24. Red Team
Note : Perubahan Summary dan judul Arc :)
"Kau seorang merc?"
Peter tampak berdiri begitu saja dan menatap kearah Deadpool yang tampak mengangguk dan menyilangkan kedua tangannya sambil bersiul. Peter tampak menembakkan jaringnya tepat di kedua tangan Deadpool dan segera menghampirinya.
"Hei-hei tunggu, kau bahkan tidak mendengarkanku. Nick Fury memintaku menjagamu," jawabnya membuat Peter yang hendak menyerangnya tampak terdiam dan menatap Deadpool dengan wajah berkerut, "yah, terkadang si bajak laut itu meminta bantuanku meski aku bukan anggota SHIELD."
"Begitukah? Bagaimana aku bisa mempercayaimu?"
"Karena itu," suara handphone darinya membuat ia menoleh mengeluarkan dari kantung onesie miliknya. Pesan dari Nick, mengatakan akan ada seseorang yang mengawasi dan menjaganya. Peter hanya menggerutu, sebelum ia menggunakan formula yang ia buat di lab kimia sekolahnya dan menghilangkan jaring di tangan Deadpool.
"Maaf, aku--" Peter tampak tidak bisa menyelesaikan perkataannya saat Wade segera mendorong tubuhnya, menempelkan salah satu katananya di lehernya. Peter sempat menahannya, ia membulatkan matanya dan menatap Wade.
"Seharusnya kau tidak begitu saja percaya Spidey," ia berbicara dengan nada bernyanyi, namun ia bisa merasakan dinginnya nada suara itu. Ia tersentak, menatap Wade yang ia yakin tidak akan segan untuk menebas lehernya, "sekarang, katakan kenapa kau harus meniru dirinya?"
...
"Dan siapa kau?"
.
.
"Kau? Memintaku untuk apa?"
Nick menatap kearah pemuda didepannya yang datang beberapa saat setelah Peter pergi. Ia sedikit ragu untuk memanggil pemuda ini setelah beberapa bulan yang lalu ia muncul sebagai seorang Merc kembali bahkan memiliki kekuatan super baru. Tetapi, jika tentang Spiderman ia tahu jika pemuda ini yang paling cocok untuk tugas ini.
"Aku ingin kau mengawasi Spiderman."
...
"Terkadang aku suka leluconmu, tetapi kali ini kurasa kau keterlaluan. Maksudku, Spiderman--Andrew sudah tidak--" Nick menggeser sebuah foto dimana Peter tampak berayun, Wade tampak terdiam menatap kearah foto yang tampak diberikan oleh Nick.
"Aku sudah menduga jika kau tidak akan mengetahuinya. Spiderman muncul kembali di Queens, atau aku bisa mengatakan jika seseorang memiliki kekuatan yang sama seperti Andrew dan menggantikannya sebagai Spiderman," Wade mengerutkan dahinya, ia mengambil salah satu foto yang menunjukkan Peter memanjat bangunan.
"Aku ingin merekrutnya sebagai anggota SHIELD. Jadi, kuharap kau bisa mengawasinya terlebih dahulu hingga ia menyetujuinya."
"Kau yakin untuk memberikan tugas ini padaku?" Wade tampak mendengus, ia menatap dengan senyuman kosong kearah Nick, "mengawasi peniru ini? Jika aku menemuinya, aku bisa saja membunuhnya, tidak ada yang boleh dan bisa menggantikan posisi Andrew kapanpun."
Nick menatap Wade dan mengatupkan kedua tangannya.
"Dunia membutuhkan Spiderman, sama seperti mereka membutuhkan Avengers. Lagipula, aku merekrutnya juga karena alasan pribadi," jawab Nick menatap Wade yang mengeratkan giginya, "lagipula, bukankah ini cara yang bagus?"
"Untuk apa?"
"Mengetahui jika ia pantas untuk menggantikan Andrew atau tidak. Kau yang paling mengetahui Spiderman maupun Peter Stark Rogers."
.
.
