12 - Cooking with Avengers
"Namamu Peter?"
Tom--atau sekarang dipanggil dengan nama Peter tampak mengangguk senang dan menatap Andrew yang tampak kaget, membuat senyumannya memudar dan menatap kearah Andrew.
"Kau... tidak apa-apa?"
Entah kenapa anak itu melihat Andrew seolah pemuda itu hendak menangis. Ia bahkan tidak yakin jika hantu bisa menangis, tetapi ia hanya... tahu. Ada sesuatu yang tiba-tiba menyakitinya.
"Ya," Andrew tampak menyunggingkan senyumannya, tertawa pelan namun terdengar lirih, "ya, aku tidak apa-apa."
Tidak...
Entah kenapa Tom mengerti jika Andrew tidak baik-baik saja.
.
.
"...ter... Peter."
Suara itu perlahan terdengar setelah kegelapan malam yang ditimbulkan saat ia tertidur. Matanya membuka, ia tampak menoleh kearah langit-langit kamar sebelum menemukan Steve yang tampak tersenyum dan menatap kearahnya.
"Morning sweety," dan sebuah belaian halus di kepalanya membangunkannya dengan segera diikuti tawa darinya. Ia segera bangkit dari posisinya dan tampak menatap Steve.
"Selamat pagi Mr. Rogers," Peter tersenyum dan mengangguk dengan semangat.
"Yang lain sudah bangun dan ada di ruang makan. Ayo bersiaplah. Kau bisa memakai pakaian yang ada di lemari," jawab Steve sambil menunjuk lemari yang ada di dekat sana, "kurasa ada ukuran yang cocok untukmu. Setelah makan aku dan yang lain akan menemanimu membeli keperluanmu."
"Uhm, kenapa tidak mengambil dari asrama Xavier saja?"
"Tentu tidak, atau lebih tepatnya mereka tidak mau. Membeli pakaian hanyalah alasan agar mereka bisa membelikanmu sesuatu," Steve tampak tertawa dan membuka lemari besar di kamar itu, "pakaianmu di tempat Charles sudah dipindahkan kemari. Tetapi mereka bersikeras karena Clint sudah sering membelikan sesuatu untukmu. Dan mereka bersikeras harus membelikan minimal satu hadiah untukmu."
"Kalian tidak perlu melakukan itu," Peter tertawa dan menggelengkan kepalanya.
"Kami yang menginginkannya," Steve menggelengkan kepalanya dan tampak berbalik akan meninggalkan kamar, "kami akan menunggu di ruang makan."
.
.
Peter menggunakan Hoodie merahnya dengan kaus dan celana hitam. Ia keluar dari kamar, tampak melihat sekeliling sebelum ia sadar jika ia bahkan tidak tahu menahu tentang seluk beluk bangunan disana.
"Kesulitan? Tempat ini memang terlalu luas," Peter hampir melompat saat mendengar Andrew yang mendadak muncul dan ia memegangi dadanya. Andrew sendiri tampak terpingkal melihatnya dan menunjuk kearah atas, "kurasa mereka sudah memasukkanmu ke database menara. Kau bisa bertanya pada JARVIS."
"Jarvis?"
"Ada yang bisa kubantu Peter?" Suara itu membuatnya semakin waspada dan Andrew yang tampak tertawa menikmati bagaimana anak itu tampak semakin terkejut.
"Bukankah kemarin kau mendengarnya?"
"A-aku hanya tidak terbiasa," Peter berwajah merah karena malu, "uhm, apakah kau tahu dimana ruang makan, Sir? Mr. Jarvis?"
"Tentu Peter, kau hanya tinggal masuk ke lift dan menekan tombol 25. Mereka sudah menunggu bersama anggota Avengers lainnya," Peter menoleh dan Andrew menunjuk pada lift yang dimaksud sebelum mengangguk dan berjalan menuju ke lift itu. Tidak butuh waktu lama untuknya sampai di lantai yang dituju, dan pintu lift terbuka begitu saja.
