19. Secret of Friendship
Ia hidup dalam kehidupan yang membosankan.
Semuanya selalu diisi dengan pelatihan dan juga pelajaran yang harus ia kuasai sejak ia kecil. Dan semua teman-temannya hanya mendekatinya karena ayahnya. Ia bahkan tidak tahu apapun tentang ibunya yang sudah meninggalkannya sejak ia masih kecil.
Kehidupannya hanya diisi kesendirian yang ia rasakan ditengah keramaian pesta gemerlap yang selalu ia datangi bersama dengan ayahnya. Sikap ayahnya tidak selalu seperti ini, semuanya sifat ayahnya berubah sejak kematian sahabatnya beberapa tahun yang lalu.
"Wow, kurasa aku tahu satu hal yang pasti adalah kau memang anak dari Tony Stark."
Ia baru saja mencoba mencari minuman tidak beralkohol saat pemuda itu melihat ayahnya berbicara dengan nada riang yang tidak pernah ia dengar sebelumnya. Ia menoleh, menemukan seorang anak yang kira-kira seusia dengannya tampak berbicara dengan ayahnya.
Dan di belakangnya, ia tahu itu adalah rival sekaligus rekan bisnis ayahnya. Pemilik perusahaan terbesar di NYC--Tony Stark. Bersama dengan pasangannya Steve Rogers.
"Dad?"
Ia mendekati ayahnya dan berdiri disampingnya. Ia menoleh pada ayahnya yang menatapnya sebelum menoleh pada anak laki-laki berambut cokelat yang ada di depan ayahnya itu, "aku tidak menemukan minuman yang tidak beralkohol."
"Oh Harry," ayahnya tampak tersenyum dan menoleh pada Tony Stark disana, "ini adalah anakku, Harry. Harry Osborn. Ia juga seusia dengan Peter kurasa."
"Namaku adalah Peter. Peter Andrew Rogers Stark," jawabnya sambil mengulurkan tangannya. Harry sedikit ragu, namun pada akhirnya mengulurkan tangannya dan anak itu tersenyum ramah, "kau kesusahan mencari minuman Harry? Aku melihat Jus Apel dekat sana. Dad, Pops, apakah aku boleh membantu Harry?"
"Tentu jika diperbolehkan oleh Mr. Osborn."
"Kenapa tidak, bersenang-senanglah," anak itu tampak senang dan segera menarik tangan Harry.
"Ayo!"
Dan itulah pertama kali ia mengenal Peter. Satu-satunya sahabatnya yang benar-benar berteman dengannya tanpa mengenal siapa orang tuanya.
.
.
"Whoaaa!"
Semua orang menatap isi dari bangunan itu, tampak beberapa jenis barang yang bahkan tidak diketahui apa fungsinya. Peter bisa melihat beberapa barang yang tampak familiar dan sering digunakan oleh pamannya Bruce.
Andrew juga menjelaskan beberapa benda disana yang tampak tidak pernah ia lihat sebelumnya.
"Dan itu adalah--"
"Rombongan dari Midtown?" Semuanya menoleh untuk menemukan seorang pria yang tampak sudah cukup tua dengan satu tangan yang terpotong hingga siku. Ia terlihat ramah dengan rambut cokelat pucatnya dan juga kacamatanya.
"Selamat datang," ia tersenyum ramah dan menatap semua murid disana. Sementara Peter yang terlambat tampak tidak begitu bisa melihat kearah depan, "namaku Dr. Curtis Connors. Dan ya, jika kalian ingin bertanya aku adalah orang kidal."
Semua orang tertawa mendengar itu.
"Aku tidak cacat. Aku ilmuan dan orang yang paling ahli Herpetologi. Yaitu ahli reptil yang tidak kalian ketahui. Tetapi seperti pasien Parkinson, yang takut akan tubuhnya sendiri perlahan menghianatinya atau orang yang mengalami penurunan sel makula... mata yang kian meredup setiap hari," ia mengatakan itu seolah tanpa jeda namun tidak ada nada marah padanya, "...mata yang kian meredup setiap hari. Aku ingin menyembuhkan diriku sendiri. Aku ingin menciptakan dunia tanpa kelemahan. Ada yang tahu bagaimana caranya?"
