11 - Welcome Home
Clint adalah mantan mata-mata bersama dengan Natasha. Ia sudah terbiasa membaca gerak-gerik dari seseorang yang mencurigakan. Dan baginya, Peter--teman satu kamar dari Tom adalah satu orang yang sedikit mencurigakan menurutnya.
Itulah sebabnya ia meminta Tony dan Steve untuk memperbolehkannya menemani Tom selama mereka tidak bisa melakukannya. Dengan begitu, ia bisa melihat dengan jelas apakah pemuda itu baik atau tidak.
Namun, selama beberapa lama ia mengenal pemuda itu--tidak cukup lama namun ia tahu jika meskipun pemuda itu selalu menjahili dan mengejeknya, ia bukan pemuda yang jahat. Ia sama seperti remaja lainnya, meski ada sesuatu yang mengganggu pikirannya.
"Kau juga merasakannya bukan Mr. Barton," suara itu membuatnya menoleh, tampak menemukan Charles yang menghampirinya dengan kursi rodanya, "sesuatu yang disembunyikan oleh anak itu. Dan kurasa aku bisa membantumu untuk mencari tahu tentang itu."
"Bagaimana?"
"Kau tidak bisa menemukan sesuatu tentang anak itu karena kau mencari dengan nama "Peter"," Clint mengerutkan dahinya dan menatap Charles, "kusarankan untukmu untuk mencari nama Pietro Maximoff."
Dan karena pembicaraan singkat itu yang membuatnya mengetahui, apa yang (menurutnya) diinginkan oleh anak itu.
.
.
"Bagaimana kau bisa tahu hal ini?"
"Aku adalah mata-mata. Tidak susah untukku mencari tahu tentangmu. Dan maaf saja, bukan karena aku tidak percaya padamu, namun aku hanya berjaga-jaga," Clint tampak masih tetap waspada dengan panah yang ada di tangannya sekarang, "kau dan saudara kembarmu adalah anak dari pasangan suami isteri yang tewas karena ledakan di salah satu apartment di Sokovia. Aku tidak tahu apa tujuanmu untuk membawa Tom, namun mengingat bagaimana ledakan itu disebabkan oleh rudal milik Tony, kurasa aku beransumsi kau ingin membalas dendam padanya."
Pietro tampak diam, sebelum tertawa dan menutup matanya dengan satu tangannya.
"Kalau saja itu terdengar sangat mudah seperti yang kau katakan, aku akan melepaskannya sekarang," Pietro masih tertawa miris dan menghela napas. Ia sudah terjerumus, sudah menganggap Tom seperti adiknya. Seperti Wanda yang akan ia lindungi dengan apapun. Namun, ia tidak bisa mengorbankan Wanda untuk Tom.
Wanda adalah keluarganya satu-satunya.
...
"Apapun yang menjadi alasanmu, kuharap kau tidak melakukannya. Aku bisa membantumu, teman-temanku bisa membantumu. Aku akan melupakan apapun yang kulihat saat ini dan kudengar. Kita bisa kembali bertaruh apakah aku bisa membidik dengan tepat sebelum kau mengambil panahku. Kau bisa tinggal di menara Avengers bersama dengan adikmu," Clint tampak mencoba untuk membujuk Pietro yang tampak tidak menjawab atau bergerak dari posisinya.
"Sudah terlambat," ia tersenyum miris, tampak menggendong Tom di punggungnya sebelum menghilang pergi dari hadapan Clint.
"PETER!"
.
.
Pietro tampak berlari membawa Tom di punggungnya. Ia memperlambat kecepatannya karena ia khawatir jika akan terjadi sesuatu pada Tom jika berada dalam kecepatan yang tinggi selama beberapa lama. Bagaimanapun ia terpaksa membawanya, ia masih khawatir dengan Tom bagaimanapun ia menyangkalnya.
Dan dalam hatinya, ia memang tidak bisa membawa Tom kembali ke markas Hydra. Semua ini ia lakukan karena mereka mengancamnya dengan Wanda.
"Hm? Peter?" Suara itu membuatnya menoleh dan menemukan Tom yang tampak terbangun dan mengucek matanya, "eh? Kita dimana? WHOAAA KITA BERLARI CEPAT SEKALI! Kau tidak pernah membiarkanku untuk ikut denganmu saat berlari kencang, kita akan kemana?"
