02. Pengikut baru
Setelah dikatai cantik oleh sang pria, arwah seorang wanita yang bernama (Name) itu tiba-tiba tertawa kencang dan melayang kesana kemari dikamar Kazutora.
"Hei berhenti!"
Kazutora berniat menghentikannya, tapi saat ia mencoba memegang lengannya, jadi tembus. Keberadaan (Name) layaknya angin lalu yang siap lenyap kapan saja. Tentu saja, dia adalah arwah. Beda dunia dengan Kazutora.
Sudah beda dimensi, beda dunia lagi.g
"Apa tujuanmu datang kemari?"
(Name) berhenti melayang dan memperingatkan Kazutora untuk diam.
Kazutora hanya melongo menyaksikan si arwah yang tiba-tiba mendekati pintu kamarnya.
"Dia ada disini." Ujarnya lirih.
"Maksudmu?"
"Hantu tante-tante yang mengikutimu."
Kazutora bergidik ngeri, oh astaga sejak kapan dia jadi bisa melihat hantu?
Gubrakk!!
"Sudah kubilang pergi sana obaa-san!" Teriak (Name) setelah menggebrak pintu Kazutora dari dalam.
"Hahhh?! Pria ini bukanlah mantanmu! Ayo cari orang lain saja!"
Kazutora cengo, ini setan ngomong apa?
Namun tiba-tiba lampu kamarnya menyala, beberapa detik kemudian mati lagi, nyala mati nyala mati berulang kali.
Kazutora mulai panik, pandangannya beralih ke (Name) yang mengeluarkan aura hitam. Mungkin inilah yang menjadi penyebab konsletnya listrik.
"Ne obaa-san, aku ini petarung handal loh. Aku tidak peduli meski kau sudah mati begitu lama, aku bisa membuatmu mati dua kali!" Ancam (Name) dan Kazutora masih dalam pose cengonya.
Tiba-tiba lampu kamar Kazutora menyala.
"Hah.. selesai. Dia sudah pergi." (Name) berbalik menatap Kazutora yang kebingungan.
"Jadi.. kau ini seorang arwah?" (Name) mengangguk.
"Petarung handal?" (Name) nyengir.
"Itu bohong hehe."
Kazutora sweetdrop, lalu ia memasang wajah serius.
"Kenapa kau kemari? Hanya mengusir hantu tadi? Tapi kenapa?" Tanya Kazutora beruntun.
"Heh.. kalau dibiarkan tante-tante tadi bisa menyerap energimu. Kau pasti tahu kalau hantu itu menyerap energi manusia!"
"Tapi kau juga hantu."
"Benar juga."
Kazutora kembali cengo, "Sebentar, sepertinya aku menyimpan jimat pengusir hantu disini."
(Name) panik saat Kazutora mencoba mulai mencari sebuah jimat.
"Eh matte! Matte!"
Dan, clingg!!
Arwah (Name) hilang begitu saja, sebelum Kazutora menemukan jimatnya. Mungkin dia takut.
Kazutora duduk diranjangnya, ia mendesah pelan, "Ada apa dengan hari ini? Aku mabuk kah?"
Pria itu memijat pelipisnya, pening rasanya.
Kemudian ia berniat tidur agar dapat melupakan kejadian hari ini.
***
Keesokan paginya, Kazutora berangkat pagi-pagi sekali. Seperti permintaan Chifuyu, rekannya.
Pria itu memilih jalan kaki sebab jarak rumah dan pet shopnya dekat.
"Hari yang cerah ya."
"Geh?!" Kaget Kazutora akan kemunculan (Name).
"Kau mau kemana?"
"Kenapa kau muncul disini?" Padahal ini masih pagi.
Jadi, Kazutora benar-benar bisa melihat hantu. Kejadian kemarin bukanlah rekayasa.
"Dan lagi, kenapa kau terus mengikutiku?"
"Kenapa ya...?" (Name) melayang ke depan Kazutora, "Karena, kau tampan."
Bukannya blushing atau apa, Kazutora malah memasang wajah tertekan.
"Wah tatto yang keren!" Kagum (Name) pada tatto harimau yang tercetak jelas dileher Kazutora.
"Oh ya, siapa namamu?"
"Kazutora Hanemiya."
"Kazutora-kun ya.. walaupun penamilanmu norak seperti ini ternyata penggemarmu banyak juga." (Name) memuji sekaligus menghina Kazutora.
