20. Son of Stark Rogers & Spider

Ned menghela napas untuk kesekian kalinya. Peter Tom adalah teman dekat dan satu-satunya, dan bertengkar dengannya bukanlah sesuatu yang ia inginkan. Ia hanya cemas, karena mengetahui tentang catatan kriminal yang dimiliki oleh Harry Osborn.

Memang tidak begitu terlihat, namun ia pernah mendengar tentang kematian seorang gadis bernama Gwen Stacy. Salah satu kasus besar terakhir yang ditangani oleh Spiderman sebelum Superhero itu menghilang. Ia adalah penggemar Spiderman dan Avengers, tentu ia akan mengetahui jika ada sesuatu yang berkaitan dengan Superhero kegemarannya itu.

Dan satu nama yang menjadi sorotan adalah Green Goblin. Tidak pernah ada yang siapa yang ada dibalik topeng itu, namun beberapa rumor menyebutkan jika ini berkaitan dengan Oscorp yang hampir bangkrut sebelum dibantu oleh Stark Industry. Harry Osborn, yang menjabat sebagai CEO menghilang setelah peristiwa itu sebelum akhirnya muncul kembali beberapa bulan sebelum ini.

Memang tidak ada hubungan antara kemunculan Harry Osborn dengan Green Goblin, namun menghilangnya sang Villain hampir bersamaan dengan menghilangnya Harry Osborn. Membuat Ned sedikit curiga dan juga cemas semenjak sahabatnya menghabiskan waktu bersama dengan Harry.

"Aku benar-benar seperti seorang stalker," Ned menggelengkan kepalanya dan menghela napas, ia mengikuti Peter dan Harry menuju ke perusahaan Oscorp. Ia cemas dan curiga dengan pemuda itu. Hingga saat mereka sampai di depan gedung Oscorp, Ned masih mengikuti dan akan masuk saat dua orang penjaga tampak mengahalanginya.

"Hanya yang berkepentingan yang boleh masuk," Ned tampak menggerutu dan pemuda bertubuh gempal itu tampak berbalik dan akan meninggalkan gerbang dimana Peter dan juga Harry menghilang. Ia menoleh kekiri dan kekanan, mencoba untuk mencari cara untuk masuk kesana. Ia bisa melihat bagian pintu lain di bagian belakang dan tampak segera bergegas kesana.

Tentu saja pintu itu dilengkapi oleh pengaman yang membuatnya tidak bisa masuk sembarangan. Ned menoleh kearah kiri dan kanan sebelum mengeluarkan tablet di tasnya dan membuka panel pembuka pintu disana sebelum menyambungkannya ke tablet yang ada di tangannya.

"Aku akan benar-benar dipenjara jika ketahuan melakukan ini..."

Ned memang memiliki hobi dalah hal IT membuatnya juga belajar untuk merentas sesuatu. Percayalah, ia tidak pernah menggunakannya untuk hal-hal buruk karena itu adalah sebuah hobi saja.

Pip.

"Ah," ia tampak tersenyum dan menatap lampu hijau yang menandakan pintu bisa terbuka.

"Jangan bergerak, atau aku akan menangkapmu," suara monoton itu membuatnya tersentak dan hampir menjatuhkan tabletnya. Ia menoleh untuk menemukan gadis berkulit tan dengan rambut keriting yang tampak menatapnya penuh kemenangan.

"J-Jones!"

"MJ," Ned tampak menghentikan perkataannya dan menatap gadis itu, "aku sering disebut MJ."

"Uh, apa yang kau lakukan disini MJ?"

"Aku yang harusnya mengatakan itu. Aku sedang mengantarkan sesuatu pada ayahku saat aku melihatmu sedang mengutak-atik pintu belakang," Ned menoleh dengan tatapan bingung kearah MJ, "ayahku. Bekerja disini."

"Ah."

Dan mereka hanya diam sebelum Ned tampak menatap MJ yang seolah menunggunya berbicara lebih rinci.

"Peter berada didalam. Aku merasa ada yang aneh dengan pemilik perusahaan Oscorp ini dan aku hanya ingin memastikan Peter baik-baik saja," MJ masih diam dan mendengarkan alasan dari Ned yang sudah berkeringat dingin.

"Aku tidak melihat," itu yang dikatakan MJ sebelum ia berbalik dan hendak meninggalkan Ned yang diam sebelum ia mengangguk dan kini membuka pintu belakang perusahaan itu.

