27. Jealous

"Tom?"

"Ah, kalian pernah bertemu di sekolah para mutan," Wanda tidak pernah mengetahui hal itu dan hanya menatap Pietro dengan tatapan bingung. Misi untuk membawa Peter memang tidak diketahui oleh Wanda yang saat itu kekuatannya masih belum bisa dikendalikan. Pietro sendiri bergerak mendekat dan menatap iris biru laut Peter kala itu.

"Apa yang kau lakukan?"

"Katakan saja benda ini sangat berguna," Ultron mengambil tongkat Scepter yang ada di salah satu robot yang mendekat, "mind stone, kurasa anak angkat dari Odin itu pernah menggunakannya saat menyerang New York beberapa tahun yang lalu. Ia jenius, dan kekuatannya sangat berguna."

"Ia tidak memiliki kekuatan. Apa maksudmu?"

"Benarkah? Karena kurasa anak tanpa kekuatan tidak akan bisa menghancurkan belasan robot buatan Stark sebelum aku bisa menangkapnya. Peter, kau bisa mengantarkan mereka untuk berkeliling?"

"Tentu," ia mengangguk, tanpa senyumannya yang biasa, hanya diam dan menatap kearah Pietro dan juga Wanda, "Ultron sudah menyiapkan tempat beristirahat untuk kalian berdua. Ultron adalah teman kita, dan kau tidak perlu khawatir dengan tujuannya."

Pietro hanya menatapnya dengan tatapan khawatir, sementara Wanda hanya menatap Peter sebelum menoleh kearah Pietro yang tampak terlihat frustasi. Ia tidak pernah melihat Pietro bereaksi seperti itu selain padanya ataupun pada kedua orang tuanya dulu.

.
.

"Jerih payah kita hilang," Steve tampak berkumpul dengan semua anggota Avengers dan melihat belasan bangkai robot yang rusak karena pertarungan itu, "Ultron menghilang. Ia menggunakan internet untuk kabur."

"Dia ada di segala tempat, di berkas, kamera pengintai," Natasha melanjutkan, ia menyilangkan kedua tangannya di depan dada, "mungkin ia jauh lebih memahami kita dibandingkan diri kita sendiri."

"Dia ada di berkasmu," Rhodey yang terluka karena pertarungan itu hanya berjalan perlahan sambil memegangi lengan atas tangan kanannya, "dia ada di internet, bagaimana jika ia mengakses sesuatu yang lebih menarik? Kode nuklir. HYDRA. Bahkan mungkin, alasan ia menculik Peter adalah karena ia mengetahui tentang HYDRA ataupun karena mengetahui Peter adalah anak kalian, dan mengakulah bahwa Peter adalah sesuatu yang menjadi pusat dari kita semua. Terutama semenjak kematian Andrew."

Semuanya terdiam karena apa yang dikatakan oleh Rhodey adalah benar.

"Kita harus menghubungi seseorang selagi kita masih bisa," Rhodey melanjutkan.

"Nuklir?" Cho tampak masih shock namun mencoba membantu untuk berpikir, "dia ingin kita mati?"

"Dia tidak bilang 'mati', dia bilang 'musnah'," Steve menggeleng dan tampak menghela napas. Tentu saja ia dan Tony yang paling memikirkan Peter. Mereka tidak akan bisa kehilangan satu orang anak lagi.

"Dia juga bilang membunuh seseorang. Tidak ada satupun di bangunan tersebut selain Peter," Clint hanya menanggapi dan bergumam, "apakah kalian yakin Peter saat itu masih hidup?"

"Tidak. Ada orang lain selain Peter dan kita yang berkumpul," Tony berjalan ke tengah ruangan, menggerakkan handphonenya dan menampakkan hologram Jarvis yang tampak hancur tidak berbentuk.

"Ini," Bruce mendekat dan membenahi kacamatanya, "ini gila."

"JARVIS merupakan pertahanan pertama," Steve tampak menghela napas dan menatap kearah Tony, "dia berusaha untuk mematikan Ultron. Dan itu masuk akal. Kurasa Peter kebetulan melihat itu saat terbangun, dan mencoba untuk membantu JARVIS sebelum ia menangkapnya."

