27. Break Up

Malam ini, lagi-lagi Kyuhyun memilih opsi lain. Kembali ke rumah maupun apartemen bukanlah pilihan yang tepat untuk menjernihkan kembali otaknya. Jarum jam menunjukkan tepat pukul dua belas malam, pria itu justru melangkahkan kakinya memasuki sebuah klub yang terletak di belakang gedung tinggi perkantoran Gangnam.Sebut saja namanya Rainbow Club, sebuah klub dengan penampilan berbeda yang menampilkan tema-tema tahun 1960-an.

Pada umumnya, kalian akan menemukan meja bar yang memanjang dengan kursi tinggi di beberapa sudut ruangan, sangat berbeda dengan tempat ini, hal itulah yang membuat Kyuhyun merasa tertarik, karena dia hanya butuh ketenangan.

Pencahayaan di dalam terlihat ringan, namun tetap tidak meninggalkan suasana gemerlap dari Led Crystal Magic Ball yang menggantung di atas. Suasananya juga sangat nyaman dan terkesan lounge, terdapat bantal dan meja pendek untuk menjamu para tamu di luar area Dance Floor. Kendati demikian kalian masih tetap menemukan alunan hingar bingar musik yang dimainkan oleh DJ, terasa cukup memekakkan telinga meskipun tidak separah klub-klub yang lainnya.

Langkah kaki Kyuhyun semakin jauh masuk ke dalam klub, melewati area Dance Floor yang penuh sesak terisi oleh orang-orang yang kini sibuk meliukkan badannya, menari tanpa beban seraya menikmati alunan musik disco yang terdengar.

Kyuhyun menjatuhkan tubuhnya di depan meja kecil, menempatkan bokongnya tepat pada bantalan bulat berwarna putih yang terlihat penuh, pasti sangat empuk, pria itu mengangkat tangan seraya mengacungkan telunjuknya, memberi isyarat pada bartender yang berdiri tidak jauh di depannnya. “Malbec!!” Kyuhyun sedikit berteriak agar bartender itu bisa mendengar suaranya.

Pria itu mengedarkan pandangannya sambil menunggu minumannya datang, retina matanya menelisik jauh menembus kerumunan orang-orang yang sibuk menggerakkan tubuh masing-masing. Mengikuti riuhnya musik yang diciptakan DJ, Kyuhyun tidak berminat sama sekali bergabung dengan mereka, dia hanya ingin menenangkan fikirannya seorang diri, seperti saat ini.

Memori otaknya kembali memutar kejadian yang sudah terlewati satu jam yang lalu, pertemuannya dengan Lee Sungmin. Kyuhyun benar-benar tidak percaya pada dirinya sendiri, bagaimana mungkin dia bisa mendatangi apartemen Sungmin untuk kedua kalinya, ini nyaris tidak masuk akal, tapi sayang sekali, pada kenyataannya memang hal itulah yang terjadi.

Kyuhyun datang ke apartemen Sungmin, meminta maaf lalu menjelaskan semuanya, tentang kesalahpahaman yang terjadi tadi siang, tentang status wanita yang pergi bersamanya. Jika boleh jujur Kyuhyun merasa tidak enak hati pada Sungmin, bagaimanapun juga Sungmin adalah seseorang yang sangat berarti bagi Kyuwon, dan Kyuhyun merasa telah banyak menyakiti pria itu, karena alasan itulah dia ingin menjelaskan semuanya. Anggap saja dia sudah gila dengan semua ini, namun sayangnya tak ada pilihan lain selain kata ‘jujur’.

“Ternyata feelingku benar, kau pasti datang untuk meminta maaf dan menjelaskan semuanya bukan? Aku yakin ini semua hanya salah paham, ayo! sekarang ceritakan padaku siapa sebenarnya gadis itu?” Senyum tulus pria itu terlihat sangat menyilaukan bagi siapapun wanita yang saat ini berada di depannya, tapi sayang sekali, senyuman itu justru di tujukan pada orang yang tidak tepat. Cho Kyuhyun tidak akan pernah terpesona dengan senyuman seorang pria, catat itu baik-baik.

Mata Kyuhyun menatap kosong pada Sungmin, otaknya berputar keras memikirkan kata-kata paling tepat untuk mengawali semuanya, dia takut menyakiti pria ini lagi, tapi dia juga tidak tahu apa yang harus dilakukannya, Kyuhyun tidak diajarkan bertutur kata lembut dan manis pada sesama pria. Kyuhyun masih diam di tempatnya, duduk di atas sofa, berhadapan langsung dengan Sungmin. Pria itu tidak berhenti menguarkan senyumannya, dia sangat senang, melihat kedatangan Kyuwon-nya yang bersedia menginjakkan kakinya lagi ke apartemen miliknya, saking senangnya hingga Sungmin tidak menyadari, raut wajah Kyuhyun yang menggambarkan ketidaknyamanan.

