15 - Run Away

Lubang yang dibuat Fury untuknya melarikan diri memang tidak begitu tinggi. Namun, saat ia menyentuh dasar lubang itu, ia rasa dampak dari kecelakaan mobil yang terguling memperparah keadaannya. Dan pinggang serta bahunya terkena beberapa tembakan. Itu tidak boleh dilupakan.

Ia bisa melihat lorong gelap pembuangan air disana, dan berjalan sedikit tertatih dengan menyender pada sisi terowongan sebelah kirinya dan menutupi luka terparahnya di pinggang kanannya. Jika dikatakan tubuhnya kuat, bahkan saat ini ia tidak mengerti ia mendapatkan kekuatan dari mana. Flashdisk di tangannya ia genggam dengan kuat, dan ia terus berjalan hingga menemukan tangga yang menuju keatas.

'Oke, kau bisa melakukan ini,' ia meyakinkan diri sendiri dan menghela napas, sebelum memanjat di tangga itu menuju ke atas. Ia hampir berhasil, sebelum saat tangannya mencapai bagian atas tangga, tenaganya seolah hilang, dan pegangannya mengendur begitu saja membuat tubuhnya akan terjatuh ke belakang.

Setidaknya tidak saat sebuah tangan menangkapnya. Dan pria berambut cokelat gelap pendek dengan kacamata hitam tampak memegangnya dengan erat.

"Aku sedikit aneh mendengar seseorang akan naik ke atas dari lubang pembuangan ini. Apa yang--" pria itu, Peter tidak mengenalnya, Fury mengatakan untuk tidak mempercayai siapapun selain ayahnya. Namun, tangannya seolah bergerak refleks menggenggam erat tangan pria itu, "--tunggu. Tom?"

...dan ia bahkan tidak tahu pria itu mengenalnya.

.
.

Matt, Tony, dan juga Steve tampak memperhatikan ruangan di depan mereka yang dihalangi oleh kaca bening. Mereka bisa melihat beberapa orang tenaga medis mencoba untuk mengobati luka dari Peter.

Setelah Matt membawa Peter ke markas Avengers, Tony dan juga Steve segera membawa Peter menuju ke rumah sakit.

"Ia tewas," Steve kembali dan menatap Tony dan juga Matt, "Nick Fury. Sepertinya Peter berada di mobil yang sama dengan yang digunakan saat kecelakaan itu. Entah kenapa Nick seolah mencoba agar Peter kabur dari mobil itu.

"Ah, apakah mungkin ada hubungannya dengan ini?" Matt tampak merogoh sakunya dan menunjukkan sebuah flashdisk yang sama dengan yang diberikan Nick pada Peter.

"Flashdisk?" Tony dan Steve saling bertatapan, namun saat mereka baru saja akan mengatakan sesuatu, dokter datang dan menghampiri mereka.

"Keadaannya stabil. Tidak ada luka yang mengenai organ vitalnya. Dan untuk saat ini kami tidak tahu apakah benturan itu membuatnya gegar otak atau tidak," kedua superhero itu menghela napas, "saat ini ia sedang dalam pengaruh obat bius. Kalian boleh menemaninya di kamar perawatan namun jangan sampai membangunkannya."

"Terima kasih dok," Steve mengangguk dan tersenyum sebelum menghela napas lega. Jantungnya seolah berhenti saat ia melihat keadaan Peter dimana ia mengingat bagaimana Andrew tewas di tangannya tanpa ia bisa melakukan apapun.

"Sekali lagi aku berterima kasih padamu Matt," Tony tampak juga lega dan baru bisa tenang berbicara dengan Matt, "maaf saat kami benar-benar mengadopsi Peter, kami tidak menggunakan jasamu."

"Ah itu tidak masalah, lagipula kurasa mendadak kasus yang kutangani meningkat juga karena anda Mr. Stark. Entah bagaimana anda melakukannya," Matt tampak menggeleng dan tertawa pelan. Ia tampak mendengar handphonenya berbunyi, dan segera mengangkatnya, "baiklah, kurasa aku bisa menyerahkannya pada kalian. Aku harus kembali ke Hell's Kitchen."

Matt tampak memberikan flashdisk itu pada Steve dan berbalik akan meninggalkan tempat itu seperti seseorang yang tidak buta.