"Ini adalah giliranku untuk memasak saat kita berkumpul bukan?"
"Clint, kau tahu jika kau hampir membakar dapur saat terakhir kali kau mencoba memasak bukan?"
"Dan apakah aku harus mengingatkanmu Lady Natasha, kalau kau hampir menukar garam bubuk dengan bubuk sianida?"
"Tunggu, kupikir itu saat Tony mencoba untuk memasakkan makanan pertama kali?"
"Jangan salahkan aku, aku bahkan tidak tahu Natasha menaruh toples bubuk sianida di samping toples garam."
"Guys, kita bukan ingin meracuni siapapun. Biar aku yang memasak seperti biasa."
"Tidak Steve," semuanya tidak setuju saat Steve sudah siap dengan celemek putih dengan lambang perisai kapten amerikanya.
"Hei, aku yang paling bisa memasak disini!"
"Dan yang selalu membuat makanan yang terlalu sehat. Banyak sayur, tidak digoreng, tidak banyak garam. Aku bahkan lebih memilih makanan rumah sakit sekarang," Tony menggeleng cepat, tidak terlalu mempermasalahkan jika yang ia ejek ini adalah kekasihnya sendiri.
"Aku merasa tersinggung..."
Steve menghela napas dan menoleh kearah belakang Tony dan yang lain, "oh, hai Peter. Maaf sarapannya belum siap karena mereka berargumen sejak setengah jam yang lalu."
"Ah, tidak masalah," Peter menggeleng dan menaruh tangannya didepan tubuhnya, "aku bisa memakan roti saja. Atau sereal saja kalau kalian punya."
"Tidak, aku akan membuatkanmu sesuatu," jawab semuanya tampak bersamaan kembali. Peter hanya bisa sweatdrop dibuatnya dan tertawa pelan.
"Uhm, bagaimana kalau kalian membuat masing-masing? Aku... aku akan memakannya," Peter tampak mencoba mencari solusi dan semuanya diam mendengarkannya.
"Kau bisa menghabiskannya?"
"Ehm, entah kenapa metabolismeku memang cepat. Tetapi agar tidak terbuang, kurasa kalian tidak perlu membuat terlalu banyak--uhm, kalian mendengarkanku?" Peter melihat kilatan petir yang berada diantara semua orang disini. Jika mungkin, Civil War bisa saja terjadi lebih cepat daripada yang seharusnya.
"Mereka selalu bersemangat," Andrew hanya tertawa melihat semua keluarganya yang tampak sengit hanya karena membuat sarapan.
.
.
"Baiklah, biar paman Clintmu ini yang menunjukkan makanan apa yang terbaik," Clint tampak berlari membawa nampan yang ditutup dan menuju kearah Peter yang sudah duduk manis di kursi makan. Saat penutup dibuka, tampak seonggok benda asing(?) berwarna keunguan dan juga tampak mengeluarkan asap berwarna ungu tipis.
Dan... apakah ia yang salah lihat atau memang benda itu bergerak?
...
"Uhm, paman Clint... sepertinya ini enak," Peter tidak enak hati mengatakan jika benda(?) itu bahkan tidak bisa disebut makanan, "tetapi ini... apa?"
"Pancake Blueberry," dengan bangganya sambil berkacak pinggang.
"Oh hahaha, ya warnanya seperti Blueberry," Peter mengambil garpu dan menusuknya beberapa kali. Ia menatap Clint yang menatapnya dengan tatapan penuh harapan dan menunggunya memakan makanan itu.
"Selamat makan..."
Peter memotong sedikit makanan itu, dan memasukkannya kedalam mulut. Semua orang diam, memucat karena baru saja menyelesaikan makanan mereka dan melihat Peter memakan hasil karya Clint.
"Ini, enak..."
"Tom, nyawamu! Nyawamu melayang keluar dari badanmu!" Andrew tampak panik sementara yang lainnya tampak segera menangkap tubuh Peter yang terjatuh ke belakang.