Nick tidak memberitahu tentang identitas Peter karena Peter memohon padanya. Sudah cukup dirinya, Ned, MJ, dan agen bernama Coulson itu yang memiliki informasi tentang siapa dirinya. Nick menghargai apa yang diinginkan oleh Peter, dan ia tidak memberitahu tentang identitas Peter pada Wade.
"Aku membuat janji pada seseorang," Peter mencoba untuk tidak gentar mengatakannya, meski ia yakin jika ia meneguk ludahnya saja lehernya akan mengenai katana tajam milik Wade, "aku akan menjadi Spiderman dan tidak akan memberitahukan identitasku pada siapapun. Apapun yang kau lakukan, kau hanya akan bisa mengetahuinya dengan membunuhku."
...
"Omonganmu besar untuk seseorang yang hanya menggunakan Onesie sebagai seragamnya," Wade hanya mendengus pelan dan menatap kearah Peter. Ia menurunkan katananya, berbalik memunggungi Peter, "aku tidak berbohong saat mengatakan si pria bajak laut itu menyuruhku untuk mengawasimu."
"Tunggu, kau siapa?"
"Selain nama Deadpool, kau tidak akan mengetahui siapa aku. Kalau kau ingin bertukar informasi tentang identitas aku akan dengan senang hati memberikannya," Wade tampak mengibaskan tangannya dan mengedipkan matanya, "jadi, malam ini kau akan berpatroli bukan? Aku juga harus melakukan beberapa pekerjaan untuk malam ini."
"Pekerjaan?"
Peter tidak suka mendengar kata-kata itu dari seorang merc.
.
.
Pada akhirnya, sambil berpatroli meminta Karen untuk melakukan pelacakan di sekelilingnya, Peter mengikuti Wade yang katanya akan melakukan pekerjaannya.
Beberapa pekerjaan sebenarnya yang pada akhirnya ia gagalkan karena Peter yang terlebih dahulu menangkapnya dan membawanya ke polisi. Sebelum Wade membunuhnya.
Dan sekarang, ia tampak berakhir di sebuah ruangan dengan puluhan orang yang sudah tumbang karena diserang oleh Deadpool. Oke, ia memang melakukannya sebagian, namun ia hanya melakukannya jika mereka mencoba untuk menyerangnya atau saat Wade akan terkena serangan.
Itu hanya pembelaan.
"Jadi, kau melakukan penjualan organ ilegal? Bahkan membunuh seorang anak kecil untuk mendapatkan jantungnya?" Wade menarik kerah dari orang itu dan mendekatkan wajahnya, "seseorang membayarkan untuk membereskanmu."
"Tunggu, apa yang kau lakukan?"
"Apa yang kulakukan?" Wade menoleh pada Peter yang menatapnya dengan tatapan tidak suka dibalik topengnya, "aku adalah seorang merc, tentu saja aku dibayar untuk membunuhnya. Seperti semua orang yang tadi kau 'selamatkan' yang seharusnya kubunuh."
"Huh? Kau tidak bisa membunuhnya!"
"Kau tidak tahu, ia melakukan penjualan organ ilegal. Membunuh banyak orang untuk bisa mengambil organnya. Begitu juga dengan gembong narkoba yang sudah membunuh puluhan orang yang tadi kau tangkap, lalu pembunuh bayaran yang sudah dicari karena sudah membunuh anak miliyarder, dan juga pemerkosa anak kecil," Peter tampak membulatkan matanya. Ia hanya melihat orang-orang itu karena mereka tampak mengganggu keamanan Queens, namun ia tidak tahu apa yang diketahui oleh Wade.
"Kau memikirkannya bukan? Menyesal? Seharusnya kau biarkan aku membunuh mereka tadi."
"Tidak," Peter menghentikan Wade dan memegang tangannya. Nada suaranya sangat yakin, ia tampak menatap dengan tatapan datar kearah Wade, "meski apapun yang mereka lakukan, kau tidak punya hak untuk membunuh mereka. Bawa saja mereka ke polisi untuk ditangani lebih lanjut."