"Ultron bisa saja menghancurkan JARVIS," Bruce menggeleng, "ini bukanlah strategi, ini... amarah."

Thor tampak berlari dengan wajah geram, mendekati Tony dan mencengkram lehernya.

"THOR!" Steve mencoba untuk menghentikan Thor yang menatap dengan tatapan marah kearah Tony.

"Ini terjadi lagi," Clint bergumam, mengingat bagaimana Loki juga melakukan hal yang sama dulu.

"Bagaimana kalau kita bicarakan dulu tentang ini?"

"Aku sudah muak membicarakan ini, Tony."

"Thor, tenanglah dan turunkan Tony," Steve mencoba untuk menenangkan Thor dan hanya menyentuh tangannya saja. Thor tampak menggeram pelan sebelum menurunkan Tony dengan sedikit kasar.

"Jejaknya menghilang 100 mil dari sini, tapi mengarah ke Utara. Dan dia memiliki tongkat itu," Thor menjelaskan dengan wajah cemas dan tegang.

"Kemungkinan terburuk jika Ultron mengetahui seberapa penting Peter untuk kita," Clint mengingat bagaimana saat ia terpengaruh oleh Loki dengan menggunakan tongkat yang sama, "ia bisa mengendalikannya menggunakan Scepter itu."

"Yang harus kita lakukan adalah merebutnya kembali."

"Aku tidak mengerti," Cho bergumam dan tampak memperhatikan bangkai itu sebelum menoleh kearah Tony, "kau membuat program itu. Mengapa ia mencoba untuk membunuh kita?"

Tony hanya membelakangi mereka, dan Bruce yang mengerti apa alasannya hanya bisa diam menatap kearah Tony. Namun, tawa dari Tony yang tampak membuat semua orang menatap kearahnya dengan tatapan aneh.

"Ini bukan candaan lagi Stark," Thor memanggil nama belakangnya adalah sesuatu yang menandakan jika ia marah. Tony berbalik menatap Thor dan menggeleng.

"Tidak. Tak lucu sama sekali," semuanya benar-benar menganggap jika Tony sudah mulai gila, "ini sangat mengerikan. Ini sangat... sangat menerikan. Begitu mengerikan."

"Jika kau tidak bermain dengan sesuatu yang tak kau pahami--"

"Tidak, maafkan aku. Ini memang lucu," Tony mendekati Thor dan menatap kearahnya, "itu sindiran karena kau tak paham mengapa kita menciptakannya."

"Tony, ini bukan saat tepat."

"Sungguh?" Tony menoleh pada Bruce, "mengapa? Tak ada yang menyalahkanmu, setiap ada makhluk besar keluar dan mengamuk."

"Aku hanya menciptakan satu robot pembunuh."

"Kita tak menciptakannya, mendekatipun tidak, penggabungan sistemnya gagal. Kau pasti melakukan sesuatu, dan kau lakukan tepat di sini. Aku menciptakannya untuk melindungi dunia. Apakah kalian ingat saat Loki menyerang New York? Saat pasukan robot menyerang kota, dan kita berdiri 300 kaki di bawahnya. Kita Avengers, dan kita bisa mengalahkan pemasok senjata sepanjang hari. Tapi di atas sana, itu... itu adalah akhir dari segalanya. Bagaimana cara kalian mengalahkannya?"

...

Semuanya terdiam, dan Tony hanya menghela napas sebelum berbalik dan hendak pergi dari sana. Tidak sebelum Steve menghentikannya. 

"Aku tidak ingin lagi berargumen Steve... Kita harus segera menemukan Peter."

"Aku juga khawatir Tony, Peter juga anakku," Steve tampak bergumam dan menoleh kearah Tony, "tetapi aku juga menghawatirkanmu."

Tony tampak menoleh pada Steve yang tidak menatapnya dengan tatapan kesal seperti yang lain, tidak juga menatap dengan tatapan kecewa khasnya. Ia terlihat sangat khawatir dengan Tony saat itu.

"Apakah ada sesuatu yang tidak kau ceritakan padaku Tony?"

...

"Tidak ada, aku akan mencoba untuk menghubungi seseorang yang bisa melacak keberadaan Ultron," Tony melepaskan cengkraman tangan Steve yang tampak terdiam, "sebaiknya kau bantu yang lain Steve."