"Ingatkan aku jika ia tidak bisa melihat..."

.
.

Steve dan juga Tony menghabiskan waktu di dalam kamar perawatan dimana Peter berada. Mereka sama sekali tidak bergerak dari tempat mereka ataupun mengalihkan pandangannya dari Peter. Mereka terlalu takut, dan terus memperhatikan pergerakan dada pemuda itu, satu hal yang membuktikan pemuda itu masih hidup.

"Hei," suara itu membuat keduanya menoleh dan menemukan Natasha tampak berjalan mendekati mereka berdua, "maaf, aku mengecek... Fury. Aku segera kemari setelah itu, bagaimana keadaan Peter?"

"Ia baik-baik saja. Dokter mengatakan ia akan sadar beberapa saat lagi," Steve yang menjawab dan mengangguk pelan. Natasha menatap Peter yang masih belum sadar dan Tony yang masih menggenggam tangannya, "duduklah, kurasa kau masih sedikit shock."

"Tidak apa. Aku bersyukur Peter baik-baik saja. Kurasa aku tidak akan bisa menghadapi kematian keponakanku lagi," Natasha menghela napas dan tampak menatap Peter. Ia akan bergerak saat matanya menatap gerakan di tangan Peter yang juga dirasakan Tony.

"Peter?" Pemuda itu mengeratkan matanya yang tertutup sebelum mengerjap beberapa kali dan membuka matanya, "Peter, kau dengar aku?"

"Dad," Peter baru saja akan berbicara, bahkan suaranya masih serak. Namun, matanya tampak menangkap sebuah kilatan cahaya laser berwarna merah dibalik jendela yang tidak tertutup tirai. Refleks, ia menarik tangan Tony yang ada di dekatnya, tepat saat kaca jendela pecah karena sebuah tembakan yang hampir mengenai Tony.

"TONY!" Steve tampak membulatkan matanya dan mencoba mendekati mereka berdua.

"Aku tidak apa," Tony memegang bahunya yang tertembak sedikit, "Peter menarikku sebelum tembakan itu mengenaiku. Aku hanya terserempet peluru sedikit."

Steve tampak berdecak, menatap kearah jendela dan melihat seseorang berada disana. Sebelum ia bisa merespon, pria itu tampak memecahkan kaca jendela kamar Peter dan mendarat di dekat ranjang Peter. Refleks, meskipun tangannya terluka Tony segera mendekap pelan Peter tanpa menekan luka di tubuhnya terlalu kencang.

Dan saat pria berambut sedikit panjang dengan lengan besi itu tampak mengacungkan senjata pada Tony, Steve tampak menghalangi dengan perisai dan melindungi mereka berdua.

"Siapa kau?!"

"Serahkan benda itu dan anak itu."

"Apa yang menurutmu berpikir aku akan memberikannya?" Steve tampak masih menggunakan perisainya untuk melindungi Peter dan juga Tony. Pria itu tidak menjawab, namun ia mengacungkan senjatanya ada Natasha yang ada di dekat sana terdiam dan tampak terkejut beberapa saat.

"NATASHA!" Natasha tersentak dan saat ia bergerak, peluru menyerempet pinggangnya. Steve segera melempar perisainya, namun dengan mudah ditangkap oleh tangan besi pria itu. Ia mengambil flashdisk yang ada di lantai. Terlempar dari Tony saat ia tertembak di bahu. Dan sebelum Steve bisa melakukan apapun, ia melemparkan kembali perisai milik Steve dan melemparkan dirinya pada kaca jendela yang hancur di belakangnya.

Dan saat Steve serta Natasha mengejar dan melihat kebawah, pria itu sudah menghilang seolah tidak baru saja melompat bebas dari lantai 12 rumah sakit ini.

.
.

"Aku akan meminta rekan Bruce yang kukenal. Lebih aman untuk merawat Peter di dalam menara Avengers," Happy mengemudikan mobil Tony, sementara Steve dan juga Tony tampak berada di bagian tengah mobil bersama dengan Peter. Sementara Natasha tampak diam dan duduk di bagian belakang.

"Kau yakin tidak apa Peter?"

"Aku tidak apa pops," Peter masih menyender pada lengan Steve dengan mata yang setengah terbuka, "bagaimana dengan paman Fury...?"

