(6) Teman Baru

____________________________

Sudah pernah dikatakan sebelumnya bukan, jika Jungwon ini adalah anak yang ceria, mudah bergaul dan tentu saja pemberani--ah, untuk yang 'pemberani' ini, sudah dapat dilihat bukan dari bagaimana bocah itu berbicara dengan baiknya ketika di depan orang lain? Sebagai contoh ketika berbicara dengan Jake dan tentu saja yang terbaru adalah dengan Pak Choi--kepala sekolahnya yang baru.

Maka dari itu, berbekal keberanian dan tingkat percaya diri yang lumayan tinggi, Jungwon dengan bangganya berkata kepada sang ayah, jika ayahnya itu hanya perlu mengantar. Dalam artian, di hari pertamanya sekolah di SD Bakti Pertiwi ini, Jungwon merasa tidak perlu ditemani oleh ayahnya seperti ketika dia bersekolah di sekolah sebelumnya.

Mulanya, Jay agak ragu. Dia takut jika Jungwon lagi-lagi tidak diterima lingkungan sekolahnya. Walaupun dia dan teman-temannya sudah memilih sekolah terbaik--hingga pilihan jatuh kepada SD Bakti Pertiwi--tetap saja rasa khawatir itu pasti ada. Namun, berhubung dia percaya kepada putranya yang luar biasa menggemaskan itu, akhirnya Jay mengalah.

Ayah muda itu mengusap pucuk kepala putranya dengan lembut, kemudian memegang kedua bahu Jungwon tak kalah lembut. "Wonie, ingat pesan Papa tadi apa?"

Jungwon mengangguk semangat. Poninya bergoyang-goyang menggemaskan, pun juga dengan pipinya yang tembam itu, ikut bergerak seiring dengan anggukan kepala.

"Coba Wonie sebutkan!" titah Jay yang langsung diiyakan oleh putra kesayangannya itu.

"Pertama, Wonie nggak boleh nakal."

Jay tersenyum. "Lalu?"

"Kedua, Wonie nggak boleh pilih-pilih teman!"

"Yang ketiga, apa?" tanya Jay lagi. Beberapa orang tua siswa yang baru saja mengantar anak-anak mereka, sontak menatap interaksi antara ayah dan anak--Jay dan Jungwon--itu dengan gemas. Pasalnya, dua orang itu kini berada tak jauh dari gerbang. Beberapa menganggap mereka adalah sepasang kakak dan adik. 

"Ketiga!" Jungwon berseru semangat. "Wonie harus baik sama semua orang dan ...."

Dua alis Jay terangkat ke atas saat sang putra menggantung kalimatnya. "Dan?" ulangnya.

"Dan ... kalau ada yang nakal, Wonie harus balas nakalin dia!" Setelah mengatakan itu, Jungwon langsung berlari sambil tertawa terbahak meninggalkan Jay yang kaget dan kini langsung bergerak melempar tungkainya untuk mengejar.

Sebelum memasuki gerbang sekolah, Jungwon sempat berbalik dan melambaikan tangan kepada sang ayah. "Dadah Papa jelek! Yang rajin kerjanya, biar Wonie bisa jajan yang banyak!"

Lalu setelahnya, Jay tidak tahu lagi apakah dia harus pura-pura tidak mengenal Jungwon saja atau malah memilih menanggung malu akibat kelakuan putranya itu. Namun, di balik itu semua, diam-diam Jay merasakan hatinya menghangat.

Baik-baik kamu di sekolah, Nak, ujarnya dalam benak, sambil tersenyum tipis. "Papa sayang Wonie," gumam Jay dengan suara pelan, nyaris tak terdengar.

+ㅈㅈ+

"Halo teman-teman! Namaku Park Jungwon, umurku tujuh tahun! Kalian bisa panggil aku Wonie. Senang bertemu dengan kalian!" Jungwon memperkenalkan dirinya dengan baik. Didikan dari seorang Park Jongseong rupanya memang tak pernah salah. Ditambah lagi didikan yang diberikan oleh tiga om tampan--Heeseung, Jake dan Sunghoon--semakin membuat Jungwon tumbuh menjadi anak pintar.

