28. Why Me?

Seorang gadis tengah sibuk dengan minumannya. Entah sudah gelas ke berapa, cairan berwarna merah keunguan itu tertelan olehnya. Lagi, gadis itu mulai mendekatkan kembali bibir gelas bertangkai yang berisi minuman memabukkan tersebut pada mulutnya, meminumnya dengan cepat dalam sekali tegukan dan berhasil mengaliri tenggorokannya yang terasa kering.

Kesadaran gadis itu hampir hilang sepenuhnya kepalanya terkulai di atas meja rendah di depannya, namun ia tetap bersikeras ingin minum. Tidak perduli apapun, yang ia inginkan hanyalah melupakan segala hal yang baru saja terjadi padanya tadi sore.

“Beri aku satu botol lagi.” Perintahnya pada bartender yang sedang sibuk meracik minuman tidak jauh dari tempatnya. Meja yang gadis itu tempati berada di sudut dan memang sangat dekat dengan bartender, membuatnya sangat mudah ingin memesan minuman kapan saja.

Sambil menunggu, gadis itu kembali meracau seraya meluapkan segala umpatan kasarnya.“Dasar pria sialan Seenaknya sendiri! Tidak tau malu!” kali ini dia merasakan seolah kepalanya sedang berputar-putar, rasa pening menyergapnya, gadis itu memijit pelipisnya pelan, sedangkan mulutnya tetap tidak mau berhenti meracau.

“Kau bilang aku harus membantumu?” Wanita itu tertawa remeh. “Cih! mimpi saja kau!”

“Kenapa tidak pada wanita itu saja, haahh!!” teriaknya nyaring, Tanpa gadis itu sadari, kini dia menjadi sorotan beberapa pasang mata yang ada di dalam Klub tersebut.

Memang tidak sedikit dari mereka-para pria yang lewat di sekitarnya, sejak tadi terus memperhatikan tingkah gadis itu. Mengamati dari kejauhan dengan pandangan lapar bagaikan singa yang siap menerkam buruannya kapan saja. Begitu juga dengan tatapan seorang pria yang kini berada tidak jauh dari posisinya, hanya berjarak tidak lebih dari seratus meter, membuat telinga pria itu mendengar semua racauan yang keluar dari bibir gadis itu.

Pria itu-‘Choi Minho’, duduk diam tanpa suara, sedangkan tangannya sibuk menggoyangkan gelas minuman miliknya, terlihat masih utuh, belum di minum sama sekali, lebih tepatnya dia memang sedang tidak berminat untuk minum, retina matanya sejak tadi justru sibuk mengamati gerak gerik gadis itu- Shin Young Ra.

Jika kalian bertanya sejak kapan Minho berada di sana? Tentu jawabannya adalah sejak Young Ra pertama kali menginjakkan kakinya ke dalam Klub tersebut, bahkan sebelumnya Minho juga sempat mengikuti Young Ra yang pergi menggunakan taksi dari perusahaan setelah pergi bersama Kyuwon.

Bukan tanpa sengaja Minho mengetahui itu semua. Hari ini pria itu pantas di sebut sebagai penguntit handal, karena tidak ada satupun target yang dia awasi mengetahui keberadaannya. Setelah acara makan siang bersama ibunya, Minho segera melajukan mobilnya menuju ke rumah Young Ra, dia memang berniat ingin menemui gadis itu, tapi kenyataan yang di dapatnya saat sampai di sana justru Young Ra terlihat sedang masuk ke dalam mobil pria yang sangat di kenalnya, siapa lagi kalau bukan Cho Kyuwon. Sejak saat itulah dia terus mengikuti gerak-gerik dua orang tersebut dari kejauhan hingga pada akhirnya Minho mendapati Young Ra duduk sendiri hanya di temani sebuah minuman di dalam klub ini.

Minho geram saat ingatannya memutar kembali kejadian tadi sore, fakta baru yang dia ketahui bahwa Kyuwon ternyata pria bajingan. Minho tidak habis pikir, bagaimana mungkin pria itu membiarkan Young Ra pulang sendirian begitu saja, sedangkan dia sendiri justru pergi bersama wanita lain. Tentu saja Minho tahu siapa wanita yang bersama Kyuwon itu, salah satu pegawai berprestasi di perusahaan dan namanya pun cukup di kenal para atasan.

Melihat Young Ra pulang sendirian seperti dicampakan oleh Kyuwon seperti itu membuat amarah Minho meletup, pria itu baru menyadari tekat kuat yang tiba-tiba muncul kembali di dalam hatinya. Keinginan memiliki Shin Young Ra dan menjauhkannya dari Kyuwon kini menjadi prioritas utama bagi Minho, pria itu hanya tidak ingin Young Ra tersakiti oleh siapapun, termasuk saudaranya sendiri, apalagi Kyuwon hanyalah saudara tiri baginya.

Yang harus dia lakukan saat ini adalah membuat Young Ra berada di sisinya, tidak perduli pada siapapun, tekat minho benar-benar sudah kuat, dia harus memiliki Shin Young Ra seutuhnya. Gadis itu harus menjadi miliknya, dengan cara benar maupun tidak, Minho tidak ingin Young Ra dimiliki oleh pria lain apalagi Cho Kyuwon, dia tidak akan pernah membiarkan hal itu terjadi.

Minho kembali melihat Young Ra mulai mendekatkan bibir gelas bertangkai itu pada mulutnya, gadis itu siap meminum kembali cairan kemerahan tersebut, padahal saat ini tubuhnya hampir limbung dan kesadarannya semakin menipis, Minho yang tidak ingin membiarkan Young Ra meneguk kembali cairan memabukkan tersebut mulai beranjak dari posisinya lalu dengan cepat tangannya meraih gelas milik Young Ra, kemudian mengembalikannya ke atas meja.