Ketiganya saling bertatapan. Dan Steve tampak memberikan senyumannya dan mengusap kepala Peter.

"Ia sedang beristirahat. Sekarang, kau tidak perlu memikirkannya," Peter tampak menutup mata dan mengangguk. Kembali mencoba untuk tidur dan beristirahat.

"Paman Fury mengatakan, jika... aku tidak boleh... percaya pada siapapun," ia bergumam masih belum tidur namun matanya masih terpejam, "tetapi aku percaya padamu dad... Tante Natasha, dan juga Mr. Happy... aku bisa mempercayai kalian..."

Semuanya saling berpandangan, namun sama sekali tidak mengatakan apapun. Baru saja Steve akan bergerak sedikit membenahi posisinya, saat handphonenya bergetar.

Seseorang dari S.H.I.E.L.D menghubunginya.

"Tony," Tony menatap kearah Steve yang memanggilnya, "mereka membutuhkanku di S.H.I.E.L.D sekarang."

"Tetapi kita harus membawa Peter secepatnya Steve. Tidak bisakah mereka menunggu?"

"Tidak apa dad, lagipula hanya sebentar bukan?" Peter tampak membuka matanya sedikit dan tersenyum dan menatap Tony serta Steve. Tony hanya diam sebelum menghela napas dan mengangguk.

"Baiklah, selesaikan secepatnya Steve aku tidak ingin Peter menunggu lama," Steve hanya mengangguk dengan wajah bersalah. Happy tampak segera merubah haluan dan tampak menuju ke markas S.H.I.E.L.D.

.
.

"Kukira aku memintamu untuk membawa anakmu kemari Captain Rogers."

Steve tampak berjalan mendekati pria berambut pirang di depannya dan menatapnya dalam diam. Ia memang mendapatkan pesan untuk membawa Peter yang menjadi orang terakhir melihat Nick Fury hidup. Tetapi tentu saja ia tidak akan sembarangan membawa Peter begitu saja dengan keadaan seperti itu.

Dan di depannya, pria bernama Alexander Pierce yang menggantikan posisi dari Nick.

"Keadaannya tidak memungkinkan. Ia masih beristirahat. Tetapi aku akan membawanya saat keadaannya sadar," Steve tampak mengangguk dan berdiri dengan membuat jarak. Ia masih memikirkan apa yang dikatakan Peter tentang tidak percaya pada siapapun.

"Baiklah, lagipula kudengar ia sudah sadar. Kurasa, sebagai orang tuanya ia memberitahumu sesuatu," Steve tampak mengerutkan dahinya dan menatap pria itu, "maksudku, selama beberapa hari ini anakmu bersama dengan Nick Fury. Dan ia adalah orang terakhir yang melihatnya dalam keadaan hidup."

Steve sedikit mengerutkan dahinya. Tidak begitu yakin jika Nick memberitahu tentang Peter yang ia jemput pada sembarang orang.

"Apakah ia mengatakan jika Nick mengatakan sesuatu padanya sebelum ia tewas?"

...

"Maaf, tetapi Peter mengatakan jika Direktur Fury tidak mengatakan apapun sebelum ia tewas," Steve menegakkan badannya dan menggeleng, "dan bahkan ia belum tahu tentang kematiannya."

"Begitu?" Pierce tampak menatap Steve sejenak sebelum berdiri, "kau tahu jika selama ia bersama dengan kalian, bersama dengan anakmu--keluargamu, jika kalian disadap?"

...

"Ia pernah mengatakannya padaku."

"Tetapi ia tidak mengatakan jika ia yang menyadapnya bukan?" Ia menyalakan sebuah layar yang menampakkan seseorang disana, "ia yang secara langsung melakukannya. Batroc."

"Kau pikir ia yang membunuh direktur Fury? Karena kurasa secara fisik bahkan mereka sangat jauh berbeda."

"Tentu tidak, ia hanya disewa untuk menyerang Lemurian Star secara anonim oleh seseorang," Pierce tampak menceritakan bagaimana mereka mencurigai jika Nick menyewa pemberontak itu untuk menghancurkan S.H.I.E.L.D. Ia hanya mendengar, namun ia menatap datar kearah Pierce.

