Prolog
Aku tidak bahagia, aku iri dengan anak seumuran ku yang cukup mendapat kasih sayang dari orang tua mereka. Hari hari ku bagai di neraka bahkan jauh lebih buruk dari dasar neraka.
Aku mulai memakan sampah dan serangga yang ada di sekitar ku karna aku tidak mendapatkan makanan yang layak, aku tak yakin pakaian yg sedang ku pakai ini bisa di sebut pakaian.
Setiap hari aku menjalani siksaan dari ayah pemabuk dan ibu pelacur. Mereka hina tapi mereka menyebutku hina. Aku tak di ijinkan berbicara, melakukan sesuatu hingga akupun dilarang menangis.
"Lebih baik mati" Hanya itu pikiran yg memenuhi otak ku hingga saat ini, hingga mencapai puncaknya aku mengumpulkan keberanian. Tengah malam disinari rembulan terang, aku berdiri di atas dahan pohon yg cukup kokoh. Aku meratapi nasib ku, mengeluarkan sumpah serapah dan menangis selagi bisa. Akupun melompat dari pohon berukuran 3 meter yang menurut ku cukup tinggi.
Sakit, tubuhku mati rasa tapi aku blm mati. Bahkan kepala ku tidak mengeluarkan banyak darah. Bukan mati seperti ini yang kuharapkan.
"Apa kau bodoh? Kau hanya akan menyiksa dirimu jika ingin mati dari pohon berukuran segitu to*ol"
Seseorang menghalangi cahaya rembulan di hadapan ku. Aku memang bodoh dan to*lol, aku terlalu naif dan aku masih takut kematian.
"Mau ku bantu? Aku tau kau hanya bocah kurang bahagia berumur 14 tahun tapi mungkin saja kau akan berguna untuk ku. Kau boleh menganggap ku keluarga mu tapi aku akan menagih bayaran saat kau mampu membayarnya"
Wajah datar dengan mata semerah darahnya menatap ku yang malang ini. Keluarga? Itu adalah hal sepele yang aku inginkan semenjak aku dilahirkan.
Dia menggendong ku, kesadaran ku memudar, yang ku ingat terakhir adalah dia tersenyum sambil memandang ku.
[Revisi - 2 Okt 19]
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top