9 - Before Re-Life

Charles yang tampak masih menjelajahi pikiran beberapa orang dengan Cerebronya saat ia membuka matanya dan membulatkannya. Logan yang menyadari perubahan itu tampak mengerutkan dahinya.

"Ada apa?"

"Ada sesuatu yang terjadi pada Wade dan Tom."

.
.

"WADE, TIDAK!"

Henry yang mendapatkan telepati dari Charles dan berada di dekat sana bersama dengan seseorang segera membuka pintu ruang kesehatan tersebut.

BANG!

Peluru sudah meletus, namun sosok Tom yang ada di atas kasur tampak menghilang. Begitu juga dengan peluru yang ditembakkan oleh Wade tampak berhenti di depan moncong pistol yang dipegang oleh Wade.

"Apakah aku terlambat?"

Pemuda berambut silver tampak menggendong dan juga memegang luka di leher Tom. Sementara pria lainnya berambut cokelat pendek tampak mengulurkan tangannya dan menurunkannya, membuat peluru yang melayang itu jatuh begitu saja.

"Satu detik. Kalau tidak kuhentikan," pria berambut cokelat itu menghela napas dan tampak menatap pemuda berambut silver di dekat sana dengan tatapan bingung, "kau siapa?"

"Ah," ia hanya bisa menggaruk kepala belakangnya dan tidak selesai menjawab saat suara langkah kaki yang terburu-buru terdengar dan Logan serta Charles tampak muncul disana.

"Erik," Charles tampak menatap pria berambut cokelat pendek itu dan menghela napas.

"Wade apa yang kau lakukan?" Logan tampak menatap kearah Wade yang masih mematung pada posisinya. Ia tampak terdiam, sebelum bergerak dan menatap kearah Logan, dan menatap Tom yang tidak sadarkan diri di gendongan pemuda berambut silver itu.

"Ia yang melakukannya," Wade tampak menatap tajam Tom, "DIA YANG MEMBUNUH PETER!"

"Tetapi kau tidak bisa sembarangan membunuhnya!" Logan tampak berjalan dan berdiri diantara Wade dan juga pemuda berambut silver yang tampak masih menekan luka di leher Tom.

...

Wade tampak diam, berdecak kesal sebelum ia melakukan teleportasi dan menghilang begitu saja.

"Wade!"

"Uh, apakah kita tidak bisa menghentikan pendarahan anak ini dulu? Kurasa ia akan benar-benar mati jika kita biarkan seperti ini," Beruntung luka Tom tidak mengenai urat nadi, namun lukanya cukup dalam membuat darah tidak berhenti mengalir. pemuda berambut silver itu tampak menatap kearah anak di pangkuannya. Pakaian lengan panjangnya tampak kotor dengan darah anak itu.

...

"Siapa kau?"

.
.

"Aku sudah menghentikan pendarahannya. Sepertinya ia memang memiliki daya penyembuhan lebih tinggi dari orang normal," Henry tampak menghela napas dan menyeka darah di tangannya. Tom sendiri tampak berbaring kembali dengan perban 'ekstra' di lehernya, "lukanya sudah hampir menutup. Dan ia hanya sedikit shock dan kehabisan darah."

"Lalu, apa yang harus kita lakukan sekarang? Kurasa Tom menyakiti dirinya sendiri, dan aku tahu ia tidak akan selesai menyakiti dirinya setelah ini," Raven menghela napas dan menatap Charles yang sedang berpikir.

"Kau bisa gunakan kekuatanmu Charl," Erik menatap kearah Charles yang sepertinya juga memiliki pikiran yang sama dengannya dan hanya mengangguk.

"Tetapi tidak akan semudah itu untuk--"

"Charles!"

Suara itu menggema saat pintu depan yang ada di dekat mereka membuka dan menampakkan Steve dan Tony serta Clint yang menemani mereka berdua bergegas menghampiri para mutan disana.

"Aku memberitahu mereka saat mereka mencoba untuk menanyakan keadaan Tom seperti biasa," Raven menjawab pada Charles yang menatap mereka bingung.

