusa mengingat semuanya.

"Jadi kau benar benar melupakannya?" 

"Maaf aku tidak fokus sejak tadi pagi" kata Sakusa sembari memijat keningnya, ia mulai berpikir apa yang membuatnya tidak fokus sejak tadi pagi. Apakah karena seharian ini dia belum bertemu sosok itu.

Melihat Sakusa yang terdiam Komori memilih membuka percakapan, "Aku dengar [Lastname] piket hari ini, bagaimana kalau kita menemuinya?"

Tanpa mendengarkan jawaban Sakusa, Komori sudah menarik Sakusa mendekati kelas [Name]. Sesuai tebakan Komori, [Name] masih membersihkan kelas. Gadis bersurai [Hair color] itu tampak bersenandung sembari menghapus papan tulis.

[Name] yang menyadari ada orang lain selain dirinya pun menoleh, kemudian mengulas senyum saat menemukan Komori dan Sakusa. Sakusa memalingkan wajahnya tak ingin menatap senyum menawan yang selalu sukses membuatnya senam jantung.

"Komori, Sakusa, jarang sekali melihat kalian menghampiriku di kelas. Apa kalian tidak latihan?" tanya [Name] keheranan, memang jarang bagi Komori dan Sakusa menghampiri [Name] setelah pulang sekolah biasanya kedua pemuda itu akan menghabiskan waktu berlatih voli di gym hingga larut malam.

"Hari ini latihan diliburkan"

"Jarang sekali kalian mendapatkan libur, tunggu sebentar aku akan segera selesai"

[Name] melanjutkan kegiatannya menghapus papan tulis, setelah selesai ia menyahut tas miliknya lalu berlari mendekati Sakusa. Ia berhenti beberapa meter dari Sakusa lalu mengeluarkan handsanitizer dari tasnya dan mengoleskannya di tangannya.

Sakusa menatap [Name] dalam diam sedangkan Komori terkekeh, "Kau selalu melakukan itu saat ingin bersama Sakusa, apa itu sudah jadi kebiasaanmu [Lastname]?"

[Name] mengangguk, "Aku tidak mau Sakusa kabur hanya karena aku tidak menggunakan handsanitizer, sakit rasanya saat orang kau hampiri kabur karena takut kuman" kata [Name] sembari menyetuh dadanya seakan tersakiti lalu ia tertawa.

"Aku hanya menghindari penyakit"

"Aku tahu kok"

[Name] berjalan di samping Sakusa membuat Sakusa berada di antara Komori dan [Name]. Selama perjalanan ke gerbang sekolah hanya terdengar percakapan antara Komori dan [Name] sedangkan Sakusa hanya diam dan menyimak.

Sial aku mengambil semua perhatian [Name], maafkan aku Sakusa.

[Name] terus berceloteh tampak tidak bisa membaca situasi yang ada, itu membuat Komori frustasi. 

"Maaf aku tidak bisa pulang bersama kalian" Sakusa menatap Komori, Komori membalas tatapan Sakusa. Kontak mata mereka menjelaskan semuanya. Sakusa mengangguk.

"Apa kau punya urusan?" tanya [Name] dengan nada sedikit kecewa, well jika dia hanya berduaan dengan Sakusa ia merasa canggung. [Name] tak tahu topik apa yang harus dia angkat agar suasana canggung mereka pudar. Sakusa adalah manusia berkelas bagaimana seorang Sakusa bisa disandingkan dengan seorang [Name] yang hanya manusia biasa.

"Maaf [Name], tapi Sakusa bisa mengantarmu pulang" Komori melirik Sakusa, Sakusa menatap [Name] berusaha menebak nebak respon [Name].

[Name] mengulas senyum, "It's fine Komori, lagipula Sakusa bersamaku"

Komori menghela napas lega, memang susah jadi jembatan untuk hubungan [Name] dan Sakusa. Kalau bukan karena ingin sepupunya bahagia mana sudi seorang Komori menjadi perantara hubungan orang lain, padahal dirinya sendiri masih menjomblo.

"Kalau begitu aku pergi duluan" Komori tersenyum lalu berlari meninggalkan kedua sejoli yang masih menatap punggungnya.

.

.

.

.

Selepas kepergian Komori masih belum ada percakapan atau niatan untuk meninggalkan gerbang sekolah, situasi canggung ini membuat [Name] mati kutu. Tiba tiba ia merasa tangan mungilnya dibungkus dengan kehangatan, [Name] menatap tangannya hampir tidak percaya dengan apa yang ia lihat.

'Sakusa mengenggam tanganku!!? Aku pasti berhalusinasi' batin [Name], ia kemudian kembali memejamkan matanya namun saat ia kembali membuka matanya ia masih menemukan tangan Sakusa mengenggam tangannya.