Pria itu menyatukan tangannya, jari-jarinya bertautan dan saling meremas, berusaha menghilangkan kegugupan yang melanda. Sial! Kenapa juga dia harus merasa gugup? Dibayar berapapun Kyuhyun lebih memilih berbicara dengan puluhan, bahkan ratusan wanita daripada berbicara dengan satu pria berstatus ‘Gay’. Kyuhyun menarik nafas dalam sebelum membuka suaranya.

“Maaf atas kejadian tadi siang, mungkin sikapku terlihat sangat kasar karena telah mengabaikanmu begitu saja, kedatanganku kali ini ingin menjelaskan semuanya sekaligus menanyakan apa tujuanmu mengajakku berbicara tadi siang?”

“Melihat kedatanganmu malam ini, sepertinya aku sudah menarik semua pertanyaan yang bersarang di otakku.” Kyuhyun tersenyum kecut mendengar jawaban Sungmin yang penuh keyakinan. Sial! Sepertinya benar kali ini dia akan lebih menyakiti Sungmin lagi, namun bedanya Kyuhyun akan melakukannya dengan cara halus.

“Bolehkah aku bertanya sesuatu?”

“Tentu.”

“Jika kau benar-benar mencintai seseorang, apa kau rela melepaskan dia demi kebahagiannya?”

“Apa maksudmu Kyuwon~ah?”

“Wanita itu, yang kau lihat tadi siang, dia adalah calon istriku, Ayah menyuruhku menikahinya cepat atau lambat, maaf baru memberitahumu!” Kyuhyun menundukkan wajahnya, hanya raut wajah menyesal paling dalam yang mampu dia tunjukkan kali ini, Kyuhyun berharap Sungmin bisa mengerti dengan posisinya.

“Jadi apa yang kau katakan tadi siang itu semuanya benar?”

“Aku terpaksa harus menikahinya sesuai dengan permintaan Ayah dan orang tua gadis itu, hanya cara itu yang bisa dilakukan untuk menggagalkan rencananya, dia akan pergi ke Afrika, tidak tahu sampai kapan, menjadi sukarelawan dan bergabung dengan Organisasi kemanusiaan African Impact. Tugasku adalah menghentikan niat gadis itu, di sini aku tidak bermaksud menyakitimu, tapi aku tidak memiliki pilihan lain, aku juga tidak memaksamu untuk tetap berada di sisiku, aku hanya ingin jujur dan mengatakan semuanya, aku harap kau bisa mengerti, mungkin hubungan kita masih bisa tetap berjalan jika kau ingin.” ujar Kyuhyun panjang lebar.

Kyuhyun sengaja melakukannya secara perlahan, tidak ingin meninggalkan Sungmin secara terang-terangan, dan membuat pria itu merasa lebih tersakiti karena dia tahu Kyuwon pasti sangat kecewa dan benci dengan pilihannya. Kyuhyun hanya mencoba peruntungan, berharap Sungmin sendiri yang bersedia melepasnya. Dengan begitu saat kembali nanti Kyuwon akan aman tanpa gangguan dari Sungmin, meskipun tidak menutup kemungkinan justru Kyuwon sendiri yang akan mencari Sungmin dan kembali mengejarnya.

Kyuhyun memijit pelipisnya pelan, ingatannya kembali berputar pada kejadian beberapa jam lalu, kepalanya terasa pening mengingat itu semua. Masih tergambar jelas, senyum pahit milik Sungmin terus menghantui kepalanya, Kyuhyun tau itu, pasti rasanya sangat menyakitkan, jika kita harus melepaskan seseorang yang kita sayangi. Nampak jelas kesedihan dan rasa kecewa melingkupi raut wajah pria itu, namun Kyuhyun berusaha keras mengabaikannya, dia sengaja melakukan ini bukan tanpa alasan namun justru ini demi kebaikan semuanya.

Dengan serampangan, Kyuhyun menuang kembali Malbec ke dalam gelas kristal bertangkai miliknya, mengisinya penuh dengan cairan berwarna kemerahan yang berasal dari dalam botol itu, lalu mengabaikannya lagi, botol yang awalnya berisi penuh kini hanya tersisa setengah dari cairan tersebut, sedangkan setengahnya lagi, tentu saja sudah habis tertelan oleh Kyuhyun, pria itu terlihat sangat frustasi, dia meneguk minumannya dengan cepat membuatnya nyaris tersedak sendiri.

Kedatangan Kyuhyun saat itu memang jauh dari ekspektasi Sungmin, bukannya untuk memperbaiki hubungan mereka yang nyaris hancur, tapi justru ingin mengakhirinya dengan cara baik-baik. Kyuhyun meminta Sungmin agar melepasnya dan tidak mencarinya lagi. Dengan berat hati, akhirnya Sungmin bersedia melepaskannya.

Chieva
18 Februari 2023

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top