“Cukup Shin Young Ra! Kau sudah mabuk.”

“Sialan kau! Cepat pergi dari sini.” umpat Young Ra di sela-sela kesadarannya. Siapapun yang berani menggganggu kesenangannya, akan tau akibatnya sendiri. Satu keyakinan gadis itu, tidak boleh ada siapapun yang bisa mengendalikan dirinya.

“Tidak! Aku akan terus menemanimu.”

“Aku tidak butuh!” jawabnya tidak acuh, gadis itu kembali meraih gelas miliknya, namun sayang sekali gerakannya kalah cepat dengan Minho. “Sudah cukup!”

“Pria sialan!” Kedua tangan Young Ra mengepal erat, gadis itu memukul-mukul kasar dada Minho, seolah sedang melampiaskan semua kekesalannya pada pria itu.

“Kau ingin aku membantumu! kau ingin aku berada di sampingmu! memang siapa dirimu! berani sekali menyuruhku, Huh!!” Minho hanya diam menerima setiap pukulan dari Young Ra, pria itu sadar siapa sebenarnya orang yang di maksud Young Ra, dalam hati Minho membatin sebenarnya apa yang di inginkan Kyuwon dari gadis ini? Baiklah mulai saat ini dia akan mencari tahu semuanya.

“Kenapa kau tidak menyuruh wanita itu saja? k
Kenapa harus aku?”

Wanita itu? apa mungkin yang bersama Kyuwon tadi? batin Minho. Pukulan Young Ra sedikit melemah, sepertinya gadis itu mulai kelelahan, Minho, menenggelamkan tubuh Young Ra dalam rengkuhannya, mata Young Ra perlahan mulai terpejam, sepertinya gadis itu benar-benar akan kehilangan kesadarannya.

“Tenanglah, aku ada di sini bersamamu.” bisik Minho di samping telinga Young Ra, berusaha menenangkan gadis itu.

Saat ini Minho dilanda sebuah kebimbangan, apa mungkin dia harus melakukan rencana yang telah ibunya katakan saat ini juga, ada rasa ingin menolak karena dia tidak ingin menyakiti gadis itu. Memiliki Young Ra dengan cara memanfaatkan ketidaksadaran gadis itu, Minho tidak sampai hati melakukan hal sekeji itu, Minho juga tidak bisa menolak keinginan ibunya, adakah cara lain yang bisa dia lakukan?

Baiklah hal itu akan dia pikirkan nanti, untuk saat ini dia harus membawa pulang Young Ra, tidak mungkin dia membiarkan Young Ra tertidur di dalam Klub hingga pagi, Minho masih memiliki hati, seburuk apapun dia tidak akan tega membiarkan seorang wanita yang sedang mabuk pulang sendirian. Minho membopong tubuh Young Ra ala bridal style, pria itu masih bingung akan membawa Young Ra kemana, tidak mungkin selarut ini dia membawanya pulang ke rumah.

Pilihan lain yang terlintas di dalam pikiran Minho adalah membawa Young Ra ke sebuah hotel yang terletak tidak jauh dari klub tempatnya tadi. Setelah melakukan reservasi, dan memesan kamar Suite Room untuk gadis itu, saat ini Minho berdiri dengan susah payah seraya membopong tubuh Young Ra. Pria itu masih harus bersabar menunggu petugas hotel yang membantunya membukakan pintu kamar yang sudah dia pesan. Mengingat kedua tangannya sedang sibuk dan dia tidak mungkin bisa melakukan hal itu sendiri.

Pintu terbuka. “Selamat beristirahat tuan.” ujar sang petugas hotel. Minho hanya mengangguk sekilas. Tanpa menunggu lebih lama lagi, langsung saja Minho menerobos masuk ke dalam, menuju tempat tidur dan merebahkan tubuh Young Ra di sana. Napasnya sedikit tersengal akibat kelelahan, pria itu berbalik berniat akan mengunci pintu kamarnya dari dalam. Belum genap satu kali kakinya melangkah, Minho mendengar suara Young Ra kembali meracau, kening gadis itu mengernyit seperti menahan sesuatu, sesekali tubuhnya berguling kesana kemari terlihat tidak nyaman.

Minho bingung tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Sedetik kemudian Minho mendapati suara Young Ra seperti orang ingin muntah, dan benar sekali gadis itu memang sedang memuntahkan semua isi perutnya. Young Ra memiringkan tubuhnya ke samping, belum berhenti mengeluarkan isi perutnya yang hanya berisi cairan memabukkan yang tadi terlalu banyak dia minum.

Tidak lama kemudian gadis itu diam dengan matanya yang kembali terpejam. “Kau terlalu banyak minum padahal toleransimu terhadap alkohol hanya sedikit.” Minho mengernyitkan kening melihat baju Young Ra yang kotor akibat terkena muntahannya sendiri. tidak mungkin dia membiarkan Young Ra tidur dalam keadaan tidak nyaman seperti itu.

Terpaksa Minho harus mengganti pakaian Young Ra dengan kemejanya. Perlahan pria itu mulai menarik ke atas t-shirt yang Young Ra kenakan.

“APA YANG AKAN KAU LAKUKAN BEDEBAH SIALAN!!”

Gerakan Minho terhenti akibat suara keras yang tiba-tiba muncul di belakangnya. Pria itu sedikit membulatkan matanya, melihat kedatangan seseorang yang sama sekali tidak dia sangka.

“APA URUSANMU, HAAH!! PERGI DARI SINI!”   teriak Minho tidak kalah lantang. Retina matanya menangkap sosok itu justru melangkah dengan cepat, semakin mendekatinya.

 
***
Chieva
23 Februari 2023

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top