.
.
CLINT : FAILED
TONY : KAU HAMPIR MEMBUNUHNYA BODOH!
.
.
"Baiklah Son of Stark Rogers!"
Kali ini tampak Thor yang berdiri didepan Peter dengan tidak kalah bangganya tampak menaruh nampan yang tertutup lagi dan berkacak pinggang.
"Ini adalah sarapan untukmu!"
Thor membuka penutup makanan itu dan tampak di atas piring itu, sepotong... poptart. Bentuk normal, bahkan terlihat menggoda.
"Mustahil!!!" Semua orang bahkan Clint yang terkena benjolan bertingkat dari semua orang disana tampak menoleh pada poptart sempurna yang ada diatas piring itu. Peter sendiri tampak menatap dengan mata berbinar dan mengambil poptart itu untuk kemudian langsung dimakan olehnya.
...
"Enak," matanya berbinar lebih terang dan Thor tampak menyilangkan tangannya di depan dada dengan senyuman lebar.
"Thor, yang bahkan tidak tahu apa itu kompor," Tony menatap dengan pandangan horror.
"Ia yang bahkan meledakkan beberapa pemanggang roti?" Clint.
"Ia bahkan menggunakan pisau untuk merebus mie instan?" Natasha tidak kalah kagetnya.
"Jangan seperti itu," Steve tampak tertawa dan menatap semua orang yang mengejek Thor. Sementara Bruce juga tampak tidak percaya dengan itu, menoleh kearah dapur menemukan sebuah kotak kue yang tampak masih baru.
"Uh, Thor?"
"Ya, temanku?"
"Apakah kau membuat sendiri poptart itu?" Bruce tampak mengambil dan memperhatikan kotak kue itu dengan cermat.
"Tentu saja tidak, aku baru saja membeli poptart itu di toko baru yang ditunjukkan oleh Lady Natasha," Thor tampak mengangguk dengan wajah tidak bersalahnya.
"Diskualifikasi!" Sementara yang lain entah sejak kapan menjadikan ini sebagai ajang lomba memasak tampak berbicara bersamaan. Sementara Peter dengan santai dan juga wajah girang tampak memakannya dan menghabiskannya tanpa sisa.
.
.
THOR : DISKUALIFIKASI
PETER : Tetapi... itu enak.
.
.
"Step Back boys, memasak memang pekerjaan dari wanita," Natasha tampak memegang nampan dengan satu tangan dan tampak berkacak pinggang pada satu tangan lainnya. Ia menaruh nampan itu didepan Peter dan menampakkan sebuah french toast dengan satu buah telur mata sapi. Tampak normal dari sisi manapun walau tidak terlihat istimewa.
"Ini terlihat... normal?"
"Memang apa yang kau harapkan Legolas," Natasha tampak berkacak pinggang dan menghela napas mendengar penuturan Clint, "kau lupa kalau aku pernah menjadi koki di salah satu misi kita?"
"Yang pasti bukan Budhapest."
"Sudah kukatakan kalau yang kita ingat berbeda tentang misi itu," Natasha tampak menghela napas dan melihat Peter yang sudah memakan makanan itu.
"Enak, sedikit asin tetapi enak," Peter menusuk telur dan roti dan memakannya perlahan. Clint tampak memicingkan matanya dan mencicipin sedikit roti dan telur yang dimakan oleh Peter.
"FUCK! NAT, KAU MEMASAK GARAM ATAU TELUR?!"
"Apa maksudmu? Peter memakannya tanpa protes, kau tidak perlu membesar-besarkan hal itu," Natasha menyilangkan tangannya dan tampak menatap kearah Clint dengan tatapan tajam. Bruce tampak mendekati Peter yang memakannya dengan tenang meski tidak berbinar seperti saat ia mencicipi Poptart yang diberikan oleh Thor.
NATASHA : FAILED
PETER : It's not bad...
