10 - Benjamin Parker

"Aku terpaksa menghilangkan semua ingatannya tentang kalian dan semuanya. Ia hanya ingat hal-hal umum bahkan ia tidak ingat namanya," Charles tampak melihat kearah Tony dan juga Steve, "dan sebelum kalian memprotesku, ia yang menginginkannya. Kalian bisa bertanya pada anak yang bersama dengannya sekarang."

Tony dan Steve tidak bisa mengatakan apapun lagi, hanya menatap pada Pietro dan juga Tom yang sedang berbincang bersama-sama. Mereka berjalan, dan menghampiri keduanya. Tom menoleh pada mereka berdua sebelum tersenyum lebar.

"Jadi, siapa kalian?"

...

"Namaku adalah Tony, dan dia adalah suamiku Steve. Salam kenal Tom."

.
.

"Peter! Peter!"

Sudah hampir satu bulan lamanya Tom tidak mengingat apapun dan berada di sekolah mutan milik Charles. Meskipun ia tidak memiliki kekuatan mutan atau belum terlihat bangkit, namun ia cukup dekat dengan murid-murid disana. Termasuk Scott, namun yang paling dekat tentu rekan sekamarnya. Pietro Maximoff yang belum meninggalkan tempat itu.

Ia beralasan belum memiliki waktu untuk menculik anak itu, namun alasan sebenarnya adalah bagaimana ia semakin dekat dengan anak itu hingga pada titik dimana ia menganggap Tom sebagai adiknya sendiri. Dalam hatinya, meskipun ia mencoba menyangkal, Pietro tidak ingin membawa Tom menuju ke markas Hydra.

"Hari ini paman Clint akan datang. Dan kau tahu, Scott menghancurkan pohon lainnya di halaman karena ada seseorang yang mengganggunya dan aku membantunya. Lalu--" Pietro menutup mulut Tom dengan sebelah tangannya. Tom memang lebih terlihat sebagai anak ADHD setelah ingatannya dihilangkan.

"Aku mengerti. Jadi old man itu akan datang? Ia masih tidak menyerah?"

Clint memang banyak menjenguk Tom saat Tony dan Steve tidak bisa datang. Dan karena banyak waktu Tom yang dihabiskan bersama dengan Pietro, mereka berdua menjadi cukup dekat.

"Jangan mengganggunya berlatih Peter, kau tahu paman Clint itu sebenarnya keren bukan? Ia bisa saja menusuk buah ceri dari jarak ratusan meter dan masih berada di pohonnya," Tom menghela napas dan tampak menyilangkan kedua tangannya.

"Tetapi kurang cepat sebelum aku menangkap panahnya," Pietro tampak tersenyum bangga dan menyilangkan tangannya sambil mengangguk-angguk.

"Benarkah? Bagaimana kalau kau tunjukkan lagi?"

Suara itu membuat keduanya menoleh dan menemukan pria berambut cokelat yang tampak menyenderkan tubuhnya dan menatap dengan senyuman kesal kearah Pietro.

"Hei paman Clint," Tom menghampiri.

"Oh ayolah, apapun yang kau lakukan, kau tidak akan bisa melihat gerakanku old man," Pietro tampak menggelengkan kepalanya dan berjalan menghampiri Clint. Tom sendiri hanya tertawa mendengarnya dan berjalan keluar dengan mereka berdua.

.
.

"Still didn't see that coming old man?"

Clint tampak berdecak kesal, bahkan menggunakan lima busur berturut-turut dengan arah yang random kearah Pietro masih bisa ditangkap oleh pemuda itu.

"Hati-hati pinggangmu encok pak tua," Pietro tertawa dan tampak melemparkan busur di tangannya pada Clint. Tom sendiri tertawa melihat itu, dan baru saja menoleh kearah lain saat melihat seorang pria brewok dengan janggut yang memperhatikannya. Memperhatikan mereka. Dan ia tidak kenal dengan pria itu.

Atau karena ia kenal namun tidak ingat? Seperti Pietro dan juga paman Clint didepannya.

"Sekali lagi!"

"Bring it on old man!"

Tom menoleh kearah dua orang yang masih asik itu sebelum mengangkat bahu dan berjalan kearah pria yang ia lihat. Hanya sebentar mungkin tidak akan apa-apa.

.
.

Kekuatan Pietro tidaklah seterusnya. Kecepatannya memang secepat suara, namun perlahan akan berkurang meskipun tidak tampak jelas dengan mata kosong. Staminanya juga berpengaruh saat ia berlari kencang. Sudah 10 menit lamanya ia berlari berturut-turut, napasnya sudah makin kewalahan namun pemuda itu terlalu bersikap tidak mau kalah hingga ia sama sekali tidak mengatakannya pada Clint.