"Kau tahu jika kau mengenalnya dengan baik, maka kau tahu itu tidak benar."

...

"Aku permisi jika tidak ada lagi yang ingin kau katakan," jawab Steve dan berbalik akan meninggalkan Pierce.

"Aku bisa menebak ia mengatakan untuk tidak percaya pada siapapun. Dan itu artinya kau bahkan tidak percaya padanya," Steve terdiam, dan ia berbalik menatap Pierce yang tetap berada di tempatnya berdiri.

"Aku tidak percaya padanya... dan aku tidak percaya padamu. Tetapi aku percaya pada keluargaku, dan aku percaya pada peter," jawabnya dan membungkuk sebelum berjalan meninggalkan ruangan itu begitu saja.

.
.

Steve berada di lift dan akan kembali ke mobil. Ia melihat jam dan tampak tidak sabar untuk sampai karena ia juga sangat cemas dengan keadaan Peter. Saat lift tampak semakin penuh dengan orang-orang, ia merasakan sesuatu yang aneh yang membuatnya refleks mengambil handphonenya dan mengirimkan pesan pada Tony.

Dan saat ada beberapa orang lainnya yang masuk, ia memasukkan handphonenya dan menghela napas.

"Baiklah, sebelum kita memulainya apakah ada yang ingin keluar?"

.
.

Tony tampak memperhatikan Peter yang masih menutup matanya namun beberapa kali tampak menyerengit sakit karena posisi dan luka. Ia sudah beberapa kali mencoba menghubungi Steve namun handphonenya masih belum aktif.

"Peter, buddy, kau tidak apa?"

"Mmh... aku tidak apa dad," Peter tampak mengangguk lemah dan Tony kembali menghela napas dan melihat menara S.H.I.E.L.D yang ada di depannya. Steve menyuruhnya untuk menjauh dan ia terpaksa menurutinya dan sekarang ia berada beberapa meter jauhnya dari bangunan itu.

Handphonenya berdering, dan sebuah pesan masuk terlihat dari seseorang yang ia tunggu sedaritadi.

"Akhirnya--"

[Pergi dari gedung S.H.I.E.L.D sekarang. Aku akan menemuimu di vila. Jangan ke menara.]

Mereka memang memiliki satu rumah yang sudah lama tidak ditempati karena itu hanyalah sebuah rumah liburan. Tony mengerutkan dahinya, ia tidak tahu kenapa Steve tampak sangat stress terlihat.

"You gotta kidding me," Happy tampak membulatkan matanya, dan Tony melihat kearah yang dilihat Happy dimana Steve tampak sedang bertarung dengan beberapa anggota S.H.I.E.L.D disana. Dan yang lebih parah lagi adalah saat lift meluncur cepat dengan paksa dan mengerem dengan rem darurat otomatis.

Seolah itu tidak terlihat lebih buruk, Steve tampak mundur, dan begitu saja melompat bebas dari belasan lantai dengan perisainya sebagai tumpuan.

"STEVE?!"

"BOSS merunduk!" Tony yang tampak berpusat pada Steve tadi tampak kaget, dan Peter segera menarik Tony sebelum beberapa tembakan terdengar dari luar. Beruntung kaca mobil anti peluru, namun itu tidak akan bertahan lama, "berpegangan!"

Dan Happy menjalankan mobilnya dan tampak menjauh kembali. Tony bisa melihat bagaimana jembatan penghubung tampak tertutup perlahan dan berpikir apa yang terjadi pada Steve.

"Kita ke Villa di Queens Happy."

.
.

Tony menaruh Peter di ranjang yang ada di salah satu kamar di Villa itu. Ia memastikan jika Peter baik-baik saja sebelum menghela napas dan menatap kearah Steve yang beberapa saat setelah mereka tiba menyusul mereka.

"Jadi, apa yang sebenarnya terjadi?"

"Aku tidak mengerti," Steve menghela napas saat Tony bertanya, "mereka menganggapku sebagai kriminal. Dan mereka mencoba untuk menginterogasi Peter meski aku sudah mengatakan jika ia tidak dalam kondisi yang baik."

...

"Kurasa," Natasha tampak duduk di samping ranjang Peter dan tidak menatap kearah kedua orang disana, "kurasa ini berkaitan dengan kematian Nick."