"Aku akan selalu menemanimu dalam suka dan duka. Hingga maut memisahkan," Tony berhenti berjalan saat Steve mengucapkan perkataan itu. Tentu ia tahu, Tony akan selalu mengingat janji pernikahan mereka dulu, "kau ingat tentang janji itu? Bahkan jika tidak berada di altar itu bersama denganmu, bahkan jika aku tidak sempat mengucapkannya padamu, aku akan selalu menanamkan kata-kata itu sampai kapanpun."

Tony tidak bergerak dari posisinya bahkan untuk mengintip Steve dari balik pundaknya.

"Kau mengatakan jika kita mungkin akan menghadapi musuh yang lebih besar ketimbang HYDRA ataupun pemasok senjata terbesar di dunia. Jika memang seperti itu, maka kita akan melakukannya bersama-sama," dan untuk kali pertama, Tony berbalik, berjalan menghampiri Steve dan menatap Steve dengan tatapan seriusnya.

"Dan jika kita kalah?"

...

"Maka kita akan kalah bersama-sama."

.
.

Peter mencoba untuk membuat sebuah program yang ada di salah satu tubuh robot tersebut, membantu Ultron dan masih dalam pengaruh dari batu itu. Tidak ada Ultron kala itu, maupun Wanda dan Pietro. Namun, ia tidak menyadari jika saat itu Pietro tampak berjalan dan menghampirinya. 

Pietro hendak menyentuh pundak dari Peter, sebelum tangannya ditahan dan sebuah pisau lipat sudah berada didepan leher Pietro. Peter yang melakukan hal itu dan ia hanya menatap kearah Pietro dengan tatapan datarnya.

"Maaf, kukira kau mau menyerangku."

Peter segera berbalik kembali dan berkutat dengan komputernya. Pietro terdiam, sebelum memutuskan untuk duduk disamping Peter yang tidak terdistrak dengan apa yang sedang ia lakukan.

"Bagaimana caramu bisa tertangkap Ultron?"

"Aku tidak tertangkap, Ultron adalah temanku. Dan aku hanya ingin membantu temanku."

"Kau dikendalikan olehnya Tom," Peter menoleh kearah Pietro, "tempat ini terlalu berbahaya untukmu. Percayalah padaku."

"Aku tidak mengerti, selama ada Ultron tentu saja aku akan baik-baik saja. Apa maksudmu dengan berbahaya?"

Pietro tidak peduli apa yang akan dilakukan oleh Ultron, namun Peter tidak seharusnya berada disini. Bagaimanapun juga, Peter akan dalam bahaya jika Ultron sampai membuatnya turun tangan dalam masalah dengan Avengers.

"Tenang saja Peter," Peter hanya tertawa pelan dan menatap kearah Pietro, "kau juga akan aman bersama dengan Ultron. Kau tidak perlu khawatir jika kau dalam bahaya."

Pietro tidak bisa melakukan apapun, ia tidak bisa menghilangkan pengaruh dari mind stone. Hanya Wanda dan juga Ultron yang membawa tongkat itu yang bisa menghilangkan pengaruh dari mind stone.

Dan saat Pietro dan Peter tampak berada dalam pikiran masing-masing, keduanya tidak menyadari jika Wanda berada di dekat sana dan menatap dengan tatapan sedikit tidak suka dengan Peter. 

Sifat Pietro yang protektif membuatnya sedikit merasakan sesuatu yang tidak pernah ia mengerti saat itu.

.
.

"Aku mengenal orang itu."

Tony dan juga yang lainnya tampak sedang mencoba untuk melihat file tentang Strucker yang baru ditemukan tewas di penjaranya. Tony menunjuk kearah salah satu foto disana yang dipegang oleh Thor.

"Aku pernah bertemu dengannya, ia adalah seorang penjual senjata gelap," Steve yang mendengar itu segera menoleh dengan dahi berkerut kearah Tony yang mengerti jika Steve tidak suka ia pernah bertemu dengan orang seperti itu, "waktu itu ada pertemuan. Ada banyak orang di sana. Tentu saja aku tidak menjual apapun padanya. Ia berbicara ingin sesuatu yang baru, perubahan pasar."

Steve melihat kearah foto seseorang berjanggut lebat dan memakai kacamata hitam. Nama Ulysses Klaue terlihat disana.