"Salam kenal Jungwonie!" balas anak-anak sekelas. Melihatnya, membuat Jungwon praktis melebarkan senyumnya. Ingin sekali cepat-cepat berkenalan dengan mereka semua dan bermain bersama. Walaupun ya, Jungwon paham jika dirinya memang harus tetap memilih teman--setidaknya enak diajak berbicara dan tentunya nyambung, satu frekuensi.

Lalu, guru cantik yang berdiri di samping Jungwon tadi--Bu Chaewon--memegang punggung Jungwon dan mengusapnya pelan. "Jadi anak-anak, Jungwon ini murid pindahan dari sekolah lain. Maka dari itu, mohon dibantu ya, temannya kalau mengalami kesulitan?"

"Siap Bu ...!" seru anak-anak sekelas. Mereka tampak antusias menyambut Jungwon yang tampak menggemaskan dengan pipi gembil yang ingin sekali mereka pegang. Terutama bocah dengan mata seperti rubah yang cantik itu. Diam-diam, dia ingin mencubit pipi Jungwon karena gemas.

"Oke Jungwonie, kamu bisa duduk di tengah-tengah antara Sunoo dan Ni-Ki, ya." Bu Chaewon berujar sambil memegang punggung Jungwon dengan telapak tangannya. "Sunoo, Ni-Ki, boleh angkat tangannya, Nak, biar Jungwon bisa lihat kalian."

Dua nama yang dipanggil, langsung mengangkat tangan dengan semangat. Dari tempatnya, Jungwon dapat melihat keduanya dengan pandangan berbeda-beda. Yang satu tersenyum hingga matanya hilang dan yang satunya lagi memberikan senyum kotak--mirip sekali seperti salah satu teman bisnis ayahnya.

"Sini-sini!" ujar si mata rubah, sambil melambaikan tangannya.

Segera saja Jungwon melangkah dengan senyuman yang masih menghiasi wajahnya. Bocah itu juga tidak lupa membalas sapaan beberapa teman baru yang ia lewati kursinya. "Wonie duduk sini, ya," ujar Jungwon ketika dia sampai di kursi kosong, tepat di tengah-tengah dua bocah yang disebut oleh Bu Chaewon dengan nama Sunoo dan Ni-Ki itu.

"Oke!" seru keduanya bersamaan.

"Halo Jungwon, aku Sunoo! Kim Sunoo!" seru si bocah bermata rubah yang duduk di samping kanan Jungwon.

Jungwon balas tersenyum ketika bocah bernama Sunoo itu tersenyum, "Halo juga Sunoo."

"Hai! Aku Ni-Ki. Aku keturunan Jepang, loh!" Bocah yang memiliki senyum kotak itu memperkenalkan diri kepada Jungwon yang kini langsung terlihat kagum karenanya.

"Woah, Jepang!?" Manik mata bocah itu terlihat berbinar. "Om Jake juga katanya pernah ke Jepang sama Om Sunghoon buat foto-foto."

Mendengar cerita Jungwon soal Om Jake dan Om Sunghoon yang sama sekali tidak dikenal oleh Sunoo maupun Ni-Ki, kedua bocah itu hanya bisa menatap Jungwon dengan tatapan bertanya. "Om Jake sama Om Sunghoon itu siapa?" tanya keduanya kompak.

Namun, suara Bu Chaewon di depan sana yang berkata jika pelajaran hari ini akan segera dimulai, membuat Sunoo dan Ni-Ki mau tak mau harus menelan pertanyaannya kembali alias tidak dapat mendengar jawabannya saat itu juga. Jadilah dengan baik hatinya, Jungwon berujar, "Nanti kita ngobrol lagi, ya?"

Sunoo dan Ni-Ki praktis mengangguk semangat. "Oke! Nanti kita ke kantin sama-sama, ya?!"