"Kau mengetahuinya bukan Nat?" Steve tampak menatap Natasha yang menatapnya balik, "kau tahu jika Nick menyewa seseorang untuk menyadap kita."

"Tentu, karena pekerjaan di S.H.I.E.L.D bukan hanya apa yang terlihat dipermukaan," Natasha tampak menatap dengan tatapan datar, "aku tahu siapa yang membunuh Fury dan mengincar Peter."

Dan itu cukup untuk membuat Tony dan Steve menatap kearahnya.

"Semua agen tidak percaya jika ia nyata. Ia seperti hantu yang tidak diketahui siapa identitas sebenarnya," Natasha tampak menyilangkan tangannya, "beberapa orang menyebutnya sebagai Winter Soldier. Dia pelaku dari 2 lusin pembunuhan dalam 50 tahun terakhir."

"Jadi, ia hanya sebuah cerita hantu bukan?"

"Lima tahun yang lalu aku mengawal Insinyur Nuklir keluar dari Iran. Ada yang menembak ban mobilku didekat Odessa. Kami meluncur hilang kendali dan terjun ke jurang. Aku menarik kami semua keluar. Tetapi disana, winter soldier berdiri. Aku mencoba untuk melindungi klienku, namun ia menembaknya. Menembus tubuhku, menggunakan peluru Soviet."

Natasha menaikkan sedikit pakaiannya dan menunjukkan luka bekas peluru yang bersarang di pinggang kirinya.

"Tidak ada selongsong peluru, dan katakan selamat tinggal untuk bikini."

"Kurasa kau akan jelek mengenakan bikin saat ini Nat," Tony menjawab dan Natasha hanya menatapnya tajam.

"Ia sangat sulit untuk diburu dan dilacak. Aku sudah pernah mencoba melakukannya. Seperti yang kau ketahui, ia adalah cerita hantu yang tidak diketahui keberadaannya," Natasha menghela napas dan menutup matanya, "yang terpenting adalah apa isi dari flashdisk yang diberikan Nick pada Peter. Kurasa mereka sangat menginginkan benda itu."

"Kalau saja tidak diambil, kita bisa melihatnya tanpa direntas dari komputerku. Dan aku bisa--" suara handphone berbunyi memotong pembicaraan dari Tony. Tony mengangkat handphone miliknya.

"Halo?"

"Mr. Stark bukan? Ini aku, Matt," Tony mengerutkan dahinya, "dulu saat penculikan Tom aku menyimpan nomor anda. Maaf, apakah anda bisa memastikan jika kita tidak disadap?"

"Tentu, jaringan ini sudah dilindungi oleh Jarvis. Ada apa?" Tony tampak mengaktifkan loudspeaker yang ada di handphonenya.

"Sebenarnya, kurasa flashdisk yang dibawa oleh Tom tertukar dengan milikku. Apakah kau bisa mengambilnya sebelum aku mendapatkan masalah?"

...

"Bercanda, aku menukar flashdisk itu. Karena Tom terlihat sangat melindunginya saat aku menemukannya, dan kurasa saat kita masuk ke arena rumah sakit aku mendengar dan merasakan beberapa orang bersembunyi dan mengintai kita. Apakah kita bisa bertemu? Karena kurasa kalian lebih membutuhkannya."

"Bagaimana kami bisa yakin jika kau bisa dipercaya Mr. Murdock?" Steve tampak berbicara dan disebrang sana hanya ada keheningan beberapa saat.

"Aku tidak tertarik dengan urusan S.H.I.E.L.D dan juga H.Y.D.R.A kau tahu? Aku hanya berada di waktu dan juga tempat yang salah. Lagipula, yang kuperdulikan hanyalah Tom," Matt tampak berbicara dengan nada lelah. Dan Steve serta Tony dan Natasha tampak saling bertatapan dan mengangguk.

"Dimana kita bisa bertemu?"

.
.

Natasha dan juga Steve yang diputuskan untuk bertemu dengan Matt. Mereka menuju ke salah satu pusat perbelanjaan yang ada di dekat daerah Hell's Kitchen dan tampak mencari keberadaan dari Matt. Hari itu adalah hari libur hingga banyak orang berlalu lalang disana.