Wade melonggarkan cengkramannya, ia menoleh pada Peter. Sekilas, ia bisa mendengar Andrew mengatakan hal itu saat ia memergokinya sedang mencoba membunuh seseorang dulu.
'Hentikan, ia sudah mati Wade Wilson,' Wade tampak menggeleng keras, ia segera memenggal kepala pria itu seolah tidak peduli dengan apa yang dikatakan oleh Peter. Pemuda itu sendiri tampak membulatkan matanya, saat darah itu mengenai topeng wajahnya dan onesie miliknya, "kau tidak akan berpikir jika aku akan berhenti melakukannya bukan Spidey?"
Mungkin, ia akan melakukannya jika dulu Andrew masih hidup. Tetapi, saat ini Andrew sudah tidak ada. Ia tewas dibunuh, ia tidak akan gagal lagi membunuh seseorang apalagi setelah ia melepaskan begitu saja pembunuh dari Andrew.
...
Oke, selain beberapa orang yang tadi gagal ia bunuh karena sudah tertangkap terlebih dahulu.
"Apa yang kau lakukan?!"
"Sudah kukatakan, aku akan membunuh mereka. Jika kau mau menghentikanku, kau harus bisa lebih dari hanya menahanku," Wade tampak mencengkram tangan Peter, "aku lebih sering bersama dengan Spiderman sebelum kau. Aku tahu kelemahan kalian, aku tahu bagaimana cara kalian bekerja, dan aku tahu jika ia lebih baik darimu."
"Kau bahkan baru mengenalku selama beberapa jam. Jika memang aku bisa membuktikan jika aku akan mampu menggantikan dia, maka akan kutunjukkan apapun yang bisa kulakukan," Peter mulai terbiasa dengan perlakuan Wade, ia menatap tanpa ragu kearah Wade yang balas menatapnya.
"Baiklah, kita lihat saja."
.
.
Beberapa hari, beberapa minggu.
Peter selalu berpatroli bersama dengan Wade. Tidak setiap hari ia menghentikan pekerjaan dari Wade dan tidak setiap saat ia berhasil menghentikan Wade. Beberapa orang tampaknya berhasil dibunuh oleh Wade dengan atau tanpa sepengetahuan dari Peter.
Namun, mencoba untuk menghentikan Wade dan beberapa kali bertarung dengannya membuat refleks dan juga cara bertarung Peter menjadi lebih bagus. Wade sedikit lebih kewalahan untuk kabur dari Peter tanpa melukainya.
"Jangan menggangguku terus spidey, kenapa kau tidak mengurusi urusanmu saja?"
"Bukankah paman Fury memintamu untuk mengikutiku? Sewajarnya aku bersama denganmu," Peter tampak tidak kalah sengit menjawabnya. Tidak menyadari jika salah satu musuh disana tampak masih bisa bangkit, mengarahkan pistol kearah salah satu dari mereka. Spider sense Peter tampak bekerja namun ia tidak begitu mempedulikannya karena ia masih sangat marah dengan apa yang dilakukan oleh Wade, "lagipula, pekerjaanku juga untuk menghentikan pembunuh sepertimu."
"Heh, lalu kenapa kau tidak menangkapku saja? Kalau kau lebih kuat, kau tidak akan kesusahan untuk menangkapku yang berada didepanmu," memang, Peter selalu berusaha untuk menangkap Wade, namun Wade selalu memiliki cara untuk bisa menggagalkannya. Satu peristiwa, bahkan membuatnya mengetahui kekuatan Super Healing dari Wade yang selamat setelah terjatuh dari lantai 20 bangunan.
"Kau jauh lebih lemah daripada Spiderman yang kukenal."
Dan Peter terlalu kesal setiap saat Wade membandingkannya dengan Andrew, meski ia tahu kenyataannya jika ia masih jauh dari apa yang sudah dicapai oleh Andrew. Ia ingin berteriak 'aku tahu' tetapi ia tidak ingin Wade menang begitu saja.
"Aku akan jadi lebih kuat darinya!"