"Kau bisa sakit kalau makan makanan seasin ini Peter," Bruce tampak mencicipi makanan Peter sedikit dan tampak mengelap bibirnya dan menghela napas. Apa yang dikatakan oleh Clint memang benar, makanan Natasha sangat asin hingga ia tidak bisa merasakan apapun.
"Tetapi Mrs. Romanoff sudah membuatkannya susah payah..."
"Kau tidak perlu memakannya dengan terpaksa," Bruce tampak menepuk kepala Peter dan ia hanya tertawa dan mengangguk, "tetapi dimana kedua ayahmu?"
Mereka baru saja menyadari jika Steve dan Tony tidak ada disana.
"Steve, sudah kukatakan Peter bukan herbivora. Bisakah kau memasukkan hal lain selain saudara-saudara Bruce?!"
"Sayuran itu bagus untuk tubuhnya. Dan aku sudah memasukkan beberapa daging merah dan juga telur."
"Maksudku rasanya. Ia adalah remaja di masa pertumbuhan. Ia tidak akan tumbuh besar kalau hanya memakan makanan seperti ini."
"Lalu, apakah kau ingin ia memakan masakanmu? Setidaknya makananku terlihat bisa dimakan," Steve tampak menghela napas kecewa dan menatap makanan yang dibuat oleh Tony. Atau lebih tepatnya Dummy yang tampak masih mencoba menyemprot makanan gosong itu dengan pemadam api dan karena makanan buatan Steve ada disampingnya, cairan pemadam itu tampak mengenai masakan Steve begitu saja. Baik Peter ataupun Bruce yang mencari mereka hanya terdiam, dan Andrew yang mengikuti mereka hanya bisa menggeleng dan tertawa pelan.
TONY & STEVE : FAILED
STEVE : tunggu, ia bahkan tidak memakan makananku?!
"Kau masih lapar?" Bruce tampak menoleh pada Peter yang tampak akan menggeleng namun suara perutnya menjelaskan. Bruce tertawa, ia mengambil pancake mix dan membuat pancake dengan beberapa buah serta madu. Tidak butuh waktu lama, setidaknya karena Steve dan Tony belum selesai beradu, Clint masih kabur dari kejaran Natasha, dan Thor masih memakan Poptartnya.
"Kuharap kau tidak keberatan dengan Pancake saja. Aku tidak bisa memasak yang lainnya," Peter tampak melihat tumpukan Pancake yang tampak tidak begitu bagus namun tampak masih bisa dimakan. Beberapa bagian tampak gosong, namun Peter hanya mengangguk sebelum memakannya. Tidak seenak Poptart dari Thor, namun masih bisa dimakan olehnya. Rasanya tidak buruk.
"Maaf sedikit gosong Peter--"
"Tidak," Peter tampak memasukkan potongan lainnya dalam mulutnya dan tersenyum lebar, "ini enak. Terima kasih paman Bruce!"
Bruce tampak menatap Peter yang tampak senang memakannya. Ia tampak diam, mengingat bagaimana Peter--Andrew--yang pertama kali mencoba makanannya yang sedikit gosong seperti ini. Saat ia masih kecil, ketika semua orang sedang dalam misi selain dirinya.
.
.
"Paman Bruce?"
Bruce sedang mengambil secangkir kopi yang ada di bar corner ruang utama menara Avengers saat suara anak berusia 5 tahun itu tampak terdengar sedikit aneh. Ia menoleh untuk menemukan Andrew kecil yang tampak masih memegang selimut kecilnya, dan tampak mengusap matanya. Ia tampak seolah baru saja menangis dan itu membuat Bruce segera meninggalkan kopinya.
"Ada apa buddy? Kenapa kau menangis?"
"Kapan pops dan dad kembali? Aku ingin papa," ia tampak terisak kecil, Bruce berjongkok dan Andrew memeluk pria itu dengan kedua lengan kecilnya, "aku juga merindukan Aunt Nat, Uncle Clint dan Uncle Thor..."
