40. Plan Back
Quest Software Startup Building
Manhattan, New York / USA
17.15 NYT
"Ya, aku memang merasa tidak akan menyesali apapun yang terjadi nanti." Sambungan Video Callitupun terputus. Kyuwon mendesah lelah. Dia tahu pasti, di akhir kalimat yang dia dengar tadi, nada bicara Kyuhyun seperti mengandung arti yang tidak biasa, entah apa yang sedang terjadi di Seoul saat ini.
Kyuwon seperti bisa merasakannya, ada sesuatu yang Kyuhyun sembunyikan darinya. Alasan mengapa dia ingin cepat-cepat kembali ke Seoul, tentu saja karena dia tidak ingin membuat Kyuhyun merasa kesulitan lebih banyak lagi. Jika boleh jujur l, dia sangat menyesal pada keputusannya, karena telah membuat saudaranya itu masuk ke dalam permasalahan yang seharusnya dia hadapi sendiri. Mungkin saat itu memang keputusanya sangat tergesa-gesa, hingga tidak menyadari kesalahan fatal apa yang akan menjadi akibat kebohongan mereka, karena itulah Kyuwon ingin segera kembali dan memperbaiki semuanya.
"Kau akan kembali ke Seoul besok pagi?" Kyuwon mengangguk, langkah gontainya menuju lemari pendingin di sudut ruangan, mengambil minuman dari sana, lalu berjalan ke arah sofa yang ada di tengah ruangan tersebut, menghempaskan tubuhnya di samping pria yang sejak tadi memperhatikannya saat berbicara dengan Kyuhyun di telefon.
Kyuwon menyerahkan minuman soda tersebut pada pria di sampingnya. "Lalu bagaimana dengan kerja sama kita tentang rencana peluncuran software database terbaru itu? Bukankah Kyuhyun sudah menyelesaikan proses akhirnya dengan baik, tinggal kita yang akan mempublikasikannya."
"Saat aku pulang nanti dia juga akan segera kembali, Kyuhyun sendiri yang akan menyelesaikan pekerjaannya disini, lagipula sudah tidak ada urusan yang harus dia lakukan lagi di sana. Tapi aku juga belum tahu pasti." Kyuwon menyesap minumannya secara perlahan.
"Jadi kau ingin menundanya lagi untuk kedua kalinya?" tanya pria itu seraya menampilkan raut wajah bosan.
"Aku mohon mengertilah posisi kami. Aku harap kali ini kau memberi kami satu kesempatan lagi ." Pria itu yang tak lain adalah Siwon hanya bisa memutar bola mata malas. Sejujurnya dia lebih suka orang-orang memanggilnya Andrew saat berada di negara ini. Bukan nama yang mengingatkanya pada masa lalu, juga pada negara tempat dia dilahirkan. Tapi mungkin untuk Kyuwon itu menjadi pengecualian.
"Ya, aku tahu. Kau benar-benar sedang serius jika sudah memanggilku dengan nama itu. Pada kenyataannya Quest Software memang hanya akan tinggal nama jika aku membatalkan perjanjian ini, Dell Group sangat berpengaruh." Kyuwon mengembuskan nafas berat, lalu menyesap kembali minuman bersodanya, kali ini hingga habis.
"Berhenti menyombongkan dirimu. Bukankah kita sangat dekat? Jadi aku yakin kau tidak akan menghancurkannya, sudah cukup aku membuat Kyuhyun merasakan sulit seperti kemarin."
Siwon tertawa ringan, dia mengerti apa yang Kyuwon rasakan saat ini. "Meskipun aku belum pernah bertemu langsung dengan Kyuhyun, tapi mengingat wajah kalian serupa jadi aku beranggapan kalian berdua sama saja, jangan terlalu merasa bersalah, aku yakin Kyuhyun mau melakukannya juga demi kebaikanmu."
"Aku tahu, meskipun terkadang sangat menjengkelkan tapi Kyuhyun merupakan pribadi yang baik. Saat itu aku merasa senang dia mau membantuku, tapi lama-kelamaan aku hanya merasakan kehampaan disini, dan rasa bersalah tiba-tiba menghantamku."
