15. Afraid

Acara Launching Produk Otomotif terbaru dari KIA Group berjalan sukses. Semua konsep yang telah dirancang dapat terealisasikan dengan baik. Publik pun menyambut positif dengan adanya produk baru tersebut. Tidak sedikit media massa dan para jurnalistik yang ikut meliput berlangsungnya acara tersebut. Para analisis industri dan publish perdagangan mereview dengan baik apa yang telah diproduksi oleh perusahaan. Mereka beranggapan bahwa produk tersebut pasti akan sukses di pasaran dalam maupun luar negeri dan mampu bersaing di pasar global. Kyuhyun berharap semoga semuanya berjalan sesuai dengan harapan.

Acara berakhir tepat pukul dua belas malam. Kyuhyun dan Hyo Reen melangkahkan kakinya menuju ke kamar masing-masing. Hari yang sangat melelahkan bagi keduanya. Namun semua itu terbayar atas kesuksesan acara yang telah mereka rancang. Senyum merekah tak henti-hentinya menghiasi wajah Hyo Reen, sejak tadi gadis itu memang terlihat sangat bahagia atas pencapaian yang baru saja ia raih.

“Selamat Tuan Cho kau sudah bekerja keras. Kuakui presentasimu tadi sangat mengagumkan.” Hyo Reen mengacungkan dua jempolnya tepat di depan wajah Kyuhyun.

“Semua itu tidak akan berjalan lancar tanpa usaha darimu nona Park.” Senyum Hyo Reen ikut menular pada Kyuhyun. Tanpa Hyo Reen sadari, pria itu sangat mengaggumi senyumannya.
Andai saja setiap saat Kyuhyun dapat melihat senyuman itu, pasti hari-harinya akan terasa menyenangkan, seperti saat ini contohnya.

Tanpa mereka sadari keduanya telah berdiri di depan pintu kamar masing-masing, “Baiklah selamat beristirahat.” ujar Hyo Reen dengan bibir masih terkembang, sedangkan tangannya sibuk meraih gagang pintu. Kyuhyun hanya menganggukkan kepalanya sekilas tidak lama kemudian tubuhnya pun menghilang di balik pintu.

***

Hyo Reen menghempaskan tubuhnya ke atas kasur, menyamankan posisi tidurnya, ingin merasakan kelembutan bed cover di dalam kamar hotel tersebut. Setengah jam yang lalu gadis itu baru saja menyelesaikan ritual mandinya dan kini tubuhnya sudah siap diajak tidur. Bisa kalian lihat sendiri. Tidak dapat diragukan lagi seperti apa kenyamanan kamar yang Hyo Reen tempati, mengingat saat ini ia pergi bersama putra presdir, tentu saja pria itu lebih memilih untuk menginap di kamar suite room kelas satu, dan Hyo Reen sangat bersyukur atas itu karena biasanya ia tidak akan mendapatkan fasilitas selengkap ini jika sedang berpergian untuk urusan kantor. Hyo Reen menganggap ini bonus tambahan dari kerja keras yang telah ia lakukan selama seminggu ini.

Pandangan matanya menatap lurus pada langit-langit kamar berwarna putih di atasnya, namun fikiran gadis itu tidak sedang berada di tempatnya, sedetik kemudian ia tersenyum sendiri seperti orang bodoh, bisa kalian tebak? Apa yang membuat gadis itu berlaku aneh hingga demikian. Tepat sekali! Jawabanya adalah satu yaitu Cho Kyuhyun yang dia anggap sebagai Kyuwon. Untuk saat ini persepsi Hyo Reen tentang Kyuhyun sedikit berubah, di balik sifat menyebalkannya, ternyata pria itu memiliki kharismanya tersendiri. Dan Hyo Reen sedikit menyukainya. Pada kenyataan yang ia lihat ternyata pria itu memang sedikit bisa diandalkan, jadi selama ini Hyo Reen telah salah menilainya. Ok! Berhenti memikirkannya Park Hyo Reen, sekarang waktunya tidur. Ingat untuk bertemu Choi Siwon di alam mimpimu. Pria yang sangat kau rindukan.

***

Sejak beberapa manit yang lalu, gadis itu berusaha memejamkan kelopak matanya rapat-rapat ingin segera terbuai ke alam mimpi, tapi tetap saja itu semua tidak membuahkan hasil sama sekali, meskipun kedua bola matanya terpejam tapi pikirannya berkecamuk kemana-mana. Ia sadar akan sesuatu, penyakit insomnianya kambuh pada saat yang tidak tepat, tubuhnya terasa remuk ingin segera di istirahatkan tapi kedua matanya sangat sulit untuk terpejam, Ya Tuhan! apa yang harus ia lakukan? Hyo Reen melirik jam yang berada di atas nakas, tepat pukul satu dini hari, dan dia masih belum bisa tidur.

Tiba- tiba saja terdengar suara menggelegar yang sukses membuat detak jantungnya berpacu cepat. Hyo Reen semakin meringkuk di atas tempat tidur layaknya bayi di dalam perut. Ia benci mendengar suara itu, kenapa harus malam ini, di saat ia sedang sendiri, tidak ada ibunya yang senantiasa tidur di sampingnya. Suara itu terdengar lagi semakin keras membuat Hyo Reen semakin frustasi, tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Tangannya sibuk meraih headset, kemudian memasangakan di telinganya, menyetel volume hingga penuh, berharap suara music yang ia dengar mampu meredam suara mengerikan di luar sana. Tapi semua itu tidak membantu sepenuhnya karena Hyo Reen masih dapat mendengar dengan jelas suara ribuan air yang jatuh dari langit. ‘Gadis itu sangat membenci hujan, ia takut mendengar suara dan kilatan petir yang menurutnya sangat menakutkan. Lebih menakutkan daripada kegelapan.

