7. Seeking Attention

Sebuah jawaban yang tidak pernah aku duga sebelumnya. Ck! Dalam kamusku tidak ada satu orang wanita sekalipun yang berani menolak ajakanku secara terang-terangan. Justru mereka sendiri dengan suka rela melemparkan tubuhnya hanya untuk bisa terjamah olehku.

Well! Gadis ini memang terlihat berbeda. Membuatku terpaksa melempar jauh-jauh rasa gengsi yang sudah mendarah daging dalam diriku. Satu hal yang tidak pernah kulakukan. Mungkinkah otakku sudah bergeser dari tempatnya? Konyol, tapi memang itulah kenyatannya.

Seharusnya bukan gadis ini yang menjadi incaranku. Tapi salahkan saja tubuh indahnya yang mampu mengoda bola mataku terlebih dahulu. Membuatku tidak bisa mengabaikan pemandangan indah yang tersaji dihadapanku begitu saja. Urusan dengan putri tuan Shin akan aku bereskan belakangan.

Mulai detik ini tipe gadis dingin nan angkuh yang akan menjadi santapanku setiap hari nantinya. Lupakan segalanya tentang gadis western yang agresif seperti di luar negeri sana.

Prioritasku saat ini hanya ingin mendekatinya lebih dulu. Park Hyo Reen, sejauh mana kau mampu bertahan menerima setiap hujaman kata dan tindakan manisku?

Well! Anggap saja saat ini aku sedang belajar meluluhkan hati putri Tuan Shin mengingat sifat mereka berdua tidak jauh berbeda. Dingin dan tertutup.

Menarik pergelangan tangannya. Tidak semudah itu menghindar dari perangkapku. Kelopak matanya mengerjap sempurna, membuka dan menutup dengan tempo cepat. Mungkin ia terlalu syok dengan tindakanku yang anti mainstream. Bahkan bisa dikatakan kami belum berkenalan secara resmi. Namun apa yang kulakukan saat ini sudah berada di luar nalar manusia pada umumnya.

"Apa yang kau lakukan tuan?" Suaranya nyaris tercekat. Astaga! sehebat itukah pesonaku hingga mampu mengintimidasinya. Atau mungkin dia terlalu kaget akibat gerakan impulsifku, sudut bibirku tertarik ke atas.

"Lepaskan aku." Ia berusaha meronta dalam dekapanku.

"Tidak sebelum kau menerima tawaranku." Yang benar saja, Cho Kyuhyun tidak akan mudah melepaskan apa yang dia inginkan. Semakin mengeratkan pelukanku pada pinggangnya.

Tanpa kusadari beberapa pasang mata sedang melemparkan pandangannya penuh ke arah kami. Shit! sejak kapan pintu lift sialan itu terbuka. Merasa canggung dengan posisi kami, aku melepaskan lingkaran tanganku pada pinggangnya.

Seketika itu juga Hyo Reen membalikkan tubuhnya, berjalan cepat dengan lengkah lebarnya menerobos orang-orang yang sedang melemparkan pandangan penuh tanda tanya ke arah kami. Meninggalkanku yang masih mematung di tempat semula.

Tidak etis jika putra presdir bermesraan di kantor ayahnya sendiri, bagaimana nanti mereka mempercayakan posisi nomor satu itu padaku. Hei! Bukankah hal itu juga bagus, dengan begini gosip miring tentang Kyuwon perlahan-lahan akan menghilang.

Menyunggingkan senyum ramah penuh kepalsuan akan sedikit menyamarkan rasa gugupku sebelum melangkah pergi meninggalkan orang-orang itu dengan spekulasi mereka sendiri-sendiri. Persetan dengan apa yang mereka pikirkan, yang harus kulakukan saat ini adalah mencari keberadaan Hyo Reen.

Aku mengingat lantai berapa tujuan kami saat masih berada di dalam lift sebelum insiden itu terjadi. 10. Sial! Saat ini aku sudah berada di lantai 30. Dengan berat hati aku harus kembali turun menggunakan lift yang saat ini hampir terisi penuh oleh staf-staf biasa. Tsk! tidakkah mereka tahu. Aku ini seorang CEO Quest Software, perusahaan yang cukup ternama di Amerika sana. Andai saja aku tidak sedang menjadi Kyuwon yang masih berstatus karyawan biasa, mungkin satu persatu dari mereka akan angkat kaki dengan sendirinya, memberikan tempatnya lebih dulu untukku.

"Dia sangat tampan."

"Hei ingat, dia tidak akan pernah tertarik padamu."

"Yach! Aku tahu dia Gay."

"Jangan sembarangan bicara, dia itu putra presdir, kau bisa dipecat."

"...."

Sialan! Mereka pikir aku tuli. Berani sekali berbisik di belakangku. Meskipun suara mereka terbilang sangat pelan, namun di dalam lift yang cukup sempit ini, tentu saja aku masih bisa mendengarnya cukup jelas. Jika tidak ingat mereka perempuan. Sudah pasti akan kuhabisi sejak tadi.

Kira - kira sejauh mana orang - orang di kantor ini mempercayai gosip itu? Aku harus bisa mengubah image buruk Kyuwon. Meskipun benar dia Gay, tapi tidak sepantasnya mereka menganggapnya demikian.

Astaga! Siapa yang patut di salahkan dalam hal ini? Tuhan-kah yang membuatnya seperti itu? Ck! Pikiran konyol macam apa ini? Salahkan saja saudara kembarmu yang lebih menyukai sayuran mentah daripada daging lezat. Aku tak habis pikir, mengapa seleranya menyimpang seperti itu.