"Baiklah, kemana setelah i--" baru saja ia melangkah masuk beberapa meter dari pintu keluar, saat pintu tertutup secara otomatis, dan ketika ia akan bereaksi membukanya, seseorang segera memukul kepala belakangnya dengan keras.

Dan ia hilang kesadaran.

.
.

"Aaah sudah kuduga ada yang salah," Ned tampak berdecak dan menghela napas. Ia berada di salah satu ruangan di bangunan Oscorp yang tampak sepi. Ia memang tidak diikat, namun satu-satunya akses keluar dari ruangan itu tampak terkunci dengan tombol otomatis. Dan sialnya, tabletnya diambil saat ia dipukul dari belakang.

"Oke, berpikirlah Ned," Ned bergumam sendiri dan tampak memperhatikan kode pintu itu. Ia tidak mendapatkan ide apapun untuk membuka pintu tanpa tablet atau handphonenya sekalipun.

"Apa yang harus kulakukan..."

.
.

"Terima kasih MJ, ayah akan pulang hari ini."

Setelah mengantarkan makanan pada ayahnya yang memang baru dipindahtugaskan di Oscorp, MJ tampak berbalik dan akan keluar dari sana saat matanya mengarah pada seseorang yang menggotong seseorang di punggungnya. Ia bisa mendengar seseorang menanyakan tentang itu pada orang yang menggendongnya.

"Seorang intern, ia tidak enak badan dan aku akan membawanya untuk beristirahat," sesuatu yang dipercaya oleh yang menanyakan, namun tidak untuk MJ. Karena ia tahu sesuatu.

Itu adalah Ned.

.
.

"Peter, apakah kau nyaman disana?"

Suara lembut itu terdengar. Tom tidak  bergeming, ia hanya menunduk dan tidak mengatakan apapun. Harry tampak mendekat dan duduk disamping sofa tidur yang ditempati oleh Tom. Ia tersenyum, menyentuh bagian pipi Tom dan mengusapnya sebelum menggerakkan kepala Tom sedikit agar ia bisa melihat wajahnya dengan lebih jelas.

"Kau benar-benar mengingatkanku pada Andrew... my Peter. My beloved Peter..."

...

"Aku bukan Andrew," ia tampak hanya menatap dengan pandangan kosong kearah Harry, "aku bukan... a-aku bukan pengganti Andrew..."

"Kau yakin? Karena mereka sangat menyayangi Andrew. Kau tidak pernah berpikir kenapa mereka mau untuk mengadopsimu? Dan bagaimana mereka mencoba untuk menyembunyikan semua hal tentang Andrew darimu?"

"Bagaimana jika kau melihatnya sendiri?"

Untuk kali ini mendengar perkataan dari Harry dan menatapnya yang tersenyum masih terlihat aneh menurutnya. Harry tampak mendekat, melepaskan borgol yang mengikat tangannya dan mengulurkan tangannya untuk membantu Tom berdiri.

"Aku tidak bermaksud untuk menahan ataupun menculikmu. Lagipula, sudah pukul 4 sore. Kau mengatakan pada kedua orang tuamu jika kau akan kembali pukul 4 bukan?" Harry tampak tersenyum dan Tom tampak berdiri dari posisinya.

"Andrewpun juga selalu kembali pukul empat, kembali ke rumah sebelum pergi berpatroli setelah malam," Harry tampak tertawa kecil, bernostalgia dengan itu seolah ia tidak sadar jika itu adalah awal dari semua hal yang diragukan oleh Tom.

Meski kenyataannya, Harry tahu semua itu.

Apakah aku benar-benar hanya seorang pengganti dari Andrew?

.
.

"Kurasa ia benar-benar memikirkannya."

Seorang gadis berkuncir tampak masuk ke dalam ruangan tempat Harry berada. Ia memperhatikan dari jendela saat Tom pergi dan meninggalkan bangunan Oscorp disana.

"Tentu Felicia, apakah kau pikir ia tidak memikirkannya? Kau harus melihat bagaimana wajahnya saat ia menceritakan semua hal tentang Stark dan juga Rogers," Harry tampak tersenyum dan menghela napas, "aku tidak bermaksud apapun, aku hanya ingin ia menyadari jika mungkin saja kehadirannya hanyalah sebuah pengganti dari seseorang yang sudah tidak ada disini."

