16. Old Friend
"Aku mendapatkan anak itu."
Matt berdiri di salah satu sudut kamar villa dimana Peter berada. Disudut lainnya, Tony tampak tergeletak. Ia tidak terluka sama sekali, namun tidak bisa bergerak dari tempatnya. Ia memegang handphone di tangannya dan baru saja selesai menghubungi seseorang.
"Apa yang... kau lakukan..."
"Tenang saja Mr. Stark," Matt tampak mematikan handphonenya dan tampak tersenyum tanpa rasa bersalah. Mengambil tongkatnya dan berjalan menuju kearah Peter yang tidak sadarkan diri disana, "aku tidak melukai atau membunuhmu. Aku hanya memberikan sedikit obat di minumanmu tadi untuk membuatmu tidak bisa bergerak dan tidak sadarkan diri sebentar lagi."
"Apa maksudmu?! Apa yang akan kau lakukan?!" Matt tampak melepaskan perlahan infus yang ada di tangan Peter dan menutupnya tisu yang ia bawa di kantungnya.
"Seharusnya anda tidak begitu saja percaya pada orang lain Mr. Stark," Matt mendengar suara pintu yang diketuk dan kemudian membukanya untuk menunjukkan beberapa orang berpakaian H.Y.D.R.A berada disana, "bawa dia dan berhati-hatilah. Ia masih terluka."
"Jadi, selama ini kau berbohong tentang ingin menolong Peter? Berbohong jika kau buta?"
...
"Tidak," ia melepaskan kacamata hitam yang selalu ia kenakan itu dan menampakkan lensa matanya yang tampak keruh berwarna abu-abu, "aku memang tidak bisa melihat karena kecelakaan saat kecil Mr. Stark. Tetapi, kau harus tahu bahkan seekor semutpun bisa melukai seekor gajah. Kau tidak bisa meremehkan orang buta sekalipun."
Matt berbalik dan tampak mengikuti semua agen H.Y.D.R.A yang membawa Peter keluar dari rumah itu.
"Sampai jumpa, Mr. Stark."
.
.
Pintu terdobrak keras saat Steve menendang kuat seorang pria plontos yang tampak terguling disana. Steve dan Natasha tampak memojokkannya. Ia sudah tidak bisa menoleransi kesabarannya. Peter ditangkap, bahkan mereka mengirimkan mata-mata yang tidak pernah ia sangka sebelumnya.
"Katakan apa yang kau ketahui tentang Alogaritma Zola."
"A-aku tidak mengerti apa yang kau maksud," ia mencoba mundur hingga mencapai pembatas antara atap gedung dengan udara bebas.
"Aku tidak punya waktu dengan omong kosong kalian. Anakku menghilang dan kalian berani menyerang kami dari dalam. Aku tidak akan segan untuk membunuhmu jika aku harus," Steve tampak geram, Tony masih belum pulih dari luka dan juga obat dari Matt yang membuatnya lemas. Dan Peter menghilang. Steve Rogers memang orang yang sabar, namun ia tidak akan selalu sabar dengan apa yang ada dihadapannya. Ia mencengkram jas orang itu dan mengangkatnya dengan mudah.
"Aku bisa melihat dari tatapanmu jika kau akan melemparku dari atap," ia tampak ketakutan namun tetap menatap Steve, "ini bukan caramu bukan Kapten Rogers?"
...
"Kau benar," ia tersenyum dan mengangguk, menepuk jas pria itu dan menyingkir, "tetapi itu adalah caranya."
Dan Natasha segera menendang pria itu hingga terjatuh dari atap bangunan pencakar langit itu.
"Mungkin sebaiknya sesekali kau mencoba mencium Tony terlebih dahulu."
"Sudah kukatakan aku pernah melakukannya Nat."
"Aku tidak percaya."
Mereka malah berbincang dengan santai dan tidak memperdulikan teriakan dari pria yang masih jatuh bebas itu. Sebelum akhirnya sesuatu terbang seperti seekor burung dan mengangkat pria itu kembali ke atap bangunan. Sam menggunakan senjatanya dan kembali mendarat ke belakang Steve dan juga Natasha.
"Alogaritma Zola adalah sebuah program!" Pria itu ketakutan dan tampak mencoba menghentikan Steve dan Natasha yang mendekatinya, "untuk memilih Target Insight!"
"Target apa?"