Mendengar nada riang dan polos Tom tampak membuat Pietro terdiam. Ia menggigit bibir bawahnya dan menghela napas.
"Apakah kau bisa membantuku Tom? Kau temanku bukan?" Pietro menatap Tom yang hanya memiringkan kepalanya dan mengangguk, "aku... harus membawamu ke suatu tempat. Aku butuh bantuanmu untuk membebaskan adikku..."
"Adik? Kau punya keluarga Peter? Itukah sebabnya kita pergi?"
"Ya, dan hanya kau yang bisa melakukannya. Kau mau membantuku?"
"Tentu saja," Tom mengangguk yakin, bahkan tidak ragu menjawabnya dalam waktu hanya beberapa detik dari pertanyaan Pietro, "aku akan membantumu dan kita akan membawa adikmu."
"Kau terdengar yakin. Aku bahkan tidak memberitahumu apakah yang aku katakan ini benar dan bukan karena sejak awal aku ingin menculikmu," Pietro tertawa miris dan mereka sudah berada diluar bangunan sekolah Xavier tersebut.
"Karena kau adalah temanku. Dan aku percaya kalau kau tidak akan menculikku kecuali karena kau terpaksa," Tom tampak menggeleng dan menatap bagian belakang kepala Pietro, "kau... menculikku karena ingin menyelamatkan adikmu?"
...
"Apakah tempat yang akan kita datangi menyeramkan? Apakah adikmu baik-baik saja Peter? Apakah, kalau kau membawaku, adikmu akan selamat?" Pertanyaan yang tidak berhenti tampak membuat Pietro semakin merasa bersalah. Tom sudah tahu jika ia menculiknya saat ini, dan pemuda itu malah menghawatirkannya dan juga Wanda yang bahkan tidak dikenal olehnya sebelum ini.
"Kita... bisa meminta Mr. Stark, paman Clint, dan Mr. Rogers untuk membantu kau tahu? Mendengar dari Scott dan juga yang lainnya, mereka adalah superhero yang terkenal dan kuat," Pietro tampak diam dan menghentikan langkahnya.
"Aku tidak bisa melakukannya. Aku tidak bisa meminta bantuan mereka Tom," Pietro tampak menurunkan Tom dan berjongkok di depannya, "kalau aku mengatakan... jika aku membawamu seperti ini memang membuat adikku selamat tetapi kau tidak bisa bersama dengan mereka berdua, apa yang akan kau lakukan?"
"Tidak bisa bersama Mr. Rogers dan Mr. Stark?" Pietro mengangguk, Tom tampak diam sebelum ia tersenyum sedih, "aku... aku tidak ingat apapun bahkan namaku. Jadi, mereka adalah yang terpenting untukku sekarang. Tetapi, kalau memang dengan begitu aku bisa membantumu dan adikmu, aku akan melakukannya. Walau kurasa... sebenarnya kau tidak membutuhkan bantuanku."
"Kenapa?"
"Kau kuat," Tom tampak menatap Pietro, "kau bisa menyelamatkan adikmu tanpa aku. Benar bukan?"
Pietro membulatkan matanya, tampak terdiam sebelum tersenyum dan menghela napas.
.
.
"Mereka berhenti!"
Clint bersyukur ia sempat untuk menaruh alat pelacak pada Tom sebelum ini. Dengan meminjam sepeda motor milik Steve yang ia gunakan untuk berkendara malam itu, ia mengejar dengan pelacak yang bergerak sangat cepat.
Beruntung karena teknologi Stark yang membuat jarak pelacak menjadi sangat jauh dan bantuan Pietro yang memperlambat kecepatannya. Dan saat ia sampai pada titik dimana seharusnya Pietro dan Tom berada, ia hanya menemukan jaket tidur Tom yang ia tempeli alat pelacak dan tampak sebuah memo yang ada di dekatnya.
"Kau tidak melihat hal ini terjadi bukan? >:p"
P.M.
"Ini bukan lelucon lagi nak, kau akan benar-benar membuat kepalaku beruban," Clint tampak memijat dahinya dan menghela napas. Ia tidak ingin meminta bantuan dari siapapun karena akan jadi masalah besar, namun ia juga tidak akan membiarkan Pietro membawa Tom lebih jauh lagi. Dan ia mengambil handphonenya dan menghubungi seseorang.