...

"Ah, apa yang kita temukan disini?" Harry tampak berjalan menuju ke dekat sofa dimana Tom tadi berbaring, menggunakan sapu tangannya ia mengangkat sesuatu yang tampak menggeliat di tangannya. Seekor laba-laba yang tampak terlihat bermotif aneh.

"Pasti kabur dari tempat penelitiannya. Berhati-hatilah agar anda tidak tergigit," Felicia tampak mendekat, namun Harry hanya menatap laba-laba itu tanpa ada keinginan untuk melepaskannya sebelum ia tertawa pelan, "Harry?"

"Tidak apa, aku hanya mengingat sesuatu yang menarik."

.
.

"Peter terlihat sering murung saat pulang akhir-akhir ini."

Steve tampak mempersiapkan makan malam di ruang makan sementara Tony tampak sedang berkutat dengan beberapa pekerjaan yang dijejalkan oleh Pepper. Tentu saja hubungan Tony dan juga Steve menjadi renggang setelah apa yang terjadi pada Bucky dan juga Steve.

Tony terlihat menghindar, meskipun beberapa kali Steve mencoba untuk menjelaskan hubungannya dan juga Bucky.

"Ia juga menghindari kita. Aku tahu itu Steve," Tony menjawab tanpa nada tertarik juga tanpa menoleh pada Steve yang menghentikan pekerjaannya dan menatap kearah Tony.

"Tony--"

"Tidak sekarang, aku sedang sibuk."

"Tidak, aku tidak memiliki waktu seperti ini untuk berbicara denganmu," Steve tampak menurunkan spatula yang ia pegang dan berjalan mendekati Tony, "aku tidak bisa berbicara denganmu jika Peter berada disini dan bisa mendengar kita."

"Tidak ada yang perlu dibicarakan Steve. Dan aku mengerti," Tony tampak menatap dengan tatapan tidak suka kearah Steve, "aku mengerti jika aku tidak bisa menggantikan posisi pria itu darimu bukan? Bahkan aku dan juga Peter lebih penting darinya."

"Tony! Bucky adalah orang yang sudah kuanggap sebagai saudaraku sendiri. Aku tidak mencintainya seperti aku mencintaimu dan juga Peter! Perasaanku padanya berbeda dengan perasaanku padamu," ia meninggikan suaranya dan menatap kearah Tony, "bagaimana caraku meyakinkanmu?"

"Bagaimana dengan tidak begitu saja rela mati untuknya dan melupakan keluargamu?" Tony tampak bergumam dan memalingkan wajahnya mengerjakan kembali pekerjaannya, "pembicaraan kita selesai Steve. Aku harus menyelesaikan ini atau Pepper akan memarahiku."

"Aku bahkan tidak pernah keberatan dengan hubunganmu dan juga Pepper dulu bukan?"

Dan perkataan Steve tampak begitu saja menghentikan pekerjaan Tony dan membuatnya menoleh kearah Steve dengan tatapan tajamnya.

"Jangan membawa-bawa Pepper dalam masalah ini. Aku memang memiliki hubungan dengannya dulu, tetapi aku menganggapnya sebagai sahabat dan juga saudaraku sendiri sekarang."

"Lalu apa bedanya denganku dan juga Bucky?"

"Setidaknya aku jujur padamu dengan hubunganku dan juga Pepper dulu!" Tony tampak meninggikan suaranya. Pekerjaannya begitu saja ia tinggalkan dan kini ia hanya memandangi Steve yang terdiam mendengar penuturan dari Tony, "setidaknya aku tidak membuatmu ragu dengan perasaanku, dengan melakukan hal bodoh seperti mengorbankan dirimu tanpa memikirkan keluargamu."

...

"Tony aku--"

"Semenjak Andrew tewas," Tony tidak membiarkan Steve mengatakan apapun, "kau berubah. Kau seolah membuat sebuah dinding pembatas diantara kita, membuat rahasia lebih banyak daripada hal-hal yang kau katakan padaku. Kukira kehadiran Tom akan membuat semuanya kembali seperti semula."

"Jadi, kau berpikir jika Tom akan bisa menggantikan Andrew? Apakah kau setuju untuk mengadopsinya karena alasan itu?"

...

