2. Pekat
Temanku pernah bilang, jika ia pernah merasakan apa yang namanya cinta dan penyesalan. Rasanya seperti hati terus meronta. Dan detakan itu selalu hadir disaat mata tertuju pada sosok yang tak asing bagi hatinya. Tapi sayang, untuk finish dia malah mendapat penyesalan yang begitu besar.
Itu cerita lama, jika tidak salah 3 bulan yang lalu. Aku selalu mengingatnya, aneh. Dan untuk sekarang mungkin cerita itu akan selalu ku ingat. Begitu banyak pelajaran yang aku dapat.
Dulu, aku selalu memasabodokan bagaimana cinta hadir dalam kehidupan seseorang. Bisa dibilang aku sangat benci dengan itu semua, meskipun ada beberapa orang yang aku suka. Tapi aku tak menganggapnya serius. Iya. Karena aku hanya menyukainya atau membencinya, mungkin? Tapi untuk sekarang, sepertinya aku harus mulai mempelajarinya. Aku mengalami cerita itu juga. Cerita yang dulu aku benci.
Dan disini. Aku pikir aku memang sudah gila. Entahlah, aku juga tak tahu dimulai sejak kapan aku selalu memandangnya. Merindukannya. Ironis, aku melakukannya dari jauh.
Seragam yang sengaja kancingnya ia buka. Dan memperlihatkan kaus putihnya yang sedikit basah akibat keringatnya. Begitu pula rambutnya yang meloncat-loncat tidak bisa diam dan juga sedikit basah. Pemandangan itu. Yang akhir-akhir ini selalu ku lihat setiap bel pulang berbunyi.
Aku dengar dari Sungkyu, teman sekelas ku. Jika Sehun akan mengikut sertakan dalam perlombaan sepak bola antar kelas. Setelahnya aku jadi bingung sendiri akan mendukung kelasku atau kelas Oh Sehun.
Untuk kali ini, aku hanya akan bercerita. Akhir pekan lalu, aku menempelken sticky note di bawah kursi nya. Caranya? Kau tahu, saat minggu lalu itu aku menyelinap masuk kedalam kelasnya. Selanjutnya, bayangkan saja sendiri. Ide itu tidak aku pikir kan sebelumnya. Aku hanya sedang ada dalam projek kelas di sekolah dan tak sengaja saat aku melewati kelasnya, tiba-tiba saja aku mempunyai ide bodoh menempelkan sticky note di sana.
Sialan.
Sesudahnya aku malah sedikit menyesal. Saat tahu jika dia malah mengabaikannya begitu dia menyadari jika aku yang melakukannya. Aku tidak menulis banyak disana. Hanya kata 'maaf' dan ya--begitulah. Itu sangat memalukan.
Sudahlah mungkin lebih baik aku tidak lagi membicarakannya. Aku semakin bingung dengan sikapnya yang terlampau aneh. Ini serius.
----
Dohee memakai tasnya dipundak. Dan segera keluar dari kelasnya. Beberapa anak tangga sudah ia turuni. Dan satu tangga lagi.
Ada sepasang kaki yang memakai sepatu sport hitam disana. Dohee tahu betul siapa seseorang itu. Itu Sehun. Jangan pikir jika Dohee akan mendongak lalu menghampirinya dan berbincang disana. Tidak, itu tidak mungkin.
Tapi mungkin setelah satu tangga tadi berhasil ia turuni dan ia melihat seseorang itu sudah menuju lantai atas, lantas Dohee mendongak melirik kebelakang dan mendapati punggung tegap yang berjalan membelakanginya. saat itu dia bergumam. Pelan, sangat pelan.
"Hei"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Tidak kah kau pikir jika kau seperti predator?"
Dan Dohee berlalu dari sana. Meninggalkan Sehun yang terpaku ditempat memikirkan beberapa kata argumen milik suara gadis itu.
----
!!!
Aku sempetin buat lanjutin part ini. Makin degdegser mikir tinggal beberapa hari lagi aku UN huhu. atut.
Ada yang terlupakan duh. Buat kakah unyu blacwith, makasih udah mau buat in cover cerita ini huhuy.
Oh iya. Cerita ini tuh pendek2. Terserah kalian mau nyebut ini drabble lah atau imagine atau yah-- apalah itu. Yang pasti ini ceritanya gak panjang2 kaya yang biasanya.
Vomment pliseu~
Tengseuu:3
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top