Hyo Reen berusaha memberanikan diri turun dari tempat tidur, melangkahkan kakinya ke arah pintu. Keluar dari kamarnya kemudian mengetuk pintu kamar Kyuhyun. Ia berharap semoga saja pria itu bisa membantunya. Belum ada sahutan dari dalam, Hyo Reen terus berusaha, tangannya tidak berhenti mengetuk pintu keras di depannya. Tubuhnya terasa kaku, peluh membasahi pelipisnya, bibirnya bergetar tak mampu mengeluarkan suara apapun. Sedetik kemudian pintu itupun terbuka, menampilkan sosok pria tinggi dengan wajah bodohnya. Pria itu masih memegang benda hitam yang biasa orang lain menyebutnya PSP, jadi bisa dipastikan Kyuhyun juga belum tidur sejak tadi.

Pria mengernyitkan kening melihat keadaan Hyo Reen yang terlihat kacau. Bisa dikatakan sangat kacau. “Kau kenapa?”

“…..”

Tidak ada jawaban yang Kyuhyun dengar, namun tubuhnya sudah menghangat akibat pelukan Hyo Reen yang secara tiba-tiba mendarat di tubuhnya, gadis itu terisak di dada Kyuhyun. Kyuhyun berusaha menutup pintu dengan tubuh Hyo Reen yang masih menempel padanya. “Kau kenapa?” tanyanya lagi penuh kesabaran. Kyuhyun membimbingnya duduk di sofa yang tak jauh dari tempat mereka berdiri.

“Bisakah kau membantuku?”

“Sebentar aku akan mengambilkanmu minum.” Kyuhyun akan beranjak dari posisinya tapi Hyo Reen lebih dulu menarik tangannya agar kembali duduk di posisinya semula. Kyuhyun merasa semakin aneh melihat tingakah Hyo Reen yang tidak biasa ini. Namun jauh di dalam lubuk hatinya Kyuhyun sedang menari-nari bahagia, ia sangat senang mendapati tingkah Hyo Reen yang terlihat sangat membutuhkan keberadaannya. Mungkinkah ini kabar baik untuknya? Ya! Semoga saja memang iya.

“Temani aku?” Hyo Reen merangkul erat lengan Kyuhyun.

“Baiklah aku akan menemanimu, tapi mungkinkah posisi kita akan tetap seperti ini hingga pagi?”

“Bolehkah aku tidur disini?”

“Mwo! Yang benar saja.” Mulut Kyuhyun menganga sempurna, untung saja rahangnya tidak jatuh hingga ke perut.

“Aku takut hujan.” Tatapannya sendu, membuat Kyuhyun tidak berani melontarkan kata penolakan. Ya Tuhan! Kyuhyun tidak bisa menggambarkan neraka atau surga macam apa yang ia rasakan sekarang. Satu kamar dengan seorang wanita yang sangat di inginkannya, apa kabar dengan sesuatu diantara selangkangannya saat ini? Bisakah Kyuhyun mengendalikannya? Shit! tentu saja itu sangat sulit.

“Baiklah kalau begitu kau boleh tidur di sofa ini.“ Kyuhyun melangkahkan kedua kakinya, hendak pergi menuju tempat tidur paling nyaman miliknya. Meninggalkan Hyo Reen sendiri di sofa. Ia menghitung dalam hati, pasti Hyo Reen akan mencegahnya pergi, sama seperti tadi.

Hingga hitungan kesepuluh Kyuhyun tidak mendengar sedikitpun suara Hyo Reen yang mengintrupsi gerakannya. Ia sangat penasaran, mungkinkah Hyo Reen masih mematung di tempatnya? Sedetik kemudian Kyuhyun membuang wajahnya kebelakang, bola matanya membulat sempurna saat itu juga. Yang benar saja! ternyata Hyo Reen mengekor di belakangnya, wajahnya semakin menunduk takut.

“Wae! Kenapa malah mengikutiku?

“Sofa itu terlalu jauh darimu, aku takut.” Lama kelamaan Kyuhyun tidak tega juga mengerjai gadis itu, kemudian ia mebimbing Hyo Reen duduk di atas tempat tidur. Sedangkan ia berdiri tepat di depan gadis itu.

“Kau tau aku tidak akan berbaik hati merelakan tubuhku untuk tidur di lantai, jangan pernah bermimpi karena itu tidak akan terjadi.” Hyo Reen mengerti Kyuhyun tidak akan mau mengalah dengannya. “Baiklah aku yang akan tidur di lantai.”

“Tidak boleh.” jawab Kyuhyun cepat. Hyo Reen mengerjabkan matanya, sedikit mengerti dengan apa yang akan Kyuhyun katakan.

“Kita akan berbagi tempat tidur.”

“Tapi….” Hyo Reen enggan melanjutkan ucapannya. Kemudian ia mengingat fakta yang diketahuinya tentang Kyuwon, lagipula pria itu sudah memiliki kekasih, jadi ia bisa bernapas sedikit lega karena Kyuwon tidak akan pernah ingin berbuat macam-macam terhadapnya.

Chieva
24 November 2022

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top