"Hei old man, kau yakin kalau kau membidik dengan benar? Aku yakin sasarannya bukan disebelah sini," Pietro menunjuk sasaran di arah kanan panah Clint yang menancap di batang pohon disana.

"Jangan menipuku. Aku tahu kau yang menangkap dan mengubah panahku hingga menancap di batang itu!" Clint menunjuk dengan wajah kesal kearah panah dan juga Pietro sebelum ia terdiam dan menatap pemuda itu yang sudah mulai berkeringat karena kelelahan, "baiklah, akan kucoba lagi."

Ia mengambil satu panah yang ada di punggungnya, tampak membidik kearah sasaran yang berbeda sebelum melepaskannya. Pietro sendiri sudah siap akan menangkap dan tampak akan menghentikannya saat panah itu mengeluarkan sengatan listrik dan membuatnya terjatuh begitu saja karena tersengat. Pemuda itu terjatuh begitu saja.

"Bagaimana dengan itu," Clint berdiri di samping Pietro yang masih berbaring di rerumputan taman itu, "dan kalau kau memang lelah seharusnya kau tidak memaksakan dirimu. Kurasa berlari secepat itu akan membuatmu susah bernapas meskipun itu adalah kekuatanmu."

"Heh, bagaimana kau yakin kalau aku kelelahan? Aku hanya sedikit ceroboh tidak melihat panah itu bisa memberikan listrik kejutan," Pietro bangkit dari posisi berbaringnya dan duduk sambil memegangi lengan tangannya yang tadi menyentuh panah itu.

"Karena aku bisa melihat pergerakanmu. Itu artinya kecepatanmu berkurang dan itu bisa karena kau kelelahan," ia mengangkat bahu dan Pietro hanya tertawa pelan. Ia benar-benar menjadi lemah diantara orang-orang yang ada disini. Didepan Tom, didepan para mutan muda disini, dan bahkan didepan pria yang sering ia panggil pria tua didepannya.

"Baru kali ini ada yang mengetahui pergerakanku selain adikku," ia menghela napas.

"Adik?"

...

"Lupakan, yang pasti tidak banyak orang yang bisa melihat pergerakanku," Pietro mencoba untuk mengalihkan omongannya, "kurasa matamu belum katarak. Kukira orang seusiamu sudah turun penglihatannya."

"Aku tidak setua itu kid. Usiaku pertengahan dua puluh."

"Hahaha, seperti aku akan percaya saja," Pietro tertawa mengejek dan tampak menghela napas. Clint menoleh kearah Pietro dan diam selama beberapa saat.

"Kau tahu jika dunia tidak seburuk yang terlihat?" Pietro menoleh dengan tatapan kaget kearah Clint. Pria itu menatapnya seolah tahu apa yang disembunyikan olehnya.

Kenapa semua orang seolah tahu apa yang ia akan lakukan dan bersikap seolah itu hal yang biasa?

"Aku tidak mengerti apa yang kau katakan pak tua. Tetapi kurasa kita harus mengawasi--" Pietro menoleh untuk mencari Tom namun tidak ada sosok anak itu berada disana membuatnya terlihat sedikit panik, "--tunggu, dimana Tom?"

.
.

Logan tampaknya tidak berhenti mencari anak angkatnya itu yang menghilang setelah kejadian bersama Tom. Ia tidak berhenti mengunjungi sekolah itu dan menanyai Charles apakah Wade kembali pada mereka. Namun, Charles mengatakan Wade tidak ada bersama mereka. Dan karena ia bukan mutan sepenuhnya, ia tidak bisa selalu melacak keberadaannya.

"Halo," suara itu membuatnya menoleh dan menemukan Tom yang tersenyum menghampirinya, "aku beberapa kali melihatmu berada di sekolah. Tetapi kau bukan guru ataupun murid."

Logan mendengar dari Charles jika ingatan Tom dihilangkan. Ia mengerti, karena jika itu tidak dilakukan, maka hanya menunggu waktu untuknya berhasil membunuh dirinya sendiri.

"Kau bisa memanggilku Logan. Dan aku hanya sedang mencari seseorang," jawabnya sambil mematikan cerutu yang ia hisap tadi, "kau Tom bukan?"