"Apa itu?" Thor melihat kearah salah satu sisi leher dari pria itu.

"Itu tato, aku tak mengira dia memiliki Tato."

"Itu tato," Thor menunjuk di bagian dada pria itu, kemudian pada lehernya, "tetapi ini adalah sebuah 'lambang'."

"Ya, itu bahasa Afrika yang berarti 'pencuri'," Bruce mengecek di database komputer, "dalam konsonan yang begitu ramah."

"Bahasa apa?"

"Wa... Wakanada?" Bruce yang tampak asing dengan kata-kata itu tampak salah menyebutnya, "Wakanda."

Seolah satu kata itu membuat Steve dan Tony menyadari sesuatu, mereka saling bertatapan.

"Jika dia ke Wakanda dan mendapatkan barang disana..."

"Kukira ayahmu mendapatkan seluruh barang itu," Steve tampak menatap dengan tatapan kagetnya.

"Aku tidak mengerti," Bruce menghampiri mereka dengan tatapan bingung, "apa yang ada di Wakanda?"

"Logam terkuat di Bumi."

.
.

"Si kembar, eksperimen kesayangan Strucker."

Klaue tampak hanya tertawa pelan menyebutkan hal itu.

"Aku turut berduka atas Strucker. Tapi dia paham dunia macam apa yang berusaha dia ciptakan. Kehidupan manusia, bukannya pasar ekonomi," baik Pietro maupun Wanda hanya saling bertatapan sedikit bingung dengan apa yang dikatakan oleh Klaue, "kalian tidak tahu? Ini pertama kalinya kau mengintimidasi seseorang? Aku tak mudah untuk ditakuti."

Ia menoleh kearah Peter yang hanya berdiri diam di belakang Wanda dan juga Pietro.

"Bahkan meski kalian membawa bayi seperti anak ini sekalipun," pria itu mendengus dan menunjuk kearah Peter yang tampak hanya menatapnya dengan iris mata birunya itu.

"Semua orang takut akan sesuatu--"

"Ikan Sotong," Klaue memotong perkataan dari Wanda, "ikan di laut dalam. Menghasilkan cahaya, seperti lampu disko. Untuk menghipnotis mangsa mereka, lalu..."

Ia menunjukkan isyarat sesuatu yang menerkam. Peter sendiri hanya berjalan, tampak sama sekali tidak berekspresi dan tidak terintimidasi dengan apa yang dikatakan ataupun yang terjadi disekelilingnya.

"Berikan apa yang Ultron inginkan."

Klaue tampak terdiam, ia menatap kearah Peter sebelum menoleh kearah Wanda dan juga Pietro seolah ia mengabaikan keberadaannya.

"Kalian sudah pasti bukanlah pemimpinnya. Dan peraturanku, aku hanya berurusan dengan pemimpin sa--" Klaue sama sekali tidak sadar dengan Ultron yang sudah terbang di belakangnya, dan Peter yang segera menarik tangannya, mendorongnya ke lantai, dan dengan cepat menggunakan pecahan kaca akibat Ultron yang masuk untuk menodongkannya beberapa centi dari mata pria itu.

"Tidak ada pemimpin disini," Ultron tampaknya tidak bergerak banyak, membiarkan Peter untuk menahan pria itu seolah Peter bukanlah anak berusia belasan tahun. Dan saat Klaue melihat raut wajah datar Peter dan iris mata birunya yang kosong, ia bersumpah jika tatapan itu sekilas mengintimidasinya.

"Mari kita bicarakan bisnis. Kau bisa melepaskannya Peter," Ultron menepuk kepala Peter yang tampak mengangguk, berdiri dari posisinya dan tampak membiarkan pria itu untuk berdiri. Ia berjalan, menuju ke sebuah rak berisi limbah toksin, yang kemudian bergerak keatas dan menunjukkan beberapa tabung berisi sesuatu berbentuk kental.

Ia mengambil salah satu.

"Diatas batu ini, aku akan membentuk gerejaku. Vibranium," Ultron melemparnya pada Pietro yang segera menangkapnya. 