"Mr. Rogers, Mr. Romanoff," Matt tampak mendekat dan mengibaskan tangannya. Steve tampak mengenakan topi dan juga kacamata sementara Natasha tampak menggunakan hoodie garis-garisnya, "maaf karena membuat kalian panik begitu juga dengan Mr. Stark, tetapi aku dikejar waktu dan Tom terluka parah."

"Tidak apa, jadi kalian akan membawa benda ini," Matt mengeluarkan flashdisk dan memberikannya pada Natasha yang ada paling dekat dengannya.

"Aku akan membantu dari sini. Kau hanya perlu mencari sebuah laptop dan menghubungkannya dengan flashdisk yang kuberikan tadi," Tony memberikan alat komunikasi pada Steve dan juga Natasha untuk membantu mereka karena ia harus menjaga Peter.

"Kurasa itu," Steve menunjuk kearah toko elektronik dan mereka bertiga mendatangi salah satu laptop. Karena Steve sangat gaptek dengan teknologi dan Matt tidak bisa melihat, tentu Natasha yang membuka dan mencoba untuk melacak flashdisk itu.

"Oke, drive ini memiliki tingkat keamanan level 6 dan saat kita membuka ini, maka semua anggota S.H.I.E.L.D akan mengetahui keberadaan kita dengan cepat," Natasha mengetik dengan cepat di komputer itu.

"Berapa lama waktu kita sebelum mereka menemukan kita?"

"Sembilan menit, aku akan mencoba memperlambat pelacakan mereka dari sini," Tony menjawab dan Steve mengangguk sebelum Natasha memasukkan flashdisk itu dalam komputer.

"Fury benar soal kapal itu. Seseorang mencoba menyembunyikan sesuatu. Dan data ini dilindungi oleh AI yang terus menolak semua yang mencoba memasukinya."

"Aku bisa merentasnya lebih mudah jika aku berada disana," Tony tampak terdengar kecewa namun tidak ada yang bisa ia lakukan, "ia tidak akan mungkin lebih hebat daripada Jarvis buatanku. Tetapi akan kucoba lacak sumbernya untuk membantu kalian."

Steve tidak begitu tenang dan melihat sekeliling. Matt tampak diam, sebelum ia berjalan kearah luar toko dan menoleh kearah lantai bawah dimana beberapa orang dari S.H.I.E.L.D sudah berada disana.

"Kurasa kalian sebaiknya lebih cepat, ada empat... tidak, enam orang, mungkin lebih dari itu tetapi aku bisa merasakannya."

"Apakah ada yang bisa kubantu?" Seorang petugas toko mendadak mendekat membuat Steve dan juga Natasha tersentak.

"Ah, tidak," Natasha tersenyum dan merangkul bahu Steve dengan dua tangannya, "aku dan tunanganku sedang mencari tempat untuk berbulan madu."

Natasha tampak menghela napas dan menyikut Steve yang baru saja akan melayangkan protesnya.

"Bagus sekali, kemana kalian akan pergi?"

Steve menoleh dan melihat laptop yang tampak sudah menunjukkan lokasinya.

"New Jersey."

"Pilihan bagus," pria itu mengangguk sebelum ia melihat Steve dan seolah menyadari sesuatu. Sesuatu yang tampak membuat Steve sedikit takut akan ketahuan, "aku punya kacamata yang sama persis dengan yang kau gunakan."

"Wow, itu artinya kalian berdua saudara kembar?" Jawab Natasha dengan nada sarkasnya.

"Aku sudah katakan kalau kacamata itu terlalu murah untukmu Steve."

"Kuharap begitu," pria itu tertawa dan Steve hanya tersenyum canggung, "kalau ada apa-apa, katakan padaku. Namaku Aaron."

Dan saat pria itu tampak pergi, Matt tampak berjalan mendekat.

"Selamat atas pernikahan kalian," jawab Matt bercanda, "ngomong-ngomong mereka sudah ada di semua lantai. Lantai kita ada 4 orang dan yang lainnya berpencar."

"Tony, apakah benar-benar 9 menit?"

"Tentu, sedikit lagi daaan--"

"Dapat," Natasha dan Tony berbicara bersamaan saat satu titik terlihat disana. Sebuah wilayah yang tampak membuat dahi Steve berkerut, "kau mengetahuinya?"