"Ah, apakah kau sama seperti Mr. Stark, Mr. Rogers, Peter, dan juga paman Clint? Maaf karena aku lupa dengan anda. Dan ya, namaku adalah Tom," Tom tersenyum dan mengangguk. Logan tampak lega melihat bagaimana wajah anak itu berbeda, tampak lebih hidup dan juga berekspresi.

"Tidak," Logan menggeleng, ia menemukan satu hal yang dikatakan oleh Charles beberapa waktu yang lalu, "aku berbeda dengan mereka. Saat aku melihatmu pertama kali, aku sudah tahu siapa kau dan orang tuamu."

...

"Eh?"

.
.

"Tony akan benar-benar membunuhku."

Clint tampak melihat sekeliling dan mencari Tom dimanapun saat ia menghilang dari taman. Meskipun Charles mengatakan jika tempat ini aman, Hydra bukanlah kelompok sembarangan. Bahkan mereka berhasil merentas Jarvis. Jadi, apa yang bisa menjadi jaminan jika Tom tidak akan diculik oleh mereka disini.

"Siapa yang akan membunuhmu?"

Clint dan Pietro menoleh mendengar suara dua orang yang datang, dan Clint bisa merasakan kematian yang dekat saat melihat Tony dan Steve yang berada disana.

.
.

"Ini dimana?"

Tom mengikuti Logan yang sudah meminta izin pada Charles untuk membawa Tom sejenak keluar dari sekolah. Tentu sebagai sahabat baik, Charles percaya pada Logan untuk menjaga Tom dan membiarkannya membawanya keluar sekolah.

Satu tempat yang ia kunjungi, makam yang familiar. Ia tidak akan membawa Tom untuk menuju ke makam Andrew, ia membawanya pada 4 nisan yang ada di depan mereka saat ini.

"Ini makam satu keluarga? Nama belakang mereka sama. Parker..."

"Mereka adalah keluargamu," Logan mengatakannya blak-blakan. Tom butuh waktu cukup lama untuk menangkap perkataan Logan sebelum menoleh pada pria itu, "sejak awal bertemu denganmu, aku sudah bisa melihat jika kau sangat mirip dengan ayahmu. Dan matamu sangat mirip dengan ibumu."

"Jadi, mereka ayah dan ibuku? Lalu siapa mereka berdua?" Tom menunjuk pada nisan bertuliskan Ben dan juga May Parker.

"Benjamin Parker dan May Parker adalah paman dan bibimu. Pamanmu meninggal sebelum ayah dan ibumu karena kecelakaan. Bahkan ayahmu ingin menamaimu dengan nama pamanmu," Logan tampak duduk di depan makam itu, begitu juga dengan Tom yang memilih untuk duduk disamping Logan.

"Jadi, namaku harusnya Benjamin Parker?"

"Begitulah."

"Tetapi kenapa Mr. Stark dan Mr. Rogers tidak menamaiku nama itu?"

"Mereka tidak tahu siapa orang tuamu. Tidak ada yang tahu tentang mereka. Aku mengenal mereka karena aku pernah bekerja dengan mereka berdua," Logan tampak hanya duduk dan tidak menatap Tom, "aku bahkan berada disamping ibumu saat dokter mengatakan jika ia akan memilikimu."

...

Tom mendengar dengan tatapan penasaran. Bagaimanapun Tony, Steve, dan Clint sangat baik padanya, namun mereka bertiga tidak pernah menceritakan tentang keluarganya. Ia kembali menatap makam itu, namun memiringkan kepalanya.

"Jadi, mereka sudah meninggal?"

"...begitulah," Logan tampak ragu mengatakannya namun mengangguk dan tampak menatap Tom.

"Hei Mr. Logan," Tom tidak begitu terlihat kaget ataupun sedih. Ia hanya tersenyum dan menatap Logan, "apakah... apakah mereka senang saat mengetahui aku akan lahir? Apakah mereka sedih karena aku tidak bisa mengenal mereka?"

Logan tampak terdiam beberapa saat sebelum menghela napas. Ia menepuk kepala Tom yang menutup matanya secara refleks.

"Mereka menunggumu datang di kehidupan mereka selama 10 tahun. Jangan pernah berpikir jika mereka tidak menginginkanmu. Dan mereka tidak akan menyalahkanmu jika kau tidak mengingat mereka," meskipun itu adalah keinginan Tom untuk melupakan semuanya. Namun, Logan tidak mengatakan hal itu.

"Apakah menyenangkan memiliki keluarga? Yang... menyayangimu," Tom bertanya dengan nada pelan dan ragu.