"Kau tahu harganya sangat mahal sekali. Paling rendah miliyaran dolar," Ultron hanya mendengus, ia mengakses sesuatu sebelum suara handphone dari pria itu tampak berbunyi dan miliaran dolar memang sudah diterima pada akun banknya.

"Kau sudah dapatkan uangmu. Apakah itu kurang? 'Buatlah temanmu selalu kaya, begitu juga dengan musuhmu.' Aku suka pepatah itu," Ultron tampak mendengus, namun pria itu tampak menatap kearah Ultron.

"Stark."

"Apa?"

"Tony Stark dulu sering mengatakannya, padaku. Kau salah satu ciptaannya."

"Apa?! Aku bukan--" Ultron tampak menarik tangan pria itu dan menatapnya dengan tatapan tajam, "kau kira aku salah satu ciptaan Stark yang tak memiliki perasaan itu? Lihat aku, apakah aku terlihat seperti Iron Man? Stark adalah SAMPAH!"

Dan tangan pria itu tampak putus dengan mudah, bukan Ultron yang melakukannya namun Peter yang memutuskannya menggunakan jaring miliknya yang entah sejak kapan sudah membelit di lengan pria itu.

"Peter?"

"Ia membuatmu marah, aku hanya ingin membantumu," Peter tampak hanya menatap Ultron yang tertawa pelan dan menepuk kepalanya. Ia menoleh pada pria itu.

"Maafkan aku, aku--itu tak akan jadi masalah lagi. Aku akan memastikan ia tidak akan melakukan itu lagi pada siapapun. Tetapi jangan bandingkan aku dengan STARK!"

"Apa yang kau lakukan padanya?" Pietro bergerak dan tampak menatap kearah Ultron sambil menghalangi Peter. Ia tidak menyangka jika Peter akan melakukan itu, mengancam dan juga memotong dengan mudah tangan seseorang, "ia masih anak-anak. Kau membuatnya melakukan hal itu?"

"Oh Pietro, kurasa kau salah paham. Aku sama sekali tidak menanamkan perintah untuknya membunuh seseorang atau melukai seseorang," Ultron tampak memiringkan kepalanya, "aku hanya membuatnya melihatku sebagai temannya. Dan kurasa, itu adalah cara terbaik yang kulakukan."

"Apa?"

"Ia melakukannya karena 'seseorang melukai teman'nya. Instingnya untuk memotong tangan pria itu, instingnya untuk menahan pria itu, semua itu bukan atas perintahku. Ia yang menginginkannya," Pietro membulatkan matanya, menatap Peter yang tampak hanya diam menatap darah di tangannya.

"Ia hanya tidak suka melihat seseorang membandingkanku dengan Stark yang tidak memiliki hati dan juga brutal. Aku lebih baik darinya."

"Ah junior," suara itu membuat keempatnya menoleh dan menemukan Thor, Tony, dan juga Steve yang sudah berada didepan mereka, "kau mau membuat sedih hati penciptamu ini."

"Jika itu harus kulakukan."

Natasha dan Clint berjaga di sisi lain, Bruce menunggu di pesawat sebagai cadangan. Steve menoleh kearah Peter yang hanya menatap mereka dengan tatapan datar saja. 

"Peter..."

Pietro tampak berjalan, menghalangi Peter dan berdiri di depannya.

"Mr. Stark," Tony tampak mengerutkan dahinya, Clint tampak menatap dari jauh kearah Pietro saat itu. Ia tidak menyangka jika Pietro juga mengikuti Ultron, "ada apa? Apakah kau merasa nyaman disini? Seperti dulu kala?"

"Itu bukan kehidupanku," Tony tampak menatap kearah keduanya, "serahkan Peter pada kami, dan kalian berdua bisa pergi dari sini."

"Ya, tentu," Wanda mengatakannya dengan nada sarkas.

"Bisakah kita selesaikan ini? Serahkan Peter, lepaskan mereka berdua, dan katakan apa yang akan kau lakukan dengan Vibranium itu."

"Aku tidak bisa melakukan dua hal pertama, tetapi aku sangat senang kau menanyakan hal ketiga. Karena aku ingin kesempatan ini untuk menjelaskan rencana jahatku," Ultron menembakkan sesuatu dari tangannya dan mengenai Tony yang terpental begitu saja. 

"Apakah dia mengganggumu?"