"Sepertinya kau juga harus bersyukur karena bisa bertemu denganku. Jika tidak, aku yakin sekarang kau sudah menjadi mayat hidup akibat rasa bersalahmu itu."
"Kau benar, pertemuan kita sendiri memang sangat tak terduga, aku nyaris tidak percaya bahwa kaulah yang menjalin kerja sama dengan perusahaan ini, pertemuan pertama kita saat itu tidak pernah aku lupakan, terimakasih sudah membantuku."
Sejak saat itu mereka berdua memang menjadi dekat, keduanya sering menghabiskan waktu bersama, entah minum atau semacamnya, Siwon juga sering datang ke apartement Kyuwon, begitu pula sebaliknya. Bisa ditebak alasan Kyuwon lebih betah tinggal di Apartement Siwon hanya untuk menghindari wanita-wanita Kyuhyun, terutama yang bernama 'Cathrine', wanita itu sering memaksa ingin menginap di apartemennya, tentu saja hal itu membuat Kyuwon tidak nyaman.
"Kau pikir aku percaya jika seorang pria Gay yang kutemui di Club Homogen, bisa duduk dibalik meja pimpinan seperti ini. Kau terlihat konyol sekali jika sedang frustasi seperti saat itu."
"Berhenti mencelaku, kau pikir aku senang menjadi diriku yang seperti ini. Aku hanya tidak bisa menjauh darinya, berjauhan dengannya hanya membuatku tersiksa." Kyuwon memijit pelipisnya. Semua masalah yang dia hadapi benar-benar supkses membuat kepalanya pening.
"Ck! menggelikan, bersyukur aku masih bisa berfikir waras, tidak sepertimu."
"Kau tidak bisa menyalahkan takdir kami, lagipula bagiku kau sama saja."
"Mungkin kau bisa belajar dariku, jadi segalanya bisa berjalan secara bersamaan." ujar Siwon dengan santai seraya menopangkan kedua kakinya di atas meja, mencari posisi yang nyaman.
"Apa untungnya menjadi Biseksual sepertimu, kau hanya akan menyakiti pasanganmu saja." Siwon terkekeh geli mendengar jawaban sinis Kyuwon.
"Setidaknya aku jauh lebih tertarik pada seorang wanita daripada pria, asal kau tahu saja saat kita pertama bertemu kau benar-benar membuatku takut. Apa mungkin kau juga menyukaiku?"
"Hei! Jangan bercanda bung, kita hanya teman dekat. Kau lupa masih ada Sungmin yang sedang menungguku saat ini."
"Kau sendiri lupa bahwa pria itu tidak pernah tahu jika kau meninggalkannya. Astaga! Aku tidak bisa membayangkan bagaimana frustasinya Kyuhyun menghadapi kekasihmu itu."
"Aku percaya Kyuhyun pasti memiliki cara tersendiri untuk mengatasinya, dia terlalu cerdik untuk hal-hal semacam itu."
"Semoga saja saat kau kembali nanti Sungmin tidak menghilang dari hidupmu."
"Dan semoga saja wanitamu yang berada di Seoul itu masih setia menantimu, walau aku sendiri tidak yakin." ujar Kyuwon sarkartis.
"Ah! kau membuatku mengingatnya. Sepertinya aku juga akan kembali ke Seoul dalam waktu dekat ini, ada hal lain yang harus aku selesaikan."
"Kau akan menikahinya?"
"Tergantung jika dia bersedia."
"Mengapa justru aku berharap dia bersama pria lain."
"Agar kau bisa bersamaku?" goda Siwon, menampilkan cengiran lebarnya.
Kyuwon memutar bola matanya malas, lalu melirik jarum jam yang melingkar di pergelangan tangannya. "Berhenti membual, sebaiknya kita pulang saja." Kyuwon bangkit dari posisinya, langkah lebarnya menuju pada meja kerja lalu meraih tas dan kunci mobil.
"Baiklah, semoga perjalanmu besok menyenangkan, aku akan segera menyusul." Siwon berjalan mengekori langkah Kyuwon, lalu tubuh keduanya menghilang di balik pintu.
Chieva
01 Agustus 2023
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top