|2| Clint Barton (Hearing Aid)
Semenjak misi yang ia jalankan bersama dengan Natasha, entah kenapa alat pendengarannya menjadi sedikit aneh.
Clint Barton, tidak ada siapapun yang mengetahui jika ia mengalami gangguan pendengaran. Selain Tony, Natasha, dan juga Nick serta Coulson. Ia terlalu dan selalu sensitif dengan topik itu, dan Tony mengetahuinya karena ia yang membuatkan alat bantu dengar untuknya. Natasha tentu mengetahuinya karena mereka sudah bersama cukup lama begitu juga dengan Nick serta Coulson.
Itulah sebabnya, saat ia menemukan tidak adanya Tony di menara, ia sedikit merasa tidak nyaman. Suara disekelilingnya berdengung dari alat bantu dengarnya dan tidak terdengar jelas.
"Clint?"
"Oh, ada apa Bruce?" Clint mengutuk dirinya yang tampak sedikit gugup saat menjawab perkataan Bruce. Ia menghela napas dan mencoba untuk menenangkan dirinya. Ia bisa membaca pergerakan bibir Bruce dengan mudah.
"Apakah kau bisa menemaniku ke Midtown hari ini? Natasha dan yang lainnya tidak berada di menara," Clint memang mendengar bagaimana Bruce bertemu dengan seorang remaja yang menurutnya sangat jenius. Membaca buku-buku berbahasa alien dengan angka-angka yang bisa membuat gila semua orang selain Bruce dan Tony. Ia berusaha untuk mencari informasi tentang anak itu yang berakhir dengan mencoba mencari di sekolahannya. Tentu Midtown sudah cukup terkenal bahkan diluar Queens. Tim Dechatlonnya memenangkan beberapa pertandingan SAINS yang diadakan secara nasional.
"Tentu," Clint mengerti alasan dari Bruce sebenarnya adalah karena ia takut Hulk akan mengamuk dan melukai anak-anak disana.
.
.
Dan disinilah dia, di depan gerbang dimana jam sekolah masih terlaksana. Namun, menurut informasi tentu saja sebentar lagi bel pulang akan berbunyi dan mereka akan mencari siapapun yang bernama Leeds ataupun Parker. Atau anak yang diingat oleh Bruce hingga sekarang.
Clint menutup matanya dan sebelah telinganya. Ia tidak nyaman, sudah sangat lama sejak ia tidak menggunakan alat bantu dengarnya saat berada diluar markas. Ia tidak tuli sepenuhnya, namun suara disekitarnya menjadi berdengung tanpa alat pendengaran. Dan itu terkadang membuatnya bingung dan juga tidak nyaman.
"Uh Bruce, aku akan menunggu di pintu belakang. Tenang saja, mungkin saja anak itu akan berada disana."
Ia bisa melihat Bruce tampak tidak begitu setuju, namun ia rasa Bruce sedikit curiga dengan keadaannya dan pada akhirnya mengangguk. Ia tidak perlu membaca gerakan bibir Bruce sebelum berjalan meninggalkannya dan menuju ke pintu belakang. Berharap mendapat ketenangan disana, atau setidaknya petunjuk dimana kedua anak itu berada agar ia bisa mengatakannya pada Bruce dan kembali ke markas.
.
.
"Kau berani membantahku Parker!? Kau tahu kau mempermalukanku di kelas Aljabar hari ini," sepertinya Clint tidak mendapatkan ketenangan yang ia inginkan. Saat langkah kakinya membawanya ke belakang gedung, yang ia lihat adalah beberapa orang yang mengerumuni sesuatu. Atau bisa dikatakan seseorang yang tampak hanya melindungi kepalanya dengan tangannya dari pukulan beruntun tiga orang lainnya.
"Hei. Apa yang kalian lakukan?" Clint tidak mendengar begitu jelas, namun ia tahu jika apa yang ada didepannya adalah pembullyan.
"H-Hawkeye!" Semua orang disana tampak kaget melihat anggota kelompok Superhero yang terkenal sejak beberapa bulan yang lalu saat insiden Loki sekarang berada didepan mereka.
"Ya, dan Hawkeye ini sangat tidak suka dengan apa yang kalian lakukan," Clint tampaknya tergerak insting seorang ayahnya. Ia hanya tidak akan membayangkan ataupun mau jika anaknya mengalami hal yang sama seperti yang dialami anak itu. Tetapi, sepertinya mereka tidak begitu mendengarkan perkataan itu karena terkejut dengan kehadirannya. Flash handphone segera dengan cepat memenuhi penglihatannya, dan beberapa murid yang mendengar kedatangan dari Clint tampak mendekatinya.
Meminta tanda tangan
Berfoto
Beberapa pertanyaan.
Dan itu artinya semakin banyak suara yang ditangkap oleh Clint. Dengungan dari alat bantu dengar itu semakin keras dan membuat kepalanya pusing. Saat ia akan mencoba untuk keluar dari keramaian itu, seseorang segera menarik tangannya dan masuk ke bangunan sekolah.
"Uh, Mr. Barton apakah kau tidak apa?" Saat suara keributan itu tampak menghilang perlahan, Clint tampak membuka matanya dan menatap kearah anak yang menarik tangannya tadi. Ia menemukan anak yang dibully tadi sekarang tampak menatapnya dengan tatapan cemas, "maaf karena kau menolongku, mereka jadi mengetahui keberadaanmu."