"Tony. Tom menghilang,"
...
"Apa? Tom berada di menara Avengers?"
.
.
Kabar itu tentu saja membuat Clint segera kembali ke markas segera. Dengan tidak sabar ia menunggu di dalam lift yang membawanya ke lantai utama dan saat pintu lift terbuka, ia bisa melihat semua anggota Avengers tampak mengerumuni Tom yang menatap dengan tatapan kagum pada sekelilingnya.
"Whoaa kau bisa melihat semua bangunan disini! Dan JARVIS sangat keren, ia bisa tahu saat aku tiba dan tahu namaku. Lalu, apakah TV itu bisa direfleksikan menjadi hologram? Aku membaca tentang itu dari satu buku di perpustakaan sekolah Mr. Xavier," Tom tampak tidak berhenti berbicara, dan membuat semua orang selain dirinya, Steve, dan Tony sedikit canggung.
Tentu saja karena sebelum ini mereka mengenal anak itu sebagai anak yang tidak banyak bicara dan hanya diam tidak banyak merespon.
"Tony," Clint tampak berjalan kearah Tony dan juga Steve yang melihat kedatangannya, "kenapa ia sudah ada disini?"
"Kau tahu pemuda yang selalu bersama dengan Tom bukan? Bukan Wade, tetapi pemuda berambut putih, kurasa kau terlihat cukup dekat dengannya," Clint mengangguk karena mengerti yang dimaksud adalah Pietro, "ia datang dan membawa Tom mengatakan agar ia bisa meninggalkannya disini dan pergi begitu saja."
"Hei Paman Clint," Tom tampak menghampiri Clint yang masih belum mencerna apa yang dikatakan oleh Tony sepenuhnya, "kau tahu Peter menitipkan pesan untukmu?"
"Hm? Apa itu?"
"Jika kau belum melihat semuanya. Ia memintaku untuk menyelamatkan adiknya, tetapi aku tidak tahu kenapa ia malah membawaku kemari," Tom tampak menghela napas dan menatap Clint yang ikut diam dan menghela napas sambil tersenyum dan menepuk kepala Tom.
"Karena ia sadar jika ia lebih kuat daripada yang ia duga. Untuk sekarang, ia tidak butuh bantuanmu untuk menghadapi masalahnya," Tom tampak mengerutkan dahinya tidak senang.
"Karena aku tidak kuat seperti kalian?"
"Karena kau terlalu berharga untuknya. Begitu juga untukku dan kedua ayahmu," Clint mengacak rambut Tom dan anak itu hanya menggerutu dan membenahi rambutnya yang diacak oleh Clint.
.
.
"Hei Tom."
Kamar yang ditempatinya berada di lantai yang sama dengan Steve dan juga Tony. Kamarnya yang dulu saat pertama kali ia berada di tempat ini. Dan Andrew yang tampak menunggu Tom di kamarnya tampak tersenyum dan muncul tepat di depan Tom begitu saja ketika pintu terbuka.
Dan reaksi Tom, tentu karena ia tidak ingat pernah melihat Andrew, menemukan seorang pemuda yang terlihat transparan saat ia bahkan belum masuk sepenuhnya di kamarnya membuat ia bergerak mundur cepat hingga menyentuh pintu di belakangnya.
"S...Sia...Siapa kau?!"
"Ah," Andrew melupakan jika ia mendengar kedua ayahnya berbicara pada para Avengers tentang bagaimana ingatan dari Tom dihapus untuk menyelamatkan nyawanya. Ia masih bisa melihat samar bekas luka di leher Tom begitu juga pada pergelangan tangannya.
"Akan kupanggil Mr. Stark dan Mr. Rogers!"
"Tunggu, jangan!" Tom baru saja akan berbalik saat Andrew menghentikannya, "mereka tidak akan bisa melihatku. Karena yah... kau tahu, aku tidak... nyata."