Semuanya tampak diam beberapa saat sebelum Flash tampak mengangkat tangannya.
"Sel induk?"
"Jawaban bagus, tetapi solusi itu menurutku sangat radikal."
Semua orang tampak terdiam memikirkannya, tampak berbisik satu sama lain. Peter tampak diam, ia memikirkan apa yang dimaksud oleh pria itu dan Andrew tampak tersenyum melihat betapa seriusnya Peter memikirkannya.
"Tidak ada?"
Ia baru saja akan memberitahunya.
"Persilangan genetik?" Ia berbicara dengan yakin. Peter sering menghabiskan waktu dengan Tony dan juga Bruce. Dan sebagai ilmuan yang meneliti sinar gamma dan juga bagaimana mengatasi Hulk, Bruce sering berurusan dengan hal seperti itu membuatnya memikirkan jawaban yang sama.
Dan saat ia mendongak, ia memperhatikan semua orang disana--teman sekelasnya hingga pria didepannya saat itu menatapnya.
"Bisa kau jelaskan kenapa kau menjawabnya seperti itu?"
"A-ah... manusia terkena penyakit Parkinson saat sel otaknya yang memproduksi dopamin mulai menghilang. Tapi ikan zebra memiliki kemampuan untuk memperbarui selnya sendiri. Dan yah, kau tahu... jika kau bisa memberikan kemampuan itu pada... seseorang, maka dia bisa menyembuhkan dirinya sendiri," Peter tertawa canggung dan menggaruk leher belakangnya.
"Ya, dan kau harus memasang insang di lehernya," ejek Flash yang diikuti tawa dari semua orang kecuali MJ dan juga Ned. Namun, tawa itu tidak bertahan lama saat Connors menghentikannya dan menatap dengan tatapan menarik.
"Aku pernah mendengar seseorang menjawabnya dengan mudah sepertimu. Sudah sangat lama," Connors menatap Peter dan menaruh tangannya di dagu, "hanya ia yang memikirkan ide itu dari semua intern dan juga orang-orang yang mendengarkan pertanyaan itu. Hingga sekarang."
...
"Siapa kau?"
"A-ah, ya namaku--"
"Dr. Connors," suara itu memotong perkenalan dari Peter dan tampak membuat Connors menatap kearah belakang. Salah satu pegawai Oscorp tampak memanggilnya dan menghampirinya, "Direktur ingin bertemu dengan anda."
"Harry? Baiklah, aku akan kesana sebentar lagi," ujarnya sambil mengangguk, "baiklah, kalian bebas untuk berkeliling, namun kuharap kalian tidak menyentuh sembarangan barang-barang yang ada disana."
Semuanya menjawab ya serentak dan tampak Connors berbalik meninggalkan mereka. Tentu saja itu digunakan mereka yang tertarik dengan apa yang ada di dalam sana untuk mengamati hal-hal baru di sekeliling mereka.
"Kau pernah kemari bukan Andrew? Bagaimana kalau kau menunjukkan beberapa tempat disini?"
"Tentu, aku cukup banyak mengenal tempat ini."
.
.
"Jika kau memang berteman dengan anak dari Tony Stark itu, setidaknya buatlah dirimu berguna. Berikan informasi apapun yang kau ketahui tentang Perusahaan Stark Harry!"
Ayahnya mengidap penyakit langka yang tidak diketahui banyak orang selain dirinya dan juga beberapa orang kepercayaan ayahnya termasuk dr. Connors.
Retroviral Hypodysplasia.
Penyakit yang melemahkan otot dan tulangnya hingga sekarang Norman hanya bisa berbaring lemah dan tidak bisa mengerjakan pekerjaannya. Saat itu usia Harry baru beranjak 12 tahun--dua tahun setelah ia berkenalan dengan Peter Rogers Stark.
"Peter tidak pernah mencoba untuk mengganggu pekerjaan ayahnya dad. Ia tidak akan tahu apapun yang kau cari itu..."
"Serum Super Soldier itu! Aku tidak punya banyak waktu Harry! Jika memang tidak ada kepastian tentang serum yang dikembangkan Dr. Connors, aku membutuhkan serum itu untuk bertahan hidup," Harry tampak sedikit tersentak karena ayahnya meninggikan suaranya, "kau juga merasakannya bukan? Sesuatu yang kau rasakan saat tidur. Ketika tanganmu terasa kebas, tidak bisa kau kembalikan."