"Apa maksudmu Tom mencoba untuk membunuh dirinya sendiri?!" Tony mencengkram kerah pakaian Charles dan menatapnya garang, "kukira kau mengatakan jika tempat ini aman."

"Tempat ini aman. Tetapi aku tidak memikirkan kemungkinan jika anak itu akan menyakiti dirinya sendiri," Charles tetap tenang meski saat ini jika tatapan bisa membunuh, ia akan terbunuh dengan tatapan milik Tony, "pikirannya sangat kacau dan ia bahkan tidak memiliki tujuan hidup apapun. Maksudku apapun."

...

"Ia sama sekali tidak mengenal keluarganya," Steve tampak berbicara, tampak lebih tenang daripada Tony, namun ia juga khawatir pada anak itu, "ia bahkan tidak tahu namanya. Itulah sebabnya setidaknya, kami ingin memberikan sesuatu yang tidak ia miliki. Kenapa ia menutup diri dan menjauh dari kami?"

...

Semua Mutan yang ada disana hanya diam, sepertinya bisa memikirkan apa yang sebenarnya menjadi alasan pemuda itu menjauh dari mereka. Toh, Wade tidak akan marah tanpa alasan. Terkadang ia gila, tetapi ia tidak akan membunuh orang sembarangan.

"Hei," suara itu tampak membuat mereka menoleh dan menemukan pemuda berambut perak yang tadi memutuskan untuk menunggu Tom, "anak itu sudah sa--"

Dahi pemuda berambut silver itu mengerut saat ia menangkap seseorang yang berdiri disana.

"Tony Stark?"

.
.
Before...
.
.

Pemuda berambut perak pendek itu tampak duduk dan menyilangkan kedua tangannya di dada. Ia duduk, memperhatikan Tom yang tidak sadar dan hanya diam sambil mengetuk-ngetukkan jemarinya pada lipatan tangannya.

"Eksperimen Gamma..."

Ia bergumam dan menghela napas. Pietro Maximoff, 16 tahun. Salah satu dari subjek eksperimen Hydra yang berhasil dan mendapatkan kekuatan yang ia miliki saat ini dengan bantuan Scepter milik Loki. Memang, mereka berada di ruang penelitian yang berbeda dengan Tom, dan ia tidak pernah bertemu dengan anak itu sama sekali, namun Wolfgang menyuruhnya untuk menculik anak itu. Dan dengan kekuatannya, ia bisa membawa anak itu kapanpun dan tidak ada yang bisa menghentikannya.

Namun, kondisi anak itu sekarang tidak akan bisa dibawa dengan kecepatan tinggi. Ia peduli? Jawabnya, tidak. Ia tahu jika memang anak ini adalah eksperimen Hydra seperti mereka--ia dan kembarannya Wanda, rasa sakit bukanlah sesuatu yang menjadi masalah.

"Lagipula, kenapa ada pria itu?" Pietro menghela napas, mengingat pria berambut cokelat bernama Erik yang membantunya menolong anak itu.

"Ugh," suara itu membuatnya menoleh dan menemukan Tom yang bergerak dan mengulat, matanya membuka perlahan dan ia masih belum bisa fokus dengan apa yang ada disekitarnya.

"Kau sudah sadar?"

"...kau siapa?" Oke, itu pertanyaan ketiga yang didapatkan olehnya.

"Namaku adalah... adalah Peter. Kau ingat, kau hampir ditembak oleh seseorang, dan lehermu terluka," ia menunjuk kearah lehernya untuk menunjukkan perban yang membelit leher pemuda itu. Anak itu sedikit menyerengit mendengar nama pemuda itu yang tentu mengingatkannya pada Andrew.

"Dimana Wade?"

Wade? Kalau tidak salah salah satu pria yang ada di ruangan saat itu memanggil orang yang menembak anak ini dengan nama Wade.

"Ia pergi. Entahlah, aku tidak tahu kemana dia. Ia hanya menghilang dan belum kembali," Pietro mengangkat bahunya dan Tom hanya bisa menghela napas dan menarik selimutnya, memunggungi pemuda itu.