"Ya, tetapi kurasa aku bisa mengatasinya. Kau akan memiliki waktu lain untuk menghadapinya. Sekarang, bersembunyilah," Ultron mengangguk, Peter menatap Tony yang sudah terbang kearah mereka, "jangan sampai mereka menangkapmu."

Pertarungan tidak terelakkan, Ultron dan tubuhnya yang lain serta Klaue yang tentu saja sangat tidak terima tangannya terputus dan memerintahkan anak buahnya untuk menembaki semua orang serta mencari Peter untuk membalaskan dendam. Wanda dan Pietro juga ikut menyerang Tony dan juga yang lainnya.

Pietro melukai beberapa orang anak buah Klaue, dan tampak bahkan sempat menghajar Steve yang tidak melihat pergerakannya. Tidak ada yang bisa melihat pergerakannya selain Clint yang masih sedikit kewalahan juga.

Ia menembakkan sebuah panah tepat di depan Pietro yang berhenti, ia menoleh kearah Clint yang tampak menatapnya dengan tatapan serius. 

"Kau harus bisa menangkapku old man," ia tampak melihat palu Thor yang melayang di sampingnya, segera menangkap palu itu namun terbawa dan membuatnya terlempar ke bawah. Clint segera berlari, menahan Pietro yang akan bergerak kembali.

"Tetap disini, karena banyak yang akan kutanyakan padamu."

Dan Clint begitu saja meninggalkan Pietro. Seberapapun ia ingin berbicara dengan anak itu, namun ia harus mengutamakan misi dan juga keselamatan Peter. Ia tidak akan membiarkan Pietro kabur kembali begitu saja.

Sementara itu, Wanda tampak berada di salah satu lorong dengan salah satu tubuh Ultron disampingnya. 

"Saatnya permainan pikiran..."

Wanda tampak hanya diam, namun segera bergerak dengan Thor sebagai korban pertamanya. Thor yang terjebak tampak mencoba untuk memperingatkan semuanya.

"Peter," Steve sendiri saat itu tampak berada di sisi lain sendirian, saat menemukan Peter yang hanya berdiri di sudut dinding dan menatap kearah Steve saat itu, "kemarilah, ayo kita pulang."

"Kau sudah membuat Ultron menjadi marah, aku tidak ingin ikut denganmu," Steve tampak tersentak, namun ia dengan segera menyadari perubahan warna dari mata Peter yang berubah menjadi biru laut. Dan sebelum ia bisa mendekat untuk menyadarkan Peter, Pietro bergerak dan membuatnya terjatuh, kemudian Wanda segera memerangkapnya dalam pikirannya.

Ia segera pergi, memerangkap Natasha begitu saja, dan targetnya selanjutnya adalah Clint yang tengah sibuk memanah beberapa orang disana. Ia seolah tidak melihat Wanda yang mendekat, dan Wanda hendak menggunakan sihirnya saat Clint segera meusukkan panah setrum di dahinya.

Pietro saat itu tengah melindungi Peter dari beberapa tembakan yang diberikan oleh anak buah Klaue, dan ia melihat Wanda yang terkena serangan sebelum ia segera bergerak menuju kearah Wanda.

"Pikiranku pernah dikendalikan. Aku sudah muak," Clint tampak bergumam dan menghela napas. Ia menggerakkan tangannya, segera akan mencabut panah itu namun Pietro bergerak dan menendang Clint begitu saja.

"Tetaplah disana pak tua, aku sudah selesai denganmu," Pietro tampak menatap Clint dan segera pergi bersama dengan Wanda menuju keluar kapal itu dan berada di dekat Quinjet. Ia menurunkan Wanda dan memeriksa keadaannya.

"Kau tidak apa-apa?"

"Kepalaku hanya pusing..." 

Pietro melihat kearah Wanda sebelum ia memikirkan sesuatu.

"Tetaplah disini dulu," Pietro tampak menatap kearah Wanda dan bergerak cepat. Ia tahu Peter akan benar-benar menuruti perkataan dari Ultron untuk tidak menyerang dan juga bersembunyi. Namun, mereka semua menargetkan Peter meski dengan alasan yang berbeda. Jika tongkat itu tidak ada disana, Peter tidak akan bisa sadar dari pengaruh batu itu selain jika Wanda yang melakukannya.

