14. Expelleed

Sejak hari itu, lebih tepatnya satu minggu yang lalu, saat gadis itu melihat Sungmin menghampirinya di jam pulang kantor. Kyuhyun menyadari bahwa Hyo Reen semakin berusaha menjauh darinya, seolah Kyuhyun adalah wabah virus penyakit mematikan yang sangat berbahaya dan memang patut untuk di hindari. Tidak ada sedikitpun keramahan yang Hyo Reen tujukan padanya, berbicara pun hanya sekedarnya saja. Meskipun memang pada awalnya seperti itu tapi Kyuhyun merasa ini sedikit aneh.

Mulai perjalanan dari dalam pesawat hingga detik ini, mereka terlalu sibuk dengan fikiran masing-masing, tidak ada satupun suara yang meluncur dari bibir keduanya. Saat ini mereka sedang berada di dalam mobil, akan menuju ke hotel tempat mereka menginap yang tidak jauh dari tempat acara Launching produk perusahaan. Sebenarnya Kyuhyun jengah dengan keadaan seperti itu, tapi entah kenapa otaknya sendiri buntu hanya untuk memikirkan obrolan apa yang harus ia bicarakan dengan Hyo Reen, karena sejak kemarin pikirannya sudah di penuhi dengan berbagai macam cara yang akan ia rancang untuk mendapatkan hati Young Ra. Dengan kata lain membuat gadis itu membatalkan rencananya pergi ke Afrika.

Kyuhyun tersadar dari lamunanya saat tiba-tiba Hyo Reen meraih tangannya kemudian memberikan kunci kamar inapnya. Ya Tuhan! Apa kabar dengan Kyuhyun hingga sejak tadi ia tidak menyadari kalau mereka sudah sampai di hotel yang dituju. Hyo Reen melenggang lebih dulu meninggalkan Kyuhyun yang masih mematung di tempatnya berdiri.

“Tunggu aku.” serunya sambil melangkah cepat mengikuti Hyo Reen.

Kamar mereka bersebelahan, Hyo Reen ada di 1102 sedangkan Kyuhyun ada di 1103. Hyo Reen mulai membuka suaranya untuk pertama kali. “Acaranya akan berlangsung nanti malam, kau tidak usah khawatir aku sudah menyiapkan semuanya.” Menekankan nada bicaranya, terdengar sedikit menyindir, sengaja ingin menyadarkan Cho Kyuhyun bahwa pria itu tidak melakukan apa-apa untuk pekerjaan mereka, karena semuanya memang Hyo Reen sendiri yang menyiapkannya.

Seharusnya ini adalah tugas utama Kyuhyun dan Hyo Reen hanya bertugas membantu saja, tapi kenyataannya pria itu benar-benar tidak bisa diandalkan membuat Hyo Reen kewalahan mengatasi semuanya sendiri, tapi syukurlah karena dia masih bisa menyelesaikannya dengan baik.

Gadis itu hendak meraih gagang pintu namun terhenti akibat tangan Kyuhyun yang kini mencekalnya. “Aku ingin berbicara sebentar.”

“Cepat katakan, aku ingin istirahat.” Hyo Reen melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya, waktu menunjukkan pukul dua siang, masih ada beberapa jam lagi sebelum acara dimulai.

“Bolehkah aku masuk?”

“….”

Membuka pintu kamarnya. Gadis itu melangkahkan kakinya malas, masuk ke dalam kamar diikuti Kyuhyun yang berjalan mengekor di belakangnya.

Tanpa dipersilakan, Kyuhyun menghempaskan tubuhnya pada satu set sofa putih gading yang terletak di tengah ruangan, menghadap pada televisi flatscreen yang menempel pada dinding di depannya.

Hyo Reen duduk pada sofa yang berseberangan dengan Kyuhyun, menghadap lurus pada pria itu dengan pandangan penuh tanya. Menegaskan tanpa suara, tentang maksud pria itu ingin berbicara padanya.

“Mengapa sejak tadi kau hanya diam saja?, kau hanya bicara seperlunya, apa kau marah padaku?” pertanyaan tidak penting bagi Hyo Reen namun terasa sangat penting untuk Kyuhyun.

“Aku rasa tidak penting menjawab pertannyaanmu itu tuan Cho. Aku yakin kau pasti menyadarinya.” Lagi-lagi, penjelasan itu terdengar sangat menyindir. Kyuhyun sadar, bahkan sangat sadar dengan tugas yang telah ia lalaikan.

“Maaf telah membebankan semuanya padamu, ada banyak urusan beberapa hari ini aku tidak bisa meninggalkannya.”

“No problem! selama acara nanti kau bisa mengurusnya dengan baik.”

“Itu sudah pasti.” jawab Kyuhyun yakin, namun tidak terdengar yakin bagi Hyo Reen, gadis itu masih meragukan kinerja pria di depannya.

“Apa tidak ada hal lain yang membuatmu enggan berbicara padaku?” Pertanyaan macam apa lagi ini? Membuat Hyo Reen mengerutkan keningnya.

“Apa selama ini kita pernah berbicara melebihi urusan pekerjaan Tuan?” tanya Hyo Reen skeptis. Tentu saja itu tidak pernah, karena Hyo Reen tahu batasannya. Ia hanya tidak ingin berurusan lebih banyak dengan Kyuhyun. Pekerjaan inipun terpaksa ia lakukan atas keinginan Kyuhyun sendiri yang memilihnya sebagai partner.

“….”

Mendengar perkataan Hyo Reen, Kyuhyun sadar bahwa hubungan mereka selama ini memang belum ada kemajauan sedikitpun, bahkan gadis itu terlihat semakin menghindar darinya. Kyuhyun merutuki kejadian saat Sungmin memergoki dirinya sedang membujuk Hyo Reen agar pulang bersama, andai saja saat itu Sungmin tidak datang, sudah dapat di pastikan Kyuhyun akan berhasil mengajak gadis itu pulang bersamanya, dan ia akan sangat bersyukur karena sedikit mendapatkan celah untuk mendekati gadis itu lebih jauh.

“Jika sudah tidak ada yang ingin di bicirakan, sebaiknya anda pergi, Tuan. Masih ingat pintu keluarnya? Lurus, ada di arah jam dua belas.” usir Hyo Reen secara halus, namun tidak terasa halus bagi Kyuhyun.

Pria itu hanya mendengkus, sangat enggan meninggalkan kamar Hyo Reen. Tapi alasan apa lagi yang harus ia gunakan untuk bertahan di sana. Dengan terpaksa Kyuhyun beranjak dari posisinya, kemudian menghilangkan tubuhnya di balik pintu.

Chieva
20 November 2022

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top