"Tony--"

"Dad, Pops," suara itu membuat keduanya menoleh dan melihat Tom yang baru saja keluar dari lift yang membawanya menuju ke Penthouse. Tony dan Steve menatap kearah Tom sebelum keduanya menyadari sesuatu. Wajah Tom saat itu sangat pucat dan ia tampak tidak begitu sehat.

"Peter, kau tidak apa-apa? J, kenapa kau tidak mengatakan padaku kalau Peter sudah pulang?" Tony mendekati Peter dan menoleh pada langit-langit seolah sedang berbicara dengan AI bangunan itu.

"A-aku yang meminta Mr. Jarvis untuk tidak memberitahu pada kalian," Tony masih memegang dahi Peter yang sudah basah karena keringat dingin. Steve juga mendekat dan tampak mengeceknya juga, namun tubuh Peter begitu saja tumbang saat ia merasakan semuanya menjadi sangat terang dan juga berisik.

"Peter?"

Hampir semua suara yang ada di sekelilingnya bisa ia dengar, hampir semua cahaya yang masuk ke matanya menjadi sangat silau dan menyakitkan matanya. Ia merasakannya sejak ia keluar dari gedung Oscorp, dan semakin parah hingga saat ini.

"Terlalu ... terang," Peter berbisik dan menutup mata dan kedua telinganya, tampak membiarkan beban tubuhnya ditompang sepenuhnya oleh Steve, "terlalu ribut..."

Steve dan Tony tampak saling bertatapan dengan wajah bingung dan juga cemas sebelum ia menoleh kearah atas.

"J, aktifkan protokol S.O," Sensory Overload adalah protokol yang dibuat oleh Tony untuk Andrew saat Sensornya menjadi meningkat hingga 11 karena kekuatannya. Tentu saja ia tidak menyangka akan menggunakannya lagi setelah kematian dari Andrew.

Jarvis tidak mengatakan apapun, namun penerangan disekeliling mereka menjadi sangat redup, dan suara semua benda yang mengandung listrik tampak diredam. Peter menyadari perubahan yang ada disekelilingnya dan tampak membuka matanya perlahan.

"Kau tidak apa-apa buddy?"

"Hm," Peter tampak mengangguk pelan.

"Aku akan membawamu ke kamar oke?" Steve berbisik dan tampak perlahan menggendong Peter dan membawanya ke kamar. Tony tampak memperhatikan kedua orang itu sebelum ia mengikuti mereka dan menuju ke kamar Peter.

.
.

"Tidurlah, katakan pada Jarvis jika kau merasa baikan. Kami akan memeriksamu lagi setelah Bruce datang," Tony berbisik sambil mengusap rambut Peter yang mengangguk, dibaringkan oleh Steve dan ia pakaikan selimut sebelum mengecup dahinya.

Steve dan Tony tampak melihat Peter yang sudah menutup matanya, sebelum mereka berbalik dan meninggalkan kamar itu. Pintu tertutup bersamaan dengan kemunculan Andrew yang tampak memperhatikan Tom dengan tatapan cemas.

"Kau tidak apa-apa Tom?"

Tom tampak membuka matanya sejenak, ia menatap Andrew dan tidak menjawab perkataan Andrew selama beberapa saat sebelum akhirnya ia mengangguk. Ia tidak ingin membuat semua orang khawatir padanya, meski saat ini kepalanya terasa seperti dilempar oleh bebatuan yang besar.

"Maafkan aku..."

"Untuk apa?" Andrew tampak tersenyum dan mendekati Tom yang menutup matanya kembali.

"Aku tidak bermaksud untuk menggantikanmu," ia bergumam sangat pelan namun Andrew yang tampak tersenyum segera terdiam dan menatap kearah Tom, "Harry sudah mengatakan semuanya ... tentang kau siapa, dan kenapa kau berada disini."

...

"Yang kuinginkan hanya keluarga, tetapi aku tidak ingin menyakitimu dengan membuatku menjadi penggantimu," ia tampak bergumam dalam keadaan setengah sadar, "pasti sangat ... menyakitkan melihat kedua orang tuamu tidak bisa melihatmu ... bahkan melihat mereka menggantikan sosokmu di kehidupan mereka."

"Hei," Andrew tampak menghentikannya dan menatap kearah Tom, "tidak ada yang bisa kau lakukan. Apapun yang terjadi, aku sudah tidak bisa kembali pada mereka. Dan mereka tidak akan bisa melihatku. Setidaknya, dengan keberadaanmu mereka menjadi bahagia lagi bukan? Itu sudah lebih dari cukup untukku."