...
"Itu adalah penyakit yang ditularkan Harry. Itu adalah 'hadiah' terakhir yang kuberikan padamu," ayahnya tertawa dingin membuat Harry bergerak mundur, sedikit takut akan apa yang terjadi pada ayahnya. Ia tahu ayahnya sedikit aneh sejak dulu, namun ia tidak pernah melihat tingkah ayahnya seperti saat itu.
.
.
"Apakah kau memanggilku Harry?"
Connors baru saja sampai di salah satu ruang kerja yang ada di lantai atas dan menemui seorang pemuda sekitar usia 18 tahun itu. Di usia semuda itu, tentu saja ia terlalu muda untuk menjadi CEO. Namun kematian ayahnya 2 tahun yang lalu memaksanya untuk menjadi dewasa sebelum waktunya.
Meski ia baru menjabat kembali menjadi CEO setelah ia menyelesaikan pengobatan jiwanya beberapa bulan yang lalu.
Penyakit ayahnya juga mengganggu kejiwaannya. Ia bahkan seharusnya dipenjara untuk kasus pembunuhan Gwen Stacy--sahabat darinya, Peter, dan Wade. Namun, pernyataan dari Peter dan usianya yang saat itu masih dibawah umur membuatnya hanya menjalani rehabilitasi selama 2 tahun lamanya dan kembali menjabat sebagai CEO di Oscorp.
Dialah Harry Osborn.
"Aku melihat rombongan dari murid-murid SMAku dulu datang..."
"Ya, mereka anggota Tim Decathlon. Melihat prestasi mereka, cukup membuatku mengingat saat kalian berdua datang kemari untuk melakukan Study Tour. Pertama kali aku bertemu dengan Peter bukan?" Connors tampak mengangguk dan tersenyum pada Harry, "dan ngomong-ngomong ada seseorang yang mengingatkanku pada Peter. Ia bisa menjawab pertanyaan serupa yang kuberikan 5 tahun yang lalu pada Andrew."
"Benarkah? Sangat kebetulan, aku juga mendengar nama yang familiar," Harry tersenyum kosong dan memiringkan kepalanya, "maaf, aku memanggilmu untuk menanyakan progress dari penelitianmu doc."
"Sudah dalam tahap akhir. Tetapi masih terhambat saat penggabungan DNA itu," Connors tampak menghela napas dan memberikan satu file yang sedaritadi ia apit di tangannya, "ada sesuatu yang kurang. Aku tidak bisa menemukan DNA yang cocok yang bisa menggabungkan kekuatan dari radioaktif itu."
"Tch," Harry tampak memegangi kepalanya, "hanya Peter yang mengetahui jawabannya..."
"Tetapi Harry, kau tahu jika--"
"Aku tahu!"
...
"Aku tahu, kau tidak perlu mengatakannya padaku untuk menyadarkanku jika ia sudah tidak ada," Harry berdecak kesal sambil menghela napas, "aku akan menyapa mereka. Jika kau bisa mendapatkan kemajuan sedikit saja, aku butuh laporannya."
"Baiklah Harry..."
.
.
"Rombongan dari Midtown?"
Peter dan Ned baru saja melihat salah satu robot untuk meluncurkan awan yang dikembangkan oleh Oscorp saat suara seseorang memanggil rombongan mereka. Seorang pemuda berambut cokelat yang dibelah pinggir tersenyum mendekati mereka. Semua anak yang berpencar tampak segera disuruh oleh Mr. Harrington untuk mendekat.
"Harry..." Peter melihat Andrew yang berbisik sambil menatap pria yang baru datang itu. Sepertinya itu adalah teman yang disebut oleh Andrew tadi.
"Selamat datang, namaku adalah Harry Osborn. Aku adalah CEO dari perusahaan Oscorp, senang bisa menyambut kalian," Harry menyambut dengan ramah semua murid disana, "bagaimana perjalanan kalian? Apakah menyenangkan melihat semua alat dan benda disini?"
