02
Saya dan Byakunisa06 memutuskan untuk bergabung menjadi satu kesatuan pecinta mega- maksudnya cerita ini.
Jadi dibaca ya Happy Single karya ^
Jangan lupa baca versi lainnya!
Selamat Menikmati!~
"Aomine mana?" tanyaku pada Sakurai. Ia pun menunjuk ke tempat Aomine sedang berdiri. Aku mengucap terima kasih dan menghampiri Aomine.
"Aomine," sapaku. Aomine membalasnya, "Ada apa, senpai?" Aku pun mengajaknya ke pinggir lapangan agar lebih privasi.
"Kau tahu tidak hubungan [Name] dengan Midorima?" tanyaku padanya. Ia sedikit mengingat-ingat. Membutuhkan waktu tiga puluh tiga detik untuknya menjawab. "Iya mereka pacaran."
"Hmm.. Begitu ya," kataku dan meninggalkan Aomine. Aomine yang tak suka mencampuri urusan, tidak memusingkan sikap aneh senpainya.
√ π √ π √ π √ π √
BRAK!
"Ah, ma- eh, [Name]?" ujarku ketika melihatnya. Aku tidak sengaja menabraknya di pertigaan koridor.
"Maaf, Imayoshi-san," ucapnya dan segera memungut buku-bukunya. "Biar kubantu."
Aku pun menyerahkan buku terakhir. "Sudah semua kan? Kalau begitu aku duluan," pamitku dan meninggalkannya. Terlihat dari ujung mataku, mulut [Name] yang terbuka, namun ditutup kembali.
Setelah sampai di tempat yang sepi aku berhenti.
"Shouichi, sadarlah! Kamu tahu sendiri cinta, jodoh, takdir dan semacamnya tidak ada," ujarku pada diriku sendiri sambil meremas di mana tempat jantung berada.
Setelah lima menit dua puluh tujuh detik, akhirnya aku sudah bisa berpikir tenang.
"Aku harap aku tidak berpikir bodoh lagi ketika bertemu kembali dengannya. Waktu yang kuhabiskan dengan [Name] tidak sebanding dengan Kana," ucapku sambil berjalan menuju kelas. "Kana, mungkin ini semua salahmu."
♤ ♧ ♤ ♧ ♤ ♧ ♤ ♧ ♤
"Senpai! Makan disini yuk," ucap Aomine agak semangat. Aku pun mengiyakan permintaannya yang tiba-tiba ini.
"Yo, Tetsu!" sapa Aomine pada mantan bayangannya. Kulihat sekumpulan orang yang kukenal di sekeliling mantan bayangan Aomine.
"Selamat malam semuanya," sapaku pada semuanya. Yang lain balas menyapa, "Selamat malam juga."
Kemudian mataku pun menangkap Midorima dan memutuskan untuk menyapanya, "Ne, Midorima.."
Aomine pun menyahut melihat wajah Midorima yang hancur, "Jarang sekali kau bersedih seperti itu." Aku pun ikut-ikutan bertanya, "Kau seharusnya senang punya kekasih seperti [Na-"
Midorima menyela, "Tidak, [Name] baru saja memutuskan untuk mengakhiri hubungannya." Aku pun mengajak Midorima toss dan disambut hangat olehnya.
Kuroko pun tiba-tiba berceletuk, "Mungkin, tipe [Name]-san adalah pria berkacamata."
Ya, mungkin saja atau [Name] itu maniak kacamata.
○ ● ○ ● ○ ● ○ ● ○
Satu jam dua puluh menit lima puluh delapan detik waktu yang kami habiskan di kedai ramen ini. Kami memutuskan pulang ke rumah masing-masing.
Aku dan Aomine berpisah di perlimaan jalan. Aku ke sebelah timur. Ia ke sebelah utara.
Kulewati sebuah rumah yang tak asing bagiku. Aku memutuskan untuk berhenti sejenak. Hanya sekedar untuk mengamati. Aku hanya berharap dari satu per sepuluh kemungkinan melihatnya tiba-tiba keluar dari rumah itu. Kana tidak mungkin kembali hanya untuk sekedar menyapaku. Setelah semua tindakannya dulu.
Kuhembuskan napasku dan memutuskan pulang, sebelum suara itu menahanku,
"Shou?"
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top