"Ayo pergi" [Name] mengangguk mengikuti langkah Sakusa yang lebar.

'Bisakah waktu berhenti agar aku bisa terus mengenggam tangannya?' 

[Name] mulai berceloteh saat ia merasa Sakusa menerima dirinya sebagai temannya, ia mulai berceloteh tentang club memasak, tes matematika dan juga gosip seputar Itachiyama. Sakusa hanya diam dan mendengarkan semua celoteh [Name].

"Aku dengar ada cafe baru disekitar sini bagaimana kalau kita mampir sebentar?" Sakusa mengangguk, membiarkan [Name] membimbingnya menuju cafe yang ia maksud.

"Selamat datang di Twins cafe" seorang pelayan pria tersenyum ramah menyambut Sakusa dan [Name].

"Meja untuk berapa orang?"

"2 orang"

"Mari ikuti saya" [Name] tersenyum lalu mengikuti pelayan cafe, [Name] tanpa sadar menarik Sakusa membuat yang bersangkutan memerah.

"Menu apa yang ingin anda pesan?" [Name] menatap lembaran menu lalu menatap Sakusa.

"Cappuccino"

"Kami pesan 1 cappucino, 1 hot chocolate dan 2 strawberry shortcake"

"Mohon untuk menunggu sebentar" pelayan pria itu tersenyum lalu mengundurkan diri menuju dapur cafe, gadis itu kembali melabuhkan tatapannya pada Sakusa.

"Aku baru sadar kalau kau tidak memakai masker, apa kau lupa membawanya?" Sakusa yang terkejut pun meraba wajahnya, ia dengan panik membuka tasnya lalu mencari masker cadangan miliknya.

"Tapi jujur kau tampak lebih tampan tanpa masker" Tubuh Sakusa membeku, rona di wajahnya semakin tak kendali jantungnya berdetak sangat kencang. Satu pujian itu berhasil meruntuhkan pertahanan Sakusa.

"Sakusa, apa kau sakit? Mukamu memerah"

"Aku tidak papa, hanya saja disini sangat panas"

"Tapi kita ada dibawah ac" Sakusa terdiam, bingung ingin memberi alasan apa.

"Kalau kau sakit kita bisa membungkusnya, aku akan mengantarmu pulang" [Name] tampak khawatir pun segera berdiri berniat memberitahu pelayan yang berada tak jauh dari tempat mereka duduk tapi Sakusa segera menghentikan [Name].

"Tidak perlu lagipula ini tidak parah"

"Baiklah tapi kalau memang parah kau harus memberitahuku dan kita pulang"

"Baiklah" 

Tak lama pesanan mereka pun sampai, Sakusa menyesap cappuccino miliknya maniknya tak lepas dari sosok [Name] yang tersenyum senang sembari menyesap hot chocolate.

"Maaf kalau tidak nyaman"

"Eh?" [Name] menatap Sakusa terkejut, "Kau tak perlu meminta maaf lagipula kau tidak melakukan sesuatu yang salah"

"Bukan itu maksudku, aku minta maaf kalau aku tidak seaktif dan seramah Komori"

"Oh" [Name] tersenyum.

"Kau tidak perlu meminta maaf lagipula aku tidak memaksamu seperti Komori maaf kalau membuatmu berpikir seperti itu, aku merasa nyaman dengan ketenangan ini" 

Sakusa diam diam mengulas senyum kecil, perasaan senang serasa ingin meledak. 

'Aku tidak salah telah menjatuhkan hatiku padamu'

"Sudah jam segini, ayo pulang Sakusa"

Sakusa menghentikan pergerakan [Name] membuat gadis itu diam dan menatapnya, dengan sapu tangan ia membersihkan krim disekitar bibir mungil [Name].

"Berantakan seperti biasanya, dasar shortie" kata Sakusa sembari tersenyum menawan membuat [Name] tertegun, seakan terhipnotis dengan senyuman pemuda dihadapannya.

"Ayo pergi" Sakusa menarik [Name] membawa tangan mungil itu lalu mengenggamnya erat, pemuda itu membawa [Name] menyusuri jalanan.

"Mau pulang bersama besok?" tanya Sakusa membuat [Name] menoleh lalu tersenyum.

"Baiklah, aku akan menghampirimu di gym"

"Kau tidak perlu melakukan itu"

"Tak apa lagipula aku juga ingin menontonmu latihan"

"Baiklah"

.

.

.

.

.

01. Pulang bareng : complete

P u b l i s h : November 23, 2020

.

.

*To be continue*

Note :

Maaf baru up karena Rara sibuk nugas jadi lupa mau up book ini

Rara harap kalian puas sama chp 1 ini ^-^

Sampai bertemu di chp selanjutnya 





























Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top