Semua anak menjawab serempak dan tampak mendekat untuk menyambut Harry begitu juga dengan Peter yang berjalan mendekat. Ia memperhatikan Harry yang ia lihat dan juga perhatikan. Dan kesan pertamanya, adalah bagaimana Harry tampak seperti pemuda yang ramah dan juga baik. Ia cukup mengerti kenapa Andrew bisa berteman baik dengan pemuda itu.
"Baiklah, kuharap kalian menikmati wisata ini. Kalau ada yang ingin kalian tanyakan, kau bisa menanyakannya padaku atau dr. Connors," jawabnya sambil tersenyum dan menyudahi sambutannya. Peter dan Ned baru saja akan menjelajahi kembali tempat itu saat Harry melihatnya dan mendekatinya.
"Jadi, kudengar dr. Connors memberikan pertanyaan rutinnya yang jarang terjawab oleh orang-orang," Peter menoleh dan menemukan Harry mendekatinya dengan senyuman yang sama, "aku hanya pernah mendengar dari Dr. Connors jika pertanyaanku terjawab pada satu orang. Kau pasti memiliki pikiran yang luas."
"Kau terlalu memuji," Peter tertawa pelan dan menggaruk kepala belakangnya, "aku hanya beberapa kali mendengar dari pamanku."
"Siapa namamu?"
"Peter. Namaku adalah Peter Parker," jawabnya sambil mengangguk pelan. Harry sendiri sedikit mematung, dan ia sadar jika Peter adalah seseorang yang menabraknya tadi. Saat Peter mendapati pemuda itu hanya diam, ia memiringkan kepalanya, "kau tidak apa-apa Mr. Osborn?"
"Kau memanggilku seperti aku sudah berusia tua saja. Panggil saja aku Harry."
"Baiklah Harry," ia tersenyum lebar dan mengangguk. Mereka menghabiskan banyak waktu untuk berbincang tentang apa saja yang ada di Oscorp ini dan tentu Peter tampak sangat tertarik mendengarkan itu.
"Kau tampak sangat tertarik dan banyak tahu tentang hal seperti ini. Kurasa usiamu baru... 12 tahun?"
"Empat belas tahun," Peter bergumam dengan wajah memerah. Ia selalu digoda atau memang selalu tampak seperti anak berusia 12 tahun. Ia selalu tidak suka saat kedua ayahnya menggodanya mengatakan ia masih bayi.
"Maaf-maaf," Harry hanya tertawa lepas mendengar itu. Ia baru saja akan mengacak rambut Peter saat tangannya terhenti, seolah tangannya kesemutan dan gemetar tidak bisa ia kendalikan. Ia terdiam, hanya menurunkan tangannya saja dan memegangnya dengan salah satu tangan lainnya.
"Harry?"
.
.
"Tidaktidaktidaktidak," perlahan tahun demi tahun apa yang ia takutkan terjadi. Semua gejala yang dirasakan oleh ayahnya tampak ia rasakan. Rasa kebas di tangannya, halusinasi yang ia rasakan, rasa sakit yang menjalar ke tubuhnya, semua ia rasakan perlahan seolah menggerogoti tubuhnya, "tidak. Tidak."
"Harry?"
Ia tidak menjawab saat Peter menghampirinya. Ia ingat saat itu mereka mengikuti lomba di Dechatlon (ya, ia ikut begitu juga dengan Peter) dan ia berada di satu kamar dengan Peter. Dan jika ia ingat, itu kali pertama mereka menginap bersama.
"Harry!"
Tangannya bergetar tidak bisa ia kendalikan, napasnya tercekat saat panik melanda dirinya. Ia tidak ingin mati. Ia tidak ingin mati. Ia tidak ingin berakhir seperti ayahnya.
Seseorang...
Ia butuh seseorang...
"Harry, Harry lihat aku!"
Sepasang tangan mendekap erat tangan pemuda itu, refleks ia menoleh saat Peter menatap dan menggenggam erat tangannya. Tatapannya masih sama, khawatir tanpa ada sebersitpun rasa aneh dan takut padanya.
...dan entah kenapa getaran tangan itu menghilang begitu saja.
"Kau akan baik-baik saja..." dan tanpa ragu Peter memeluknya dengan sebelah tangan dengan sebelahnya lagi masih menggenggam tangannya erat, "kau akan baik-baik saja Harry..."
Dan untuk kali itu, ia menyadari perasaannya...