Sedangkan pria bernama Sungmin itu selalu saja ingin menempel padaku karena menganggap aku ini Kyuwon. Tidakkah ia khawatir pada dirinya sendiri? Bisa saja aku membuat wajah tampannya itu menjadi tak berbentuk.

Terdengar dentingan suara lift yang otomatis meredakan emosiku. Pintu lift terbuka, Aku segera melangkahkan kakiku dengan cepat sebelum emosiku kembali meluap mendengar ocehan tidak penting perempuan-perempuan di dalam sana. Lihat saja, mereka tidak akan lama lagi bekerja di tempat ini.

Tidak sulit mencari ruangan devisi perencanaan. Karena di lantai ini hanya ada tiga ruangan dan masing-masing pintu sudah tertempel nama devisi masing-masing. Ironis sekali, saat ini aku merasa sedang berada di tempat asing.

Aku memasuki ruangan yang berada paling ujung. Seketika itu juga bola mataku menangkap sosoknya. Gadis yang beberapa menit lalu mampu menyita segala perhatianku. Ia sedang duduk manis menghadap layar monitornya. Entah apa yang sedang ia kerjakan. Jemari lentiknya menari-nari dengan lincahnya di atas keyboard, sesekali meraih mouse yang ada di sampingnya. Sorot matanya begitu lurus menatap kedepan. Tidak memperdulikan kahadiranku yang saat ini masih mematung membelakangi pintu yang berjarak beberapa meter di samping meja kerjanya.

Pandanganku berkelana, mengamati sebentar apa saja yang tertangkap oleh retina mataku. Ruangan ini terlihat cukup luas, di pojok ruangan terdapat rak tinggi berisi berkas-berkas yang cukup tebal di dalamnya. Ada dua buah meja kerja dengan segala perlengkapannya yang berada di sisi kiri dan dua buah lagi berada disisi kanan. Salah satunya yang saat ini sedang diduduki oleh Hyo Reen. Bosan mengamati keadaan sekitar. Pandanganku kembali jatuh pada objek yang lebih menarik untuk dilihat saat ini.

"Ekhem." Berusaha mencari perhatiannya. Tapi apa yang kudapat. Sial! Ia bahkan tidak menoleh sama sekali padaku. Baru kali ini otakku dituntut harus berfikir keras hanya untuk memikirkan bagaimana cara mendapatkan perhatian seorang gadis.

Kesabaranku sudah habis. Aku berjalan mendekatinya. Menarik pergelangan tangannya, membuat ia dengan terpaksa berdiri dan menatapku dengan pandangan yang.... Errr bisa dikatakan penuh amarah.

Persetan dengan sumpah serapah yang akan ia lontarkan padaku. Yang aku inginkan hanyalah ia berbicara lebih banyak padaku.

"Apa yang kau inginkan, brengsek!" Umpatan pertama yang muncul dari sela bibir sexy-nya. Justru membuatku sangat senang. Sudut bibirku tertarik ke atas. Menampakkan seringain penuh kepuasan.

"Aku ingin mengenalmu." jawabku dengan intonasi menggoda. Andai saja wanita lain yang berada di hadapanku saat ini. Aku yakin mereka pasti sudah pingsan sejak beberapa menit yang lalu.

Raut wajahnya seolah menampilkan ekspresi ingin muntah saat menatap ketampananku. Namun aku sungguh tidak perduli. Sedetik kemudian ia merubah ekspresinya menjadi tersenyum. Senyum terpaksa tentu saja. Aku tahu ia hanya berpura-pura.

"Baiklah tuan, mari kita berkenalan secara resmi, sekarang cepat lepaskan cengkraman tanganmu ini."

Aku membebaskan pergelangan tangannya. Tidak lupa menghadiahkan senyum sebagai tanda permintaan maafku padanya. Satu langkah aku berhasil mendekatinya. Ini baru awal. Kita lihat saja apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Aku Park Hyo Reen." Ia mengulurkan tangan kanannya padaku. Tentu saja aku menyambutnya dengan antusias. "Cho Kyuh-... Kyuwon." Sial! Hampir saja lidahku terpeleset. Sangat tidak masuk akal jika nama Kyuwon berubah menjadi Kyuhyun, selama ini tidak ada yang tahu bahwa Kyuwon memiliki saudara kembar. Hanya orang-orang terdekat kami saja yang mengetahuinya.

"Tentu saja aku tahu namamu Tuan Cho Kyuwon, putra kandung presdir Cho Young Hwan yang akan menjadi penerus sebagai pimpinan utama di perusahaan ini." Aku kembali tersenyum mendengar penjelasannya. Tentu saja dia salah satu dari sekian banyak wanita yang mengetahui sedikit tentang Kyuwon. Dan mulai saat ini aku akan membuatnya mengetahui lebih banyak tentang siapa Cho Kyuhyun yang berada di dalam identitas Cho Kyuwon.

Ia berusaha menarik tangannya kembali, namun aku masih enggan untuk melepasnya. tetap menggenggamnya erat. "Lepaskan."

"Hei! Ini kantor bung, sudah selesai main-mainnya "

Aku menoleh kesamping otomatis melepaskan genggaman tanganku pada Hyo Reen. Sial! Kenapa setiap aku ingin mendekati Hyo Reen lebih jauh selalu saja ada pengganggu. Sejak kapan mereka berdiri disitu?

Chieva
14 Juli 2022

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top