(12) Anggota Baru!

"Woah! Om ini, kan, yang biasanya muncul di TV!" Sunoo menunjuk heboh kepada sosok lelaki yang kini duduk di meja makan rumah Jay sambil memakan ayam goreng. "Wah, keren! Wonie bisa undang artis ke sini!"

Merasa ditunjuk oleh bocah bermata rubah yang baru saja tiba, Sunghoon praktis menyunggingkan senyum kikuk. "Halo, temennya Wonie."

"Wah! Mama, Onu disapa sama artis!" Sunoo memekik bahagia, sambil melompat-lompat, sementara Ni-Ki hanya diam saja seraya memperhatikan satu-persatu orang dewasa yang berada di rumah temannya--Jungwon.

Ni-Ki kemudian berbisik kepada Jungwon di sampingnya yang terlihat tersenyum pongah karena perkataan Sunoo tadi yang berkata jika dirinya keren sebab bisa mengundang artis ke rumah. "Wonie, Wonie," panggil bocah keturunan Jepang itu.

Jungwon yang merasa dipanggil, mendekatkan dirinya kepada Ni-Ki. "Kenapa?" tanyanya sambil mendekatkan telinganya dengan bibir sang teman.

"Mereka siapa?" tanya Ni-Ki takut-takut. "Papa kamu semua, ya? K-kok, Papanya Wonie ada banyak?!"

Mendengar apa yang dikatakan oleh Ni-Ki, Jungwon praktis membulatkan matanya dramatis. "Bukan!" serunya sambil menggerakkan tangannya ribut. "Ayo Wonie kenalin ke semuanya!"

Jungwon praktis menarik Sunoo dan Ni-Ki sekaligus, membuat Sunoo yang mulanya sedang mengagumi sosok 'artis' yang biasa dia lihat di televisi bersama ibunya sempat cemberut. Akan tetapi, namanya juga sunshine. Sebentar saja wajahnya terlihat masam, beberapa detik kemudian semuanya kembali cerah--seperti matahari.

"Jadi ... Ni-Ki sama Sunoo udah tahu, 'kan, kalau ini Papa Wonie?" Jungwon membawa Sunoo dan Ni-Ki menghampiri Jay yang sedang berada di dapur. Menyiapkan beberapa camilan beserta minuman yang baru saja dibeli oleh Heeseung dan Jake tadi di supermarket. Pertanyaan dari Jungwon, jelas langsung dihadiahi anggukan oleh Sunoo dan Ni-Ki. Mereka sudah beberapa kali melihat ayah dari Jungwon ini ketika pulang sekolah. Mereka juga, kan, pernah main ke kediaman Jungwon beberapa Minggu lalu. Mana mungkin bisa lupa.

Sementara itu Jay yang melihat sang putra bersama kedua temannya datang mendekat, membuatnya otomatis menyunggingkan senyum manis. "Wonie, kenapa temennya ditarik-tarik gitu, Nak?" tanya Jay yang langsung dihadiahi cengiran oleh Jungwon.

"Ini, Papa. Wonie mau ngenalin Sunoo sama Ni-Ki ke Om-Om," jawab Jungwon lengkap dengan cengiran manisnya.

Jay mengangguk saja. "Ya sudah, sana gih. Nanti Papa nyusul sambil bawa camilannya, ya?"

"Oke, Bos!" Jungwon segera mengajak kedua temannya itu untuk menghampiri ketiga Om-nya yang kini berkumpul di satu tempat yang sama. Duh, padahal tadi seharusnya mereka tidak perlu pergi ke dapur. Jadinya bolak-balik, kan? Untung Sunoo dan Ni-Ki sabar punya teman seperti Jungwon ini.

"Om Hee, Om Jake, Om Hoonie!" Jungwon memanggil nama ketiga om-nya itu dengan semangat. Membuat ketiga lelaki itu segera mengalihkan perhatian mereka dari kegiatan masing-masing--seperti bermain game, berbalas pesan dan berselancar di media sosial lewat ponsel--dan menatap Jungwon.

"Kenapa, Sayang?" tanya mereka kompak. Duh, sesayang itu memang mereka kepada si gembul Jungwon.

"Ini ... teman-temannya Wonie mau kenalan lho, sama Om-Om. Ayo, cepat. Kenalan ... kenalan!" Jungwon mulai rusuh menarik-narik tangan ketiga om-nya bergantian, lalu diajak berkenalan dengan Sunoo dan Ni-Ki. "Cepetan, Om! Biar kita bisa temenan sama-sama!"

Karena tidak mau membuat keponakan kesayangan mereka itu kesal, ketiganya langsung menurut. Heeseung yang memulai lebih dulu.

Lelaki bermarga Lee itu menyunggingkan senyum lebar hingga gigi-giginya yang putih dan bersinar itu terlihat. "Halo teman-temannya Wonie! Kenalin, nama Om Heeseung. Lee Heeseung. Kalian boleh panggil Om Hee kayak Jungwon, oke?"