Ia jatuh cinta pada sahabatnya sendiri--Peter Andrew Rogers Stark.
.
.
Tidak akan ada yang bisa menghentikannya kali ini...
Tidak akan ada Peter Andrew Rogers Stark kali ini...
Tidak akan ada yang menenangkannya...
Napasnya tercekat, ia mencoba untuk mengaturnya, namun ia bahkan sekejap melupakan bagaimana cara untuk bernapas. Ia merasa sesak, tangannya terus bergetar tidak terkendalikan.
Dan ia baru bisa mendapatkan kesadarannya saat sepasang tangan menggenggam tangannya yang gemetar. Dan perlahan ia tampak menoleh ke depannya saat Peter (Tom) menatapnya dengan tatapan cemas.
Bahkan tatapan itu sama, mengingatkannya pada Andrew yang ia kenal.
"Apakah... apakah kau tidak apa-apa? Tanganmu gemetar, dan aku memanggilmu beberapa kali, begitu juga dengan Dr. Connors," Harry menoleh pada Connors yang entah sejak kapan berada di belakang Peter.
"Kau mengalami serangan panik Harry, apakah kau ingin beristirahat sejenak?"
...
"Ya," Harry tampak mengatur napasnya dan mengangguk pelan. Ia berdiri dibantu oleh beberapa pegawai dari Oscorp dan juga Peter dan menoleh pada pemuda itu sebelum tersenyum, "maaf membuatmu kaget. Dan terima kasih, kuharap aku bisa berbincang lebih banyak denganmu--Peter."
"Ya Harry," Peter tampak mengangguk dan tersenyum melihat kearah Harry yang pergi begitu saja.
.
.
Sudah berapa minggu lamanya setelah Study Tour ke Oscorp itu diadakan, dan kehidupan Peter tampak biasa-biasa seperti sebelumnya. Tentu hubungan kedua ayahnya tetap saja buruk seperti sebelumnya, dan itu membuatnya sedikit sedih karena sudah sangat lama hari sabtu tidak dilalui dengan menonton film bersama seperti sebelumnya.
"Peter," suara itu membuatnya menoleh saat ia akan menunggu Happy yang akan menjemputnya. Di salah satu mobil sedan berwarna hitam, tampak Harry yang tersenyum dari dalamnya. Setelah kejadian itu juga Andrew menceritakan apa saja yang ia ketahui tentang Harry. Dan mendengar apa yang diceritakan oleh Andrew, Peter semakin yakin jika Harry adalah orang yang baik.
"Oh Mr. Os--Harry!" Peter tampak mendekati pemuda itu, "apakah ada sesuatu yang kau butuhkan?"
"Tidak, aku hanya kebetulan berada disini dan aku ingat kalau kau bersekolah disini. Kebetulan juga kau keluar dari gerbang, makanya aku ingin menyapamu," Harry tampak menggeleng, "lagipula ini sekolahku dulu. Dan--kau mengingatkanku pada seseorang hingga tanpa sadar aku ingin menyapamu."
...
'Kurasa yang dimaksudnya adalah Andrew...'
"Apakah, maksudmu Andrew?" Dan tanpa sadar ia mengatakan itu dengan volume yang cukup keras untuk didengar oleh Harry yang terdiam dan menatap Peter, "ma-maaf--"
"Tidak-tidak, aku hanya heran bagaimana kau bisa mengenal Andrew?"
"A-aku," Peter tidak mungkin mengatakan jika Andrew yang dimaksud Harry masih bergentayangan di menara Stark dan menjadi temannya--kakaknya sebenarnya, tetapi ia belum bisa mengatakannya pada Andrew--hingga sekarang, "aku mengenalnya sebelum ia... kau tahu..."
Harry tampak tersenyum sedih mendengar itu dan menghela napas.
"Bagaimana kalau kita pergi ke suatu tempat dan berbincang tentang Andrew? Aku ingin mengetahui apa yang kau ketahui tentang sahabatku itu."
Peter sedikit ragu, namun ia juga ingin mengetahui lebih banyak tentang Andrew. Mungkin sisi lain yang tidak diketahui dan diberitahu oleh Andrew tentangnya.
