Chapter 1 - Bestfriend
You're really my bestfriend ! ever imagined us as a couple ? so silly !
***
" ini sudah kartu kuning, Erga." Pria itu menunduk mendengar keluhan guru BKnya.
Sedangkan gadis disampingnya malah terkekeh geli.
" kamu juga, Yara ! 2 kali telat, yang ketiganya kamu bakal nyusul Erga." Kini giliran gadis itu yang menunduk. Mengheningkan cipta." Bapak tidak mengerti dengan jalan pikiran kalian. Telat terus. Alasannya itu-itu mulu. Bapak bosan. Tau, tidak ?" keduanya menggeleng kompak.
3 detik kemudian gadis itu langsung mendongak, memandang Guru BK yang sering dikatai anak-anak sebagai Guru Botak." Anu pak... gini, kita juga bosan, pak. Masa tiap hari dapet kartu mulu. Kita juga nggak mau telat, pak. Tapi ya gimana, dia susah dibangunin sih Pak. Saya juga perang batin tiap hari.pulsa abis buat nelponin dia mulu. Saya kan ngekost Pak, butuh tebengan. Saya-"
" curhat kamu ?" potong Guru Botak sudah tidak sabar. Gumoh dengan alasan Yara.
" ya kan Bapak guru BK, tugasnya dengerin curhatannya siswa." Celetuk gadis itu cepat. Erga sudah menggigit kepalan tangannya, menahan tawa yang sudah mau meledak sejak tadi. Omongan Yara memang tidak bisa dihentikan.
" memang pintar bicara ya kamu." Sindirinya geram.
" kan saya anak bahasa, pak. Kalo saya anak IPS, ya bapak saya ceramahin pake Undang-Undang."
***
pria itu melirik gadis disebelahnya yang sudah menggeleng tidak kuat. Mukanya merah, tidak kuat menghadapi teriknya matahari.lalu ada peluh yang sejak tadi jatuh kepelipisnya.
Mereka dihukum untuk memberi hormat pada sang saka merah putih ditengah lapangan. 30 menit di lapangan saja sudah membuatnya menyerah tidak sanggup. Erga terkekeh ketika melihat Yara memainkan kakinya. Kebosanan.
" Naya, mau ngepel sepulang sekolah nggak ?" ajaknya. Maksudnya adalah lari dari hukuman ini. jadi mereka akan mendapat hukuman lainnya sepulang sekolah.
Gadis itu mengangguk lalu tidak butuh banyak bicara lagi, ia langsung menarik tangan Yara pergi dari sana. Berlari cepat meninggalkan lapangan.
Gadis itu tersenyum, mengikuti tarikan tangan Erga didepannya. Melihat punggung pria yang setahun ini menjadi Partner In Crime-nya.
Perkenalkan. Si Komodo. Nayara Puteri Kirana.17 tahun. Kelas XII-Bahasa C. suka banyak alasan, gadis yang mandiri serta kalau marah bisa mengalahkan beruang madu keserupan. Setidaknya, itu kata Erga.
Meski anak bahasa, uniknya ia malah mengikuti ekskul PMR, hal inilah yang sering kali menjadi bahan ejekan Erga untuknya.
Keduanya sudah berteman sejak kelas 1, namun mulai dekat saat pertengahan kelas 2 SMA. Sejak dihukum bersama 1 tahun lalu, sejak itupula mereka sering sekali menghabiskan waktu bersama. Entah untuk belajar atau bermain remi membunuh waktu. Ketika teman sekelasnya menyebut nama Yara, maka nama Erga akan menyertainya. Begitupula sebaliknya.
" kalian berdua pacaran ya ?" Tanya teman-teman mereka waktu itu.
Yara dan Erga saling pandang, lalu tertawa berbarengan." Iya dong." Jawab keduanya sambil saling rangkul dan adu kepala.
Kelakuan mereka tidak pernah benar. Kesukaan merekapun banyak yang bertolak belakang. Seperti; Yara benci matematika, Erga malah sangat menyukainya. atau Erga benci drama korea, sedangkan Yara malah tiap malam nangis menye-menye karena nonton marathon sampai tengah malam. Banyak hal yang tak sama, tapi hati mereka sama.
" entar sore gue les bahasa inggris, nyet. Gue minta jemput." Ujar Yara disela memakan Tahu Tek di Kafetaria Sekolah.
Erga mengalihkan pandangannya dari handphone-nya. Lalu mulai meminum es teh yang esnya sudah hampir cair semua.
" nggak, nggak. Gue ada kencan ntar sore."
" kayak lo laku aja, cuk. Jones aja sok jual mahal. " ledek Yara lalu mendorong piring kosongnya ketengah meja.
" e komodo kesurupan, motor lo emang kenapa ?" Tanya Erga sambil merapikan rambut hitamnya. Yara berfikir sebentar, lalu tersenyum.
" ada sih. tapi gunanya lo apaan ? kan gunanya temen untuk dimanfaatkan." Kekeh Yara tak bisa menahan tawanya melihat ekspresi najis diwajah Erga. Jujur saja, ia belum menyervis motornya sejak seminggu lalu.
" jadi gue cuman temen buat lo ?" Tanya Erga yang membuat Yara tersentak. Ia menepuk keningnya keras.
" ya enggak lah, Ga. Lo tuh sahabat gue." Jawabnya.
Ekspresi Erga terlihat semakin terluka." Cuman sahabat ? gue kira kita lebih dari sekedar sahabat, Nay."