"Begitu...lah," Steve mengangguk. Dengan cepat Steve segera melepaskan flashdisk itu dan segera berjalan keluar bersama dengan Natasha dan juga Matt. Beberapa kali mereka berpapasan dengan para agen namun mereka berhasil menyamarkan keberadaan. Tentu Matt tidak membutuhkan usaha keras karena selain mereka tidak mengetahui jika Matt bersama keduanya, siapa yang akan percaya pada orang buta?

Namun, saat mereka turun ke elevator, Matt tampak menyadari sesuatu.

"Hei, di belakang kita dua orang, dan satu di samping akan menuju keatas."

Natasha tampak menemukan orang yang dimaksud sebelum ia berbalik dan menatap Steve.

"Cium aku."

"What?" Baik Steve, Tony, ataupun Matt tampak kaget mendengar perkataan Natasha.

"Bermesraan di tempat umum akan membuat semua orang merasa awkward."

"Tentu saja begitu, dan kau harus sadar jika aku sudah menikah Nat--" dan Natasha menarik Steve dan mengecup ujung bibir pria itu hingga orang itu melewati mereka.

"Apakah kalian sadar aku yang paling tidak nyaman dengan semua ini?" Matt tertawa karena ia berdiri tepat dibelakang Steve dan Natasha.

"Ayolah, kau tidak tahu apakah Tony mencium seseorang atau tidak saat kau tidak ada."

"Tentu saja tidak. Tidak di bibir," ujar Tony sedikit bergumam, "dan katakan kau tidak benar-benar menciumnya Steve."

"Oh ayolah, kurasa kau selalu menciumnya setiap hari Tony. Dan aku tidak mungkin merebutnya darimu, aku orang pertama yang merestui hubungan kalian. I shipped you two," Natasha tampak cuek dan menggidikkan bahunya, "dan kenapa ia masih sangat canggung mencium seseorang. Atau karena aku bukan Tony?"

"Diamlah Nat. Dan ini benar-benar awkward," Steve tampak menutup matanya dengan tangannya sembari menutupi wajah merahnya.

"Aku akan mengajarinya lagi saat kalian sampai di rumah," Tony mengatakan dengan nada jahilnya.

"TONY!"

"Aku bersyukur tidak perlu melihat kalian berdua," Matt tertawa pelan dan tanpa rasa bersalah.

.
.

"Jadi, yang menjaga Peter adalah Mr. Stark? Bagaimana jika aku membantu menjaganya?"

Matt tampak berada di dalam mobil yang dicuri oleh Steve karena mobil mereka sudah diketahui oleh para agen S.H.I.E.L.D yang mencoba menangkap mereka.

"Setidaknya walaupun aku tidak bisa bertarung, aku mudah mendeteksi jika ada orang yang berada di dekat rumah kalian," Steve memandangi Matt yang ada di belakang melalui kaca spion. Memang, dua kali mereka bertemu dengan Matt dan daya pendengaran serta insting Matt terlalu tinggi untuk orang normal. Dan Peter bisa mempercayai meskipun ia bahkan tidak ingat dengan Matt setelah ingatannya menghilang.

"Baiklah, dan kabari aku apapun yang terjadi."

Ia akan mempercayai Matt seperti Peter mempercayainya.

.
.

"Tony?"

"...Steve..." suara statis tampak terdengar saat mereka berada di rumah Sam setelah mereka dijebak oleh agen H.Y.D.R.A dan hampir tewas tertimbun bangunan yang mereka tempati. Steve menghubungi Tony untuk menanyakan keadaan Peter. Dan ia bisa mendengar nada kesal dan juga cemas serta panik dari Tony.

"Tony, kau tidak apa?!"

"It's him," Steve mengerutkan dahinya, tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Tony, "mereka membawanya. Mereka datang dan mengambil Peter dariku."

"Apa?! Tetapi bagaimana bisa? Mereka bahkan tidak tahu tentang tempat itu--"

"Matt Mudrock," Tony memutus perkataan dari Steve, "ia yang memberitahu mereka."

.
.

"Ia adalah mata-mata H.Y.D.R.A Steve!"

To be Continue

I told you this will be so different than the real movie. Sorry if I skipped so many scene, but it's same that the original story :"

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top