"Target yang bisa mengancam Hydra! Kau, penyiar TV di Kairo, mentri pertahanan, Tony Stark, Bruce Banner, Stephen Strange, bahkan Peter Andrew Rogers Stark," Steve tampak membulatkan matanya mendengar nama mendiang anaknya, "semua yang bisa mengancam keberadaan HYDRA di masa depan!"
"Masa depan?! Kau membunuh anakku hanya karena sebuah alasan yang bahkan belum tentu terjadi?!" Steve menatap garang kearah pria itu dan mencengkram kerah pakaian pria itu dengan kencang, "ia bahkan baru berusia 18 tahun saat kalian MEMBUNUHNYA!"
"Belum terjadi? Tetapi akan terjadi," pria itu tertawa, "dan bagaimana kami bisa mengetahuinya? Karena abad 21 adalah sebuah buku digital dan Zola mengajari kami untuk membacanya. Catatan medismu, nilai akademiku, nomor asuransi, email. Zola bisa membaca masa lalu seseorang dari data itu dan memperkirakan apa yang akan dilakukan di masa depan."
"Lalu apa yang akan kau lakukan dengan itu?"
...
"Tidak... Pierce akan benar-benar membunuhku," orang itu menggeleng dan tampak ketakutan. Namun, Steve mengencangkan cengkraman di kerahnya hingga ia tampak lebih takut pada Steve, "kami akan menggunakan senjata Insight untuk memusnahkan mereka yang masih hidup!"
.
.
Suara isakan itu terdengar menggema di salah satu ruangan yang terlihat seperti jeruji beralaskan kaca. Seorang anak tampak menyenderkan tubuhnya di dinding dan menekuk lututnya, membenamkan wajahnya diatas lutut yang ia tekuk.
Tidak ada yang peduli padanya. Banyak anak yang tampak dikurung sepertinya, dan tidak akan mungkin seseorang akan memperdulikannya. Ia bahkan tidak tahu kenapa ia berada disini, yang ia tahu mereka membawanya kemari.
"Jadi dia adalah eksperimen yang baru?" Suara seseorang membuatnya tersentak. Ia bisa mendengar dua orang berjalan, dan mereka tampak berbincang sesuatu yang tidak ia mengerti. Hingga salah satu dari mereka menoleh padanya, "tinggalkan kami sendiri."
"Baiklah..."
Orang itu diam, hingga yang mengantarkannya tadi tampak menghilang dan ia masuk ke dalam sel itu membuat anak itu ketakutan dan bergerak mundur. Namun, orang itu berjalan dan berjongkok di depan anak itu, dan menatapnya beberapa saat.
"Ma-maafkan aku--"
"Katakan padaku," bukan sebuah suara membentak yang biasa ia dengar saat mereka membawanya kemari yang ia dengar. Sebuah suara yang tampak lembut dan membuatnya tenang, "siapa namamu nak?"
.
.
"Mudrock?"
Suara itu membuatnya tersentak, ia menoleh kearah beberapa agen HYDRA yang berada dalam penyamaran mereka sebagai anggota SHIELD. Ia bisa melihat Peter yang dibaringkan di depan mereka dan tampak dijaga ketat. Mereka berada dalam sebuah ruangan bawah tanah yang tampak tertutup dan hanya ada beberapa orang disana.
"Ada apa?"
"Steve Rogers dan juga yang lain kembali bergerak. Pierce menyuruh untuk kami bergerak," salah satu dari mereka tampak memberitahu Matt dan pria itu hanya mengangguk dan tampak menghela napas.
"Aku akan berjaga disini."
"Baiklah, pastikan ia tidak kabur."
"Ia sedang terluka, tentu ia tidak akan kabur," Matt tampak menggeleng dan tertawa pelan. Mereka hanya menatap Peter sebelum akhirnya mengangguk dan menatap Matt sebelum berbalik keluar dari ruangan itu.
...
"Bangunlah, aku tahu kau sadar sedaritadi," Matt tampak tidak menatap kearah Peter, namun ia berbicara dengannya yang tampak tersentak dan membuka matanya pelan. Matt tampak berbalik dan mendekati anak itu, "hei Tom..."
"Siapa... kau?"
.
.
"Aku masih berpikir jika kau harus tetap beristirahat Tony."