Kening Yara menyernyit.
" kita itu best friends." Lanjut Erga yang membuat Yara memutar bola matanya malas.
" friendzone abis. Kan gue lebih dari Best Friends lo,Ga."
Keduanya saling pandang, lalu serempak berucap," best friend foreverrrrr." Lalu diakhiri dengan tawa renyah keduanya. Iya, receh sekali. Joke yang sejak dulu biasanya mereka gunakan ketika sedang bosan. Joke yang kadang hanya mereka berdua yang mengerti letak lucunya. 2 orang jayus yang selalu bersama.
"kalau orang lain denger itu kayak friendzone level max." dengus Erga.
" gue jemput ntar. Telat 5 detik, gue tinggal lo, monyet banyak dandan."
***
ujian sebentar lagi. Kelas begitu ramai oleh pertanyaan anak-anak kelas tentang penjelasan pertanyaan yang mereka tidak tahu seputar pelajaran.
Tidak semua sih. beberapa anak juga ada yang bermain PES, dota, atau bahkan bermain game kecil-kecilan di HP melepas rasa bosan. Dan ya, kelas ribut karena itu. Si Rajin dan Gamer layaknya 1 : 3, tentu saja suara mereka teredam euphoria anak-anak perusuh itu.
Oh ayolah, hampir semua kelas seperti itu kan ? Sangat jarang ditemukan kelas dimana anak-anaknya serius belajar saja. Kelas Bahasa Cpun begitu. Memang benar mereka akan menjalani UN sebentar lagi, makanya, untuk mengobati penat dan rasa tegang, beberapa dari mereka memilih bermain game.
Suasana kelas masih ramai ketika pintu terbuka dan menampilkan 2 sosok yang mereka hafal betul." Telat lagi ?" Tanya salah satu dari mereka dengan nada suara bosan. Kentara sekali mereka sering telat.
Yara meringis lalu menggaruk tengkuknya. Disusul Erga yang berjalan kebangkunya.
Erga itu Ketua Kelas Bahasa C. mungkin sterotip orang lain jelek mengenainya yang sering telat, tapi meskipun begitu, Ergantara Saputera terkenal sangat tegas dan baik memimpin anak-anak lainnya. Yah hanya sayang, kebiasaan tidur tengah malamnya itu yang membuatnya harus sering telat dan dinilai kurang disiplin oleh beberapa orang.
Meskipun begitu, tidak ada satupun anak kelas Bahasa C yang meminta Erga turun jabatan. Indikasinya sih cuman 2; Erga yang sudah sempurna jadi ketua kelas atau mereka yang malas menggantikannya. Yah, kemungkinan bisa saja terjadi.
" Nay !" panggil Erga lalu menghampiri bangku Yara diujung yang berbeda. Kelas memutuskan untuk melakukan rolling setiap 2 minggu sekali, dan minggu ini Erga dan Yara kebagian duduk secara pararel, Yara disudut kiri kelas sedangkan Erga disudut kanan kelas. Meskipun begitu, keduanya akan sering datang menghampiri satu sama lain seperti sekarang ini.
" jangan bilang lo mau ngajak gue main game ?" tebak Yara setelah Erga duduk disampingnya. Noval -teman sebangkunya-terlihat sibuk dengan laptopnya dibangku depan.
" nggak lah !" jawab Erga lalu merogoh sakunya." Gue mau kasih tau lo aplikasi bagus."
Yara menepuk keningnya keras," nggak ada bedanya !" runtuknya yang membuat Erga tertawa melihatnya. Pria itu mengelus dahi Yara yang tampak mulai kemerahan setelah ditepuk tadi.
" gue mau nanyain lo materi minggu kemaren. Matematika. Ngerti nggak lo ?" ralatnya sambil membuka-buka buku dibangku Noval. Yara menggelengkan kepalanya, yang ia tahu bahkan tidak dilihat Erga." Mau gue ajar-"
" Ga !" omongan pria itu terpotong ketika seorang gadis manis memanggilnya. Yara dapat melihat Erga menoleh secepat kilat, maksudnya benar-benar cepat.
" kenapa Lun ?" Tanya Erga memperhatikan gadis itu.
" bantuin dong, materi minggu kemaren. Gue nggak ngerti," Erga menoleh kearah Yara. senyumnya merekah. Sangat-sangat lebar.
Luna itu gadis tercantik di kelas. memilik badan yang bagus, wajah yang manis, dan bahkan berjalanpun ia sering membuat orang lain terpesona. Iapun termasuk murid popular di sekolah. Kakinya sudah mahir berlenggak-lenggok diatas catwalk. Lalu siapa yang akan menolaknya ?
" lo nggak jadi ngajarin gue nih ceritanya ?" sindir Yara malas lalu membuka buku Bahasa Jepangnya.
" sorry, Nay. Masalahnya ini Luna."
Yara mengangguk," ya, siapa yang bisa menolak pesona Luna." Kekehnya sarkastik.
" nah, tu lo tau. Rezeki ga boleh ditolak." Timpal Erga lalu kemudian meninggalkannya yang sudah malas dengan tingkah Erga yang satu ini.
Dasar ganjen. Gue tusuk pake bambu tau rasa lo, batinnya jengah.
****
Hallaaaa...
Thanks udah baca ini.
Al, jangan jadi siders :v
Just end this,
Love always,
Me
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top