7. Want

Sejak beberapa hari yang lalu, saat aku bisa berbicara kembali pada lelaki itu. Ingat kan?

Yah, sejak saat itu aku mulai berfikir untuk melupakannya saja. Aku tidak ingin mempunyai beban lagi. Aku selalu membuat pikiran yang benar-benar terganggu dan itu sepihak.

Takut jika dia tidak suka dengan cara ku yang begini. Takut jika dia memang membenciku. Takut jika apa yang aku lakukan membuatnya ingin menjauhiku. Paling tidak seperti itu.

Kemarin. Kelas 12 memang sedang masa bebasnya pergi kesekolah. Boleh pergi kesana atau tidak. tapi aku tetap pergi karena temanku ingin bermain denganku di sekolah.

Kami disana hanya bercerita sih tidak bermain. Tau kan apa yang para gadis bicarakan saat berkumpul. Curhat. Yah aku hanya menjadi pendengar dan pemberi nasihat yang baik disana. Singkatnya waktu sudah menunjukan pukul 10 siang.

"Hei. Kenapa sedari tadi Sehun belum juga datang?"

Aku tiba-tiba saja menanyakan hal itu saat kami sedang berhenti berbicara. Dan kedua temanku menoleh sembari mengeluarkan senyum menggoda mereka. Itu sudah biasa.

Mereka malah kembali lagi mengobrol. Sedangkan pertanyaan aku tadi tidak di jawab. Menyebalkan. Mungkin Sehun benar belum datang.

"Ah, Dohee. Aku baru ingat aku ingin menanyakan suatu hal padamu" Hyemi tiba-tiba saja bertanya pada saat kami tertawa karena mendengar cerita Dana. Yah dia bercerita mengenai kekasihnya yang protes hanya karena Dana membuang sampah pada tas lelakinya.

"Hm, Apa?"

"Kau masih berhubungan dengan si brengsek?"

"Aku benar-benar tak tahu siapa yang kau maksud" mengeluarkan kerutan kecil di dahiku, dan --tunggu,

"Maksudmu si--- astaga aku kira siapa. Yang kau maksud Kim Taehyung?"

"Yahh. Aku pikir kau memang sudah lepas kontak dengannya bukan. Kau bahkan tidak ingat dengan panggilan 'si brengsek' nya" Dana yang mengerti langsung menambahkan percakapan kami. Yah benar, aku menjadi lupa dengan kata itu. Padahal dulu, aku sendiri yang membuatnya. Entah mungkin karena aku sudah benar-benar melupakan lelaki itu.

"Awalnya aku pikir begitu. Tapi kalian jangan terkejut jika minggu lalu dia datang kesekolah untuk menjemputku" aku berucap biasa dan memang benar adanya kan jika lelaki itu menjemputku. Dan aku juga tau jika mereka pasti terkejut mendengarnya.

"Hell! Maksudku ---kau menerimanya?" Hyemi yang terlihat tidak suka bertanya dengan sesekali memaksamu untuk menjawab.

"Ya aku menerimanya lagipula ongkosku jadi tidak berkurang dan aku juga sudah melupakannya. kenapa aku perlu menolaknya, kan?"

Asal tau. Karena jika mungkin aku masih mempunyai perasaan itu, aku pasti sudah menolak ajakan Taehyung. Yah, karena aku pasti tidak dapat mengontrol diriku hingga membuat seseorang sedikit aneh padaku.

Kami masih mengobrol tentang hal tadi hanya saja pembicaraan kami berhenti sampai kami mendengar segerombolan gadis di dekat piket berteriak secara serempak.

"Hai Oh Sehun"

Huh?

Aku melirik jam yang melingkar di tangan kiri ku.

Astaga. Ini jam 11 siang dan lelaki itu baru datang. Ah tapi, apa masalahnya sampai aku harus memikirkannya. Toh aku juga ingin melupakannya bukan? Yah benar akhir-akhir ini aku memang suka seperti itu. Jika kembali terpikirkan tentang lelaki itu aku langsung berbicara pada diriku sendiri.

'Sudahlah. Bukan kah aku ingin melupakannya?'

Paling tidak hal itu bisa membuatku melupakannya dengan perlahan. Meskipun terkadang ego ku menyuruhku untuk kembali seperti dulu. Dan yah, mau tidak mau aku harus melawan itu sem--

"Oh Sehun! Dohee mempft!"

Aku buru-buru menutup mulut mereka. Brengsek. Mereka malah berteriak aneh disaat suasana disini sedang ramai. Aku melirik ke arah lelaki itu.

Sialan!

Dia melihat ku juga.

Eh

Debaran itu menipis?

---

Aku lupa jika tadi guru Min memberi tahu seluruh murid kelas 12 untuk pergi ke aula karena ada pengumuman penting untuk masuk ke perguruan nantinya.