"Begitukah--"
BANG!
Peluru seharusnya mengarah pada mereka, namun hanya menyerempet diantara Wade dan Peter. Mereka menoleh kearah asal tembakan, dan disana tampak pemuda memakai pakaian serba merah dan juga sebuah tongkat di tangan kanannya.
"Kukira ribut-ribut apa, ternyata dua orang yang bertengkar ditengah orang-orang yang siap membunuh kalian," suaranya aneh terdengar familiar di telinga Peter. Ia menoleh pada sosok itu yang tampak menghentikan tembakan itu dengan menendang tangan orang yang akan membunuh salah satu dari mereka.
"Aku tidak ingin Hell's Kitchen menjadi tempat dimana pahlawan super Spiderman yang baru meregang nyawa untuk kedua kalinya. Jadi, kuharap kau bisa berhati-hati Spiderman," nada suaranya sangat tenang, dan Peter maupun Wade hanya mengerutkan dahinya.
"Siapa kau?" Keduanya berbicara bebarengan, saling bertatapan dengan tatapan tidak suka meskipun tidak terlihat dibalik topeng.
"Daredevil. Aku adalah seseorang yang menjaga daerah ini. Hell's Kitchen," jawabnya sambil memendekkan tongkat yang ia pegang dan menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya, "sepertimu yang melindungi Queens, Spiderman. Dan aku bukan hanya melindunginya dari penjahat, namun orang-orang yang mengganggu ketenangan tempat ini seperti kalian."
"Dia yang memulainya," keduanya saling menunjuk dan mengatakannya secara bersamaan lagi.
"Kalau diperhatikan, sebenarnya kalian sangat cocok," pemuda itu menaruh satu tangannya di dagu.
"Siapa yang sudi dibilang serasi dengannya?" mereka saling berhadapan, "jangan mengikutiku."
Pemuda itu mendengus menahan tawanya mendengar bagaimana mereka berdua berdebat. Ia segera berjalan dan menepuk pundak keduanya.
"Karena target yang kalian perebutkan sudah kabur, bagaimana kalau kalian hentikan pertengkaran kalian? Atau aku akan mengusir kalian dari Hell's Kitchen," senyumannya tampak tenang begitu juga dengan nada suara pemuda yang menyebut dirinya Daredevil itu. Namun, cukup untuk membuat Peter mengingat bagaimana saat Steve marah ataupun mengingatkan Wade saat ayahnya Logan ataupun saat Charles marah padanya dulu.
Dan itu bukan hal yang bagus.
.
.
Dari dua orang yang bermusuhan namun berakhir bekerja sama dengan baik, entah sejak kapan mereka menjadi tiga orang yang sering bertemu dan berpatroli bersama. Tidak jarang Peter dan DD menghentikan Wade yang akan melakukan pekerjaannya. Peter dan DD berhubungan baik dan bekerja sama dengan baik. Hubungan Wade dan juga Peter tetap buruk dan selalu bertengkar, namun DD selalu mencoba untuk menengahi mereka dengan cara halus, ataupun dengan cara 'halus'nya.
Dan tanpa mereka sadari, semua orang di New York terutama di kota bagian Queens dan juga Hell's Kitchen mengenal mereka bertiga, dan memberikan nama untuk mereka bertiga sebagai 'Red Team'.
"Kau bahkan tidak memiliki pekerjaan tetapi kau membunuh satu orang hari ini Deadpool!"
"Jika aku tidak membunuhnya, maka kita bertiga akan terbunuh. Kau dengar Spidey? Kita bertiga!"
Orang-orang disekeliling mereka melihat ketiga orang yang berjalan santai di wilayah Manhattan itu dengan tatapan aneh dan beberapa tampak memotret mereka. Dimana Wade dan juga Peter tampak bertengkar. Lagi, seperti hari-hari sebelumnya. Dan dimana Daredevil hanya menatap keduanya sambil menyilangkan kedua tangannya, diam dan hanya akan turun tangan jika semua semakin hilang kendali.
