1

(Y/n) PoV
"Hai nama ku douma, siapa namamu gadis cilik? Sepertinya kau lezat" -Douma

Aku bergidik ngeri ketika pria tampan disamping ku menyapa. Pusing tiada henti kurasakan di kepala tapi tiba tiba laki laki berambut pink menebas kepala yang bernama Douma itu

"Hiiiiii!!" Seketika semua gelap

***

"Ok dari awal lagi.. Aku Douma, dia Akaza. Siapa namamu?" -Douma

"Tenang lah kami tidak akan menyakiti mu" -Akaza

Aku merasakan perban melilit kepala "Loh?" Aku meraba perban tersebut.

"Kau tidak berterima kasih kepada ku? Sepertinya kau masih trauma ya? Bagaimana kalau kau bermain dengan dia" -Douma

Pria tampan itu mengayunkan kipasnya dan muncul boneka kristal yang lucu.

"Tenang saja dia tak berbahaya, kuberi nama dia Miko" -Douma

Akaza yg sedari tadi hanya memerhatikan angkat bicara

"Sepertinya kau butuh waktu untuk mengingat namamu" -Akaza

Akaza menarik Douma menuju pintu keluar meninggalkan ku bersama Miko. Aku hanya merenung sambil menatap jendela yg tertutup rapat. Aku menuju jendela berniat untuk memberikan cahaya sedikit di ruangan ini tapi seseorang menahan ku dengan cara menggendong ku dari belakang.

"Kau sedang apa bocah?"

Seseorang itu adalah orang yang sama saat menyelamatkan ku dari rencana bunuh diri tempo lalu.

"Ah bisakah kau menurunkan ku tuan?"

"Tidak akan, apa yg kau lakukan cukup berbahaya untuk ku"

"Kenapa? Ah tuan maaf nama mu?"

Masih dalam posisi yang sama

"Muzan, apa kau ingat siapa nama mu?" -Muzan

Aku menggelengkan kepalaku

"Kalau begitu bagaimana kalau kau kuberi nama (Y/n) kibutsuji?" -Muzan

Baru pertama kali aku merasakan perasaan seperti ini, perasaan hangat hingga membuat jiwaku bergetar. Orang dermawan yang siap menampung ku memberiku nama dengan marganya. Akhirnya aku mempunyai keluarga.

***

Malam telah tiba, Muzan-sama membawaku berkeliling kota untuk membeli beberapa helai pakaian ku. Bahagia? Sangat karna pada akhirnya aku tidak memakai kain lusuh pengganti kimono ku dulu. Dia seperti ayah dan aku menyukainya.. Sangat menyenangkan bisa didekap dalam gendongannya. Aku bisa tertawa, berbicara tanpa harus dibatasi, tapi dia benci saat melihat ku menangis. Tidak masalah karna aku tidak akan menangis kalau aku di dekatnya. Dia orang spesial yang merubah hari neraka ku seperti di surga.

Silih hari berganti sifatku, caraku berekspresi bahkan cara berpakaian ku seperti Muzan-sama. Bukan, bukan dia yang menentukan tapi ini kehendak ku sendiri dan mulai sekarang aku akan mengabdikan seluruh hidup ku untuknya.

Tapi ada yang aneh dengannya, dia tidak pernah keluar saat siang hari seakan akan sinarnya itu akan membakarnya hingga menjadi abu. Aku juga beberapa kali mencium darah segar dari mulutnya saat berbicara dengan ku, saat aku bertanya dia akan membuat ekspresi benci yang mendalam membuat nyaliku menciut tidak sanggup menatap matanya. Dan dia akan meninggalkan ku sendirian.

Dan aku mengetahui sesuatu kebenaran yg selama ini tertutupi

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top