"That's bullshit Steve. Mereka mengambil anakku didepanku, dan aku tidak akan tinggal diam lagi di rumah," Tony tampak menggerutu dan duduk di samping Natasha dan juga pria berkepala plontos itu, "aku terkecoh oleh Matt Mudrock. Aku tidak akan menyangka jika ia adalah mata-mata HYDRA."
"Tidak akan ada yang tahu. Tetapi, ia memang terlalu tidak biasa untuk orang biasa bahkan yang tidak bisa melihat. Ia tidak mungkin hanya seorang pengacara," Steve tampak berada disamping Sam yang menyetir mobil mereka.
"Enam belas jam lagi Insight akan diluncurkan."
"Kita akan menggunakan DNAnya untuk memasuki Helicarrier langsung," Steve tampak mengangguk dan mencoba untuk mencari cara terbaik, "Tony, kau bisa membantu untuk merentas Insight bukan? Aku akan mencari Peter terlebih dahulu setelah itu aku akan menyusulmu."
"Kau gila?! Itu ide yang bu--" baru saja akan menyelesaikan perkataannya saat seseorang memecahkan kaca jendela dan menarik pria itu kemudian melemparnya hingga tertabrak truk yang ada di sebrang jalan.
"JARVIS, kirim pakaian Iron Manku!"
"Akan datang dalam 1 menit lagi Sir."
Natasha melihat kearah atas sebelum ia menarik Tony dan membuatnya menunduk di bawah. Ia juga segera melompat ke depan, dan segera membantu Steve dan Sam untuk menghindari peluru yang hampir saja mengenai mereka. Steve segera menginjak rem, membuat siapapun yang berada di atap mobil terlempar ke depan. Pria berambut cokelat dengan tangan besi itu tampak menghentikan lemparannya dan tampak berdiri didepan mobil mereka.
Saat mereka masih mencoba untuk mencerna apa yang terjadi, Natasha akan menembaknya namun mobil di belakang mereka tampak menabrak dan menyeret mereka menuju kearah orang itu.
Ia menaiki atap mobil lagi, dan kali ini Natasha yang sudah mendapatkan pistolnya tampak menembaki atap mobil dan pemuda itu memecahkan kaca mobil depan tempat Sam berada dan mengambil kemudi mobil.
"Shit!"
Pria itu tampak melompat ke mobil belakang mereka, dan mobil hilang kendali bersamaan dengan mobil di belakang mereka yang terus menabrak dan hendak menggulingkan mereka.
"Keluar. Sekarang," Natasha tampak menatap kearah Steve dan tampak segera mendorongnya bersama Sam hingga mereka terlempar dari mobil yang terbalik.
"TONY!"
"Aku baik-baik saja!" Tampak pakaian Iron Man yang terbang. Tentu Jarvis berhasil tepat waktu mengirimkan pakaian itu sebelum mobil terbalik. Natasha mengetahui hal itu hingga ia tidak begitu memikirkan Tony saat mereka terlempar keluar mobil.
.
.
Pertarungan berjalan sengit, Tony mencoba melindungi warga yang ada disekitar dibantu Sam. Dan Natasha terluka karena satu serangan dari pemuda bertangan besi itu. Dan sekarang, Steve sedang berduel dengan pria itu hand to hand juga menggunakan pisau kecil yang digunakan pria itu.
"Tony," Steve berbicara dari alat komunikasi mereka, "untuk kali ini aku tidak pernah menyangka akan mengatakan jika ayahmu salah untuk satu hal. HYDRA menggunakan pisau untuk bertarung!"
"Aku tidak pernah mengatakan jika ia tidak pernah salah. Dan kau butuh bantuan?"
Ia yang menahan pisau itu tampak memiringkan kepalanya dan membuat pisau menancap pada mobil di belakang mereka. Ia menggeser hingga pisau menggores mobil, dan saat terlepas dari mobil itu, Steve membantingnya dan segera mengambil perisainya.
"Tidak, aku bisa," ia menghindari bebrapa serangan pria itu dengan menahannya menggunakan perisai, dan menghantamkan lengan pria itu dengan perisainya sebelum pisau itu jatuh dan kembali ia membantingnya dan memegang masker yang menutupi wajahnya, melepaskannya dengan paksa.
Mereka berdua berdiri, ada jeda jarak dan juga keheningan diantara mereka, dan untuk pertama kalinya Steve melihat langsung wajah dari pria itu secara keseluruhan. Dan itu membuat wajahnya memucat dan terdiam.