Ia tidak bisa menjelaskan pada Tom tentang keadaannya, dan Tom tampak memikirkannya sambil melihat bagaimana sosok itu tidak terlihat jelas seolah tembus pandang hingga masih bisa ia melihat bagian belakang pemuda itu. Mata anak itu membulat sempurna, Andrew sedikit khawatir jika anak itu akan ketakutan menyadari jika dirinya hantu.
"Kau... kau HANTU?!" Tom tidak memperlihatkan wajah ketakutan, Andrew bahkan bisa melihat binar matanya yang menunjukkan bagaimana tertariknya ia mengetahui jika Andrew adalah hantu, "aku tidak pernah hantu sebelumnya. Mereka makhluk yang berasal dari orang-orang yang sudah mati? Apakah kau bernapas? Apakah kau tidur? Kau bisa mencium bau? Atau kau butuh makan dan juga--"
Andrew sama seperti lainnya, sweatdrop melihat Tom yang bereaksi sangat berbeda dari pertama ia bertemu dan melihatnya.
"Bukankah kita seharusnya berkenalan terlebih dahulu?"
"Ah benar juga, tetapi aku ingin menanyakan satu hal," lagi. Andrew menatap kearah Tom dengan wajah bingung, "apakah kau hantu yang jahat dan akan mengutukku?"
Ia bertanya dengan wajah serius. Dan Andrew terdiam, membulatkan matanya sebelum tertawa. Sangat keras. Jika ia memiliki wujud nyata, mungkin saja suara tawanya terdengar hingga seluruh tempat di lantai itu.
Oke, itu berlebihan.
"Tenang saja, aku bukan hantu jahat. Aku ingin berteman denganmu."
"Kau hantu baik?"
Ia mengangguk.
"Seperti Casper?"
"Seperti siapa?"
"Kau tahu, hantu baik yang berteman dengan manusia. Itu adalah satu film yang diperbolehkan oleh paman Clint dan Mr. Stark serta Mr. Rogers untuk kutonton," jawabnya dengan nada polos.
'Mereka memperlakukannya seperti anak berusia 5 tahun,' kali ini Andrew sweatdrop karena perlakuan kedua ayahnya dan pamannya. Bahkan Tom belum bertemu dengan anggota lainnya yang sama protektifnya dengan ayahnya, "ya, seperti Casper. Aku akan berteman denganmu mulai sekarang."
"Baiklah, jadi siapa namamu?" Tom mengangguk begitu saja dan tersenyum.
"Kau bisa memanggilku Andrew, aku tinggal disini sejak lama," Andrew tampak mengangguk dan menatap Tom, "dan namamu mulai sekarang... Tom Rogers Stark bukan?"
"Peter!" Tom tampak memperbaiki perkataan Andrew namun Andrew menatap Tom dengan dahi berkerut.
"Apa?"
"Mereka menamaiku dengan Peter. Peter Tom Rogers Stark."
.
.
"Aku sudah memberitahu pada Charles kalau kau akan pindah kemari. Jadi, meskipun mendadak--ini adalah rumahmu mulai sekarang Tom," Steve tampak tersenyym dan menunjuk pada semua bagian dari bangunan itu, "dan karena kami mengadopsimu, berarti kami adalah ayahmu."
"Tidak ada ibu?"
"Apa?"
"Aku melihat dan mendengar Scott serta lainnya menceritakan bagaimana keluarganya terdiri dari ayah dan ibu. Tetapi kalian berdua laki-laki, berarti aku hanya punya ayah?" Tom bertanya dengan nada polosnya.
"Uh," Tony tampak tidak begitu yakin menjawab pertanyaan itu, "tidak... semua keluarga memiliki ayah dan ibu. Kau tahu, ada beberapa keluarga yang sangat spesial hingga ia hanya memiliki ayah atau ibu saja."
"Mereka hanya punya satu?"
"Uh, begitulah," Tony menatap kearah Steve dan yang lainnya dengan tatapan meminta tolong. Tom memang tidak memiliki ingatan apapun hingga ia bertingkah seperti anak kecil yang baru mengerti segalanya.
"Dan aku bahkan punya dua ayah?"
"Kau... keberatan dengan itu?" Steve tampak menatap dengan tatapan cemas. Meskipun pernikahan sesama jenis sudah dilegalkan, banyak orang yang masih mendiskriminasi mereka.