"Aku... tidak tahu nak," karena ia tidak memiliki keluarga sebelum ia mengadopsi Wade. Dan sekarang, bahkan ia tidak bisa mempertahankan Wade untuk tetap dengannya, "tetapi... apa yang kau rasakan saat bersama dengan Stark dan Rogers?"

"Mr. Stark dan Mr. Rogers? Memang kenapa dengan mereka?"

"Mereka menyayangimu seperti kau adalah anak mereka. Kurasa kau juga bisa merasakannya," Tom yang kali ini diam dan memikirkannya.

"Senang... sangat senang, karena mereka sangat baik padaku. Aku... aku menyayangi mereka, mengagumi mereka. Tetapi, apakah mereka benar menganggapku sebagai keluarga?"

"Ia bahkan terlihat lebih seperti orang tuamu ketimbang aku dan juga--anakku," ia hampir mengatakan nama Wade namun segera menggantinya, "kau akan bahagia dengan mereka berdua. Jadi, jangan meragukan mereka ataupun menghindar dari mereka kid."

"Aku tidak akan melakukannya," Tom menggeleng dan tertawa, "aku menyukai mereka. Begitu juga dengan paman Clint. Aku tidak akan menjauh dari sesuatu yang membuatku senang dan bahagia."

Begitu Ironi saat sebelumnya Tom bahkan tidak berpikir untuk mendapatkan kebahagiaan. Mendekatinya saja ia tidak akan merasa pantas.

"Ayo kita kembali, kurasa paman Clintmu akan beruban jika menemukan kau menghilang lebih lama lagi," Tom baru mengingat hal itu namun hanya tertawa kecil. Ia berdiri saat Logan berdiri dari tempatnya dan sedikit menepuk celananya karena ia baru saja duduk di tanah.

"Hei Mr. Logan," Logan yang sudah membelakangi Tom menoleh dari sudut bahunya, "apakah aku boleh mengunjungi mereka lagi?"

"Tentu saja, untuk apa kau meminta izinku? Mereka akan senang kalau kau mengunjungi mereka," Tom tersenyum lebar saat Logan membalas senyumannya dan menoleh pada makam itu.

"Aku akan mengunjungi kalian semua lain kali ayah, ibu!"

.
.

"Rhodey, kirimkan pasukan Iron Soldier untuk melacak keberadaan Tom. Aku ingin kau siap dalam 5 menit!"

"Hah?!"

"Tidak akan sempat Tony, aku akan pergi sendiri dan mencari Tom."

"Aku akan membantu. Aku akan menghubungi Natasha."

"Aku bisa lebih cepat dari kalian saat kalian berdebat seperti ini."

Tom dan juga Logan tampak baru saja masuk ke pekarangan sekolah saat mendengar keributan di depan sekolah. Tom bisa melihat Tony dan juga Steve serta Pietro dan juga Clint yang tampak memperdebatkan sesuatu.

"Uh... Mr. Stark? Mr. Rogers?"

Suara itu langsung membuat keempat orang yang sedang panik itu tampak menoleh dan menemukan Tom disana.

"Tom, kau darimana saja?!"

"Kau hampir membuatku serangan jantung!"

"A-ah, aku pergi dengan Mr. Logan sebentar. Aku sudah bilang dengan Mr. Charles kok," Tom tampak sedikit mundur ketika keempat orang itu tampak menghampirinya dengan cepat.

"Charles sedang pergi tadi bersama dengan pria bernama Erik."

Dan semua orang diam, sebelum menghela napas lega karena mendengar hal itu. Mereka hanya takut jika anak itu ditangkap Hydra, dan extra Clint yang merasa kepalanya akan tertancap perisai kapten Amerika jika Tom sampai menghilang saat seharusnya ia menjaganya.

"Kenapa kalian disini Mr. Stark? Mr. Rogers?"

"Ah, kami baru saja selesai mengurus semuanya sebelum kemari," Tom memiringkan kepalanya dan tampak menatap Tony dengan tatapan bingung, "apakah kau..."

Ia menggeleng dan menghela napas. Sebelum ia sedikit menunduk dan tersenyum pada Tom.

"Kau mau menjadi keluarga kami?"

Tom membulatkan matanya, tampak kaget namun keduanya tampak ragu dan khawatir anak itu akan menolak kembali.

"Maksudmu... menjadi anak kalian berdua?"

Steve dan Tony tampak mengangguk, dan Tom hanya menunduk. Keduanya semakin ragu jika anak itu akan menerima tawaran mereka.