"Kenapa kau menghentikannya?"

"Apa maksudmu? Tentu saja karena kau bisa mati kalau tidak aku dan... pria itu hentikan," Pietro menghela napas dan menatap anak itu, "baiklah, akan kukabarkan pada mereka. Jangan sekali-kali mencoba untuk melukai dirimu sendiri lagi. Aku sudah menjauhkan semua senjata dan benda tajam juga obat-obatan.

Dan ia segera menghilang meninggalkan angin yang menunjukkan arah dimana ia berlari.

...

"Kenapa mereka tidak membiarkanku mati...?"

.
.

"Apakah... kita pernah bertemu sebelumnya?" Pietro tampak diam, mencoba untuk tidak menunjukkan emosinya. Rencananya akan gagal jika ia sampai membuat orang-orang itu menganggap ia berbahaya. Ia tidak menyangka selain Erik, Tony Stark yang paling ia benci ada di tempat yang sama.

"Ssebaiknya kita menemui anak itu sekarang," Charles mengatakannya dan Tony serta Steve dan Clint saling berpandangan sebelum mengangguk dan berjalan mengikuti para mutan yang menuju ke ruangan kesehatan.

.
.

"Tom!"

Anak itu hampir melompat dari ranjangnya mendengar suara dari Steve dan juga Tony. Ia sama sekali tidak mengira jika kedua orang tua Andrew akan berada disini. Ia bahkan tidak pernah berpikir jika keduanya akan peduli setelah ia keluar dari tempat mereka dan menolak untuk mereka adopsi.

Ia diam, namun matanya menatap keduanya seolah berkata 'kenapa kalian ada disini?' dan mengeratkan pegangannya pada selimut. Steve dan Tony bisa melihat beberapa perban yang ada di tubuh Peter dan sedikit menyerengit karena itu.

"Aku... kenapa... kenapa kalian disini?"

"Kami mendengar kau terluka Peter. Tentu saja aku dan Steve khawatir," Tony menghela napas dan tampak mendekati Tom perlahan dan duduk di sisi ranjang anak itu. Ia bisa melihat bagaimana Tom mencoba untuk menciptakan jarak dan bagaimana tubuhnya menegang saat Steve akan menyentuhnya.

"Aku... baik-baik saja..."

"Kau tidak baik-baik saja," ia tersentak, menoleh menemukan sosok Andrew yang juga ikut dengan kedua orang tuanya dan juga Clint. Ia menggigit bibir bawahnya, menunduk dan tidak menatap pada Steve.

"Kau bisa mengatakannya pada kami kau tahu? Apa yang membuatmu seperti ini, apa yang membuatmu ingin melukai dirimu sendiri. Apakah karena Hydra?" Tom tidak menggeleng ataupun mengangguk. Ia hanya diam dan menundukkan kepalanya.

Steve dan Tony saling berpandangan, sebelum menghela napas.

.
.

"Jika kalian mau, kalian bisa berada disini untuk sementara sampai kalian yakin bisa meninggalkan Tom sendirian. Kurasa, kalian membutuhkannya."

Charles berbicara dengan Tony dan Steve saat mereka keluar dari ruangan dimana Peter berada. Termasuk Pietro yang tampak hanya menyenderkan tubuhnya di dinding dan pandangannya tidak pernah lepas dari Tony Stark.

Orang yang menjadi alasan utama ia dan Wanda menjadi bahan eksperimen.

Orang yang membunuh keluarga angkatnya.

'Kurasa Tuhan benar-benar membenciku sekarang,' Pietro menghela napas dan memijat batang hidungnya. Setelah Henry pergi bersama dengan Tony dan juga Steve, Charles, Erik, dan juga Raven menghampirinya. Oke, sepertinya akan terjadi interogasi disini dengan kepala sekolah, dan juga pria pengendali besi itu. Magneto.

Ayah kandungnya...