Tom hanya diam, ia menatap kearah Andrew.

"Kau berhak untuk mendapatkan semua ini Tom. Kau tidak perlu menyalahkan dirimu sendiri."

.
.

"Ia baik-baik saja Tony," suara Bruce terdengar 2 hari kemudian. Dan keadaan Peter tampak tidak begitu membaik. Ia masih tertidur dan hanya terbangun dalam keadaan lemas dan mengantuk, "badannya bahkan sangat sehat. Kau ingat tentang asma yang diderita oleh Peter?"

Steve mengangguk mengiyakan.

"Aku bahkan tidak melihat tanda-tanda itu. Ia sangat sehat, tetapi entah kenapa tubuhnya seolah berhibernasi dan tertidur."

"Kau yakin? Aku tidak pernah melihat orang sehat yang terlihat lemah seperti ini."

"Sangat yakin. Yang bisa kita lakukan hanyalah memberikan asupan makanan dan cairan yang cukup, dan menunggunya sadar," Bruce tampak mengangguk dan Steve serta Tony hanya bisa diam dan mengangguk. Bruce bahkan sudah melakukan CT Scan hingga semua pemeriksaan dari atas hingga bawah.

"Dad? Pops?"

Suara itu membuat semuanya menoleh dan melihat Peter yang menguap dan mengucek matanya. Ia tampak sangat segar, namun seolah baru terbangun biasa."

"Peter?!" Steve dan Tony segera mendekat dan memeriksa keadaannya. Peter tampak melihat keduanya dengan tatapan bingung, "kau tidak apa-apa?"

"Uh, begitulah?"

"Kau tertidur selama 2 hari. Dan kau bahkan hanya terbangun beberapa saat jika kami memanggilmu," Steve tampak khawatir begitu juga dengan Tony. Peter sendiri tampak memiringkan kepalanya.

"Uh, tetapi aku baik-baik saja Pops," dan memang itu yang dirasakan oleh Peter. Bahkan ia tidak pernah merasa sangat sehat seperti ini, "hanya saja, aku sangat ... lapar."

.
.

Dan memang ia terlihat sangat lapar. Steve dan Tony tidak pernah melihat Peter makan dengan sangat lahap dan banyak. Peter selalu makan dengan porsi normal atau bahkan lebih sedikit sejak mereka mengadopsinya. Dan saat mereka melihat tumpukan piring di depan Peter, dan juga pancake ke-12 yang dimakan oleh Peter, mereka malah khawatir.

"Aku benar-benar kenyang," Peter tampak menghela napas puas dan menepuk perutnya yang kekenyangan, "terima kasih pops, makanannya sangat enak."

Peter tampak menoleh pada ketiga orang yang masih menatapnya kaget dan memiringkan kepalanya.

"A-apakah ada yang aneh?"

"Tidak, kami hanya tidak pernah melihatmu makan sebanyak ini," Peter menghentikan gerakannya, dan tampak seolah baru menyadari jika makanan di depannya tampak menumpuk. Ia baru menyadari jika makannya sangat banyak saat itu.

"Ma-maafkan aku da--"

"Ah, bukan itu. Tentu saja aku tidak mempermasalahkannya, dan aku senang karena itu artinya kau sangat sehat," Tony tentu tidak memikirkan bagaimana uangnya dihabiskan untuk porsi makan sebanyak itu. Ia adalah Bilioner, dan tentu saja ia sudah biasa menghadapi porsi makan Steve dan juga Andrew sebelum ini.

"Apakah aku bisa kembali sekolah besok pagi?"

"Kau yakin? Apakah tubuhmu sudah benar-benar sehat?"

"Ya, kalaupun aku merasa tidak enak badan aku akan mengatakannya," Peter tampak mengangguk yakin. Ia menyukai sekolah, lagipula ia harus meminta maaf pada Ned, karena Harry mungkin memang tidak sebaik yang ia pikirkan sebelum ini.

.
.

"Hei loser," suara itu membuat Peter menoleh dan menemukan MJ yang tampak menghampirinya keesokan harinya saat ia baru saja tiba di sekolah dan menuju ke lokernya.

"Kau memanggilku?"