"Akan ada cara lain untuk bertahan."
"Tanpa membunuh? Ya, dengan cara terbunuh."
"Baiklah, aku tidak bisa terlalu lama hari ini," Daredevil tampak menepuk pundak kedua orang didepannya, "aku lapar. Bagaimana jika kita mencari tempat makan dan aku akan kembali ke Hell's Kitchen."
"Ide bagus, aku belum makan sejak siang tadi," Peter tampak menghela napas. Ia memang tidak kembali ke menara setelah pulang sekolah karena berpatroli mendengar akan ada rencana perampokan besar di perjalanan pulang. Saat ia akan mengintai, ia bertemu dengan Wade yang kemudian membuat mereka berdua ketahuan, dan DD yang mendadak muncul membantu mereka kabur.
Tidak mulus, karena sebagian dari mereka dibunuh oleh Wade.
"Makanlah, aku tidak ikut," Wade mengibaskan tangannya dan Peter mengerutkan dahinya tidak mengerti alasannya, "aku tidak bisa menyelesaikan pekerjaanku. Apa yang membuatmu berpikir jika aku akan mendapatkan uang dari pekerjaan yang tidak bisa kuselesaikan karena kalian?"
...
"Baiklah, selamat bersenang-senang."
"Ah hei DP," ia bahkan tidak sadar jika ia menghentikan Wade yang akan pergi. Dan Wade berhenti berjalan, "bagaimana kalau kubelikan? A-aku hanya ingin membelikan kalian berdua makanan sesekali. Lagipula DD sering membantuku, jadi aku ingin membalasnya."
"Ah, sebenarnya tidak perlu. Tetapi baiklah," DD hanya tersenyum dan mengangguk. Ia berjalan tampak menghentikan Wade dan memegang bahunya, "dan kuharap kau tidak menolak. Wilson."
Kata terakhir dikatakan dengan nada berbisik kearah Wade yang membulatkan matanya. Ia tidak salah dengar saat pemuda itu memanggil namanya bukan? Ia tidak mengatakan pada siapapun tentang identitasnya, namun pemuda ini tahu siapa dia.
"Bagaimana?"
"Baiklah," Wade hanya menghela napas dan berjalan mendekat.
.
.
Entah bagaimana mereka memutuskan untuk membeli Chimicangas yang merupakan makanan kesukaan dari Wade. Peter tidak keberatan dengan makanan itu dan tentu saja DD sama sekali tidak protes. Peter membeli dua lusin makanan dan mereka berada diatas atap bangunan sambil memakan makanan itu.
Tidak ada pembicaraan apapun yang terjadi selama beberapa saat. Wade dan Peter masih dalam keadaan canggung, sementara DD memutuskan untuk tidak berbicara.
"Kau seharusnya bisa menggunakan kekuatanmu untuk hal yang baik," Peter yang pertama kali mengatakannya. Wade menatap kearah Peter yang tampak memberitahunya hal itu, "maksudku kau kuat. Kau sangat kuat, dan kau bisa saja menjadi pahlawan super ketimbang hanya seorang merc."
Seketika Chimicangas yang ada di tangannya tidak lagi menarik. Satu hal yang membuat Wade sedikit ragu dengan Peter adalah bagaimana ia mengingatkannya pada Andrew terus menerus.
.
.
"Kau bisa menjadi orang yang baik Wade."
Itu adalah saat Andrew mengetahui pekerjaannya sebagai pembunuh bayaran membantu ayahnya. Saat itu Wade bertemu dengannya yang berpatroli dan menjadi Spiderman. Namun, ia tidak tahu siapa pemuda itu saat itu.
"Aku adalah pembunuh. Sisi mana dariku yang bisa kau katakan sebagai orang baik?"