"Jadi, namamu Peter bukan? Terima kasih sudah membantu kami," Charles membuka pembicaraan dengan nada pelan dan tersenyum ramah, "kalau kau tidak keberatan, apakah kau mau menceritakan kenapa kau berada disini?"

...

"Kudengar... sekolah tentang para Mutan. Keluargaku tidak menerimaku saat mengetahui kekuatanku," Pietro mencoba untuk tidak bertatapan dengan mereka, "aku butuh tempat perlindungan."

Dan Charles hanya diam menatap kearah Pietro sebelum tersenyum dan mengangguk.

"Tentu saja, kau dan juga adik kembarmu diterima di sekolah ini Pietro."

Pietro menatap kearah Charles yang kemudian tampak menoleh pada Raven.

"Kau bisa mengantarkannya nanti, tunjukkan kamarnya," Raven hanya mengerutkan dahinya dan mengangguk karena itu perintah dari Charles, "kau tidak keberatan jika kau menemaninya terlebih dahulu bukan Raven?"

"Tentu..."

Charles hanya menatap sekilas pada Pietro sebelum berbalik dan berjalan bersama dengan Erik. Meninggalkan Raven bersama dengan Pietro. Ia tidak menyangka kalau ia akan bisa menyusup dengan mudah ke tempat ini. Ia tidak menyangka jika...

'Tunggu,' ia baru saja akan mengikuti Raven yang akan menunjukkan kamarnya saat ia menghentikan langkahnya menyadari sesuatu.

'Aku tidak mengatakan apapun tentang Wanda... dan ia memanggilku Pietro.'

.
.

Tom mendapatkan pengawasan ketat sejak itu. Dan karena kemampuannya, Charles meminta Pietro untuk menjaganya. Dan karena Wade tidak kembali setelah kejadian itu, Pietro yang untuk sementara menjadi teman satu kamar dari Tom.

"Kau masih tidak mau makan? Kau tahu jika kedua orang itu tetap menghawatirkanmu dan memperhatikanmu bukan?" Pietro bukan seperti Wade. Ia tidak bersikap ramah dan juga bersahabat, ia hanya bersikap ketus dan dingin. Namun, ia sangat perhatian dengan Tom. Steve dan Tony yang dikatakan oleh Pietro sebagai dua orang yang memperhatikan Tom.

Meski tidak ada yang tahu, jika itu ia lakukan untuk mencari kesempatan menculik Tom kapanpun.

"Aku tidak lapar..."

Tom menggeleng dan Pietro hanya menghela napas. Ia mendengar sedikit tentang apa yang terjadi saat pertama kali ia menghentikan Tom bunuh diri dan sesaat sebelum Wade menghilang.

Secara garis besar, Tom membunuh seseorang bernama Peter. Dan mengingat jika ia adalah mantan penelitian Hydra, kemungkinan itu ia lakukan saat dalam pengaruh dari para Hydra. Mungkin berbeda dari mereka berdua--Pietro dan Wanda--yang sempat menjalani hidup normal sebelum menjadi eksperimen dari Hydra, Tom yang sejak lahir berada dalam lingkungan mereka dan mendadak menjalani kehidupan normal, akan susah untuk menyesuaikan diri.

Rasa bersalah...

Ia rasa itu yang dirasakan oleh anak itu.

"Kau bisa menjaga rahasia?" Ia bahkan tidak mengerti kenapa mulutnya membuka begitu saja dan duduk disamping Tom yang menatapnya heran, "aku sama sepertimu."

Tom menoleh kearah Pietro dengan tatapan aneh dan bingung.

"Kekuatanku berasal dari penelitian para anggota Hydra di Sokovia," Tom tampak terdiam, menoleh dengan cepat kearah Pietro dengan mata membulat, "dan seharusnya kau yang paling tahu jika itu bukan salahmu."

...

"Apakah kau pernah membunuh orang saat kau berada di Hydra?"

"Tidak," Pietro menggeleng dan memutuskan duduk di dekat Tom. Ia mencoba memikirkan kata yang tepat, "...belum."