"Aku tidak akan memaksa jika kau tidak--"

"Ya," Tom mengangguk cepat, tampak tidak menatap keduanya. Terlalu memalukan untuk terlihat cengeng didepan orang yang ia kagumi, "ya, aku mau!"

Dan semua yang melihat hanya tersenyum memperhatikan mereka. Termasuk Pietro yang hanya menghela napas sebelum ia merogoh sakunya saat ia merasakan sesuatu bergetar. Handphonenya.

...

Matanya membulat saat melihat pesan yang ia terima, senyumannya pudar begitu saja berganti dengan wajah yang pucat dan juga gugup.

"Hei nak, bagaimana jika kau--" Clint akan menoleh pada Pietro saat melihat anak itu hanya diam menatap layar handphone di tangannya, "kau tidak apa?"

"A--ah, aku... aku tidak apa."

Ia segera menyembunyikan handphonenya dan menatap Clint serta yang lainnya.

"Peter! Kau mendengarnya? Aku akan diadopsi oleh Mr. Stark dan Mr. Rogers. Aku akan menjadi anak mereka," Tom tampak menatap Pietro dan menghampirinya dengan cepat. Pietro hanya bisa diam, tersenyum miring dan mengangguk.

"Itu... bagus."

"Jika kau tidak membawa anak itu dalam minggu ini, adikmu akan berakhir menjadi mayat."

Berbeda dengan Pietro yang kekuatannya sudah bangkit, Wanda adik kembarnya belum membangkitkan kekuatannya. Ia masih sebagai eksperimen gagal yang tidak memiliki kekuatan apapun. Jika mereka melakukan apapun pada adiknya, ia tidak memiliki siapapun lagi.

Ia tidak memiliki pilihan...

Ia harus menculik Tom malam ini.

.
.

Di tempat lain, terlihat sebuah tempat yang mirip seperti rumah sakit, dua orang tampak berjalan di lorong yang remang saat seseorang muncul dan mendekati mereka.

"Dokter Killebrew..."

Suara itu seolah membuatnya sadar siapa yang ada disana meskipun kegelapan menyamarkan wajahnya. Senyuman jahat tampak terlihat dari pria yang disebut Killebrew itu, menunggu pemuda yang memanggilnya mendekatinya.

"Kau sudah membuat keputusan?" Cahaya lampu remang tampak menyinari wajah pemuda itu. Wade Wilson, tampak hanya diam dan menatap kedua orang itu.

Kurasa ini adalah satu dari sekian ide yang tidak kusukai darimu...

Kau yakin akan melakukannya?

'Aku tidak peduli,' ia menghela napas dan tampak menatap kearah pria itu, "kurasa kedatanganku sudah menjawab pertanyaanmu."

Senyuman pria itu semakin mengembang.

"Ini akan beresiko membunuhmu. Kau yakin?"

"Kau terdengar seolah peduli. Aku tahu resiko itu, dan aku tidak peduli jika ini membunuhku sekalipun," pemuda itu menghela napas, "lakukan apapun untuk menyelesaikan program X itu dengan caramu."

"Baiklah, kalau begitu mulai sekarang, aku akan menandaimu sebagai eksperimen 12," ia menepuk pundak Wade.

"Namamu, Deadpool."

.
.

Malam itu, semua orang sudah tertidur. Tony dan Steve pulang setelah mengurus kepindahan Ton dari sekolah Charles. Tentu setelah sang kepala sekolah menyetujui hal itu, mengatakan jika Tom sudah aman bersama dengan mereka. Saat Tom sedang tertidur lelap, pergerakan terlihat dari ranjang yang ada disampingnya. Dimana Pietro tampak bangkit dan bergerak dan mendekati Tom.

Ia menatap tajam kearah anak itu, tampak masih sedikit ragu untuk membawa anak itu. Namun, nasib adik kembarnya sekarang ada di tangan pemuda itu dan anak ini. Ia harus menukar anak ini dengan nyawa Wanda.

"Maafkan aku," ia menjawab lirih, tampak bergerak dan akan membawa Tom sebelum seseorang tampak membidik sesuatu kearahnya.

"Aku tidak akan melakukan itu jika aku jadi kau, nak."

...

Pietro mendengus, seolah tidak kaget jika ada orang itu disana. Ia menoleh dan menatap pria yang sekarang memegang panah dan busur yang terarah padanya.

"Kurasa kau melihatku kali ini," pria berambut cokelat itu menatap serius kearah Pietro, tampak siap dan tidak ragu untuk menancapkan panah di tangannya.

"Mr. Barton?"

To Be Continue

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top