Ia segera menjemput Peter, dan kembali dalam waktu yang tidak lama dan bersama dengan Peter yang tampak segera ia turunkan. Setelah memintanya untuk tetap disini beberapa saat, Pietro menghampiri Wanda terlebih dahulu.

"Kita harus melakukan pekerjaan terakhir," mereka berdua melihat kearah Quinjet yang berada disana.

.
.

Hulk sudah mengamuk, Ultron sudah memberi perintah untuk segera mundur setelah itu. Pietro dan Wanda berkumpul setelah menjauh dari Quinjet dengan Hulk yang mengamuk dan menuju ke kota. 

"Kau tidak apa Tom?" Peter hanya mengangguk saat Pietro menanyakan keadaannya. Ia tidak mengerti kenapa Pietro mengkhawatirkannya saat ia bahkan hanya duduk dan menunggu mereka. Ia juga bisa menjaga dirinya sendiri. Wanda hanya melihat bagaimana Pietro lebih memilih mengecek keadaan Tom saat itu sebelum ia baru mengeceknya.

Ia mengerti sekarang, ia hanya memiliki Pietro. Dan rasa protektif Pietro pada anak itu membuatnya merasakan sesuatu.

Perasaan Cemburu.

"Wanda, tetaplah disini. Aku akan mengambil beberapa Vibranium lagi karena robot itu memintaku. Hanya sebentar."

Wanda hanya mengangguk sebelum ia ditinggalkan hanya berdua dengan Peter yang hanya diam dan duduk diatas tanah menyenderkan tubuhnya di pohon.

"Kau penasaran," suara itu membuatnya tersentak dan ia menoleh menemukan Ultron disana, "kenapa saudaramu sangat protektif padanya? Apa yang istimewa dengan anak ini? Kalian selalu bersama dan seharusnya ia hanya memperhatikan dirimu saja."

Wanda tidak menjawab, namun itu karena perkataan Ultron benar adanya.

"Kalau kau memang ingin tahu, bukankah itu mudah untukmu?" Wanda menatap Ultron yang menggerakkan kepalanya, ia tampak mendengus pelan, "kau hanya perlu memasuki pikirannya dan melihat apa yang istimewa dari anak itu."

...

"Kau bisa melakukannya."

Wanda tampak mengangguk, ia berjalan perlahan hingga didepan Peter yang segera menoleh pada Wanda, dan tangan wanda mengeluarkan asap berwarna merah, 

Yang kali ini menggantikan warna iris mata Peter menjadi berwarna merah selama beberapa saat.

.
.

Clint mengutuk dirinya sendiri, ia kehilangan jejak Pietro kembali. Hulk yang mengamuk, ia meyakini itu adalah ulah dari Pietro dan juga Wanda. Ia mencoba untuk mengejar mereka, namun tidak ada siapapun disana saat ia melangkahkan kakinya ke dekat Quinjet. Ia hanya memiliki waktu sedikit sebelum ia harus membantu Tony dan yang lain untuk menenangkan Hulk.

"Butuh bantuan disini," dari intercom terdengar.

"Aku akan kesana," ia berdecih kesal, hanya butuh beberapa saat lebih cepat untuk bisa mengejar Pietro, dan ia kembali gagal seperti dulu. Ia baru saja akan pergi untuk menuju ke kota, saat suara gumaman membuatnya berhenti.

Ia mencoba mengikuti asal suara, di salah satu sisi Quinjet yang ditinggalkan Bruce. Dan ia segera mendekat, untuk kemudian terkejut dengan penemuannya.

"Katniss, kau dimana?"

"Peter...?"

Entah kenapa dan bagaimana, namun Peter berada disana. Meringkuk, menutupi kedua telinganya dan matanya membulat sempurna dengan mulut yang bergerak menggumamkan sesuatu yang tidak jelas.

"Apa yang tadi kau katakan Katniss?"

"Tony, Steve," ia tidak menjawab perkataan dari Tony, "aku menemukan Peter."

To be Continue
Kenapa Peter mendadak misah dari Ultron dkk? Apa yang terjadi dengan Peter setelah kena dua pengaruh dari kekuatan mind stone dan Wanda? Aku akan menjelaskannya nanti ♡

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top