Karena ia tahu, suatu saat ia dan Wanda akan mendapatkan misi untuk membunuh seseorang. Ini adalah misinya yang pertama, untuk membawa anak itu.

"Membunuh Andrew, kurasa itu adalah misi pertamaku hingga sekarang. Dan ketika mereka mengeluarkanku dari Hydra, memberikanku kehidupan yang normal, aku tidak pernah berpikir itu adalah sesuatu yang terasa... menyenangkan," ia tersenyum miris, tampak menghela napas, "dan saat aku menyadari untuk pertama kalinya, jika mereka--yang memberikan kebahagiaan itu--kehilangan kebahagiaan mereka untuk pertama kalinya karena aku, bukan hanya rasa bersalah yang aku rasakan."

Pietro terdiam, ia melihat anak itu yang tampak menunduk dan melihat kedua tangannya.

"Aku takut... mereka sudah pasti akan membenciku. Aku tidak ingin dan tidak bisa terlalu nyaman dengan mereka," ia menghela napas dan tampak mengepalkan tangannya, "aku tidak mau merasakan rasa sakit yang lebih daripada ini. Bahkan sekarang, saat mereka sangat peduli denganku sebelum mereka mengetahui tentang kenyataan aku membunuh Andrew, aku sudah merasa senang... nyaman... namun aku juga merasakan rasa sakit yang lebih daripada yang kurasakan saat bersama dengan mereka para anggota Hydra."

...

"Aku tidak yakin bisa merasakan perasaan yang lebih buruk daripada ini."

Tugasmu adalah untuk membawanya kembali...

Pietro tampak diam. Benar-benar diam, tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Dilain sisi ia tidak seharusnya membuat anak ini nyaman pada Tony Stark dan Steve Rogers agar ia bisa membawanya ke Hydra, dan di sisi lainnya, ia sebagai manusia tentu merasakan rasa kasihan pada anak ini.

"Mereka, bahkan mereka tidak tahu tentang ini bukan? Kau hanya perlu bersikap tidak tahu tentang itu."

Pietro berbicara bahkan sebelum ia bisa memikirkan akibatnya. Ia menutup mulutnya dan Tom tampak menatap kearah Pietro sebelum tersenyum.

"Kau orang yang baik, jadi kau pasti bisa mengetahuinya. Jika aku tidak akan bisa tidak memikirkannya setiap kali melihat mereka. Rasa bersalah itu bukanlah sesuatu yang bisa dilupakan begitu saja. Kalau saja bisa, aku berharap aku bisa melupakannya dan memulai hidup yang baru," Tom menghela napas, tampak Pietro hanya diam dan tidak merespon apapun.

Karena kehidupan barunya, tidak seperti Tom yang menjadi lebih baik namun berubah menjadi sesuatu yang lebih buruk.

"Aku bisa melakukannya jika kau mau," keduanya menoleh kearah suara, dimana Charles tampak muncul bersama dengan Erik yang membantunya untuk mendorong kursi rodanya, "aku bisa menghapus ingatanmu jika memang kau menginginkannya."

.
.

"Tom?!"

Steve dan Tony tampak menghampiri anak itu saat mereka mendengar rencana yang dibeberkan oleh Erik tentang bagaimana mereka akan menghapus ingatan dari anak itu. Karena apa yang ada dalam pikiran anak itu berbahaya dan bisa membunuhnya, meskipun mereka berdua tidak diberitahu apa yang ada di pikiran anak itu.

"Begitu? Jadi kau adalah temanku?"

"Teman? Tidak, aku hanya menjagamu."

Tony dan juga Steve tampak menoleh kearah depan, dimana Tom dan juga Pietro serta Charles yang duduk memperhatikan mereka berdua. Steve dan Tom tampak menatap heran dan cukup terkejut bagaimana raut wajah Tom menjadi berbeda. Senyuman itu tidak pernah mereka lihat sejak Tom berada di markas Avengers.

Saat Pietro menoleh pada keduanya, Tom sendiri menoleh dan melihat keduanya sebelum tersenyum dan memiringkan kepalanya.

"Siapa kalian?"

To Be Continue

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top