6
"Ingin ku teriaaaaaak"
"Ingin ku menangiiis"
"Karna tidak boleeeh, liat kembang apii" -(Y/n)
Aku sibuk menyanyi di kamar sambil memandang keluar menikmati malam.
'Tempat favorit' tapi ntah kenapa aku merasakan hawa yang beda tak dapat ku artikan yang akan terjadi di masa depan. 'Semoga bukan perkara buruk'.
"Loh (Y/n)-chan? Knp kau masih diluar? Nanti sakit loh"
Seorang perempuan dengan selendang yang melekat di tubuhnya menghampiriku dengan anggun.
"Daki san? Kau sedang libur jadi lachur ya? Tumben" -(Y/n)
"AKU SEDANG CARI MAKAN TAUU!!" -Daki
Daki-san berteriak di depan muka ku, kebiasaan buruk saat marah.
"Yasudah lanjutkan saja kegiatanmu." -(Y/n)
"Kau pasti dilarang melihat kembang api kan? Sedihnya padahalkan itu bertepatan dengan hari ulang tahunmu." -Daki
Aku langsung memeluk Daki yang berada di samping ku.
"Huaaa onee san... Aku ingin lihat kembang api, tapi Muzan-sama melarang ku. Bagaimana ini.. Aku ingin lihat kembang api, ingiiiiin sekali" -(Y/n)
"Kenapa kau tidak membujuknya?" Daki-san mengelus kepalaku prihatin
"Aku? Memaksa Muzan-sama? Hahahaha... Mau kena gigit lagi?" -(Y/n)
"Gigit?" -Daki
Aku membuka perban yang melilit tangan kiriku.
"Astaga tanganmu? Di gigit oleh dia?" -Daki
Aku mengangguk lemah sambil mengganti dengan perban yang baru.
"Tapi bohong HAHAHAHAHAHAHAHAHA" -(Y/n)
Aku tertawa terpingkal pangkalan melihat ekspresi wajah Daki-san.. Dia menarik keras rambutku sampai terasa mau copot dari tempatnya.
***
Hari festival kembang api telah tiba, aku berencana mengendap ngendap agar dapat menonton kembang api tersebut.. Penampilanku malam ini memakai kimono bunga sakura lengkap dengan hair pin Bunga pemberian oyakata-sama.
Baru saja aku akan melangkah menuju jendela.
"Kau mau kemana?"
"Eh? He.. Hehe.. Maafkan aku Muzan-sama" -(Y/n)
Aku menunduk takut saat muzan sama melihatku tajam dengan hawa membunuh. Saat Muzan-sama menarik tanganku, aku berdoa semoga kalau aku mati hari ini aku akan menuju ke surga.. Tapi takdir berkata lain.. Aku di bawa ke teras kamarku yang menghadap langsung ke pemandangan malam dengan taburan bintang. Tempat dimana aku dan 'Daki-san bertemu kemarin' tempat dimana aku merasakan hawa berbeda di masa depan.
Muzan-sama duduk mendahului lalu menarikku agar duduk tepat di sampingnya.
"Kenapa harus keluar kalau disini semuanya kelihatan?" -Muzan
"Maaf" -(Y/n)
Muzan-sama menatap langsung ke arah mataku dengan tampang jengkelnya.
"Bisakah kau berhenti mengatakan kata menyebalkan itu?" -Muzan
"Eh.." -(Y/n)
Cup
"Selamat ulang tahun"
Kembang api meletus menandakan akhir dari malam mereka.
Kenapa pendek? Karna disini banyak pembaca yang masih di bawah umur, jdi ku hapus bagian nc nya:"
Gomen🙏
[Revisi - 24 Feb 2020]
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top