"Tidak mungkin," napasnya masih memburu karena lelah, namun dahinya berkerut dan pupil matanya melebar.
"Steve?"
"Bucky?"
Ia tidak mungkin salah mengenali pria itu. Pria yang merupakan sahabat terdekatnya 70 tahun yang lalu, seseorang yang sudah ia anggap saudara kandungnya. Sementara pria itu tampak diam, sekilas tampak wajah bingungnya akan sesuatu--nama yang disebutkan oleh Steve.
"Who the hell is Bucky?"
Sebelum ia bahkan bisa mengatakannya, Tony sudah terbang dan tampak melemparnya dengan daya dorong dari tangannya. Dengan segera, pria itu tampak mengacungkan tangannya kearah Steve dan menembaknya dengan bom berkekuatan kecil. Dan saat asap menipis, sosok itu menghilang meninggalkan Steve yang tampak terdiam masih dalam keadaan shock. Dan kejadian itu, cukup untuk membuat beberapa orang segera menangkapnya dan juga yang lainnya.
.
.
Di dalam mobil, Tony dan juga yang lainnya tertangkap dan di borgol dengan tiga penjagaan disana. Steve masih diam, membuat Tony dan juga yang lainnya cukup cemas.
"Kau tidak apa Steve?"
"Pierce yang melakukannya," ia menghela napas dan tampak menatap kearah Tony yang bertanya padanya, "Bucky menatapku seolah ia tidak pernah mengenalku."
"Tetapi bagaimana? Sudah tujuh puluh tahun lebih berlalu," Sam menatap kearah Steve.
"Zola, mereka menangkapnya pada tahun 1943. Ia pasti bereksperimen dengan tubuh Bucky dan ia bisa bertahan saat ia terjatuh dari kereta kala itu..."
"Kau tahu itu bukan salahmu bukan?" Tony menoleh pada Steve yang hanya diam dan menghela napas.
"Ia selalu ada saat aku membutuhkan seseorang dulu."
Tony diam, ia melihat Steve yang tampak terpukul. Dan ia tidak bisa tidak merasa sakit, saat ia melihat bagaimana Steve sangat peduli dengan orang itu. Ia tahu ia tidak seharusnya memikirkan itu saat ini, namun ia tidak bisa membohongi dirinya sendiri.
"Kau tahu sekarang ada aku dan yang lain bukan?" Tony menghela napas dan menatap Steve. Ingin menggenggam tangannya namun borgol tebal ini tentu membuat ia tidak bisa bergerak, "kau masih memiliki Peter..."
...
"Ya."
"Maaf mengganggu momen kalian berdua, namun kita membutuhkan dokter saat ini," Sam tampak menoleh pada bahu Natasha yang mengalirkan darah yang tidak sedikit, "jika lukanya tidak segera diobati ia akan kehabisan darah."
Bukannya menjawab, salah satu dari mereka mengeluarkan teaser dan tampak mengacungkannya pada Sam. Sam terdiam, namun bukannya digunakan untuk menakuti Sam, teaser itu ditusukkan pada penjaga yang ada di tengah. Dan penjaga di sisi lainnya tampak memelintirnya dan menahan tubuhnya hingga tidak bisa bergerak.
"Aku selalu mengatakan jika helm ini terlalu kecil untuk semua orang," penjaga itu tampak melepaskan helmnya, dan menunjukkan Maria Hill yang menyamar menjadi satu diantara mereka.
.
.
Mobil menuju kearah sebuah tempat dibawah jembatan, dimana mereka menuju ke sebuah bangunan terpencil yang tampak tidak berpenghuni. Maria dan juga salah satu dari penjaga yang sepertinya juga bekerja sama dengan Maria tampak membawa keempatnya. Salah satu dokter dari SHIELD tampak mendekat dan akan mengobati Natasha.
"Biarkan mereka bertemu dengannya dulu."
Keempatnya saling berpandangan, sebelum mereka berjalan kembali hingga menemukan sebuah ranjang dan juga Nick yang seharusnya sudah tewas berbaring disana.
"Kalian tepat waktu," Nick menghela napas, ia menoleh pada semua orang disana.