"Baiklah, aku akan menghubungi Happy dulu," Peter mengangguk dan tampak mengambil handphonenya, mengatakan pada Happy kalau ia akan pulang sedikit terlambat. Dan setelah itu, ia segera menaiki mobil Harry dan pergi bersama dengan Harry.
..
Semenjak saat itu, Peter dan juga Harry sering menghabiskan waktu bersama. Lebih sering mereka menghabiskan waktu di perusahaan Oscorp untuk bertukar pikiran, begitu juga menghabiskan waktu untuk makan ataupun melakukan hal lain sambil berbincang tentang Andrew.
Seperti apa yang dilakukan Andrew dan hobinya menggunakan skateboard, dan juga beberapa rahasia memalukan Andrew tentang alisnya yang panjang dan juga saat kecil ia memakai kawat gigi.
"Dad, apakah pops tidak pulang lagi malam ini?"
Peter baru saja pulang dari tempat Harry saat melihat Tony yang sedang membuat kopi di minibar mereka. Sudah satu minggu lamanya Steve tidak pulang ataupun pulang malam hingga Peter jarang bertemu dengannya.
"Ya, Nick memberikannya misi... Ngomong-ngomong akhir-akhir ini kau pulang sore terus Pete, apakah kau baik-baik saja?"
"Ah," Peter sama sekali tidak menyangka ayahnya akan menyadari hal itu, ditengah pertengkaran yang bahkan beberapa kali membuatnya mengalami anxietas, "aku tidak pernah tahu kalian memperhatikan..."
Peter bahkan tidak sadar saat ia sudah mengatakannya dengan volume keras. Ia menutup mulutnya dan menoleh pada Tony yang terdiam dan melupakan kopi di atas minibarnya.
"Ma-maafkan aku dad--"
"Tidak. Aku yang seharusnya meminta maaf Peter," ia menghela napas dan memeluk Peter, "ada satu hal yang kami hadapi bersama dan membuat semua ini cukup rumit. Maafkan aku..."
"Tidak-tidak, aku tahu jika kalian mungkin lelah karena pekerjaan kalian. Maaf karena aku mengatakan hal seperti itu," Peter tampak menggeleng cepat dan tampak menatap Tony yang tersenyum penuh rasa bersalah, "lagipula, Harry selalu menemaniku dan aku tidak merasa kesepian."
Dan Andrew, tetapi ia tidak mungkin mengatakan jika ia dihibur oleh seorang hantu.
"Harry? Kukira teman dekatmu adalah Ted?"
"Ned dad, dan bukan hanya ia teman dekatku," ia menghembuskan napasnya kasar dan tampak hanya mengerucutkan bibirnya. Tony hanya tertawa dan mengacak rambutnya.
"Baik-baik, sesekali bawalah kedua temanmu kemari."
"Boleh? Baiklah dad," ia yakin jika Ned akan senang. Ia ragu Harry bisa meluangkan waktu ditengah kesibukannya sebagai CEO, tetapi ia akan mencoba menanyakannya.
.
.
"Peter, bagaimana kalau kita menyusun lego bersama hari ini?"
Ned tampak menghampiri Peter di loker dan Peter hanya menatapnya sebelum menggeleng pelan.
"Maaf Ned, aku harus pergi hari ini," Ned tahu jika selama beberapa minggu ini Peter menghabiskan waktu bersama dengan Harry. Saat Ned bertemu dengan Harry, ia memang melihatnya sebagai orang yang ramah, namun ia juga mengetahui kasus yang menjerat Harry 2 tahun yang lalu, dan itu membuatnya sedikit waspada pada pemuda itu.
"Peter, kau harus berhati-hati dengan Harry Osborn," Ned bahkan tidak sadar saat ia mengatakan hal itu begitu saja. Peter mendengar itu menoleh pada Ned dengan dahi yang berkerut, "maksudku, aku mendengar beberapa rumor tentangnya. Dan... aku tahu kau kehilangan ingatanmu hingga beberapa bulan ini. Kau pasti tidak ingat tentang kasus yang menjerat Harry Osborn..."
"Ned, kau tidak bisa termakan begitu saja dengan gosip seperti itu! Harry adalah pemuda yang menyenangkan, dan aku senang mendengarkan ceritanya selama ini," Peter tampak terlihat sedikit tidak senang dengan apa yang dikatakan oleh Ned.