"Ah tidak apa-apa kid. Kau tidak apa?"
"Tidak apa, tetapi apakah kau baik-baik saja?" Anak itu masih sangat khawatir padanya. Clint hanya tertawa dan menggelengkan kepalanya. Saat ia akan memperbaiki alat bantu dengarnya, ia menyadari salah satu komponen dari alat itu lepas begitu saja. Dan ia tidak bisa mendengar pada satu sisi telinganya.
'Ah sial,' saat ia mendadak panik, anak itu tampak menepuk pundak Clint dan membuatnya menoleh. Ia tersenyum, menggerakkan tangannya menggunakan bahasa isyarat pada Clint.
Kau butuh bantuan dengan alat itu?
Clint tentu terlihat kaget dengan apa yang dilakukan anak itu. Pertama, anak itu mengetahui jika ia tuli, dan kedua karena anak itu bisa menggunakan bahasa isyarat dengan baik.
"Bagaimana kau bisa tahu?"
"Aku memiliki saudara yang juga memakai alat seperti itu. Itulah sebabnya aku juga mempelajari bahasa isyarat," kali ini anak itu memastikan jika kecepatan suaranya pas dan tidak terlalu cepat. Gerakan bibirnya juga sangat jelas untuk dibaca oleb Clint, "aku bisa memperbaikinya jika anda tidak keberatan Mr. Barton."
Clint tampak diam, namun mengangguk dan melepaskan kedua alat pendengarnya. Anak itu merogoh tasnya, tampak mengambil sebuah kacamata dan juga meletakkan topi dengan logo Star Wars yang ia bawa di dalam tasnya.
"Masih banyak orang yang ada di dalam sekolah. Akan susah jika ketahuan anda disini."
Clint mengangguk, dan anak itu tampak membawanya pada satu ruangan yang tampak seperti bengkel. Anak itu menghampiri seorang pria tua yang merupakan penjaga tempat itu sebelun ia duduk di salah satu kursi dan mulai membenahinya.
Clint hanya memperhatikannya yang dengan cekatan mencoba untuk memperbaiki benda itu. Ia seolah melihat Tony, dan alat itu ciptaan Tony. Sirkuit benda itu berbeda dari alat pendengar lainnya. Anak itu terkadang memperhatikan dengan takjub dan juga bingung, namun dengan segera ia tampak menemukan jalan keluarnya dan tampak menyelesaikannya.
Beberapa kali juga tampak alat pendengarnya mengeluarkan asap yang membuat anak itu kaget. Clint tertawa melihat perubahan dari raut wajah anak itu. Mengingatkannya pada anak-anaknya yang bahkan masih sangat kecil.
"Sudah selesai," anak itu tampak berbicara dan menunjuk alat dengar di tangannya sebelum memasangkannya pada kedua telinga Clint. Tidak ada suara dengungan lagi, bahkan saat ini ia bisa mendengar dengan sangat jelas. Lebih jelas daripada sebelumnya.
"Bagaimana? Apakah anda baik-baik saja?" Clint bisa mendengar untuk pertama kalinya suara dari anak itu. Suara bernada tinggi yang menunjukkan jika anak itu masih belum dewasa. Clint tampak tersenyum lebar dan mengacak rambut ikal anak itu.
"Thanks kid, kau benar-benar membantuku! Bagaimana kalau kau kuantarkan pulang? Aku sedikit khawatir kalau anak-anak itu akan mengganggumu lagi," ujar Clint tampak menghela napas dan menyilangkan tangannya.
"A-Ah tidak apa Mr. Barton. Ned sudah menungguku, aku akan pulang sendiri saja," anak itu tampak melihat jam dinding yang ada disana dan tampak tersentak, "oh tidak, Mrs. Anne akan khawatir padaku. Uh, kalau begitu sampai jumpa Mr. Barton."
Ia berlari kearah pintu belakang yang saat ini tampak kosong dimana seorang bertubuh gempal tampak sudah menunggunya. Clint bahkan belum sempat berbicara lagi saat anak itu sudah menghilang. Dan ia tersentak.
"Aku belum menanyakan namanya," Clint menepuk dahinya sendiri. Ia mendengar suara handphone di tangannya dan baru menyadari sedaritadi ia tidak mengaktifkan getarnya. Dan tentu ia tidak bisa mendengar nada dering dari handphonenya itu. Belasan panggilan tak terjawab dari Bruce yang ia hadapi.
"Ah, kurasa aku tahu kenapa gerbang belakang menjadi kosong," Clint merasa bersalah, terutama saat ia berjalan kearah gerbang depan dan menemukan Bruce yang sudah dikelilingi oleh anak-anak yang ingin berfoto dengannya.
.
.
"Hah, dan aku tidak bisa menemukan anak itu hari ini."
Clint dan Bruce tampak kembali ke mobil setelah dengan halus mereka diusir oleh petugas keamanan karena sudah membuat keributan di depan sekolah. Clint tampak baru saja sadar, dan ingat apa tujuan awal mereka berada di sekolah ini.
"Tetapi kau tahu, aku bertemu dengan anak yang menarik."
"Benarkah?" Bruce menatap kearah Clint yang mengangguk, "kau tahu siapa namanya?"
"Itulah," Clint tertawa datar dan menggaruk kepala belakangnya, "aku lupa menanyakan namanya. Tetapi kurasa, entah kenapa aku merasa jika aku akan bertemu dengannya lagi nanti."
To be Continue
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top