"Siapa lagi yang ada disini?" MJ tampak menghela napas, namun wajahnya tampak cemas dan menatap kearah Peter lagi, "apakah kau tahu dimana teman losermu satu itu?"

"Ned? Aku sudah 2 hari ini tidak masuk sekolah."

"Dua hari yang lalu kau berada di Oscorp bukan?" MJ memutuskan pembicaraan Peter yang mengangguk mengiyakan, "ia mengikutimu menuju ke Oscorp dan tidak kembali semenjak saat itu. Kedua orang tuanya menanyakan keberadaannya dan polisi sedang mencoba menyelidiki dalam kasus penculikan."

Peter membulatkan matanya, tampak mengingat perkataan Harry dua hari yang lalu tentang temannya. Dan ia tidak akan menyangka jika Ned akan mengikutinya, dan membuatnya menghilang hingga sekarang.

"Apakah kau tahu dimana terakhir kali kau melihatnya?"

"Ya, ia mencoba untuk masuk lewat pintu belakang Oscorp--"

"A-aku akan mencoba menyusulnya," Peter tampak berbaik dan akan pergi saat MJ tampak menghentikannya dan memegang tangannya.

"Apa maksudmu? Tentu saja seharusnya kau mengatakannya pada Tony Stark," Peter mengerutkan dahinya dan tampak menatap MJ, "aku melihatmu beberapa hari yang lalu masuk ke mobil dengan emblem Stark. Apapun hubungannya, kurasa kau mengenal Tony Stark."

...

"Ada apa? Aku hanya sangat teliti dengan semua hal disekelilingku."

"A-aku akan mencoba menghubunginya," Peter tampak akan mengambil handphonenya di saku, saat ia bahkan tidak bisa melepaskan genggaman tangannya dengan MJ. Seolah tangan mereka melekat begitu saja.

"Kau harus melepaskan tanganku dulu jika ingin menghubunginya, Parker."

"A-aku berusaha melepaskannya," Peter menarik tangannya, dan tentu saja tangan gadis itu ikut seolah melekat dengan sangat erat. 

"Parker berhentilah bermain-main."

"A-aku tidak main-main," Peter tampak mencoba menariknya lagi, namun ia menoleh kesekeliling saat menyadari jika semua murid disana memperhatikan mereka dengan tatapan aneh, "se-sebaiknya kita jangan berdiri disini."

.
.

"Ini benar-benar merekat," Peter tampak mencoba untuk melepaskan tangan mereka saat mereka berdua berada di halaman belakang sekolah. MJ sendiri tampaknya menyadari jika Peter tidak main-main. Satu hal yang ia bingungkan adalah, bagaimana bisa ini terjadi, "apa yang harus kita lakukan sekarang?"

"Yang bisa kita lakukan? Hanya satu. Tenang," jawab MJ yang sebenarnya cukup heran dan panik namun tampak mencoba untuk tenang. Peter melihatnya, tampak bergumam dan menghela napas.

"Ya, benar. Tenang ... yang bisa kulakukan hanya tenang," Peter menutup matanya dan mengatur napasnya. Duduk di anak tangga yang ada di belakang mereka, begitu juga dengan MJ tentu dengan tangan yang masih bertautan.

"Apa yang harus kulakukan, Ned menghilang, dan aku lupa kalau hari ini Mr. Stark dan Mr. Rogers tidak ada di menara," Peter mengusap tangannya dan menghela napas, "dan aku bahkan malah menarikmu dalam masalah ini."

"Hei."

"Mungkin aku bisa menghubungi seseorang. Happy mungkin--"

"Hei ..."

"Atau mungkin paman Bruce karena kurasa ia bisa membantu soal tangan ini."

"Parker," MJ yang tampak mencoba untuk berbicara tampak memukul kepala belakang Peter dengan keras membuatnya mengaduh dan memegangi kepala belakangnya sambil menatap dengan wajah meringis.

"Kenapa kau memukulku?"

"Aku mencoba berbicara denganmu," MJ menatap dengan wajah datarnya dan menghela napas. Menunjukkan kedua tangannya dan menunjuk pada tangan Peter, "tangan kita sudah terlepas."

...

"Eh?!"

To Be Continue
Serius. TBCnya maksa banget :)) 
Maaf lama update, tetapi kemungkinan beberapa chapter kedepan akan fast update.
Mungkin.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top