Aku dan teman-teman ku berjalan dari gerbang sekolah ke ruangan aula. Dan melihat sudah hampir setengah aula terisi dengan para murid. Dengan terpaksa kami duduk di paling belakang barisan.

Dari kami berlima hanya aku dan Yerim yang mendengarkan guru Min berbicara dengan baik. Sedangkan sebagian temanku yang duduk di sebelah kiri ku malah bercanda dengan para murid dari kelas yang berbeda. Yah, dengan kelas 12-6. Kelas Oh Sehun. Kebetulan kelas mereka datang telat juga seperti aku dan teman-temanku jadi terpaksa mereka duduk di belakang dengan kami.

Sebetulnya aku menyadari dengan adanya Sehun yang duduk tepat dibelakangku. Tapi aku hanya berusaha untuk menghiraukannya. Kau lupa. Aku sedang dalam masa melupakannya bukan?

Kami-aku dan Yerim- masih terfokus pada informasi yang kali ini dibicarakan oleh guru Choi. Kami berdua memang benar-benar berniat serius dalam pendaftaran perguruan tinggi, jadi kami perlu mendapatkan informasi sebanyak mungkin.

Entahlah, aku tidak tahu dengan urusan sebagian temanku dan sebagian teman-teman Sehun juga. Mereka tertawa seperti menertawakan sesuatu. Dan berbicara --aku pikir mereka sedang membicarakan ku mungkin. Karena namaku selalu diucap temanku-Yoora sedari tadi. Tapi sungguh aku benar-benar tidak memperdulikan mereka.

Sampai mereka hening dan yang terdengar hanya suara --aku tidak tahu siapa tapi yang aku kenal suara itu berasal dari salah satu gadis teman Oh Sehun.

"Ini untukmu. Tapi tunggu, ini bukan dariku. Dari gadis itu"

Aku sedikit tertarik dengan ucapan gadis itu sampai aku bingung sendiri kenapa gadis itu menunjuku dan matanya melirik ke arah Sehun.

Aku hanya bingung dengan kerutan wajah seakan aku berkata 'hey! Apa maksudmu?!'

Yah, gadis itu dengan tiba-tiba memberikan satu buah balon berwarna merah muda dan berbentuk hati lalu diberikan kepada Sehun. Dan gilanya! Kenapa gadis itu menuduhku yang memberinya?

Hell, ayolah aku bahkan tidak begitu dekat dengan gadis itu.

Sehun hanya diam menutupi sedikit keterkejutannya dengan matanya tak berhenti melihat balon yang gadis itu berikan.

Sedangkan aku hanya diam. Kembali melihat kedepan dan mendengarkan guru Choi yang masih memberikan beberapa informasi. Masa bodo. Jika mungkin aku terlihat aneh atau apa. Hanya saja aku sedang tidak ingin terlibat hal kecil dengan lelaki itu lagi.

.

Oh Sehun terdiam begitupun lainnya menunggu reaksi selanjutnya yang akan lelaki itu berikan.

Dan dengan perlahan lelaki itu mengambil balon yang diberikan temannya itu. Dia terkekeh kecil lantas melirik seorang gadis didepannya.

Teman-temannya terkejut. Tentu. Ini hal aneh saat Sehun melirik gadis itu dan terkekeh pelan. Tapi sayangnya sang empu masih diam dan memperhatikan guru Lee yang masih berbicara di depan sana.

Yah, Dohee. Gadis itu Dohee. Sebenarnya Dohee tahu sangat apa yang teman-teman nya itu lakukan. Ia juga tahu betul Sehun sedang meliriknya. Hanya saja pikiran jernih nya memintanya untuk diam saja tanpa memperdulikan lelaki itu yang seakan memintanya untuk melirik kebelakang. Yah, dia berfikir ini baik untuk masa melupakan seorang Oh Sehun.

"Aku tahu kau mendengarnya Lee Dohee"

"Aku tahu jelas ini memang hobimu kan? Yah meneror ku. Yang bahkan aku tahu jelas asal pengirimnya adalah kau"

Deg.

Yah dia tidak dapat berbohong saat lelaki itu berkata sekenaknya dan hatinya bergemuruh dari dalam.

Karena ini adalah kali pertama lelaki itu mengakui dengan jelas kenyataan yang begitu konyol untuk di bicarakan.

Dohee mengerti dengan apa yang Sehun katakan dan memang seperti menuduhnya tentang balon itu. Tapi jauh dari itu dia lebih tau apa arti dari maksud sebenarnya yang lelaki itu bicarakan. Yah,kebiasaanya dulu.

Selanjutnya lelaki itu tertawa manis dan menyusul teman-temannya yang ikut tertawa.

Aku. Semakin tidak mengerti dengan cara yang dia lakukan padaku.

---
!!!

Yahh, aku juga bingung kenapa bagian ini panjang tapi ya gitu.

Karena aku makin gadanta juga ingin cepat selesai sama cerita ini. Huhu

Terimakashii.

Bdw, Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top