"Kau kuat, sangat kuat dan berbakat. Juga tampan--lupakan. Kau tidak membunuh orang sembarangan, hanya orang yang berbuat jahat. Lalu, apa bedanya kau dan aku serta Avengers? Hanya karena kau membunuh mereka. Kau bisa menjadi baik dengan berhenti membunuh mereka," Andrew hanya menatap Wade sambil tersenyum. Wade tidak melihat wajahnya dan tidak tahu siapa, namun senyuman yang ia lihat dari sebagian topeng yang dibuka, ia merasa bahwa itu adalah senyuman yang paling indah yang ia lihat.
Ia tahu itu klise, namun ia memang merasakannya.
"Tetapi itu hanya pendapatku. Kalau kau tetap membunuh, aku akan menangkapmu."
"Kalau aku berhenti membunuh," Wade menatap Andrew yang balik menatapnya, "apakah aku boleh menciummu dan memintamu melepaskan topengmu?"
"W-wha--"
"Ayolah Spidey, aku hanya ingin meminta sedikit bayaran."
Pada akhirnya taruhan itu terjadi, katakan saja ia berhenti membunuh selama satu bulan, dan Andrew membuka topengnya. Ciuman itu juga mengawali rasa cintanya pada Andrew hingga mereka menjadi sepasang kekasih.
.
.
"Aku adalah pahlawan super," Wade tampak tersenyum dibalik topeng itu sambil memiringkan kepalanya, "aku sama seperti kalian. Bedanya, aku membunuh mereka bukan menangkap mereka dan menyerahkan pada yang berwajib."
...
"Aku membunuh orang-orang yang jahat. Perbedaanku, kalian, dan para Avengers hanya bagaimana aku melihat dunia. Apakah mereka harus diberikan kesempatan kedua dengan berada di penjara, atau memusnahkan mereka saja dan membuat dunia lebih baik tanpa mereka."
Andrew akan memarahinya jika mendengar ia mengatakan hal itu.
.
.
Peter menghela napas, hari ini ia berpatroli sendirian karena Wade tidak datang dan juga DD yang memiliki urusan hari itu. Entah kenapa, rasanya hari itu sepi. Hanya ada beberapa kejahatan kecil seperti penjambretan dan juga pencurian sepeda yang berhasil ia hentikan. Selebihnya ia hanya membantu menyebrangi jalan orang-orang tua, membantu membawakan belanjaan seorang nenek, dan juga membantu mencari tempat.
Tanpa sadar ia berkeliling Manhattan, Queens, hingga Hell's Kitchen.
"Kurasa saatnya aku pulang," ia meminta izin pada ayahnya untuk pergi ke rumah Ned sebagai alasan sebelum ia pergi berpatroli. Lagipula, ia melihat hari itu tidak ada kejahatan besar yang terjadi.
"Hm?" Ia menoleh kearah sekelibat warna merah yang familiar. Ia melihat Deadpool yang tampak membawa sebuah bungkusan kertas cokelat berisikan Chimicagas yang beberapa sambil ia makan. Spider-sensenya entah kenapa bekerja, ia tampak merasa seseorang mengikuti Deadpool saat itu.
Tanpa sadar, ia tampak mengikuti Wade menuju ke lorong yang tampak gelap, bahkan tidak menyadari dimana orang yang mengikuti Wade saat itu atau kenyataan jika ia melupakan fakta bahwa Wade tidak bisa mati apapun yang terjadi.
Di salah satu sisi lorong, ia melihat Wade yang akan membuka topengnya. Di dalam hati, ia benar-benar merasa ini adalah kesempatan baik untuk tahu siapa yang ada dibalik topeng Deadpool itu. Ia memperhatikan beberapa saat ketika Deadpool tampak menaikkan topengnya.
Namun, sebuah titik merah di belakang kepala Wade membuatnya terdistrak, dan ia menoleh melihat seseorang dengan senjata laras panjang tampak akan menembak Wade.
"DEADPOOL!"
.
.
"DEADPOOL!"
Wade yang baru saja akan melepaskan topengnya di salah satu sudut gang saat suara dari Peter membuatnya tersentak. Ia belum sempat menoleh saat sebuah suara tembakan menggema, dan satu hal yang ia lihat saat berbalik adalah Peter yang tergeletak tertelungkup dengan punggung yang mengeluarkan darah pada salah satu sisinya.