"Maafkan aku tetapi kau tahu... aku hanya sedikit cemas."
"Atau kau hanya merasa cemburu," jawab Peter tampak masih kesal. Ia memang mendengar beberapa orang mencoba untuk memperingatinya, bahkan Flash sekalipun. Namun ia menganggap Harry adalah orang yang baik, ia bukan orang yang jahat.
"Aku tidak--"
"Bye, Ned!"
.
.
"KENAPA KAU TIDAK MEMBUNUHKU?!"
...
"Kau bahkan tidak memenjarakanku. Kau yang mengatakan pada mereka untuk memasukkanku kemari bukan?"
Hubungan mereka sudah memburuk sejak Peter menolak untuk memberikan darah Spiderman padanya. Semenjak ia bahkan belum mengetahui tentang siapa sebenarnya Spiderman. Dan bagaimana pada akhirnya ia membunuh sahabat mereka berdua--Gwen Stacy.
Alih-alih menyerahkannya pada polisi, Peter malah memberikan pembelaan. Memberikan pernyataan jika ia tidak sehat. Ia tidak waras dan butuh pengobatan yang membuatnya tidak berada di penjara. Dan tentu saja dengan bantuan dari Tony Stark dan juga pengacaranya.
"Aku tidak butuh belas kasihanmu! Aku lebih berharap untuk tidak mengenalmu sejak awal Peter," ia mendengus pelan dan tampak menatap Peter dengan senyuman miring, "kau tahu aku sudah membunuh sahabatmu bukan? Aku sudah membunuh Gwen dan kau masih bisa tertawa?"
"Bukan hanya ia temanku," Peter tampak tersenyum pahit dan menatap Harry. Masih dengan tatapan tanpa rasa takut dan cemas. Bahkan dalam saat-saat seperti ini, "bukan hanya Gwen. Tetapi kau juga sahabatku..."
.
.
"Harry?"
Peter menoleh pada Harry saat ia sampai di bangunan Oscorp. Sepertinya Harry sedang melamun entah apa yang ia lamunkan. Namun, karena Harry sudah mengatakan pada penjaga di perusahaan itu untuk mempersilahkan setiap kali Peter akan masuk ke dalam, Peter bisa segera menghampiri Harry di ruangannya.
"Ah, maaf--aku tidak tahu kau sudah datang."
"Tidak apa-apa," Peter tampak tersenyum dan melepaskan tas di punggungnya sambil menghela napas. Ia masih memikirkan perkataan Ned yang seperti menjelekkan Harry di matanya.
"Ada apa?"
"Hanya mengingat sesuatu yang sedikit menyebalkan," Peter mengangkat bahunya dan tampak Harry memberikannya minuman yang segera diterima dan juga ia minum, "semua orang seolah mengatakan kalau kau adalah orang yang jahat."
"Dan bagaimana pendapatmu tentangku?"
"Kau orang yang baik, Andrew juga selalu mengatakan tentang kebaikanmu dan juga bagaimana sifatmu," Peter tampak berbicara dengan nada tegas, "aku tidak akan percaya apa yang dikatakan oleh orang lain."
"Kau sangat yakin kalau aku orang yang baik..."
"Karena memang kau... orang... yang baik, Harry..." Peter tampak mengangguk-angguk, kepalanya seolah tidak memiliki tenaga untuk mendongak, kesadarannya entah kenapa dan bagaimana menjadi sedikit memudar, "...aku yakin kau adalah sahabat yang baik..."
...
"Kau terlalu naif Peter," Peter tampak menggunakan kekuatannya yang tersisa untuk mendongak dan menatap Harry yang ada didepannya. Ia tidak memiliki tenaga banyak untuk mempertahankan kesadarannya, "...kau sama sekali tidak berubah sejak dulu."
..
"Hei Harry..."
Suara itu, sudah berapa kali Peter menemuinya di ruangan khusus di rumah sakit jiwa itu. Ia tidak membalasnya. Ia tidak ingin emosinya tersulut dihari dimana beberapa bulan lagi ia akan dibebaskan dari sini. Tepat 2 tahun setelah kematian Gwen.
Ia tidak pernah menatap Peter yang hampir setiap minggu menemuinya, ia tidak memperbolehkan pemuda itu untuk masuk dan berbicara dengannya. Ia membutuhkan waktu sendiri, dan Peter hanya akan membuat emosinya tidak stabil sekarang.