Sunoo dan Ni-Ki menyambut semangat sesi perkenalan seorang Lee Heeseung. Bahkan, Heeseung sendiri sampai-sampai dibuat gemas saat melihat bagaimana Sunoo dan Ni-Ki tersenyum lebar. Lucu sekali, membuat dia tak dapat menahan diri untuk tidak mencubit pipi keduanya bergantian.

"Gemes banget sih, kalian?" ujarnya, kemudian mengacak pucuk kepala Sunoo dan Ni-Ki dengan masing-masing tangannya.

Kini, giliran Sunghoon yang memperkenalkan diri. Ia menyunggingkan senyum super manis yang biasanya membuat para wanita kelepek-kelepek karenanya. "Halo, anak-anak. Nama Om, Sunghoon. Kalian bisa panggil Om Sunghoon, oke? Atau kalau mau panggil Om Hoonie ganteng juga boleh, kok." Setelahnya, dia otomatis langsung mendapatkan lemparan bantal dari Jake.

Reaksi dari Sunoo dan Ni-Ki pun tak beda jauh seperti reaksi ketika Heeseung memperkenalkan diri. Namun, berbeda dengan Sunoo yang tampak lebih bersemangat ketika berkenalan dengan Sunghoon. Terbukti dengan wajahnya yang tampak lebih bahagia dan berseri-seri.

"Om-om!" panggil Sunoo dengan semangat. Poninya yang agak panjang, sukses menambah kesan lucu di wajah bocah SD itu.

Sunghoon otomatis sedikit membungkukkan tubuhnya untuk menyamakan tinggi dengan Sunoo. "Iya, kenapa?" tanyanya. Sunghoon tentunya tidak bisa tahan untuk tidak mencubit gemas pipi Sunoo yang gembul.

Sunoo semakin melebarkan senyumnya. "Minta foto boleh nggak, Om?" tanyanya dengan mata berbinar. "Aku mau liatin ke Mama kalo aku ketemu sama artis!"

Sementara itu, Jake hanya bisa mencibir sang sahabat yang kini terlihat narsis setelah ditatap 'wah' oleh teman dari Jungwon itu. Segera saja lelaki itu berdiri, kemudian berusaha mengalihkan perhatian Sunoo dari Sunghoon.

"Hai Dedek gemes," ujarnya. Jake ini, kan, hampir-hampir nyerempet ke fakboi, makanya dia seperti itu. "Mending kenalan sama Om aja yuk, lanjut. Jangan mau sama Sunghoon, alay anaknya."

Bukannya Sunoo yang tertarik dengan Jake sesuai tujuan dari lelaki itu, malah Ni-Ki yang tampak berbinar menatap Jake. "Wah, Om ini yang waktu itu foto-foto di nikahan Om aku, kan?!"

Otak Jake otomatis berputar. Mengingat-ingat soal 'om' yang bocah SD itu maksud. Pasalnya, bukan hanya satu ada dua kali saja dia mengambil job untuk menjadi fotografer di pesta pernikahan. Jadi, yang dimaksud temannya Jungwon itu siapa, ya? Dahi lelaki bermarga Shim itu berkerut samar. "Kalau boleh tau, Om-nya kamu siapa, ya? Om lupa nih, soalnya."

"Tua, biasalah." Sunghoon mencibir. Dia kini tengah meladeni bocah bermata rubah yang merupakan teman keponakan tersayangnya itu untuk foto-foto. Ajaibnya, bocah yang belum memperkenalkan diri itu rupanya membawa ponsel di ranselnya. Dia bilang, ponsel itu dibekalkan oleh sang ibu, agar dia mudah dihubungi ketika ibu atau ayahnya hendak menjemput nanti.

"Om Kei!" Bocah itu menjawab semangat.

Sementara itu, Jungwon malah sibuk memperhatikan kedua teman dan om-omnya yang asyik sendiri. Pun juga dengan Om Heeseung yang tampak melanjutkan kegiatannya bermain ponsel. Duh, Jungwon jadi kesal. Dia ingin marah, tetapi papanya bilang, kalau dia tidak boleh marah-marah. Jaga image, jaga emosi, kata papanya.

"Oalah. Kei, toh." Jake manggut-manggut saat menyadari jika ternyata, temannya Jungwon ini adalah keponakan dari salah satu sahabat sekaligus orang yang pernah memakai jasanya ketika dia menikah kira-kira lima bulan yang lalu. "Jadi, kamu juga ada keturunan Jepang, dong?"

Bocah yang ditanya itu mengangguk semangat. "Iya dong, Om!" jawabnya. "Namaku Ni-Ki. Nishimura Riki! Om mau tau, nggak, kenapa panggilan aku itu Ni-Ki? Kata Mama, 'Ni' itu dari 'Nishimura' dan 'Ki'-nya itu dari Riki! Keren, 'kan, Om?"

Jake otomatis tertawa akibat bocah bernama Ni-Ki itu, menjelaskan sesuatu yang sudah bisa ia tebak sebelumnya dengan wajah lucu. Menggemaskan, pikir Jake. Rupanya, Jungwon ini pintar sekali mencari teman yang lucu-lucu, ya? Duh, Jake jadi makin sayang dengan keponakan cerewetnya itu.