Luka tembak.
"Oh shit," Wade tampak berlari dan mencoba untuk melihat keadaan Peter. Peluru menembus bagian dadanya, ia bisa melihat peluru yang ada di balik tubuh Peter saat ia membalikkan tubuhnya. Ia menoleh pada topeng yang menutupi wajah Peter, dan napas Peter yang memburu dengan kesadaran yang tidak sepenuhnya didapatkan.
"Hei Spidey? Hei, buka matamu," Wade menekan luka tembak itu membuat Peter tersentak dibalik topengnya. Ia mencoba untuk menghentikan darahnya, Wade tampak sedikit panik melihat berapa banyak darah yang keluar, "shit. Berhentilah."
Tubuhnya gemetar, satu hal yang ia lihat didepannya bukanlah Peter melainkan kekasihnya. Dengan pakaian Spidermannya, terluka. Sekarat. Tidak bergerak ataupun meresponnya. Napasnya perlahan memburu, ia tidak mengerti apa yang harus ia lakukan. Serangan panik begitu saja mendatanginya.
"Tenanglah, ia bukan Peter... ia bukan Peter."
Ia bergumam beberapa kali, mencoba membuang jauh bayangan Andrew didepannya, "aku harus melepaskan topengnya. Ya, aku harus melepaskannya."
Tangannya baru saja akan melepaskan topeng itu agar Peter bisa bernapas saat tangan seseorang menghentikannya. Ia menoleh untuk mendapati DD yang menggelengkan kepalanya.
"Ada apa? Aku hanya ingin membuatnya bisa bernapas lebih baik."
"Aku mengetahui siapa kau Wade Wilson," DD tampak menatap Wade yang tidak terkejut. Lagipula ia memang sudah tahu jika DD mengetahui identitasnya, "dan aku juga mengetahui siapa Spiderman sebenarnya."
Dan itu adalah informasi yang baru.
"Bagaimanapun keadaannya, aku tidak bisa membiarkanmu mengetahuinya. Tidak sekarang," Wade tampak akan protes, "serahkan ia padaku. Aku akan membawanya ke rumah sakit."
"Kenapa aku tidak bisa mengetahui siapa dia sebenarnya? Kau dan juga author sama saja," Wade tampak mendengus kesal. DD hanya mengerutkan dahinya karena tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Wade, "lupakan. Kau harus berjanji padaku jika ia akan selamat. Aku ingin memarahinya karena kebodohannya. Apakah ia lupa kalau aku tidak bisa mati? Dasar bocah..."
Wade tampak bergumam dan berdiri dari posisinya membiarkan DD membawa Peter.
"Aku sudah memanggil ambulance. Mereka akan datang sebentar lagi. Aku harus melepaskannya sebelum mereka datang, jadi kuharap--"
"Ya-ya, kabari aku keadaannya," Wade melepaskan topengnya dan tampak berjalan meninggalkan Peter dan DD begitu saja. Pemuda itu menatap Peter, ia melepaskan topengnya dan menunjukkan identitasnya sebagai Matt Murdock.
"Baiklah, kurasa aku harus mengganti pakaiannya," Matt menghela napas, tampak melepaskan onesie Peter saja untuk menggantinya dengan jaket miliknya yang ia kenakan. Tentu Matt tidak perlu mengecek keadaan Peter, selama ia bisa mendengar napas Peter dan juga detak jantungnya, Peter akan baik-baik saja.
Namun tidak dalam waktu yang lama.
Beruntung ambulance datang dan segera membawa Peter ke rumah sakit. Matt sendiri ikut, hingga Peter dibawa ke ruang operasi, ia melihat handphonenya dan menghela napas. Satu masalah yang harus ia hadapi adalah bagaimana ia bisa memberitahu Tony dan Steve tentang hal ini.
Tetapi harus ia lakukan.
"Halo Mr. Stark, Mr. Rogers?"
.
.
"DIMANA PETER?!"