"Kau tahu, besok aku akan pergi misi bersama dengan kedua ayahku dan semua tim," seperti sebelumnya, meski ia hanya bisa berdiri didepan kamar Harry, Peter masih menceritakan apa yang ia lakukan. Seperti saat satu tahun kematian Gwen, lalu bagaimana Wade Wilson terkena penyakit kanker--yang ia yakin saat itu Peter menahan tangisnya. Ia bisa mendengar suaranya gemetar kala itu dari balik pintu.
"Minggu depan... kau akan keluar dari sini bukan?" Ia bahkan tahu semua hal yang akan Harry lalui, "bagaimana kalau kita mengunjungi makam Gwen? Kurasa ia akan menyukainya..."
...
"Baiklah, aku pulang dulu. Hari ini aku melewati restoran favoritmu, kuharap kau mau memakannya."
Ia bisa mendengar Peter meletakkan sesuatu didepan pintu kamarnya dan langkah kakinya tampak bergerak menjauh dan semakin kecil.
"...minggu depan. Kau berjanji..."
Suaranya sedikit meninggi, namun ia tahu dengan pendengaran super dari Peter, pemuda itu akan mendengarnya. Dibuktikan dengan langkah kaki dari Peter yang berhenti melangkah dan meski ia tidak melihat, ia tahu Peter tersenyum mendengarnya.
"Minggu depan, sampai jumpa Harry."
Mungkin, ia menghindar darinya karena ia tahu Peter terlalu baik untuknya. Ia tahu pemuda itu memiliki alasan untuk tidak membantunya, dan itu bukan alasan yang buruk. Karena itu, sekali ini.
Hanya untuk sekali ini, ia berharap hubungan mereka akan kembali seperti sebelumnya.
(Meski pada akhirnya, ia tidak bisa bertemu dihari mereka seharusnya bertemu.
"Peter Andrew sudah tewas Harry. Ia tidak akan kembali...")
.
.
"Ugh..."
Peter tampak menggerutu pelan, memegangi kepalanya saat ia sadar jika ia berada di sebuah sofa tidur yang tidak ia kenal. Ia bisa melihat jika ia berada di sebuah ruangan yang tampak luas, tidak banyak barang yang tergeletak disana. Ruangan yang mengingatkannya dengan ruangan kerja milik Pepper.
"Apa yang terjadi?"
Ia memegangi kepalanya yang berdengung, ia yakin jika ia sedang berbincang dengan Harry di bangunan Oscorp. Dan terakhir kali yang ia ingat adalah bagaimana Harry mengajaknya untuk makan seperti biasa, dan semuanya menjadi gelap.
"Lalu bagaimana aku bisa--" ia baru saja akan bergerak saat menyadari tangannya terborgol kuat di sofa itu.
"Kau sudah sadar?" Suara itu membuatnya menoleh dengan cepat, "tenang, aku tidak akan melukaimu atau temanmu..."
"Teman?"
"Ia datang dan meminta untuk menemuimu. Aku mencoba untuk mengusirnya, namun ternyata ia cukup keras kepala hingga ia memaksa masuk. Aku harus membiusnya juga saat ia akan memanggil Ambulance melihatmu pingsan. Sekarang, ia ada di ruangan yang lain. Lagipula, yang aku butuhkan hanyalah kau saat ini," ujarnya sambil tersenyum dan menatap Peter yang mencoba menggerakkan borgol itu, "tenang saja kau tidak akan mungkin bisa melepaskannya, bahkan Peter saat ia sudah menjadi Spiderman. Aku merancangnya untuk menangkap Spiderman..."
"Kau tahu tentang Spiderman? Dan--apa maksudmu dengan Peter...?"
"Kau tidak tahu? Itu adalah nama depannya. Kita sudah membicarakannya selama 1 minggu ini!"
...
"Kau benar-benar tidak tahu?!" Harry tertawa lepas mendengar itu, "nama lengkapnya adalah Peter Andrew Rogers Stark," Peter membulatkan matanya mendengar nama itu, "ia adalah anak kandung dari Tony Stark dan Steve Rogers. Orang tuamu yang sekarang..."
To be Continue
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top