"Mereka akan datang besok," ia tampak tersenyum dan mengusap kepala Andrew, mencoba menenangkannya. Saat itu, jam bahkan sudah menunjukkan pukul 11 malam, "kau bermimpi buruk buddy?"
"Um..."
"Bagaimana kalau kubuatkan sesuatu? Dan kita menonton kartun kegemaranmu. Bagaimana?"
"Tetapi bukankah paman sedang bekerja?" Ia menatap Bruce dan mengucek matanya, "aku tidak ingin mengganggumu."
"Tenang saja, baiklah bagaimana kalau kau duduk manis dan aku akan membuatkanmu sesuatu?" Andrew mengangguk, tampak duduk memperhatikan Bruce yang awalnya ingin membuat nasi goreng, namun ia malah menghanguskan nasinya, membuat telur hanya untuk menggosongkan wajannya, dan beberapa makanan yang malah berakhir dengan tumpukan wajan gosong yang akan menjadi penyebabnya mendapat ceramah dari Steve dan Tony saat mereka kembali.
Dan setiap kegagalan itu, ia bisa mendengar tawa kecil dari Andrew yang membuatnya sedikit lega setidaknya Andrew tidak lagi merasa takut atau sedih.
"Aku hanya berhasil membuat pancake," Bruce meletakkan pancake yang ia buat dari pancake mix di kulkas. Bentuknya tidak beraturan dan sedikit gosong, namun tampak lebih terlihat bisa dimakan daripada yang lain, "kau bisa memakai banyak madu dan cokelat agar rasa gosongnya tidak terasa--ah! Kau akan merasa pahit kalau memakannya sekarang Peter!"
Andrew sudah memakan pancakenya dan mengunyahnya perlahan, ia tampak diam sebelum tersenyum lebar pada Bruce.
"Aku suka dengan makanan paman Bruce. Sedikit pahit tetapi enak!"
.
.
Semenjak saat itu, Bruce selalu menyiapkan pancake setiap kali semua orang menjalankan misi dan hanya ia yang berada di menara Avengers. Dan ia selalu menikmatinya bersama Andrew yang selalu menyukai pancakenya meskipun hingga sekarang ia selalu gagal memasaknya dengan sempurna. Ia berhenti melakukannya saat Andrew tewas tentu saja, karena ia merasa ia tidak akan pernah melihat lagi senyuman seperti yang diberikan oleh Andrew.
Dan ia mengerti jika ia salah saat melihat Peter menikmatinya sekarang.
"Brucey," suara itu membuatnya tersentak, dan ia menoleh kearah Tony dan yang lain yang tampak menatapnya dengan tatapan iri, "kau bilang kau tidak ingin ikut dan membantuku? Kenapa Peter malah lebih menyukai makananmu daripada kami semua?"
"Uh, aku hanya tidak ingin ia kelaparan. Makanya aku membuatkannya sesuatu," Bruce tahu itu bukan alasan yang bagus. Terlebih Peter memanggilnya 'paman' dan itu hanya dilakukan Peter hanya saat sedang bersama Clint.
"Aku butuh waktu setengah bulan hingga ia memanggilku paman..." Clint.
"Aku kecewa padamu Bruce," Natasha menggelengkan kepalanya dan menghela napas.
Bruce hanya tertawa canggung, sementara Peter tampak menikmati pancake itu sambil menatap kearah pertengkaran kecil yang terjadi disana dan tertawa pelan.
Ia akan menyukai keluarga barunya ini.
BRUCE : WINNER
BRUCE : aku tidak pernah merasa menang...
.
.
To be Continue
Next : Peter ditinggal sendirian untuk pertama kalinya sejak ia diadopsi oleh Stony. Semua anggota Avengers mendapatkan misi dari Nick dan membuat mereka terpaksa meninggalkan Peter sendirian. Pepper tidak bisa dihubungi, dan baik Rhodey ataupun Sam sama-sama memiliki pekerjaan.
It's time to bounding time between Peter and Jarvis.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top