"Oh iya, nama Om siapa?" Ni-Ki bertanya kepada Jake dengan dahi berkerut. Kali ini, Sunoo ikut mengalihkan perhatiannya dari Sunghoon, setelah mengambil beberapa foto selfie dengan 'om artis'-nya itu.

Jake menepuk dahinya karena lagi-lagi dia lupa. Duh, sepertinya Sunghoon memang benar, jika dia pelupa. Atau-atau, dia sering tidak sengaja memakan semut, ya, seperti yang biasa dikatakan ibunya? Kalo sering makan semut, kamu bisa jadi pelupa, kata Mama Shim.

"Nama Om, Shim Jaeyoon. Atau, kalian bisa panggil 'Om Jake' aja kayak Wonie, oke?" Jake mengusap kepala Sunoo dan Ni-Ki bergantian. "Ah iya, kalau kamu namanya siapa? Belum kenalan nih, kita."

Sunoo--bocah yang ditunjuk oleh Jake, otomatis melebarkan senyum yang sehangat matahari miliknya. "Halo, Om Jake! Aku Sunoo. Kim Sunoo. Salam kenal, Om Ganteng!"

O-ow, Jake praktis menyugar rambutnya ke belakang dengan penuh gaya dan kesombongan ketika dibilang 'ganteng' oleh bocah kelas satu sekolah dasar. "Halo juga, Sunoo yang imut."

Jungwon badmood, gengs. Karena sejak tadi, om-omnya itu sibuk sendiri pun juga dengan Sunoo dan Ni-Ki. Dia kesal karena tidak ada yang peduli kepadanya. Maka dari itu, Jungwon langsung melebarkan tangannya sambil berteriak, "Stop! Mending kita main aja, yuk! Udahan kenal-kenalannya."

Sunghoon tertawa gemas saat melihat pipi Jungwon yang memerah karena kesal. Otomatis lelaki itu mendekat, kemudian mencubit pipi Jungwon yang bulat dengan gemas. "Kita duduk aja yuk, di karpet, sambil nungguin Om Jay bawain camilan. Iya nggak, Wonie Sayang?"

Walaupun masih terlihat cemberut, Jungwon tetap mengangguk. "Ayo cepet, cepet. Kita duduk di sana!" Bocah itu menunjuk karpet bulu yang berukuran cukup besar dan memboyong ketiga om beserta dua sahabatnya untuk duduk. Sementara itu, dirinya sendiri memilih berlari ke dapur untuk memanggil sang ayah.

"Papa, Papa!" panggilnya.

Jay yang tengah mengambil beberapa kotak jus apel dari lemari pendingin, dibuat menoleh dan mendapati sang putra berlari menghampirinya. "Iya, Nak. Kenapa? Mau bantuin Papa, ya?" tanyanya.

Jungwon mengangguk. "Hu'um," jawabnya. "Wonie tunggu Papa lamaaa banget! Jadi, ayo Wonie bantu, Papa."

Mendengar penuturan sang putra, membuat Jay melebarkan senyumnya. "Wonie bisa, 'kan, bawa keranjang itu?" tanyanya sambil menunjuk keranjang berukuran sedang yang berisi camilan ringan berbagai rasa yang dibawa oleh teman-temannya ketika datang tadi. Tenang saja, tidak berat kok, untuk Jungwon. Toh isinya hanya makanan ringan kemasan yang kalau kata Om Heeseung, terlalu banyak angin daripada snack-nya.

"Bisa, Papa," jawabnya dan langsung menuruti titah sang ayah. "Ayo cepat-cepat, Papa. Geng-nya Papa, 'kan, mau me ... me ... me ... apa ya, Pa?"

Dahi Jay berkerut. "'Me-' apa?"

"Me ... rekut-eh. Me-rekerut---"

"Merekrut?" koreksi Jay yang lebih terdengar seperti pertanyaan.

Sementara itu, Jungwon mengangguk semangat. "Iya, itu! Geng-nya Papa, kedatangan anggota baru, lho! Jadi, ayo cepat rek-rek ... rekrut anggota barunya, Papa!"

Jay sejatinya bingung, lho. Jungwon tahu kata rekrut-rekrut segala dari mana, sih? tanya Jay dalam benak. "Memangnya, anggota barunya siapa, Nak?"

Bocah tujuh tahun itu otomatis tersenyum lebar saat sampai di karpet di mana teman beserta para Om-nya duduk bersama, tengah memainkan puzzle milik Jungwon.

"Om-Om!" panggilnya semangat. "Karena kita semua udah kumpul sama-sama, gimana kalau misalnya ... kita bikin geng baru aja!?"

O-ow, tampaknya isi kepala Jungwon saat ini hanyalah geng, geng dan geng saja, yeorobun.

+ㅈㅈ+
Senin, 26 Juli 2021
Selasa, 03 Agustus 2021

Halo, gengs.
Akhirnya, Wonnie and The Geng berkumpul bersama dengan HJJS!
Mungkin, ada ide buat nama geng barunya Trio Bocil dengan Om-Om?
040624

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top