"Tidak, itu KEREN! Mereka hanya memiliki satu ayah atau ibu, tetapi aku punya dua ayah. Berarti kita lebih spesial daripada mereka bukan? Lagipula, aku punya ayah dan ibu walaupun mereka sudah tidak ada," Tom tersenyum lebar dan menyilangkan tangannya di belakang kepala. Ia ingat bagaimana Logan mengajaknya bertemu dengan kedua orang tua, paman dan bibinya.
"Jadi, kalian juga paman dan bibiku?"
"Tentu saja," Thor tertawa keras dan menggelegar membuat semua orang sedikit terganggu dengan itu. Ia menghampiri Tom dan mengacak rambutnya, "kau bisa memanggilku Paman Thor! Kita akan berbagi Poptart jika kau mau!"
"Namaku adalah Bruce, kau bisa memanggilku Paman Bruce. Dan aku seorang dokter," Bruce tampak tersenyum dan memperkenalkan dirinya.
"Aku adalah Natasha, aku tidak begitu suka dipanggil tante atau bibi. Tetapi, kau pengecualian," Natasha tampak sedikit bergumam karena itu.
"Karena kau tidak sadar umur Nat," Clint yang berkomentar sukses dilempari barang terdekat dan mengenai kepalanya telak.
"Dan aku paman yang paling kau sukai bukan Tom? Clint Barton!" Clint memperkenalkan diri dengan bangga dan Tom hanya tertawa dan mengangguk.
"Hei, itu curang. Kau hanya lebih lama sedikit bersama dengannya," Natasha tampak memprotes dan Clint tampak tidak menghiraukannya dan tersenyum bangga.
"Jadi," karena semua sudah memperkenalkan diri, Tom menoleh kearah Steve dan juga Tony, "apakah aku juga akan menggunakan nama Rogers Stark? Setelah kalian ingin mengadopsiku, aku diceritakan oleh paman Clint dan juga Scott tentang bagaimana aku akan mengambil nama belakang kalian juga."
"Masalah itu," Tony dan Steve tampak saling bertatapan sejenak, "kami ingin menambahkan nama untukmu jika kau tidak keberatan."
Tom memiringkan kepalanya.
"Peter. Peter Tom Rogers Stark."
.
.
Ia mendengar kisah bagaimana Tom mendapatkan nama Peter di nama lengkapnya. Ia senang mendengar fakta jika secara teknis ia memiliki adik sekarang saat kedua ayahnya mengadopsi Tom. Dan tentu juga kenyataan jika Tom memang membutuhkan keluarga yang menyayanginya setelah apa yang Hydra lakukan dengan anak itu.
Namun, entah bagaimana mendengar kedua orang tuanya memberi nama Peter membuat kebahagiannya sedikit memudar. Dan ia hanya bisa tersenyum canggung pada anak itu tanpa bisa mengatakan nama lengkapnya.
Dan disinilah ia, duduk di salah satu kursi di kamar kedua orang tuanya, tampak memperhatikan bagaimana Steve dan Tony tertidur saling berpelukan.
"Aku seharusnya sangat senang saat mendengar jika kalian mengadopsi Tom sebagai anak kalian Pops, Dad," ia tersenyum dan menatap kearah kedua orang tuanya seolah mereka bisa mendengarnya berbicara, "toh, maksudku... sejak dulu aku ingin memiliki adik. Walau akan selalu terasa canggung jika aku mengatakannya pada kalian."
Andrew tertawa pelan dan tampak menghela napas. Senyumnya sedikit memudar.
"Tetapi entah kenapa aku sedikit sedih saat kau memberikan namaku padanya. Aku tahu aku tidak seharusnya merasakan itu," Andrew tampak menggeleng, mencoba menghilangkan perasaan itu meski sama sekali tidak membantu.
"Aku menyayangi anak itu. Aku menyayangi Tom sejak pertama bertemu dengannya, seolah ia memang adik kandungku sejak awal. Tetapi, aku tidak bisa berhenti untuk memikirkan tentang kalian memberikan nama Peter padanya," ia memberikan jeda dalam kalimatnya dan mengeratka genggaman tangannya.
"Sekarang ini, seolah kalian menggantikan kehadiranku dengannya..."
.
.
"Dan aku takut suatu saat kalian akan melupakanku."
To be Continue
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top