Kantin? Woah! Jungwon membatin dengan semangat dan ekspresi kagum bersamaan. Pasalnya, di sekolahnya yang lama, dia sama sekali tidak pernah pergi ke kantin. Karena selain tidak ada yang mengajaknya, Jungwon juga terkadang malas untuk sekadar beranjak dari kelas. Selain itu juga, Papa Jay seringkali memesankan bekal untuk Jungwon dari salah satu sahabatnya--Tante Rae Rim--yang merupakan seorang pemilik katering khusus makanan anak-anak.

Jay bahkan tidak pernah masalah jika harus membayar lebih karena hanya memesan satu porsi hampir setiap harinya. Menu bekalnya pun beragam. Pokoknya, Jay memesankan apa yang ingin putranya itu makan. Misalnya hari ini, Jungwon ingin makan nasi goreng sosis dan ayam goreng, ayahnya akan memesankan itu. Begitu juga hari-hari berikutnya.

Namun, hari ini karena Jungwon tidak sabar untuk segera pergi ke sekolahnya, alhasil Jay tidak sempat memesankan bekal makanan untuk bocah itu. Dia bahkan lupa untuk memberitahu perempuan bermarga Choi itu--Choi Rae Rim, sang sahabat--untuk membuatkan bekal Jungwon.

Makanya, Jay sempat berpesan kepada Jungwon ketika masih di mobil tadi. "Kalau Wonie lapar, Wonie boleh makan di kantin, ya? Papa izinkan. Tapi, janji sama Papa kalau Wonie harus beli makanan yang sehat. Oke?" Dan setelahnya, Jungwon mengangguk dengan semangat.

Saat jam istirahat tiba, Sunoo dan Ni-Ki langsung mengajak Jungwon untuk segera ke kantin. Jungwon juga sempat berkenalan dengan beberapa teman sekelasnya yang lain. Seperti contohnya Watanabe Haruto--sepupu jauh Ni-Ki yang sama-sama memiliki keturunan Jepang, Jang Wonyoung--bocah perempuan dengan wajah imut dan rambut yang dikepang dua, Han Jihan yang memiliki gigi seperti kelinci dan banyak lagi. Pokoknya, Jungwon punya banyak kenalan baru di sini.

Akan tetapi, saat pergi ke kantin, Sunoo dan Ni-Ki yang paling dekat dengannya, sebab teman-teman yang lain ternyata memiliki geng-gengnya tersendiri. Jungwon sampai heran, ternyata anak-anak SD juga punya teman satu geng, ya? Dia pikir, hanya orang-orang dewasa seperti Papanya, Om Jake, Om Heeseung dan Om Sunghoon saja yang memiliki geng seperti itu.

"Wonie, Wonie. Kamu mau jajan apa? Mau batagor atau cilok?" tanya Ni-Ki yang membuat dahi Jungwon mengernyit tak mengerti.

"Batagor? Cilok? Itu jajan apa? Bisa dimakan?" tanya bocah itu polos, sampai-sampai membuat Sunoo dan Ni-Ki menatapnya dengan tatapan tak percaya.

"Wah!? Wonie nggak tau batagor sama cilok!?" Dan pertanyaan dari Ni-Ki juga Sunoo yang menatap teman barunya itu dengan tatapan shock, sukses membuat Jungwon mengangguk polos.

Haduh, Jungwon ini dari planet mana sih, asalnya? Begitu kira-kira pikir Sunoo dan Ni-Ki.

+ㅈㅈ+

Rabu, 30 Juni 2021
Terima kasih sudah membaca!

____________________________
Visualisasi tambahan:

1. Kim Chaewon as Bu Guru Chaewon (Bakti Pertiwi)
2. Choi Rae Rim (OC/Original Cast) as Jay's friend
3. Watanabe Haruto TREASURE as Jungwon's classmate
4. Jang Wonyoung IVE as Jungwon's classmate
5. Han Jihyo/Jihan WEEEKLY as Jungwon's classmate
____________________________
Jumat, 09 Juli 2021
R

evisi. Senin, 03 juni 2024

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top