8. Enforcer

Persediaan oksigen di sekitarku kembali normal dan aku baru bisa bernapas lega saat Ryeowok dan Eun Ji memasuki ruangan kemudian berjalan mendekati kami.

Sial! Otakku terasa buntu seolah tertutupi tumpukan beton, membuatku tidak bisa berpikir lebih jauh tentang apa yang akan pria ini lakukan, untung saja mereka berdua memergoki kami.

Aku bukanlah cenayang yang bisa membaca fikirannya begitu saja. Sungguh aku tidak mengerti dengan jalan pikiran putra presdir kami ini. Sebenarnya apa yang sedang tidak beres dengan kejiwaanya? Mengapa ia bertingkah sangat aneh terhadapku?

Selama ini yang aku tahu berdasarkan gosip-gosip yang beredar. Cho Kyuwon merupakan pria dingin dan kaku yang tidak pernah tertarik sama sekali terhadap wanita, bahkan saat sesekali berkunjung ke kantor, hanya untuk menyapa karyawan saja pria ini nyaris tidak pernah melakukannya.

Sangat berbeda dengan apa yang kulihat saat ini. Cho Kyuwon yang sekarang sangat hyperaktif dan banyak bicara. Astaga! Sebenarnya ada berapa Cho Kyuwon di dunia ini. Ck! Pikiran bodoh macam apa Park Hyo Reen. Kau hanya perlu menghindarinya saja. Ingatlah Choi Siwon di luar sana yang saat ini selalu kau nantikan kepulangannya. Yach! Tentu saja aku sangat merindukan priaku.

“Selamat bergabung Cho Kyuwon-shi, disini kita akan bekerja sama dan saling membantu.” Suara Ryeowook berhasil membuyarkan lamunanku. Aku melihat Kyuwon tidak tertarik sama sekali dengan sapaan yang diberikan Ryeowook padanya. Pria itu dengan tidak tahu dirinya melengos ke arah lain, tidak menatap Ryeowok sama sekali.

Seperti inikah calon pemimpin yang akan mengambil alih perusahaan ini? Sangat arogan. Aku yakin akan banyak karyawan yang tidak betah bekerja dengannya. Namun aku sama sekali tidak perduli. Aku kembali menghempaskan tubuhku yang terasa pegal ke atas kursi. Masih banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan daripada harus mengurusi pria tidak jelas itu. Ekor mataku melirik kesamping. Kulihat Eun Ji melakukan hal yang sama denganku. Sahabatku yang satu ini memang tidak pernah banyak bicara.

***

Demi Tuhan, kesalahan apa yang telah ku perbuat, hingga mulai detik ini aku merasakan seolah berada di dalam kubangan neraka, membuatku terjerat dan tentu saja sangat sulit untuk keluar dari dalamnya. Yang menjadi penyebab utama mimpi buruk ini adalah pria itu. Cho Kyuwon. Satu nama yang sukses membuatku mendapatkan tekanan darah lebih tinggi setiap harinya.

Pria itu dengan tidak tahu dirinya selalu berusaha menempel padaku di setiap kesempatan. Ada saja alibi yang dia gunakan agar bisa berbicara dan mendekatiku. Merasa gerah tentu saja, tapi apa yang harus ku lakukan untuk menghindarinya. Ia terlalu pintar mencari alasan hingga aku tidak pernah mampu menolak apa saja yang dia inginkan.

Seperti saat ini ia kembali memaksaku layaknya hari-hari sebelumnya, terhitung sudah seminggu ini ia bergabung bersama kami di kantor, tapi apa yang ia lakukan sama sekali tidak pernah membantu meringankan pekerjaaan di devisi kami, sekarang aku tahu mengapa presdir tidak langsung memberikan jabatan kepemimpinan padanya.

Saat ini ia sedang berusaha keras membujukku agar aku bersedia makan siang bersamanya. Dan lagi keputusanku akan tetap sama seperti hari sebelumnya. Aku selalu menolak saat ia mengajak makan siang bersama bahkan saat pulang kantor ia sudah bersiap menungguku di depan lobi utama, bagai seorang sopir bayaran yang siap mengantarku kemana saja.

Astaga! aku sempat melupakan kenyataan bahwa ia merupakan putra presdir kami. Apakah sikapku terlalu kejam padanya? Salahkan sendiri tingkah lakunya yang diluar batas normal. Tidak seharusnya ia berlaku demikian terhadapku. Karyawan-karyawan lain di kantor mulai curiga, mereka kembali bergosip ria membicarakan putra presdir mereka yang saat ini terlihat sangat berbeda.

Dan disini akulah yang seolah menjadi tokoh antagonis karena berhasil merebut perhatian putra presdir mereka. Beberapa karyawan wanita di kantor ini yang mulai terjerat oleh pesona Cho Kyuwon tidak jarang selalu melayangkan pandangan sinisnya terhadapku. Namun aku sama sekali tidak perduli. Toh aku sendiri sudah memiliki kekasih. Choi Siwon jauh labih tampan daripada pria berkulit pucat ini.

“Kau ingin aku kembali mengajukan permohonan secara baik-baik atau dengan cara memaksa, kau tahu aku sudah bosan mendengar penolakanmu Reen-ah.”

Sejak kapan dia mempunyai panggilan informal seperti itu padaku. “Aku tidak suka dengan panggilanmu itu Cho Kyuwon-shi.” Aku menggeram tertahan. Melemparkan tatapan sinisku padanya yang saat ini masih dengan setia berdiri di depan meja kerjaku, kedua tangannya terlipat di depan dada. Aish! belum apa-apa sikap bossy-nya sudah mulai muncul.

Terkutuklah Ryeowook dan Eun Ji yang tega meninggalkanku lebih dulu dengan setan tengik ini. beberapa menit lalu mereka berdua memang sudah berpamitan untuk makan siang bersama. Sepertinya hubungan keduanya terlihat lebih serius. Hanya aku disini yang merasa tersiksa akibat kemunculan satu makhluk aneh ini.

“Oh! Ayolah, bukankah kita teman? Panggilan seperti itu sudah biasa, aku lebih nyaman saat mengucapkannnya?”

“Baiklah terserah kau saja.” Dan seperti inilah akhirnya akupun selalu menyerah jika dia sudah bersikeras dengan apa yang diinginkannya.

“Baiklah kalau begitu ayo kita makan siang bersama.” Kebiasaan yang sangat tidak aku sukai, ia selalu menarik pergelangan tanganku tanpa permisi.

Bunyi deringan ponsel yang berasal dari dalam saku celana hitam linenya berhasil membuatku melepaskan genggaman tangannya. Ia merogoh sakunya, mengeluarkan benda elektronik berwarna hitam tersebut kemudian berjalan membelakangiku dan sedikit menjauh namun aku masih bisa menangakap apa saja yang ia katakan di telefon.

Ada apa?, bisakah nanti saja, Aish! Baiklah aku akan kesana sekarang. Sepertinya dewi fortuna selalu berpihak kepadaku hingga saat ini, Aku tersenyum miring saat ia membalikkan tubuhnya. Melemparkan pandangan muramnya padaku.

“Nanti sore kau akan kuantar pulang, tidak boleh ada penolakan lagi.”

Ia sudah menghilang di balik pintu ganda berbahan kaca gelap, setelah berhasil meloloskan sebaris kalimat dari sela bibirnya yang menyerupai sebuah perintah daripada permintaan. Dan aku hanya bisa mematung di tempatku berdiri saat ini. Dia sungguh pemaksa.

Chieva
15 Juli 2022

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top