"Aku mengerti jika kalian memiliki banyak pertanyaan, tetapi kurasa yang harus menjawabnya adalah orang yang tepat. Kenapa kau masih menggunakan helm itu?" Nick menoleh pada penjaga satu lainnya selain Maria yang tampak baru akan melepaskan helm yang ia kenakan.
"Kau tahu mereka akan membunuhku di tempat jika aku melakukannya bukan?" Helm itu dilepas, tampak pria berambut cokelat gelap yang tampak menatap keempatnya yang membulatkan matanya.
"Kurasa kalian sudah mengenalnya," dan sebelum Nick bisa mengatakan apapun, Tony tampak bergerak dan mencengkram kerah pakaian pemuda itu dengan erat. Matt Mudrock ada dihadapannya, dan Tony tidak memikirkan apapun selain ingin menghajarnya.
"Sudah kukatakan, kita akan bertemu lagi Mr. Stark..."
"Jadi, kau juga bekerja sama dengan HYDRA?" Ia masih menatap Matt, namun pertanyaan itu ditujukan oleh Tony pada Nick.
"Lepaskan dia dan dengarkan aku Stark."
"Untuk apa? Ia menculik Peter dan hampir saja membunuhku," Tony menggeram pelan dan menatap tajam kearah Matt yang masih tenang, "dimana Peter sekarang?"
"Stark."
"Tony," Steve mencoba menghentikan Tony yang sudah hampir mencekik Matt kala itu. Ia tampak mengeratkan giginya, sebelum menghempaskan Matt begitu saja, "aku ingin penjelasan darimu Nick. Atau aku juga tidak akan segan membunuhnya sekarang."
"Seperti yang kalian tahu, ia adalah Matt Mudrock. Seorang pengacara dari Hell's Kitchen--"
"Dan anggota dari HYDRA."
"Dan aku juga bekerja dengan Nick Fury," Matt memotong pembicaraan Tony yang memotong pembicaraan dari Fury.
"Apa?"
"Ia adalah mata-mata SHIELD di HYDRA, Stark."
.
.
"Bagaimana keadaanmu hari ini Matt?"
Anak kecil itu menoleh saat mendengar langkah kaki yang ia kenal. Seseorang yang melindunginya dan memperlakukannya seperti manusia disini. Ia tampak tersenyum, dan membiarkan orang itu untuk masuk dan duduk di sampingnya.
"Tidak buruk," Matt menggeleng dan tampak senang saat pria itu memberikan sebungkus kue kering yang diletakkan di tangannya.
"Istriku membuatkannya hari ini."
"Kalian berdua aneh," Matt kecil tertawa dan menggelengkan kepalanya, "aku tidak percaya kalau kalian juga bekerja di tempat ini. Berbeda dengan orang-orang lain, kalian sangat baik pada semua tahanan disini. Setidaknya memperlakukan kami seperti manusia."
"Karena kalian memang manusia."
"Katakan pada para ilmuan lain disini jika mereka tidak menertawakanmu. Kecuali temanmu yang punya pedang di sela jarinya. Siapa namanya? Logan?" Matt tampak menghela napas dan memakan kue yang dibuatkan oleh istri pria itu, "hari ini kau terdengar sangat senang. Apakah ada yang terjadi?"
"Kau sangat peka pada semua yang ada disekitarmu meski kau tidak bisa melihat," pria itu tertawa dan mengacak rambut Matt, "kemarin aku dan Logan membawa istriku ke dokter mendapatkan kabar jika istriku tengah hamil. Kau tahu, sudah 10 tahun lamanya kami menantikan hal ini."
"Benarkah?! Selamat! Laki-laki atau perempuan?"
"Kami belum tahu, tetapi kami meminta Logan untuk mencarikan nama yang tepat untuk anak kami nanti. Ia memikirkan nama Laura jika yang lahir adalah perempuan, tetapi ia sangat buruk memberi nama laki-laki," Matt tertawa mendengar nada kecewa dari pria itu dan tampak mendapatkan ide dari kepalanya begitu saja.
"Apakah aku boleh membantu mencarikan nama untuk anakmu?"
"Tentu, nama apa yang terpikirkan olehmu Matt?" Pria itu menepuk kepala Matt dan ia bergumam kecil memikirkannya dengan serius.
"Tom."
"Bagaimana jika yang lahir adalah laki-laki, kalian berikan nama Tom padanya, Mr. Parker?"
.
.
To be Continue
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top