"Dakara, kenapa kau terus mengikutiku?" Perempatan imajiner muncul didahi Kazutora, dia berhenti sebentar.
"Sudah kubilang karena kau tampan." Kazutora semakin geram, "Tapi tenang saja, aku tidak akan mengganggu kok!"
"Tidak darimananya?!"
Tanpa mereka sadari, orang disekitar memandang aneh pada Kazutora yang seolah sedang berbicara sendiri.
"Dia gila kah?"
"Sepertinya."
"Perlu ku panggilkan 999?"
"911 bodoh!"
Bisik-bisik itu sampai ke telinga Kazutora, pria itu jadi buru-buru pergi dengan sedikit berlari cepat sampai ke pet shop.
"Oh, Kazutora. Kau sedikit terlambat." Tegur Chifuyu yang sudah berbalut apron bergambar jejak kaki kucing.
"Gomen." Kazutora ngacir ke belakang dan memakai apronnya.
Grrr.. Woof! Woof!
"Huwaaaa tolong!!" (Name) tiba-tiba lari dan sembunyi dibelakang tubuh Kazutora, "Mereka menyeramkan!"
"Kau disini?!" Kaget sang pria.
"Kenapa mereka terus menyalak padaku?" Tunjuk (Name) pada beberapa anjing yang ada dirak penyimpanan hewan.
"Mereka mungkin menyukaimu."
"Heh, uso!" (Name) memegang kemeja belakang Kazutora erat.
"Tunggu, kau bisa menyentuhku?"
"Itu karena aku mengizinkanmu!"
"Heh.. bisa seperti itu juga.." Batin Kazutora, pikirnya arwah yang satu ini berbeda sekali dengan yang lain.
"Oi Kazutora, kau.. ngomong sama siapa?" Tanya Chifuyu yang daritadi mengamati Kazutora dari kejauhan.
Pria undercut itu sedikit melongo melihat rekannya yang berbicara sendiri disamping rak hewan.
Kazutora jadi gelagapan.
"Ah yah.. dengan dia!" Tunjuk Kazutora ke salah satun anak anjing, "Hari ini kau imut sekali ya inu-chan, ayo makan makananmu! Kalau tidak aku akan membunuhmu! Dan kau Chifuyu, jangan bermalas-malasan!"
"Hah?! Kau ini kenapa sih? Aneh banget." Kejut Chifuyu.
Selang beberapa waktu ada pelanggan yang datang, bukan satu tapi rombongan.
Kazutora dan Chifuyu melayani mereka dengan ramah.
Chifuyu tengah duduk dimeja kasir dengan dikelilingi beberapa wanita muda. Sedangkan Kazutora sibuk mengurusi beberapa kucing yang dipesan pelanggan.
"Ano otoko, temanmu ya? Dia sangat tampan!"
Kazutora memekik kaget sebab kemunculan (Name) yang tiba-tiba duduk diatas rak kucing.
Hampir saja ia membanting anak kucing yang tak bersalah dari gendongannya.
"Kau masih disini lagi." Geram si pria.
"Habisnya aku suka mengikuti pria tampan, ah! Apa jangan-jangan kematianku ada hubungannya dengan pria tampan ya? Kyaa ini misteri!" Pekik (Name) kegirangan.
"Maksudmu? Kau tidak mengingatnya?"
(Name) mengangguk santai, lalu wanita itu mengayun-ayunkan kakinya.
"Kau tahu, aku hidup gentayangan seperti ini selama 5 tahun. Dan yang ku ketahui cuma namaku (Name), dan itu karena aku meninggalkan dompet disaku. Aku tidak mengingat siapa orang tuaku, temanku, bahkan kekasihku!"
"Hah, kau punya kekasih?" Tanggap Kazutora seperti meremehkan.
"Siapa tahu! Lihat ini! Aku hidup selama 5 tahun hanya memakai hoodie kucel ini! Dan lagi aku sering mencuri makanan untuk persembahan." Sedih (Name).
"Bagaimana kalau nanti aku mati kelaparan?!"
"Kau sudah mati." Kazutora mengingatkan.
"Aku selalu berusaha mencari penyebab kematianku, tapi secuil saja aku tak mengingatnya. Jadi, tolong Kazutora-kun.."
"Bantu aku ya!" (Name) menatap penuh harap pada Kazutora, "Mungkin aku bisa pergi ke alam baka dengan mengingat kematian sesuatu, ya ya bantu aku!"
"Tidak mau."
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top