Suara Tony menggelegar, tidak perlu pendengaran super Matt untuk mengetahuinya. Ia menoleh dan membiarkan Tony dan Steve yang segera menghampirinya dengan wajah panik.
"Dimana Peter?" Steve mengulangi perkataan Tony yang tampak lebih panik daripada dirinya.
"Ia sedang dioperasi," Matt menunjuk ruang operasi yang tampak masih menyala lampunya.
"Apa yang sebenarnya terjadi... ia mengatakan jika ia akan berada di rumah Ned dan tiba-tiba kau mengatakan ia tertembak," Tony mengacak rambutnya frustasi karena bingung. Dan Matt tampak segera mendapatkan ide untuk alasan yang tepat.
"Ia baru saja kembali dari rumah temannya itu kurasa, sebelum ia akan kembali ke menara namun sepertinya saat itu seseorang melukainya," jawab Matt hati-hati. Ia berharap Peter akan memiliki alasan yang sama dengannya. Dan ia harap tuan hantu yang sekarang ia lihat berada didekat Tony dan Steve bisa membantunya untuk memberitahu alasan ini pada Peter sebelum keduanya, "aku kebetulan berada disana setelah mendapatkan kasus di dekat sana."
"Ah, terima kasih Matt," Steve tampak tersenyum dan menghela napas. Mereka menunggu tidak terlalu lama sebelum lampu ruang operasi mati, dan beberapa dokter tampak keluar melihat kearah mereka.
"Bagaimana keadaannya?"
"Tenang saja, peluru tidak mengenai organ vitalnya. Ia hanya kehabisan darah. Kami sudah menghentikan pendarahannya dan melakukan tranfusi. Ia akan sadar beberapa jam lagi."
.
.
Peter tidak ingat apapun setelah ia berteriak nama Deadpool dan melihat seseorang mencoba untuk menembaknya. Ia hanya merasakan rasa panas di dadanya, dan kesadarannya begitu saja menghilang. Dan sekarang, ia membuka mata perlahan untuk menemukan ruangan serba putih rumah sakit dan juga Andrew yang menatapnya dengan tatapan tajam.
"Ahaha, kurasa aku mengacaukannya..."
"Aku sudah sangat yakin ada yang salah sejak satu bulan yang lalu kau pulang dengan luka yang lebih banyak Tom."
"Ada beberapa hal," Peter hanya menggaruk dagunya dan menyerengit sedikit saat ia mencoba untuk bergerak, "ada yang ingin kutanyakan padamu Andrew."
"Hm?"
"Kau kenal seseorang bernama Deadpool?"
...
"Tidak?" Andrew menatap Tom dengan tatapan bingung. Ia benar-benar tidak mendengar nama itu, karena itu adalah nama anti-hero Wade setelah kematian Andrew. Tentu saja ia tidak tahu menahu soal itu.
"Aneh, ia seperti mengenalmu sangat baik, ia selalu membandingkanku denganmu saat aku mencoba untuk menghentikannya untuk membunuh seseorang--" Tom menutup mulutnya.
"Jadi, kau menghabiskan waktu selama 1 bulan ini dengan seorang PEMBUNUH?!"
"Aku mencoba untuk menangkapnya, tetapi ia sangat hebat! Aku tidak bisa menangkapnya begitu saja," Tom membela diri dan menatap Andrew yang masih tidak puas dengan itu, "lagipula, kurasa ia orang yang baik. Maksudku, ia juga sering membantuku untuk melindungi NYC bersama dengan DD."
"Siapa DD?"
Tom mengangkat bahunya.
"Ya sudah, beruntung Mr. Murdock menemukanmu dan membawamu dengan cepat ke rumah sakit," Tom hanya tertawa menanggapi itu.
"Tetapi kau benar," Andrew menatap kearah Tom yang tampak menghela napas dan memegangi lukanya, "ternyata luka tembak itu lebih sakit daripada luka lainnya."
"I told you so."
To Be Continue
Habis ini part terakhir arc ini yak. Habis itu? Arc Age of Ultron. HawkSilver begone.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top